Tiga tahun berlalu sejak merayakan ulang tahun pertama nya, pertumbuhan Jerry tidak pernah ada kendala hingga tahun ke empat Juli memeriksa kan putra nya itu kesebuah rumah sakit.
Karena melihat kondisi putra nya yang tampak pucat dan sering demam tinggi kadang di tubuh nya terdapat lebam padahal tidak pernah terjatuh dan sebagainya.
Juli, memeriksa kan keseluruhan bagian tubuh putra nya saat lewat dokter yang selama ini selalu memeriksa kondisi putra nya itu jika sedang demam.
Setelah dilakukan pengecekan ulang ternyata Jerry mengidap kanker darah stadium satu dan itu terlambat disadari oleh Juli. karena kesibukan nya mencari nafkah untuk kelangsungan hidup mereka.
Juli, langsung pingsan ketika mendengar penuturan dokter. padahal saat itu dia sedang memangku putra semata wayangnya itu.
Dokter dan suster pun langsung menolong mereka berdua dibawa nya ke atas ranjang tepat pemeriksaan Juli berbaring di sana sementara Jerry di gendong oleh suster yang ada di ruangan itu.
Jerry, menangis histeris kala melihat sang ibu tak sadarkan diri saat ini dokter terlihat sedang memeriksa kondisi Juli dengan sangat hati-hati.
Setelah Juli, sadar dia langsung bangun dan memeluk putra semata wayangnya itu, Juli tidak berhenti menangis hingga dokter menghampiri nya dan merangkul bahu nya.
Dokter itu, merasa iba pada Juli, setelah hampir empat tahun mengenal Juli. karena dia sendiri yang selalu memeriksa kondisi Jerry hingga mereka bisa akrab dan Juli sempat bertukar cerita dengan dokter itu.
"Juli sebaiknya kamu pulang dulu ke rumah, biarkan putra mu di sini, aku janji akan merawatnya dengan baik kau tidak usah pikir kan masalah biyaya untuk saat ini lebih baik kamu pulang dan beritahu keluarga mu dan jika mungkin cari tahu siapa ayah kandung nya karena untuk pengobatan putra mu membutuhkan hubungan keluarga! dia butuh donor lebih cepat lebih baik karena kemoterapi tidak menjamin seratus persen"ujar sang dokter.
"Dokter, aku sudah tidak punya siapa-siapa selain ibu angkat ku keluarga ku sudah lama membuang ku, bahkan mereka tidak pernah mencari keberadaan ku lalu aku harus pulang kemana untuk meminta bantuan mencari siapa ayah dari putra ku ini itu adalah hal yang mustahil saat ini apa tidak ada cara lain nya untuk menyelamatkan putra ku"ujar Juli.
"Selain kemoterapi, tidak ada jalan lain lagi tapi itu hanya bisa menahan sel kanker untuk sementara bukan nya aku meragukan tindakan medis tersebut, tapi kebanyakan itulah yang terjadi"ucap dokter itu.
"Apa, aku tidak bisa menjadi donor untuk putra ku"ucap Juli lagi.
"Dayang nya sempel yang tadi kami ambil tidak cocok jadi seratus persen keyakinan ku adalah ayah, atau salah satu anggota keluarga nya Jerry Yang bisa menjadi donor untuk putra mu"penjelasan sang dokter sungguh membuat Juli merasa sangat sulit saat ini jangan kan mencari hal yang tidak mungkin bagi nya yang mudah saja dia belum tentu bisa.
Akhirnya, Juli memutuskan untuk merawat putra semata wayangnya di rumah sakit itu.
Untuk sementara waktu biyaya ditanggung oleh dokter yang selama ini selalu memeriksa kondisi Jerry.
Dia adalah dokter spesialis anak yang baik hati terhadap Juli dan yang lain nya. dokter itu hanya ingin meringankan beban Juli dia tau Juli adalah seorang singgel Peren bahkan gaji dari beberapa pekerjaan nya yang selama ini dia jalani hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah memastikan keadaan putra nya aman dalam perawatan dokter spesial kangker.
Juli pun meminta bantuan kepada ibu angkat nya untuk menemani putra nya di rumah sakit itu.
Saat ini dia berencana untuk pulang ke rumah orang tua kandung nya untuk meminta bantuan mencari ayah kandung Jerry. ia tau saat ini hanya mereka yang mampu menolong nya.
Juli pun akhirnya pergi menuju ke tempat asal nya dulu yang berbeda di luar kota tersebut.
Sesampainya di sana, dia hanya bisa mendapatkan kenyataan pahit karena kedua orang tua nya menolak untuk kedatangan nya, jangan kan memberikan bantuan mereka bahkan menolak kehadiran Juli di sana.
Setelah empat tahun berlalu mereka masih tetap kekeuh dengan pendirian nya membuang Juli untuk selamanya.
Apa lagi setelah mendengar bahwa cucu yang tidak pernah mereka harapkan karena terlahir dari sebuah kesalahan mereka semakin membenci keduanya.
Juli, berjalan gontai keluar dari gerbang rumah yang dulu menjadi istana nya.
