Pagi-pagi Riana bersiap menuju kantornya setelah seminggu di tinggalkannya.
"Sayang, Mommy berangkat kerja dulu ya." Riana menghujani Steve dengan kecupannya.
"Aunty." Juna menyodorkan pipinya meminta kecupan dari Riana.
Cup.
Riana mengecupnya beberapa kali lalu mengelus kepala keduanya.
Angela sudah menunggunya di sofa dengan tatapan tak lepas menatap atasannya itu.
"Ayo!" Riana berjalan lebih dulu menuju mobilnya.
"Aunty," teriak Nayya seketika menghentikan langkahnya.
Nayya berlari dari ujung tangga menuju Riana lalu mendekapnya.Riana mensejajarkan tingginya dengan tinggi Nayya. Kecupannya mendarat ke pipi Nayya.
"Sekolah yang pinter ya kesayangan Aunty." Riana mengelus kepala Nayya yang saat itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Siap bos." Nayya memberi tanda hormat sebagai tanda kesiapannya
Riana kembali melanjutkan langkahnya tapi langkahnya melambat melihat sosok gagah di depan matanya.
"Erick," gumamnya dalam hati.
Riana terus melangkah hingga melewati Erick sementara Erick menunduk sopan.
"Hai Erick," sapa Angela.
Keduanya nampak berbincang membuat Riana menatap tajam Angela karena saat itu dia harus segera ke kantornya.Angela sengaja melakukannya demi melihat apakah ada kecemburuan di hati atasan juga sahabatnya itu.
"Angel cepat kita akan terlambat!" pekik Riana saat Angela sudah berada di belakangnya.Angela menangkap jelas sinyal kecemburuan dari wajah sahabatnya itu walaupun Riana sendiri menyangkalnya.Beberapa kali Angela menanyakan perasaan Riana pada Erick tapi Riana selalu menyangkalnya dengan mengatakan sudah melupakan pria yang pernah menempati hatinya itu.Angela pun bersiasat selalu menggodanya.Saat bertemu Erick Angela sengaja bersikap berlebihan membuat Riana selalu cemburu hingga meyakinkannya kalau sahabatnya itu masih menyimpan rasa pada pria tampan itu.
Sesampainya di kantor Riana duduk di kursi kebesarannya mendengarkan agendanya hari ini yang padat membuatnya berdecak kesal.Mulai hari Senin sampai Minggu jadwalnya selalu padat membuatnya kehabisan waktu hanya ingin menghabiskan waktu dengan putra semata wayangnya.
Angela mengelus punggung Riana memberi semangat. "Ayo kita selesaikan semua dengan cepat agar kita bisa pulang secepatnya," Seru Angela.
Riana pun mengangguk bersemangat karena semua kesuksesannya itu diraih karena semangat juga kerja keras dari Angela yang tidak pantang menyerah membantunya.
***
Sekitar pukul 10 malam Riana tiba di rumahnya.Riana melangkah dengan gontai masuk ke dalam langkahnya mengayun menuju kamar Steve.
Nampak Steve sudah tidur lelap.Riana mengusap lembut kepala Steve.
"Maafin Mommy, sayang." Riana mengecup lembut pipi Steve.
Riana bangkit dari tempat tidur Steve nampak Melati berdiri di depan pintu menatapnya.
"Mbak." Riana mendekati Melati.
"Apa kamu sudah makan?" tanya Melati.
Riana menggeleng.Keduanya menuruni tangga menuju meja makan.
Melati memanaskan sayur untuk Riana.
"Terima kasih Mbak, sudah membantuku dan Steve.Aku nggak tahu gimana kalau nggak ada Mbak Mel." Riana memeluk Melati.
Karena kesibukan Riana, Melati meminta Ibu mertua juga Steve pindah ke rumahnya agar bisa menjaga mereka saat Riana sedang pergi. Steve pun menganggap Melati sebagai mommy keduanya.
"Mbak berharap, kamu meluangkan waktu sedikit untuk Steve. Kasian anak itu," tutur Melati.
Riana mengangguk sambil melempar senyum kepada kakak iparnya itu.
Selesai makan dan membersihkan diri Riana merebahkan tubuhnya diatas ranjang.Rasa nyaman langsung menyeruak memenuhi batinnya.Dari hari Senin sampai Minggu dihabiskannya untuk bekerja dari pagi buta sampai malam dia selalu bekerja dan bekerja.Bahkan dia sudah tidak ingat lagi bagaimana rasanya tidur nyenyak.
"Aku selalu bekerja dan melupakan waktu hanya untuk diriku sendiri," keluhnya.
Tiba-tiba ingatannya kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu saat dirinya bertemu dengan orang yang telah merusak hidupnya.
'Kenapa aku harus bertemu dengan bajingan itu lagi,belum puas merusak hidupku lalu apalagi yang akan bajingan itu lakukan untuk menyakitiku,' guman Riana.
Sementara Melati memasuki kamarnya setelah mengurus makan adik iparnya itu.Melati tampak sedikit termenung duduk di tepi ranjangnya.
"Ada apa, sayang?" Riko yang melihat gelagat aneh istrinya lalu meletakkan ponselnya di atas nakas.
"Aku hanya kasian dengan Riana mas.Setiap hari dia selalu kerja mati-matian sampai lupa, untuk apa dia bekerja sekeras itu," terang Melati.
Riko menatapnya bingung karena istrinya itu berbicara tanpa dia tahu kemana arah pembicaraannya.
"Apa maksudmu?"
"Bicaralah baik-baik, nasehati dia untuk membahagiakan dirinya sendiri dan juga Steve.
Saat itu Riko langsung tersenyum istrinya itu tidak pernah berubah selalu saja memikirkan orang lain termasuk kebahagiaan adik iparnya.
"Terimakasih sayang, kau selalu saja memikirkan kebahagiaan keluargaku.Kau bahkan mengurus mommyku, adikku juga keponakanku." Riko menarik tangan Melati mendekap ke tubuhnya lalu kecupannya mendarat di kening istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Aris Prasetyo
Kau memang Melati
2022-11-19
1