Perfect Life
Seorang wanita berjalan anggun menuju mobilnya setelah keluar dari Bandara. Setiap orang yang dilewatinya berdecak kagum akan sosoknya.
"Itu Riana Wijaya kan si Ratu bisnis," decak seorang wanita.Tatapannya menatap kagum.Bagaimana tidak wajahnya selalu menghiasi layar kaca televisi.Kesuksesannya di usia muda membuat semua orang begitu mengaguminya.
"Nona Riana." Seorang wanita menghadang langkahnya.Seketika Bodyguardnya bersiap melindunginya, menjadi tameng di depan Riana.
"Santai saja." Riana menyuruh Bodyguard itu kembali ke belakangnya.
"Kita harus segera ke perusahaan A." Asistennya mengingatkan.
Riana mengangguk merespon ucapan Asistennya yang bernama Angela.Lalu kembali fokus kepada seorang wanita yang masih berdiri di depannya dengan tatapan kagumnya.
Riana tersenyum. "Ada yang perlu di bantu, Bu?"
Seketika sikap ramah Riana membuat kedua wanita itu tersenyum senang.
"Ternyata Nona Riana orang yang sangat ramah.Boleh saya minta tanda tangan, saya penggemar berat anda." Wanita itu menyodorkan buku kepada Riana.
Riana segera membubuhkan tanda tangannya di buku itu lalu mengembalikannya dengan sopan.
"Terima kasih Bu, boleh sekalian minta foto?" pinta wanita itu lagi.
Riana tersenyum menunduk membuat Asistennya menggelengkan kepala dengan sikap atasannya itu.Sikapnya begitu ramah padahal saat itu waktu mereka tidak banyak karena harus menghadiri sebuah acara penting.
Riana segera bergegas menuju mobilnya setelah kedua wanita itu pergi dengan perasaan puas.
Riana didampingi Angela memasuki gedung itu menuju tempat acara di gelar.Wanita itu selalu penuh pesona, setiap laki-laki yang memandangnya pasti di buat takjub akan kecantikannya juga keramahannya yang selalu tersenyum kepada siapapun.
"Hai Riana," sapa laki-laki tampan menyambut kedatangannya.
Riana hanya tersenyum lalu meninggalkan laki-laki itu.
"Dasar sombong," umpat laki-laki itu.
Langkah Riana tertuju ke arah CEO perusahaan itu. "Selamat ya atas peluncuran produk barunya." Riana mengulurkan tangannya memberi selamat.
"Terima kasih atas kerjasamanya.Berkatmu, perusahaanku bisa bangkit dan maju seperti saat ini." Kevin menjabat balik tangan Riana.
Perusahaan Kevin hampir saja bangkrut tapi dengan bantuan Riana yang menanamkan saham kepada perusahaan Kevin serta pamornya yang begitu gemilang membuat perusahaan itu perlahan bangkit bersaing dengan perusahaan besar lainnya.
Tampak seorang pria mengamatinya Riana dari kejauhan. Pria itu tersenyum sinis menatapnya. Langkahnya perlahan mengayun menuju dimana Riana berdiri.Pria itu tersenyum menatapnya tapi beda dengan Riana.Riana membelalakkan mata menatapnya.
"Apa kabar Riana." Pria itu tersenyum menyeringai menatapnya.
"Kau!" sentaknya.
Riana merasakan sakit yang luar biasa ketika menatap pria di depannya.Pria yang sampai saat ini tidak pernah menghargainya sedikit pun dan mengabaikannya begitu saja.Pria kejam itu kini berdiri di hadapannya dengan senyum ketus menatapnya.
"Jangan kau pikir aku Riana yang dulu, akan ku buat kau menyesal!"tegas Riana menatap tajam pria itu.Langkahnya mengayun meninggalkan tempat itu diikuti Angela juga dua Bodyguardnya.
"Riana." Pria itu mengejar lalu mencekal paksa tangan Riana membuat Bodyguardnya langsung turun tangan, menghajarnya.
"Kamu akan menyesal, akan ku buat kau hancur berkeping-keping!" umpat pria itu.Diusapnya sudut bibirnya yang berdarah dengan jempolnya.
Bodyguard Riana hampir menghajarnya kembali tapi Riana segera menghentikannya karena tidak ingin terjadi keributan di tempat itu.
.
.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Angela saat mobil telah melaju di jalanan .
"Aku baik-baik saja." Riana terlihat lesu.Saat itu matanya mulai mengembun namun dengan segera diusapnya agar tidak jatuh.Riana tidak ingin orang lain melihat kesedihannya walaupun saat itu rasanya air matanya tak bisa tertahan lagi.
Angela langsung memeluk sahabatnya itu."Jangan hiraukan pria brengsek itu."
"Siapa yang bisa menggetarkan seorang Riana Wijaya.Kau tahu aku, kan?" Riana bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun padanya padahal saat itu batinnya begitu rapuh.
Mobil terus melaju hingga berhenti halaman mansion.
"Mommy."
"Aunty."
Putranya langsung berlari memeluknya begitu Riana turun dari mobil.Kedua keponakannya juga tak mau ketinggalan.Ketiga malaikat kecil itu sudah menunggunya di teras sedari tadi.Riana mensejajarkan tingginya dengan tinggi mereka.
"Baru beberapa hari tidak bertemu kalian sudah setinggi ini." Riana kembali memeluk ketiganya.
