Episode 1

"Cappucino atau Latte," gumamnya pelan.

Soraya kini sedang berdiri sambil mengamati papan menu Caffe. Sedang di hadapannya berdiri seorang barista yang siap melayani pesanannya. Setelah beberapa detik berfikir akhirnya Cappucino menjadi pilihannya.

Pesanan terselesaikan. Ia kini melenggang mencari tempat duduk. Pandangannya mengedar, ia mendapati bangku kosong paling ujung bersebelahan dengan kaca jendela, cukup strategis untuk melihat pemandangan luar.

Setelah mendudukkan diri, ia membuka ponsel pintarnya dan memeriksa beberapa pesan masuk. Pelan ia menghela nafas setelah membacanya, karena disana tertulis, Sore ini ada wawancara dengan wartawan.

Tanpa menjawab pesan tersebut dirinya beralih membuka sosial media. Sudut bibirnya kini tercetak senyum yang bisa dikatakan miris, dikarenakan apa yang dilihatnya sungguh sangat di luar dugaan.

Terpampang di layar ponselnya tertulis 'Artis berinisial SRY diduga terlibat kasus prostitusi online'.

Kepalanya mulai berdenyut. Bagaimana bisa muncul berita yang demikian. Atas dasar apa dan apa alasannya sampai-sampai media memberitakan hal yang tidak benar tentang dirinya. Dan menuduh tanpa bukti itu sudah masuk dalam kategori fitnah. Tidak ada yang benar dalam berita itu, hingga membuat orang-orang selalu berfikiran negatif ketika mendengar namanya.

"Ini Cappucinonya." Ucapan seseorang serta merta membuat dirinya terkaget, saat Soraya menoleh yang dilihatnya adalah seorang waitres yang mengantarkan pesanannya. "Maaf, telah mengagetkan anda dan mengganggu konsentrasinya," imbuhnya.

"Ngak apa-apa," sahut Soraya singkat dan tersenyum tipis ke arah waitress tersebut.

Setelah waitres itu meletakkan pesanannya kini berucap, "selamat menikmati."

"Terimakasih," kata Soraya dan dibalasi senyuman oleh waitres tersebut, kemudian berbalik badan sambil kembali membawa nampannya.

Getaran ponsel yang berada di atas meja kini mengalihkan perhatiannya. Di layar tertera nama Angel, yakni sepupu yang juga merangkap sebagai managernya. Angel bertugas menangani segala keperluan Soraya, mulai dari mengatur jadwal, menajemen baik kontrak maupun promosi.

"Halo, iya Angel?"

"Kamu dimana?"

"Di Caffe Mentari," jawab Soraya singkat.

"Jam lima jadwal wawancara, jam setengah empat kamu harus sudah sampai sini. Jangan sampai terlambat. Kamu paham!"

"Hmm." Ucapan Angel hanya dibalasi gumaman, setelah itu percakapan mereka terputus, karena dari pihak Angel yang mematikan sambungan telpon terlebih dahulu. Soraya yang sudah paham akan watak sepupunya itu, memilih tak ambil pusing dengan sikap seenaknya tadi.

Tak bisa dipungkiri menjadi seorang artis merupakan profesi dambaan setiap orang. Sering tampil di TV, job-job manggung, juga main sinetron. Apalagi semakin muncul di media, popularitas akan semakin naik. Tenar dan nama melejit yang otomatis menghasilkan pundi-pundi rupiah yang semakin banyak.

Kalau ketenaran yang diiringi prestasi tiada masalah, melenggang kemana pun banyak yang mendamba bahkan fans bertaburan dimana-mana, tapi berbanding terbalik dengan ketenaran karena sensasi belaka yang pasti heaters bermunculan siap menghujat dimana saja.

Soraya termasuk salah satu di dalamnya, artis cantik berusia dua puluh tujuh tahun yang kerap muncul sebagai pemeran pembantu atau figuran karena bakat yang dimiliki tak seberapa tapi wajah cantiknya cukup cantik bisa diperhitungkan untuk masuk dalam layar kaca. Sensasinyalah yang sebenarnya selalu mengiringi jalannya di dunia hiburan.

Kini pandangannya mulai mengedar menatap sekitar, cukup ramai dan dia juga menangkap beberapa pasang mata tengah memperhatikannya. Soraya bisa menilai bahwa apa yang tengah dia lihat adalah pandangan orang yang tak suka melihat dirinya, sinis bahkan terlihat seperti tengah melihat seekor lalat yang sedang hinggap. Tapi Soraya memilih mengabaikannya.

Pergerakannya berlanjut mengambil cangkir Cappucino di depannya, menyeruput sedikit demi sedikit berlanjut meneguknya.

Tak berapa lama ia mulai merasakan keanehan dalam dirinya, kepala yang awalnya pusing kini seakan lebih dari sekedar pusing. Detak jantung berdetak tak karuan lebih cepat dari sebelumnya.

Cangkir yang ia pegang kini terlepas dari genggamannya meluncur jatuh mengenai meja hingga berakhir mendarat di lantai dan menyebabkan kegaduhan.

"Pranggggg."

Bunyi cangkir pecah itu memecah fokus dan aktivitas dari sekian banyak orang disekitarnya. Kini mata mereka tertuju pada sosok wanita yang tengah mengalami sesak nafas disertai muntah. Orang-orang kini terkaget sebab wanita yang dilihatnya kejang dan mereka segera berjalan mendekat, tapi tak berapa lama yang terjadi justru wanita itu hilang kesadaran.

To be Continue

ditunggu kritik dan sarannya yaaaa

Terpopuler

Comments

Ervina 123

Ervina 123

menarik

2021-02-22

0

Srisumarni

Srisumarni

wadduh capucinonya ada sianidanya

2020-11-24

2

Nengsih Nengsih

Nengsih Nengsih

kaya nya sih di racun tuh

2020-11-01

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 82 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!