Di Sekitar Kita
Berbicara tentang keberadaan makhluk tak kasat mata, dunia lain yang berjalan sejajar dengan dunia kita, dan firasat sangat bisa memicu perdebatan karena berbeda pandangan. Sebagian tidak percaya dan menganggap hal tersebut rekaan, karena sulit dibuktikan secara ilmiah. Sebagian lagi percaya, tetapi memilih untuk tidak memusingkannya. Ada juga yang percaya, karena memang mengalami dan merasakan semua hal yang berkaitan dengan metafisika.
Kita percaya bahwa dunia ini menyimpan banyak misteri. Dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia. Ini bukan tentang keberadaan makhluk asing atau alien yang hidup di planet lain. Ini tentang mereka yang ada di dekat kita, namun tak terjamah.
Terkadang, kita sulit percaya pada hal yang belum atau tidak kita alami. Bahkan ketika peristiwa tersebut dialami pun, kita masih mencoba menggunakan logika untuk mengidentifikasinya.
Tak ada kemampuan yang spesial dalam diri ini. Aku tidak merasa memiliki indera keenam, aku bukan indigo. Atau aku yang menolak untuk mengakui ada anugerah tersebut yang tertanam di jiwa? Aku bahkan, awalnya, tidak tahu kepada siapa berbagai kisah ini.
Merasakan kehadiran sosok yang tidak tampak dalam penglihatan orang lain, merasakan batas hidup seseorang, dan seperti hidup di dua tempat sangatlah tidak mudah untuk dijalani. Aku mencoba terbiasa, meski kerap dilanda kekhawatiran (ketakutan). Aku berusaha tak terprovokasi, tapi justru semakin menimbulkan banyak pertanyaan.
Apakah makhluk halus benar bisa menampakkan diri di hadapan manusia? Untuk apa hal tersebut mereka lakukan? Bagaimana dengan makhluk astral yang bisa membunuh manusia melalui santet atau teluh? Kenapa mereka bisa melintasi dimensi? Lalu, benarkah ada dunia lain yang berjalan secara berdampingan dengan kita? Dunia yang bentuk dan isinya sama dengan bumi, dan aktornya pun kita. Hanya kehidupan kita di dunia tersebut mungkin berkebalikan dengan yang kita jalani saat ini.
Bagaimana juga dengan kejadian seseorang yang sudah meninggal di tahun 2012, lalu kemudian meninggal lagi di tahun 2015. Itu bukan halusinasi, karena turut menyaksikan pemakamannya. Kejadian itu pun terjadi beberapa kali terhadap orang yang ada di sekitar (yang dikenal). Apakah itu Mandela Effect? Mungkinkah yang meninggal sebelumnya bukan dia? Adakah hal yang bisa membuktikannya? Atau yang meninggal dia, tetapi dia yang hidup di dunia paralel?
Akhirnya, semua kejadian lebih banyak diceritakan kepada diri sendiri. Sulit untuk berbagi kepada orang lain, terlebih jika mereka tidak mengalami kejadian serupa. Banyak yang menganggap pengalaman ini karangan, padahal batin terus diguncang. Seandainya bisa memilih, tak ingin rasanya bisa merasakan kehadiran mereka dan tak ingin tiba-tiba berada di tempat yang berbeda.
Hal lain yang juga tidak diinginkan yaitu mendengar alarm kematian seseorang. Tiba-tiba terbangun tengah malam, lalu seperti ada yang membisikkan akan ada orang sekitar yang meninggal dunia di hari itu. Benar, saat fajar tiba terdengar pengumuman ada tetangga yang meninggal. Terkadang juga bisa merasakan kematian berdasarkan citraan orang tersebut.
Entahlah! Bukankah jodoh, rezeki, dan maut itu rahasia Tuhan? Apa ini hanya terkaan dan terjadi secara kebetulan? Tapi mengapa terjadi berkali-kali dan hingga saat ini? Semakin berusaha menemukan jawaban atas setiap peristiwa yang dilalui, justru semakin dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin rumit. Adakah cara untuk berhenti mengalami hal ini? Adakah jawaban yang bisa didapat tanpa sekarat?
Ketika pengalaman dan penalaran berpadu menguji keimanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments