Juli pun, terdiam sambil berdiri di hadapan Edgar. dia tidak bisa berkata-kata lagi saat ini saat melihat Edgar menatap nya tanpa berkedip sedikit pun. Juli menundukkan wajahnya saat ini.
"Apa? kau tau bagaimana cara nya meminta maaf dengan baik."ucap Edgar.
Juli, langsung memposisikan diri terduduk di hadapan Edgar. yang kini berdiri tapi saat Juli hendak meraih kaki Edgar, pria itu langsung mengangkat tubuh nya untuk berdiri.
"Apa? yang kamu lakukan heuuhh!"ucap Edgar yang langsung mendarat kan ciuman kasar di bibir seksi milik Juli.
Edgar, menyesap dan menggigit kecil bibir itu yang kini memberikan balasan. seperti yang di inginkan Edgar saat itu. Juli dan Edgar pun berciuman hingga beberapa detik kemudian mereka berdua melepaskan ciuman tersebut.
"Sekarang apa? kamu mengerti bagaimana cara nya meminta maaf dengan baik bukan. siapkan baju ganti di kamar kita! setelah mandi aku akan langsung kesana.aku juga ingin kau sudah selesai mandi setelah aku sampai di sana."ucap Edgar.
"Baiklah tuan."ucap Juli.
Dia, langsung bergegas menuju kamar yang di sebut kan Edgar saat itu sebagai kamar mereka.
Sesampainya di sana, Juli langsung bengong melihat ruangan itu telah di sulap menjadi kamar termegah yang Juli impikan setelah menikah dulu itu cita-cita nya bersama sang kekasih.
Juli, langsung masuk dan memasuki walk in closed semua sudah tertata rapi baju-baju untuk nya dan untuk Edgar.
Juli, hanya bisa bergumam dalam hati. setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi setelah menyiapkan piyama tidur untuk pasangan dan milik Juli langsung di bawa ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Juli keluar dari dalam kamar mandi. dia tidak terlihat menggunakan baju seperti yang kini Edgar kenakan.
Edgar, yang sedari tadi menunggu nya dia langsung bertanya.
"Apa? kau tidak memiliki baju hingga memilih menggunakan bathrobe."ujar Edgar.
"S saya,, s sudah."ucapan Juli terpotong kala Edgar, melepaskan tali bathrobe dan Juli langsung menutup bagian dadanya yang jelas setengah terbuka.
Jul, memejamkan mata nya karena Edgar. berulang kali menelan Saliva nya saat melihat keindahan tubuh Juli.
Edgar, langsung membawa Juli kedalam dekapannya dan saat itu terjadilah peristiwa yang membuat Juli merasa seperti seorang pel**r.
Kehormatan, yang selama ini dia jaga sudah hilang sebagai pembayaran hutang yang dia pinjam saat itu.
Juli, masih menangis dalam diam setelah hubungan itu selesai.
Edgar, kini terlelap di samping Juli. sambil memeluk wanita yang sudah berhasil menghangatkan ranjang nya.
Sementara, Juli masih setia dengan tangis nya. hingga pagi menjelang.
Juli, berhenti menangis saat itu dia langsung bergegas menuju kamar mandi dan mengunci diri di sana.
"Bahkan, Juli sempat berniat untuk mengakhiri hidupnya saat ini tapi bayangan putra nya melintas di pikiran nya.
Juli, kembali menitikkan air mata nya saat ini.
Tepat, pukul enam pagi. Juli keluar dari dalam kamar mandi. dia berendam selama satu jam dan setelah menyelesaikan mandi nya.
Juli, langsung bergegas keluar untuk berpakaian dan langsung menyiapkan baju untuk Edgar.
Saat ini, Juli tidak ingin terlihat rapuh di hadapan Edgar.
Semua, bukan sepenuhnya kesalahan Edgar. karena dirinya lah yang sudah berani mengambil resiko, dan dia harus menanggung dosa itu sendirian.