"Aunty, mana oleh-olehnya?" Nayya menagih janji Riana.Gadis kecil itu mengulurkan tangannya meminta.Riana memang menjanjikan oleh-oleh sebelum berangkat asal mereka bersikap manis saat dirinya pergi ke Perancis selama seminggu.
"Apa kalian bersikap manis,kalian tidak membuat Mom Mel repot kan?" Riana menatap ketiga lalu melirik sekilas Melati yang berdiri di belakang mereka.
"Mom, aku cama Kak Nay dan Kak Juna belsikap manis kok," sambung Steve.
"Iya Aunty." Juna ikut membenarkan perkataan Steve.
Riana dan Melati mengulum senyum melihat ketiga malaikat kecil itu yang begitu mengemaskan membuat Riana akhirnya menyerah.
Riana menatap ke belakang meminta oleh-oleh yang dibawa Angela.
Ketiganya bersorak senang setelah Riana membagikan oleh-olehnya kemudian berlari masuk ke dalam rumah dengan sorak bahagia.
"Angela pulanglah, kamu pasti lelah!" perintah Riana.
Angela mengangguk lalu kembali masuk ke dalam mobilnya berlalu pergi.
Riana kemudian memeluk kakak iparnya itu. "Mbak, bagaimana kabarmu?"
"Mbak baik kok," jawab Melati.
"Dimana Kak Riko?" tanya Riana.
Tiba-tiba mobil hitam Mercedez Benz memasuki halaman rumah itu.Seorang pria tampan keluar dari mobil itu dengan senyum merekah.
"Wah si Ratu bisnis udah balik." Riko melangkah mendekati keduanya.
"Ah, Kakak." Riana tersipu malu dengan pujian kakaknya itu.
Riko langsung memeluk Melati. Kecupannya mendarat di kening Melati.
"Ah, mulai lagi kalian!" Riana berdecak kesal meninggalkan keduanya masuk ke dalam rumah.
"Salah sendiri, banyak pangeran tampan yang melamar tapi selalu kau tolak dengan alasan belum siap." Riko berbicara sambil berjalan di belakang Riana.
"Ah Kakak nggak ngerti," sahut Riana.
"Mommy." Riana memeluk Mommy nya yang duduk di samping ketiga cucunya yang bermain dengan mainan barunya.
"Bagaimana keadaan, Mommy?" Riana mengusap wajah tua namun masih terlihat cantik itu
Melati dan Riko ikut duduk di sofa melihat keasyikan kedua buah hatinya juga keponakannya.
"Mommy, baik-baik saja," jawab Nani.
Terlihat Nayya, Juna dan Steve antusias bermain dengan mainan baru oleh-oleh dari Riana.
"Mom, bonekanya cantik banget kan?" Nayya memperlihatkan satu set boneka Barbie lengkap dengan bajunya di dalam kontak.
"Iya Sayang." Melati tersenyum menanggapi Nayya.
"Mom, mobilan Juna juga bagus,kan?" Juna memperlihatkan mobilannya berwarna biru kepada Melati.
"Mom, punya Steve juga bagus,kan?" sela Steve tak mau kalah dari kedua kakaknya menunjukkan mobilannya yang berwarna merah. Melati mengacungkan jempolnya membuat ketiga bersorak senang.
Seketika tingkah bocah berumur 3,4 dan 5 tahun itu membuat semua orang di ruangan itu senang.
"Makan malam sudah siap, Nyonya besar." Bik Minah memberitahu Nani.
"Terima kasih Bik," jawab Nani.
"Ayo kita makan." Nani bangkit dari duduknya diikuti anak-anak juga menantunya.
Setelah selesai makan Riana beranjak naik ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Riana mengguyur kepalanya dengan shower membuatnya sedikit rileks.Saat itu tiba-tiba ingatannya tertuju pada pria yang di ditemuinya tadi.
"Sial kenapa aku harus bertemu lagi dengan bajingan itu, aku kira bajingan itu sudah mati!" Riana berdecak kesal segera menyelesaikan mandinya.
Riana duduk di tepi ranjang sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.
Kamu akan menyesal, akan ku buat kau hancur berkeping-keping.Dasar pelacur. Kata-kata itu kembali terngiang di telinganya membuatnya sedikit cemas.
"Sebelum kamu menghancurkan aku,akan ku buat kau lebih dulu hancur!" Riana mengepalkan tangannya.Tatapan menatap satu sudut dengan tatapan penuh dendam membara.
...----------------...
Riana Wijaya : Wanita, usia 25 tahun, Lulusan S3 Harvard University, wakil Ceo Wijaya grup, wanita berpengaruh di dunia bisnis wajahnya sering muncul di televisi karena kesuksesannya di usia muda.
Ciri fisik : Cantik, kulit putih, Berat badan 52 kg, tinggi 165, rambut sebahu, penampilan modis.
Erick Dhanurendra : Pria usia 30 tahun, lulusan S1 Universitas Indonesia, Asisten pribadi Riko Wijaya.
Ciri fisik :Tampan, kulit sawo matang, Berat 70 kg, tinggi 170 cm, rambut belah tengah,.
Niko Byantara : Pria, Usia 27 tahun, Lulusan S3 Universitas Trisakti , Pengangguran.
Ciri fisik : Tampan, Berat badan 67 kg, tinggi 175 cm, kulit putih, berlesung pipit, rambut cepak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments