Beberapa hari berlalu Riana menjalani aktivitas seperti biasa, selama itu juga Niko tidak muncul di hadapannya apalagi meneleponnya membuat Riana bernapas lega.
Riko yang menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Riana pun akhirnya tidak mendapatkan hasil karena Riana hanya pulang pergi bekerja tidak ada hal yang mencurigakan.Akhirnya Riko pun menarik anak buahnya karena mungkin benar apa kata Riana kalau ia bersedih karena masalah pekerjaan di kantor.
Sekitar pukul 5 sore Riana bergegas pulang dari kantornya karena hari ini jadwalnya cukup longgar membuatnya pulang lebih awal.
Drt ....
Drt ....
Drt ....
Ponsel di mejanya bergetar membuat dua orang di ruangan itu langsung fokus ke ponsel itu.Riana langsung mengangkat teleponnya namun sebelum itu Angela yang sudah bersiap pulang jadi menunggu hingga Riana menyuruhnya pulang lebih dulu.Setelah Angela pergi Riana langsung menjawab teleponnya.
"Halo dengan Riana, ada yang bisa dibantu?"~Riana.
Bukan jawaban yang didengar Riana namun suara tertawa yang cukup keras membuat Riana menjauhkan ponselnya dari pendengarannya.
Tiba-tiba pintu ruangannya dibuka seseorang dari luar terdengar seperti di tendang.
"Kau!" Riana menatap orang itu dengan tatapan kesalnya namun berbeda pria itu tertawa sinis menatapnya.
Seketika pergelangan tangannya ditarik pria itu membuat Riana berdecak semakin kesal.
"Lepaskan!" pekiknya.
Riana terus memberontak membuat pria itu marah.
"Kau milikku!" Pria itu menatap tajam Riana membuatnya mau tidak mau menuruti pria yang memiliki kartu As-nya itu.
Pria itu mendorongnya begitu saja saat sudah berada di sebuah kamar hotel.
"Apa ... apa yang ingin kau lakukan!" Riana langsung menyudutkan diri karena pria itu terlihat membuka kancing bajunya dengan tawa sinisnya.Niko terus mendekat membuat Riana kini terjebak sementara pria itu sudah bertelanjang dada.
Riana mendorongnya hingga Niko sedikit bergeser dari tempatnya namun bukannya menyurutkan niatnya, Niko semakin tersulut emosi hingga menampar wajah Riana. "Berani kau menolakku, pelacur!"
Riana kembali menitikkan air mata namun tidak sampai disitu pria itu menarik tubuhnya hingga terjatuh di ranjang.Secepat kilat pria itu menarik pakaiannya hingga terlepas seluruhnya.
"Kau!" Riana memukul-mukul tubuh pria yang mengungkungnya namun pria itu secara liar menggaulinya seperti binatang.Hanya suara isakan yang terdengar tanpa bisa berbuat apa-apa.Pria itu kembali menyakiti batin dan jiwanya dengan begitu kejam.
Niko menjatuhkan tubuhnya setelah mendapat apa yang diinginkannya.
Pria itu memang selalu melakukan apapun yang diinginkannya termasuk meniduri wanita yang diinginkannya bahkan ketika si wanita hamil dan meminta pertanggung jawaban pria itu mengelak.
Riana masih terisak-isak dengan kesedihannya membuatnya tak bisa melakukan apapun karena hidupnya ada pada pria di sampingnya itu.
"Seharusnya aku dulu mengakhiri hidupku pasti semua ini tak terjadi padaku, aku tak bisa terus-terusan seperti ini," gumam Riana.
Beberapa tahun lalu Riana sempat ingin mengakhiri hidupnya karena hidupnya hancur karena pria disampingnya itu.Kini setelah 4 tahun berlalu perlahan bangkit menata secercah harapan untuk hidup bahagia, pria itu kembali muncul dan mengacaukan hidupnya.
Riana memakai pakaiannya kembali lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.Dengan langkah terseok-seok tak tentu arah Riana terus berjalan di jalanan malam itu.Saat itu dirinya sudah merasa putus asa membuatnya tidak memiliki semangat lagi untuk hidup karena baginya hidupnya sudah hancur berkeping-keping.
Riana yang tidak bisa berpikir lagi langsung berdiri di tengah jalan karena saat itu yang terpikir olehnya pikiran sesat itu.Disaat yang bersamaan mobil hitam melaju dengan kecepatan tinggi.Untungnya di detik-detik akhir mobil itu membanting setir ke kiri hingga menabrak pembatas jalan.
Riana yang saat itu menyadari aksinya membuat pengemudi mobil itu celaka langsung menuju mobil itu.Riana menggedor-gedor kaca mobil yang tertutup tapi tidak ada sahutan dari dalam mobil membuatnya semakin cemas ditambah jalanan malam itu begitu sepi membuatnya tidak bisa meminta bantuan.
Tapi tiba-tiba pengemudi mobil itu keluar membuat Riana terkejut karena pengemudi mobil itu ternyata Erick.
"Erick kau baik-baik saja." Riana menatap Erick dari ujung kaki hingga kepalanya nampak kepala Erick terluka mengeluarkan darah.
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit." Riana begitu cemas menarik tangan Erick masuk ke dalam mobilnya namun pria itu menahan langkahnya dengan tatapan tajam tertuju padanya.
"Apa yang kau lakukan, kau ingin mati!" Pria itu mengatakan kata-katanya dengan kasar meluapkan kekecewaannya.
"Aku ... aku ...." Riana tak meneruskan ucapannya karena air matanya kembali membasahi pipinya.
"Kau begitu bersedih namun masih menyangkalnya.Kenapa kau menyimpan masalah untuk dirimu sendiri, kau pikir kau wonder women!" Erick begitu emosi karena untuk kali kedua wanita di depannya itu ingin mengakhiri hidupnya.
Riana langsung melangkah pergi karena tidak sanggup menjelaskan semuanya.Bukan lagi baginya untuk menjelaskan karena hidupnya tidak berarti lagi.
"Teruslah pergi sejauh kau mau, lari sejauh kau mampu karena itulah dirimu!" pekik Erick.
Seketika ucapan Erick mengingatkannya kembali 4 tahun silam saat dimana dirinya juga melakukan hal yang sama karena itulah yang dilakukannya hingga kini karena perbuatannya itu masalah kembali muncul.
"Kau benar Erick, aku hanya pecundang yang hanya bisa berlari dan berlari.Kau tidak perlu memperdulikan aku karena aku adalah Riana." Riana kembali melangkahkan kakinya setelah beberapa saat berhenti.
Melihat Riana yang berlalu pergi membuat Erick berlari menghadangnya. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi.Cukup sekali aku menyesal karena membiarkanmu pergi dan sekarang tidak lagi," jelas Erick.
Deg
Mendengar kata-kata manis keluar dari bibir pria di depannya itu sesaat Riana seperti wanita normal umumnya yang begitu bahagia karena seorang pria membuatnya begitu berharga namun Ia sadar dirinya bukan wanita yang pantas untuk mendapatkan perhatian dari pria itu.
"Kau enyahlah dari hadapanku dan hentikan omong kosongmu!" Riana mendorong tubuh Erick menjauh darinya membuat Erick hanya terpaku dengan penolakan Riana.Selama beberapa tahun memendam perasaannya namun tidak dihargai sedikit pun oleh orang yang dicintainya.Setelah kepergian Riana ke Amerika, Erick bahkan tidak bisa membuka hatinya untuk wanita lain.Kini setelah beberapa tahun wanita yang dicintainya itu berubah mungkin sudah tidak ada cinta yang tersisa untuknya.
Riana yang semakin menjauh hanya bisa menahan kesedihannya karena Ia tidak ingin orang lain menanggung dosanya karena kesalahannya di masa lalu.
"Maafkan aku, Erick," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments