Pagi-pagi sekali Riko mengetuk pintu kamar Riana.Riko ingin berbicara dengan adiknya itu tapi karena kesibukan Riana yang selalu padat berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam membuatnya tak punya waktu sekedar mengobrol.
"Ada apa Kakak pagi-pagi mencariku?" Riana berdecak kesal karena saat itu dia masih terbaring di ranjangnya namun kakaknya itu dengan sengaja menganggu tidurnya.Riana melihat ponsel menunjukkan pukul 6 pagi.
"Sial!aku bisa terlambat." Riana melompat dari ranjangnya hendak menuju kamar mandi.Disaat yang bersamaan Riko menahan pergelangan tangannya.
"Kak lepas, kalau tidak aku akan terlambat!" Riana mendesis kesal.
"Duduklah sebentar, Kakak ingin bicara serius!" Riko menatap penuh harap membuat Riana tidak bisa menolak perintah kakaknya itu.
"Lima menit aja ya, cepat katakan!"Riana melirik jam di nakasnya.
"Berhentilah,urus Steve!kau dan Steve berhak mendapatkan kebahagiaan."
Selama ini Riko tahu adiknya itu sangat bekerja keras hingga melupakan kebahagiaannya sendiri.Bahkan Riana selalu menolak lamaran pria yang ingin memperistrinya dengan alasan ingin fokus bekerja.
"Kau ingin apapun Kakak bisa memberikannya untukmu, kau hanya perlu bahagia!" tegas Riko.
Saat itu tidak ada yang keluar dari bibir Riana.Wanita itu menundukkan kepalanya dengan bibir bergetar menahan ucapannya.
Riana bertekad sukses untuk bisa melupakan masa lalunya yang kelam dan juga membuktikan pada dunia kalau dirinya bukan wanita lemah yang pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri.Namun kini saat dirinya sudah berada di puncaknya, kakaknya itu memintanya mundur begitu saja.
'Apa kau tahu Kak, tidak mudah bagiku untuk berdiri di tempatku sekarang, lalu kau ingin aku menyerah begitu saja,' gumam Riana dalam hatinya.Sesaat Riana menatap wajah kakaknya lalu kembali menunduk.
"Aku akan memikirkan semuanya Kak tapi Riana tidak akan melepaskan begitu saja karir Riana.Riana janji akan lebih memikirkan kebahagiaan Riana dan Steve, kakak tenang saja." Riana berucap dengan kata-kata lembut karena jika membalas kakaknya dengan emosi itu tidak akan menyelesaikan masalah.
"Ok.Kakak akan memberimu kesempatan tapi jika kau terus saja seperti ini terpaksa Kakak akan bertindak tegas!" Riko memberi peringatan setelah itu melangkah pergi dari kamar Riana.
Saat itu Riana terus menatap punggung kakaknya hingga hilang di balik pintu yang kembali di tutup oleh Riko.
Riana sadar semua yang dilakukannya kakaknya itu hanya untuk kebahagiaannya sehingga Riana akan memanfaatkan satu kesempatan itu untuk memperbaiki hidupnya untuk lebih memikirkan kebahagiaannya juga Steve.
***
Sepulang kerja Riana berencana pergi ke supermarket untuk berbelanja beberapa bahan masakan karena hari ini dia berencana memasak makanan spesial untuk keluarganya.Sudah lama Riana tidak menikmati makan malam bersama keluarganya karena kesibukannya selalu pulang larut malam.
Riana memilih bahan makanan yang ingin di belinya tapi dia sedikit bingung mau masak apa karena Angela yang selalu menemaninya tiba-tiba ada acara keluarga yang mengharuskannya segera pergi.
"Mbak Riana kan?" Seorang wanita menatapnya penuh kekaguman.Wanita itu terlihat sangat cantik dan mungkin seumuran dengannya.
Riana membalasnya dengan senyuman khasnya yang begitu ramah menyapa siapapun yang menyapanya.Wajahnya yang sering menghias di layar tivi tentu membuatnya terkenal.
"Kau sangat hebat, aku benar-benar mengagumimu." Puji wanita itu masih dengan senyum yang menghias bibirnya.
Riana pun kembali tersenyum menanggapi pujian wanita itu.
"Sayang." Seorang pria memanggil wanita itu dari arah belakang.Melihat pria itu mata Riana terbelalak karena pria itu begitu dikenalnya.
Tanpa memperhatikan wanita di depannya pria itu mencium pipi wanitanya mesra dan mempertontonkan kemesraannya di depan Riana.
"Sayang, lihat siapa di depan kita." Wanita itu menceritakan siapa yang di temuinya di supermarket itu.
"Oh." pria itu berekspresi datar saat menatap wanita di depannya itu.
"Kok oh sih, ini Riana yang sering muncul di tivi itu lo," jelas wanita itu.
"Sebaiknya kita pergi!" Pria itu menarik tangan wanitanya pergi meninggalkan Riana tanpa berkata sepatah katapun.
'Kau bahkan sebahagia itu hingga sedikit pun kau tak melihatku.Kau lupa bagaimana kau merusak hidupku dan kau malah hidup nyaman.Kau brengsek!' Riana mengumpat dalam hatinya.
Riana pun kembali ke aktifitasnya karena tidak ingin memikirkan kejadian tadi dan memilih mengabaikannya.Pria tadi juga sedikit mengabaikannya membuatnya berpikir mungkin pria itu sudah bertobat tidak akan mengusik hidupnya lagi.
Sesudah mendapatkan semua belanjaan yang diinginkannya, Riana beranjak pergi menuju mobilnya.Baru beberapa langkah keluar dari supermarket itu langkahnya terhenti karena seorang pria yang beberapa menit lalu ditemuinya kini menghadang jalannya dengan tatapan tajamnya.Riana terus saja melangkahkan kakinya tak menghiraukan namun tiba-tiba pergelangan tangannya ditahan pria itu.
"Lepas!" Riana memekik membuat orang -orang di sekitarnya memperhatikan keduanya.
"Kau diam atau aku sebarkan video *****." Pria itu memperlihatkan ponselnya membuat Riana mendelik ke arahnya.
"Kau kurang ajar!" Riana emosi berusaha melepaskan cekalan pria itu tapi pria itu lebih kuat darinya sehingga pemberontakannya itu sia-sia saja.
Air mata Riana pun menitik karena sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit yang semakin menusuk hatinya.Bagaimana tidak, pria itu kembali mengusik kehidupannya yang mulai bangkit.
Melihat ekspresi Riana yang menangis membuat pria bernama Niko itu langsung menarik tangan Riana masuk ke dalam mobilnya karena orang-orang disekelilingnya memperhatikan keduanya.
"Diam!" hardik Niko.
Saat itu Riana berniat untuk keluar dari mobil itu tapi untuk kedua kalinya Niko menahannya.
"Apa maumu, bunuh saja aku!"
Riana benar-benar diambang keputus asaanya karena apapun yang dilakukannya untuk bangkit tetaplah jatuh di lubang yang sama.Lubang yang digalinya sendiri.
Niko tertawa dengan keras mendengar ucapan Riana seakan semua hanya bahan candaannya.
"Kau ingin mati!kau tak boleh mati begitu saja karena aku akan membuatmu mati perlahan." Niko kembali tertawa karena saat-saat inilah dia bisa memuaskan batinnya.
Tidak ada yang keluar dari mulut Riana hanya isakan yang semakin kuat.
Saat itu Niko kembali memutar video ***** Riana.Saat itu dia berpikir untuk membuat kesepakatan dengan Riana, tentu kesepakatan yang hanya menguntungkan dirinya sendiri.
"Kau ingin video ini tetap aman kau harus menuruti semua keinginanku," tawar Niko dengan serigai liciknya.
"Kau tidak bisa mengancamku dengan cara murahan seperti ini!" Riana merebut paksa ponsel di tangan Niko dan membantingnya dengan kasar.
"Kau!" Niko yang emosi langsung menampar wajah Riana dengan sangat keras membuat Riana menatap tajam ke arahnya.
"Kau jangan pernah menatapku dengan tatapan seperti itu, wanita murahan!" Hardik Niko.
"Kau pria kejam!"
Mendengar itu Niko kembali menampar wajah Riana untuk kedua kalinya membuat Riana semakin terisak kuat.Saat itu Niko langsung menyuruh anak buahnya yang berada di luar mobilnya untuk mengeluarkan Riana dari mobilnya karena pria itu sudah sangat emosi.Riana yang mengetahuinya langsung turun dari mobil sebelum akhirnya mobil iblis itu melaju pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
anie jaya
kok pemeran perempuan ea lemah sich
2023-01-27
1
Aris Prasetyo
up up
2022-11-19
1
Aris Prasetyo
Apa kesalahanmu di masa lalu Riana , kasian😭
2022-11-19
1