"Tuan, ini sudah pagi."ucap Juli, yang melihat pria tampan yang tidak sesuai usia nya itu masih meringkuk di dalam selimut.
Edgar, tidak kunjung membuka mata. sehingga Juli mendekat kan kepala nya. bermaksud ingin berbisik.
Tapi, tiba-tiba Edgar membalikkan wajah nya tangan nya melingkar di pinggang Juli. dan menariknya saat itu juga Edgar memberikan morning kiss yang cukup lama.
Sehingga Juli hampir kehabisan oksigen.
"Sudah ku bilang berlakulah seperti istri ku! setiap waktu sebagai mana yang sudah kita sepakati."ucap Edgar, tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Juli hanya terdiam dalam posisi masih berbaring, dan Edgar melewati tubuh nya untuk beranjak pergi ke kamar mandi.
Juli, hanya bisa meneteskan air mata."dia bilang istri,, heuhhhhh sungguh pria menyebalkan"ucap Juli lirih.
Juli pun duduk di sofa sambil menunggu Edgar yang masih mandi.
Edgar pun keluar dari kamar mandi, dia kini tengah berdiri menatap Juli. sambil mengusap rambut nya dengan handuk kecil.
Juli, berdiri dan langsung membantu Edgar. berpakaian saat dia hendak mengancingkan kemeja yang kini di kenakan oleh Edgar pria itu meringis.
"Pelan sedikit, apa? kamu tidak merasa bersalah sedikitpun."tanya Edgar. sambil menatap lekat wajah cantik Juli. yang sangat alami tanpa polesan make up.
"Apa?.... kesalahan yang saya lakukan tuan."ucap Juli datar.
"Owh ya ampun, apa? semalam kamu tidak menyadari nya! atau pura-pura, tidak sadar. kamu sudah mencengkeram kuat punggung ku! hingga terluka bekas cakaran elang."ucap Edgar. sengaja menggoda karena melihat wajah Juli yang terlampau datar.
"Maaf kan saya tuan, saya akan membayar biaya perawatan luka itu. anda tinggal masuk kan kedalam kuitansi yang harus saya bayar."ucap Juli lurus.
Edgar, langsung menyentuh tangan Juli dan menggenggam nya kuat.
"Apa? kau pikir aku kekurangan uang. hingga kau meremehkan ku!."ucap Edgar pelan tapi penuh penekanan.
"Tidak, begitu tuan maksud saya."ucapan Juli terhenti saat Edgar pergi begitu saja meninggalkan Juli yang kini mematung.
"hiks hiks hiks.... Maaf kan aku tuhan,, aku sudah menjadi pendosa selama ini."gumamnya lirih.
Sementara itu, Edgar sudah selesai dengan pakaian nya. dia menggunakan pakaian itu di kamar pribadi nya.
Edgar, turun ke bawah dan menghampiri meja makan. tapi tidak menemukan Juli saat ini.
Edgar , mengepalkan tangannya dan langsung bergegas menuju kamar Juli.
Sesampainya, di sana terlihat wanita itu tengah terduduk di samping sofa. tempat nya di lantai sambil membenamkan wajahnya di atas lutut beralas telapak tangan.
"Aku, tau itu sulit untuk di terima. tapi kenapa?..kau mengajukan permohonan itu saat kau membutuhkan uang! aku kira kau seorang janda, atau semacamnya. itulah kenapa? sedari awal aku bertanya pada mu andaikan saja aku tau bahwa kau adalah gadis beranak mungkin aku akan menikahi mu lebih dulu. tapi semua sudah terjadi aku hanya bisa minta maaf."ucap Edgar.
"Tuan, anda tidak bersalah karena hanya aku yang telah melakukan kesalahan. hanya karena ingin menyelamatkan nyawa putra ku!aku rela melakukan apa pun. sekarang sebaiknya lupakan saja! anggap saja aku wanita nakal yang anda temui di jalanan."ucap Juli. sambil menghapus air mata nya dengan kasar.
Sementara, Edgar diam mematung ada rasa sakit, saat ini yang menyesakkan dada.
Edgar, sebenarnya bukan pria berengsek. yang bisa seenaknya memperlakukan wanita seperti itu.
Edgar, adalah pria baik-baik. meski selama ini dia menahan rasa sakit atas penghianatan yang dilakukan oleh istrinya sendiri.
Dan, alasan kenapa?... dia ingin memiliki Juli. dengan cara seperti itu adalah agar wanita yang telah mengandung putra nya itu tidak akan pernah pergi dari sisi nya. untuk selamanya.
Tapi, dia belum bisa mengungkapkan itu saat ini dia takut Juli. akan pergi membawa putranya itu.
Dan, satu lagi! Edgar berharap Juli akan kembali hamil.
Setelah, semalam pria itu menanam benih nya di rahim Juli. dia akan segera menikah dengan Juli bila itu terjadi.
Edgar akan punya alasan yang kuat.
Juli, turun di ikuti Edgar dari belakang.
Juli, mencoba bersikap biasa-biasa seperti tidak terjadi apa-apa.
...🌹💖💖💖🌹...
Dua hari, telah berlalu semenjak kejadian itu Edgar, tidak lagi menyentuh Juli. meski dia ingin karena Edgar, tidak ingin Juli semakin membencinya nanti.
"Aku akan pergi keluar negeri, untuk beberapa waktu. aku harap kau tidak pergi kemana pun selama aku tidak ada. semua mata mengawasi mu di sini."ujar Edgar.
"Apa? yang harus aku siapkan."ucap Juli singkat.
"Tidak perlu, karena asisten ku sudah menyiapkan semuanya. kau hanya perlu tersenyum sebelum keberangkatan ku besok."ujar nya.
"Baiklah tuan."ucap Juli. sambil hendak berlalu dari kamar pribadi Edgar saat ini.
"Temani aku tidur di sini untuk malam ini."ucap Edgar. tapi Juli tidak merespon.
"Aku, janji tidak akan menyentuh mu. kecuali kamu sendiri yang menginginkan nya!"ucap Edgar.
"Sebaiknya kita tidur di kamar itu."ucap Juli. yang masih enggan untuk berada di dalam kamar pribadi milik Edgar.
"Pria itu, sudah berusia matang pasti memiliki masalalu di sana. dan Juli tidak ingin merusak kenangan Edgar. bersama siapapun itu.
Edgar, akhirnya mengalah dan pergi begitu saja mengikuti Juli ke kamar mereka berdua seperti ucapan Edgar. saat pertama kali membawa nya ke sana.
Sesampainya di kamar, Juli langsung membersihkan wajah nya di dalam kamar mandi setelah terlihat segar dia langsung keluar. saat hendak mengeringkan wajah nya tangan Edgar melingkar di perut bawah nya.
"T tuan"ucap Juli terbata.
"Biarkan seperti ini, mungkin aku akan sangat merindukan malam ini. jika kelak aku tidak kembali. aku harap kamu akan tetap disini bersama dengan putra kita nanti"ucap Edgar, tanpa sadar.
"Putra, maksud? anda."ujar Juli heran .
"Aku tidak menggunakan pengaman saat berhubungan dengan mu. aku harap kamu tidak akan pernah mengugurkan kandungan mu, jika kelak ada janin yang tumbuh di sini. karena aku sudah membuat surat wasiat, untuk kalian kelak jika aku tidak kembali lagi."ujar Edgar sendu.
"Apa? yang anda katakan tuan, aku tidak mau itu jika anda sendiri pergi meninggalkan ku. apa? yang harus aku katakan pada anak kita kelak, jangan buat aku lagi-lagi menanggung beban sendirian."ucap Juli tanpa sadar mengiyakan permintaan Edgar.
"Aku, janji akan kembali! tapi jika tidak semua ini akan menjadi milik mu dan anak-anak mu terutama anak kita."ucap Edgar. yang kini menuntun Juli ke atas ranjang.
Dan, lagi-lagi tanpa sadar mereka kembali larut dalam buaian nafsu surga dunia. tapi kali ini tidak ada tangis pilu melainkan kenikmatan dunia yang mereka dapatkan.
Keesokan, hari nya pagi-pagi sekali Juli sudah membantu Edgar bersiap.
Dia, sendiri yang menyiapkan sarapan pagi untuk Edgar.
Saat ini, Juli juga pamit untuk mengunjungi putra dan juga ibunya. Edgar sempat melarang nya tapi saat melihat ekspresi sedih dari wajah Juli, akhirnya Edgar terpaksa memberikan ijin.
Tapi, dengan satu syarat bahwa dia harus di kawal oleh sopir dan dua orang bodyguard bukan apa-apa. Edgar tidak ingin wanita nya kenapa-napa.
Juli, pun menerima nya meski sebenarnya tidak ingin itu. tapi Edgar tidak memberikan pilihan pria itu tidak terbantahkan lagi.
Mereka pun berpisah, Edgar pergi dengan alasan ke luar negeri padahal saat ini dia tengah menuju rumah sakit. untuk melakukan pengecekan dan juga untuk memastikan kondisi nya saat ini apa? sudah siap untuk melakukan pendonoran.
Setelah, dua hari lebih akhirnya kini Edgar, sudah dinyatakan siap. begitu juga dengan Jerry, keduanya masuk ruang operasi.
Bersamaan dengan bed pasien masing-masing.
Edgar, menggenggam tangan Jerry. semua itu untuk memberikan kekuatan pada putranya itu dan dokter pun menyetujui nya.
Hingga, keduanya sudah tak sadarkan diri. saat ini operasi pun dimulai.
Saat itu juga, mereka berdua tak pernah tau apa yang akan terjadi nanti. yang mereka tau adalah harapan untuk kesembuhan.
Sementara, Juli yang baru tahu hari ini adalah operasi dadakan untuk putra nya dia syok dan langsung berlari menuju pintu ruang operasi. sesampainya di rumah sakit tersebut.
Juli, sempat ingin menjerit marah tapi kembali lagi ia tersadar bahwa semua yang mereka lakukan untuk kebaikan putra nya.
Juli, duduk dan berjalan bolak-balik seperti setrikaan.
Operasi, yang berjalan sangat lama itu membuat nya sangat khawatir.dia terus melapal kan do'a dalam hati, semoga semua baik-baik saja.
Hingga, operasi itu selesai di lakukan, Lampu pun dimatikan. tida lama terlihat seorang dokter cantik dan beberapa perawat keluar sambil mendorong kedua ranjang pasien tersebut bersama peralatan yang masih menempel di tubuh mereka berdua.
Juli, begitu terkejut ternyata yang mendonorkan sumsum tulang belakang tersebut adalah Edgar.
Pria, yang dua hari lalu pamit pergi ke luar negeri. itu kini berbaring tak sadarkan diri bersama dengan putra semata wayang.
"Bagaimana? operasi nya dok."tanya Juli.
"Operasi nya berjalan lancar, semua berkat pertolongan yang maha kuasa."ucap sang dokter.
"Iya dokter, terimakasih atas semua upaya yang telah dokter lakukan."ujar Juli.
Setelah, mereka dipindahkan ke ruang ICU. untuk memantau perkembangan pasca operasi.
Juli pun duduk di luar ruangan tersebut, seseorang datang menghampiri nya.
"Apa? dia ayah biologis putra mu Juli."ujar dokter spesialis anak yang selama ini mendampingi nya.
"Tidak, Dok dia hanya orang asing. aku bahkan tidak mengenal nya."ucap Juli.
"Kau, ini bodoh, atau memang tidak perduli. coba lihat kemiripan mereka, dan satu hal yang harus kamu ketahui Juli. hanya keluarga kandung yang bisa memberikan donor sum-sum tulang belakang itu pun masih harus lolos seleksi apa kah gen mereka benar-benar cocok atau tidak."ucap dokter itu.
Tapi, karena Juli masih dalam keadaan kalut dia tidak terlalu merespon ucapan dokter itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments