PERLU KETURUNAN

Apa - apaan ini, tuan muda kalian menganggap aku peliharaan nya?"

Dengan suara lantang Maureen mengatakan hal tersebut kepada para pelayan dan pengawal yang saat itu berada di sana.

"Nona kami mohon untuk tidak membantah perkataan tuan muda kami."

Para pelayan dan pengawal mengatakan hal tersebut sambil menundukkan wajahnya.

"Katakan kepada tuan muda kalian, aku Maureen tidak takut!"

Dan setelah mengatakan hal tersebut tubuh Maureen tiba - tiba saja terpental beberapa kali dan kepalanya langsung membentur tembok.

"Nona anda baik - baik saja?"

Salah satu pelayan langsung membuka pintu jeruji besi dan masuk ke dalam menolong Maureen.

"Sakit sekali."

Maureen mengatakan hal tersebut sambil memegang kepalanya.

"Nona Mauren pelipis anda berdarah."

Salah satu pelayan yang tadi sudah masuk ke dalam ruangan kini melihat darah di tangan Maureen.

"Pengawal ambilkan aku satu kotak obat di ujung lemari pakaian."

Dengan segera pelayan wanita tersebut langsung berteriak kepada pengawal untuk mengambilkan kotak obat dan membawanya masuk ke dalam ruangan jeruji besi.

"Ini nona."

"Terima kasih, kau tunggu saja di luar, tuan muda tidak suka jika tamu wanita nya di layani oleh pengawal laki - laki."

Dengan segera pengawal tersebut langsung keluar dari dalam kamar jeruji besi tersebut.

"Nona biar aku obati pelipis anda."

Dengan cekatan sang pelayan langsung mengobati luka di pelipis Maureen.

"Terima kasih, siapa nama mu nona?"

"Panggil aku Huaran nona Maureen."

"Ah terima kasih nona Huaran."

"Sama - sama nona Maureen."

Huaran yang telah selesai mengobati luka Maureen langsung tersenyum dengan apa yang telah dikatakan oleh Maureen.

"Aku boleh menanyakan sesuatu hal kepada mu Huaran?"

"Katakan saja nona Maureen, anda adalah tamu wanita tuan muda kami."

"Tapi kau harus berjanji untuk menjawab setiap hal yang aku tanyakan nanti."

"Aku akan menjawabnya jika memang aku bisa melakukan nya nona Maureen."

"Katakan seperti apa tuan muda kalian itu, sejak kedatangan ku disini, aku sama sekali belum pernah melihat wajah tuan muda kalian, sepertinya dia adalah laki - laki yang kejam."

"Jika dia tidak kejam, mengapa dengan mudah dia menghukum ku seperti tadi?"

Maureen mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.

"Saat aku mengatakan tidak takut dengan tuan muda mu, tiba - tiba saja tubuhku terpental karena sengatan listrik dari kalung ini."

Maureen mengatakan hal tersebut sambil menunjukkan kalung berlian yang anehnya sampai saat ini tidak bisa dia lepaskan.

"Maafkan saya nona, saya tidak dapat menjawab pertanyaan nona Maureen."

Huaran mengatakan hal tersebut sambil menundukkan wajahnya.

"Ya, ya aku sangat yakin baik kau ataupun pengawal yang lainnya pasti akan berkata hal yang sama tentang hal ini."

"Dan aku yakin semua tembok di mansion ini juga memiliki mata."

Maureen mengatakan hal tersebut sambil memandang tembok kamar yang saat ini berdiri dengan sangat kokoh.

"Berapa lama lagi aku akan di kandang ini?"

"Penjara cinta nona Maureen."

"Ya apapun nama tempat ini kalian menyebutkan nya."

"Tuan muda kami telah membayar madam Beatrix untuk menyewa anda selama satu Minggu, dan ini sudah berjalan satu hari."

"Bagus, berarti tidak lama lagi aku akan keluar dari tempat aneh ini bukan?"

Dengan cepat Huaran langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak semudah itu nona Maureen."

"Apa maksud mu Huaran?"

"Jika tuan muda kami ingin menambah kontak dengan madam Beatrix maka hanya tuan muda bisa menentukan sampai kapan nona Maureen akan berada disini."

Deg

Seketika itu juga Maureen langsung terduduk lemas di atas tempat tidurnya.

"Itu berarti aku bisa lebih dari tujuh hari berada disini?"

Dengan cepat Huaran langsung menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana jika aku menolaknya?"

"Maka tuan muda kami akan menembak anda di ruangan ini."

Deg

Lemas sudah tubuh Maureen mendengarkan apa yang telah di katakan oleh Huaran.

"Maka dari itu kami minta untuk nona Maureen bisa bersiap baik ketika berada disini, aku mohon.

"

Mendengarkan permintaan Huaran, Mauren hanya bisa menatap gadis tersebut dengan tatapan tajam.

Maureen bisa merasakan jika ada sesuatu hal yang ingin dikatakan Huaran kepadanya, namun lidah Huaran seakan - akan tidak berani untuk mengatakan hal tersebut.

"Mari nona Maureen."

Dan setelah mengatakan hal tersebut Huaran langsung memasangkan rantai pada salah satu pergelangan kaki Maureen.

"Ada apa lagi ini? kenapa tiba - tiba saja kaki ku diberikan rantai?"

"Setiap nona yang keluar dari penjara cinta harus menggunakan ini nona."

"Meskipun aku keluar kali ini hanya untuk mandi?

"

"Ya nona Maureen."

"Sungguh terlalu."

Dengan cepat Maureen mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.

Maureen berjalan keluar dari ruangan jeruji besi dengan ke dua kakinya menggunakan rantai.

Dengan cepat Maureen melepaskan semua gaun malamnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi dengan sabar Huaran membantu membersihkan badan Maureen.

Sementara itu di salah satu ruangan, nampak satu orang laki - laki yang saat ini duduk sendiri dan sedang mengamati CCTV di dalam kegelapan kamarnya tersebut.

"Tuan muda Austin, boleh saya masuk ke dalam kamar?"

"Ya Jo masuklah."

Jo sang asisten pribadi segera masuk ke dalam ruangan Austin.

"Ada apa Jo?"

"Saya hanya ingin melaporkan untuk pemasok senjata ilegal ke negara S sudah selesai dengan aman tuan Austin."

Austin yang mendengarkan kabar tersebut langsung tersenyum sinis

"Ya aku tau Jo, perkiraan ku tidak pernah meleset."

"Tuan muda Austin betul, namun kita harus tetap waspada tuan."

"Ya aku tau kelompok mafia milik Harold pasti tidak akan tinggal diam dengan kemenangan ku kali ini."

"Betul tuan muda, pemasukan kelompok mafia tuan Harold menurun drastis ketika kelompok ini gagal mengirimkan senjata ilegal ke negara S."

Jo mengatakan hal tersebut sambil terus menceritakan laporan demi laporan pekerjaan hari ini.

"Sudah cukup Jo, aku sudah mendengarkan semua."

"Ada satu tugas baru untuk mu hari ini."

"Apakah yang bisa saya lakukan lagi untuk tuan muda Austin?"

"Aku sedang ingin menyiapkan keturunan untuk kelanjutan bisnis ku nanti, aku membutuhkan rahim wanita yang terbaik untuk aku bisa menanamkan bibit unggul ku kepadanya."

"Setelah aku selesai bermain - main terhadap gadis itu, kau carikan aku wanita yang masih suci untuk bisa aku tiduri secepatnya."

"Baik tuan muda, tapi tuan muda apakah tuan muda tidak berpikir untuk melakukan hal ini kepada nona Huaran?'

Dengan cepat Austin tersenyum sinis kepada Jo.

"Aku tau Huaran memang cantik, aku juga tau jika dia masih suci, dan aku sangat tau bagaimana dulu dia memohon untuk bisa bekerja di tempat ini, karena dia kagum kepada ku."

"Tapi sayangnya aku tidak pernah tertarik kepada Huaran."

Terpopuler

Comments

bale

bale

mampir aku ...ada visual nya ga

2022-07-17

0

Terra Chi

Terra Chi

yuk lanjut yuk!
semangat terus...

mampir juga yaa
mari saling mendukung~

2022-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!