Hatinya, begitu perih mendapatkan penolakan dari keluarga nya sendiri yang dulu teramat sangat menyayangi nya, karena dia adalah putri satu-satunya di keluarga itu.
Dia hanya punya satu orang kakak laki-laki yang kini tinggal di Paris. dia jarang pulang selama lima tahun ini dia bahkan mengira Juli baik-baik saja seperti kebohongan orang tuanya yang mengatakan bahwa Juli sudah menikah dan dibawa suaminya tinggal di luar negeri.
Tidak ada kecurigaan apa pun dari kakak nya itu.
Juli yang mengetahui hal itu dia tidak ingin berbuat apa-apa, biarlah kakak yang selama ini selalu menjaga nya tidak mengetahui hal itu dia tidak ingin menghancurkan hubungan baik di antara mereka. cukup dirinya yang sampai saat ini terbuang dari keluarga.
Setelah itu, Juli mendatangi rumah sakit yang dulu telah membuat Juli menanggung beban derita hingga saat ini meski dia juga bersyukur karena telah diberi seorang putra yang selama ini jadi penyemangat hidup nya untuk terus tetap bertahan dari hidup keras yang ia jalani selama ini.
Juli, sengaja mencari informasi tentang pria yang saat itu melakukan proses inseminasi.
Tapi sayang, semua informasi itu sudah tidak ada lagi dan terkesan sudah ada yang menghapus jejak nya.
Juli bahkan diberitahu oleh staf rumah sakit itu bahwa dokter itu telah di pecat sejak saat itu.
Juli, hanya bisa pasrah dengan derai air mata yang tak kunjung usai saat ini.
Dia akan mencoba sekuat tenaga untuk menyembuhkannya sepulang dari kota kelahirannya itu.
Setibanya di rumah Juli langsung mencari kerja lagi bahkan dia tidak menghiraukan keadaan diri sendiri, dia benar-benar bertekad untuk mencari uang demi kesembuhan putra nya itu.
Juli pun terus berjuang kesana kemari untuk mendapatkan uang karena tidak sedikit biyaya yang harus ia keluarkan.
Siang hari Juli bekerja di cafe malam hari bekerja di club malam. hingga jam dua dini hari pekerjaan nya mengantar kan minuman ke setiap ruangan VVIP, tak jarang dia diminta untuk menemani mereka minum tapi Juli menolak keras setiap ajakan yang datang.
Hingga pagi tiba, dia kembali ke rumah sakit untuk menemui putra tercinta nya ia tidur sambil memeluk putra nya setiap pulang kerja dokter yang sudah lama berteman dengan Juli merasa prihatin dengan kondisi ibu dan anak itu, dia sempat menawarkan untuk menikah dengan nya meski jadi istri kedua, tapi Juli menolak.
...🌹💖💖💖🌹...
Satu tahun sudah, Juli berjuang keras tapi hasil nya masih sama, bahkan kondisi putra nya Jerry semakin parah, saat ini dia berulang tahun yang ke lima.
Juli, menguatkan hati membawa sebuah kotak berisi cake cokelat paforit nya. dengan hiasan foto Hero paforit nya yaitu kapten Amerika.
"Sayang mommy selamat ulang tahun"ucap Juli, sambil tersenyum dipaksakan karena sebelum masuk dia sedang menangis sesenggukan.
Di luar ruangan bersama dokter yang selama ini mendampingi nya saat dia masuk terlihat Jerry, tengah berbaring lemah menatap ke arah nya.
Tak bisa di bayangkan betapa hancur nya hati Juli, setiap kali dia melihat keadaan Jerry, air mata nya selalu mengalir setiap hari saat dia berada di sana.
Walaupun semua itu berusaha terus ia sembunyikan dari putra nya, dia harus berusaha tegar dan tersenyum manis di depan putra nya itu.
"Nyonya, dokter meminta anda untuk menemuinya dari kemarin tapi anda tidak bisa di hubungi"ucap perawat yang selalu berada di sisi Jerry, selama dua puluh empat jam.
"Saya lupa mengisi baterai handphone saya kemarin, setelah ini saya akan menemui nya"kata Juli.
"Sayang,,, ayo tiup lilin nya jagoan mommy, mommy juga bawakan kado spesial untuk mu"ucap Juli yang kini membawa Jerry ke atas pangkuan nya.dengan sangat hati-hati.
Dua tahun sudah kini Jerry berjuang melawan penyakitnya, semangat nya adalah sang mommy, yang selalu berjuang keras untuk kesembuhan nya.
Jerry, bahkan tidak pernah rewel sekalipun dia sedang menahan rasa sakit nya dia selalu mencoba untuk tersenyum kepada mommy nya, walaupun Juli sangat mengetahui hal itu dia merasa sangat hancur, bagaimana bisa anak seusia Jerry bisa bersikap seperti orang dewasa ditengah ia merasa kan sakit.
Hingga ia menyuapi putranya itu sepotong cake dia terus menerus menguatkan hati agar tidak menangis. hari ini dia mengajukan cuti dari cafe tempat ia bekerja.
Dia, ingin menemani putra nya di hari spesial nya bersama dengan Jerina yang selalu menemani putra nya selama ini wanita itu tidak kenal lelah meski dia sudah tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas.
Juli pamit sebetar untuk menemui dokter yang selama ini menangani penyakit putra nya itu, sesampainya di ruangan dokter itu Juli langsung dipersilahkan oleh nya untuk duduk.
Mereka, membahas kondisi Jerry yang semakin memburuk karena kemoterapi yang di jalani oleh Jerry, tidak membutuhkan hasil.
Harapan terakhir yang harus di lakukan Juli adalah mencari donor sum-sum tulang belakang yang cocok dengan Jerry, dan itu hanya bisa di dapat kan dari sanak keluarga Jerry termasuk ayah kandung nya sendiri.
Juli, hanya memiliki waktu hingga dua bulan untuk itu. jika lebih dari itu maka Jerry, tidak akan tertolong.
Juli, yang mendengar kenyataan pahit itu dia menangis sejadinya di ruangan dokter tersebut beruntung sahabat nya selalu berada di samping nya saat Juli membutuhkan nya sekedar untuk berbagi kesedihan seperti saat ini.
Juli, kembali ke dalam ruangan putra nya saat ini dia sudah terlihat baik-baik saja walaupun di paksakan demi putra nya yang kini masih menikmati kue paforit nya itu.
"Mom... cake nya enak aku suka, boleh? aku minta lagi besok dan besoknya lagi, sebelum aku tidur"ucap Jerry, yang langsung membuat Juli berhenti bernafas untuk sesaat.
Mendengar kata tidur, Juli tidak sanggup mendengarnya selama ini dia sangat takut putra nya tidak bangun lagi setelah tidur.
Bahkan, Juli selalu terjaga demi menunggu putra nya bangun agar ketakutan akan kepergian putra nya itu tidak benar-benar terjadi.
Juli yang menahan tangisnya dia hanya bisa mengangguk saat ini.
Sementara itu, Edgar sedang berada di kota yang sama dengan Juli, dia sedang melakukan peninjauan terhadap anak cabang perusahaan nya.
Edgar, yang sudah bercerai lama dengan Angela, yang ketahuan berselingkuh dengan dokter pribadi yang yang selama ini mengobati nya.
Malam itu, dia baru kembali dari tempat meeting di tengah jalan ia mengerem mendadak saat melihat seseorang perempuan tengah berjalan di tengah jalan.
Edgar langsung menarik wanita itu dengan cepat kilat karena hampir saja tertabrak oleh mobil yang melintas saat itu.
Juli, hanya terus menangis tanpa henti hingga, Edgar membawa nya kedalam mobil dan tiba-tiba memberikan pelukan untuk menenangkan wanita yang sama sekali tidak di kenal nya. entah kenapa? Edgar bisa melakukan hal itu seperti ada magnet yang menarik nya untuk bisa menenangkan wanita tersebut.
Setelah, kondisi Juli sedikit tenang, akhirnya Edgar memberikan pertanyaan.
"Siapa nama mu nona, dan kenapa?... kamu nekad ingin bunuh diri"ujar Edgar.
Juli, masih terdiam tanpa kata dia tidak bisa berkata-kata, karena teramat sangat sedih melihat keadaan putra nya itu.
"Aku ingin mati saja, jika nyawa putra ku tidak tertolong lagi"ucap Juli di akhiri tangis pilu, Edgar kembali mendekap erat Juli mengelus punggung wanita itu.
"Apa ada yang bisa ku bantu"ujar Edgar lagi.
Tiba-tiba saja Juli langsung berkata dengan penuh permohonan.
"Tuan tolong pinjamkan aku uang , aku janji akan membayar nya meski harus menjadi penghangat ranjang mu! meski aku harus bekerja untuk mu seumur hidup ku! tolong selamatkan putra ku,, aku tidak ingin kehilangan nya dia adalah separuh nyawa ku,, tuan aku mohon! dengan uang itu aku bisa mencari pendonor untuk putra ku"ucap Juli Edgar terdiam sejenak mencerna kata-kata Juli.
Mereka pun akhirnya berbicara dengan serius, hingga Edgar memutuskan untuk mengantar Juli pulang tapi Juli menolak karena, Edgar tidak menyanggupi pinjaman yang sudah di pinta oleh Juli.
Saat ini Juli berniat untuk turun dari mobil, tapi kemudian Edgar menahan nya.
"Kita, bicarakan lagi besok sore, ini kartu nama saya besok kamu bisa datang ke rumah saya tapi sekarang sebaiknya anda pulang biar saya yang mengantar Anda karena tidak baik sendirian berada di jalan, katakan dimana rumah Anda"ucap Edgar.
"Aku tinggal di rumah sakit, saat malam tiba karena putra ku berada di sana"ucap Juli dan Edgar pun mengantarkan Juli kembali ke rumah sakit tersebut.
Edgar, menghela nafas panjang setelah itu dia langsung bergegas pergi dengan mobilnya, sementara Juli, masih melamun saat ini karena mengingat wajah Edgar, dan putra nya bak pinang di belah dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Sue Salmi
single*
2023-12-29
0