Ayesha mengerjapkan matanya perlahan. Sambil meringis, Ayesha berusaha mendudukkan tubuhnya sambil bersandar di ranjang. Kepalanya masih terasa begitu nyeri. Rasa dingin menyergap kulitnya membuatnya bingung, mengapa cuaca pagi itu begitu dingin sampai-sampai bulu kuduknya terasa berdiri. Dan lagi ... rasa nyeri itu bukan hanya terasa di bagian kepalanya. Tapi juga ...
Ayesha segera membuka matanya lalu dialihkannya pandangannya pada tubuhnya yang hanya tertutup selimut sebagian saja. Ayesha membelalakkan matanya saat ia melirik ke dalam selimut, ternyata tubuhnya dalam keadaaan polos, tanpa sehelai benangpun.
Ayesha meremas ujung selimut yang dicengkeramnya kuat. Lalu sekelebat bayangan bagaimana ia melarikan diri dari Ramon melintas di benaknya. Ia sadar, semalam ia tengah dalam pengaruh obat perangsang. Lalu ia segera kembali ke apartemen kemudian ...
"Ekhem ... " terdengar suara dehaman menyentak lamunan Ayesha yang tengah berkecamuk.
Mata Ayesha beralih ke sosok pria yang tengah duduk santai dengan kaki menyilang dan tatapan mata fokus ke layar tabletnya. Ayesha membulatkan matanya lalu menggeram murka. Bagaimana pria itu bisa bersikap biasa saja setelah mengambil kehormatannya. Ya, Ayesha yakin pria yang sekarang sedang menyesap kopinya itu adalah pria yang telah memanfaatkan kondisinya dan mengambil kehormatannya. Sebab ia merasakan daerah intimnya terasa perih dan ia sangat yakin, kalau itu merupakan hasil perbuatan laki-laki itu. Sialan!
"Apa yang kau lakukan di sini, breng-sek!" bentak Ayesha sambil mengeratkan selimut ke tubuhnya. "Dan kau ... apa yang sudah kau lakukan padaku?" imbuhnya dengan suara meninggi.
Sedikit banyak, ia sadar, dirinya pun ada andil di sini. Mungkin karena pengaruh obat sialan itu ia tak mampu mengendalikan dirinya, tapi bukankah dirinya bisa mengendalikan dirinya agar tidak mengambil kesempatan dalam kondisinya yang tidak sedang baik-baik saja.
"Yang aku lakukan di sini? Bukankah pertanyaan itu pantasnya kau tujukan pada dirimu sendiri?" ujarnya sambil mengerutkan keningnya.
Ayesha pun segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya membelalak, dari tempat tidur, gorden, hingga semua perabot yang ada di dalam kamar itu bukanlah miliknya.
'Seingatku aku masuk ke unitku sendiri, mengapa aku bisa berada di kamar dia?' gumamnya dalam hati sembari berusaha turun dari atas ranjang. Kepalanya masih terasa nyeri jadi dia belum bisa mengingat sepenuhnya apa yang sudah ia alami semalam setengah masuk ke dalam kamar itu.
"Akhhh ... "
Ayesha hampir saja jatuh terjerembab ke lantai karena merasakan kakinya yang begitu lemas kalau saja tidak ada sepasang lengan kokoh yang menahan tubuhnya.
"Lepas," desis Ayesha seraya menghentakkan tangan lelaki itu dari pundaknya.
Lelaki itu mendengus lalu melepaskan tangannya membuat tubuh Ayesha meluncur begitu saja di lantai hingga Ayesha memekik kesakitan sebab bokongnya yang mendarat sempurna dengan dinginnya lantai. Sudahlah sakit di bagian intinya, ditambah jatuh, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, beginilah yang Ayesha rasakan sekarang.
"Aaww ... ssshhh ... " Ayesha meringis membuat laki-laki itu mencoba untuk membantu Ayesha kembali tapi Ayesha justru menepis kasar tangan laki-laki itu.
Lalu dengan langkah tertatih, Ayesha masuk ke kamar mandi setelah terlebih dahulu mengambil pakaiannya yang telah diletakkan di atas meja rias.
Setelah berada di kamar mandi, Ayesha pun segera melepaskan selimut yang membungkus tubuhnya. Ia berdiri di depan cermin wastafel, matanya menatap nanar pada tubuhnya yang sudah tak suci lagi. Bagaimana ia mengatakannya pada ayah dan ibunya? Ia terlalu malu dan takut. Ia merupakan putri kebanggaan orang tuanya. Apa yang ia alami sama saja dengan mencoreng nama baik kedua orang tuanya.
Mata Ayesha berkabut, embun bening menetes dari pelupuk matanya. Dapat ia lihat, beberapa jejak percintaan yang berwarna merah kebiruan menunjukkan betapa panasnya malam yang ia lalui semalam. Bukan hanya itu, bagian inti tubuhnya pun terasa begitu nyeri. Entah berapa kali mereka melakukannya, ia benar-benar tak ingat. Yang ia ingat, semalam tubuhnya benar-benar mendambakan sentuhan dan saat sentuhan itu berhasil ia dapatkan, ia begitu terlena dan terbuai. Hanya ada erangan bersahut-sahutan yang masih terngiang jelas di telinganya.
"Aaargh ... bagaimana ini? Aku harus apa? Aku harus bagaimana? Mami dan papi pasti kecewa sekali kalau tahu apa yang sudah aku alami. Semua ini gara-gara si breng-sek itu. Semoga pukulanku semalam membuat senjatanya mati rasa dan nggak bisa bangun lagi," geramnya dengan tangan mengepal.
Lalu Ayesha segera beranjak ke arah shower dan menyalakannya. Dibersihkannya tubuhnya tanpa melewatkan satu inci pun. Dalam hati, tiada henti ia menggumamkan kata maaf dan ampun, bukan hanya pada orang tuanya, tapi juga pada sang pencipta. Ia sadar, perbuatan yang telah ia lakukan merupakan perbuatan tercela. Ia telah melakukan zina walaupun tanpa ia sadari. Lagi-lagi, air mata menetes dari pelupuk matanya. Rasa sesalnya kian menjadi. Pun amarahnya kian menggelegak. Setelah selesai, ia memakai pakaiannya kembali dan segera keluar menemui laki-laki yang telah mengambil kesempatan darinya.
"Maaf, aku telah mengambil kehormatanmu," ujar lelaki itu yang telah berdiri di tengah-tengah ruangan. "Ini," imbuhnya seraya menyodorkan setumpuk uang pada Ayesha membuat mata Ayesha memerah dan giginya bergemeluk.
Lalu dengan kasar Ayesha mengambil uang itu dan melemparkannya tepat di depan wajah pria itu. Kemudian ia pun mengambil dompet dari dalam tasnya lalu mengeluarkan semua uang yang ada di dalamnya dan melemparnya lagi ke wajah lelaki itu yang sudah nampak merah padam.
"Aku bukan wanita murah*an sialan!" pekik Ayesha murka. "Dasar baji-ngan. Kau sudah melecehkanku lalu begini caramu meminta maaf?"
"Jadi kau mau apa, hah? Oh, kau mau aku bertanggung jawab? Jangan-jangan kau memang sengaja ingin menjebakku agar aku menikahimu, begitu? Cih, jangan harap aku akan mewujudkan keinginanmu itu! Trik murahan itu takkan pernah berlaku padaku!" desisnya tajam dengan tatapan mencemooh.
"Hahaha ... " Ayesha tertawa sumbang. "Kau pikir kau itu siapa sampai aku seorang Ayesha ingin menjebakmu?"
"Tak usah berkilah. Kalian para perempuan sama saja. Memilih meninggalkan laki-laki tulus demi laki-laki lain yang lebih kaya bahkan sampai rela berjongkok tengah selang*kangan hanya demi status dan kekayaan. Dasar licik!" desis laki-laki itu dengan tatapan penuh luka dan kebencian.
"Hahaha ... curhat?" ejek Ayesha membuat laki-laki itu mengepalkan tangannya. "Dengar, jangan memukul sama rata semua perempuan karena tidak semua perempuan seperti yang kau ucapkan. Khususnya aku. Aku harap, kelak kau tak menyesali ucapanmu. Dan ... aku harap aku tak lagi berjumpa dengan lelaki pecundang seperti dirimu," desisnya.
Mata mereka saling bersirobok. Terlihat jelas sorot mata Ayesha menyiratkan kekecewaan dan luka mendalam. Tak ingin berlama-lama, Ayesha segera keluar dari apartemen laki-laki itu sambil membanting pintu sekuatnya. Ayesha membalik badannya menghadap ke arah nomor unit apartemen itu. Ayesha menghela nafas panjang, pasti karena terlalu pusing, angka yang ia lihat justru terbalik.
"Nomor 96? Sial!" umpatnya sebelum benar-benar berlalu dari depan apartemen laki-laki tadi.
Setelah Ayesha keluar, laki-laki tadi menatap lembaran uang dollar yang berhamburan di depannya. Kemudian matanya memicing saat melihat ada mata uang rupiah yang terselip di antara lembaran itu.
"Apa dia berasal dari Indonesia?" gumamnya sambil memegang uang senilai seratus ribu rupiah di tangannya. Karena mereka tadi berdebat dalam bahasa Inggris sesuai bahasa di negara tersebut, ia jadi tidak tahu kalau mereka sama-sama berasal dari Indonesia.
Lalu laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia mendekati ranjang yang dalam keadaan kusut masai itu. Ia menghela nafas panjang saat melihat bercak darah yang terlihat jelas di atas sprei berwarna abu-abu tersebut. Perasaannya tiba-tiba merasa kacau.
...***...
...Happy Reading 🥰😘🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
FUZEIN
Panic kan
2024-04-14
1
sherly
kasian ya nasib sha... hadew anak kesayangan Lian dan Luna dah ngk gadis lagi
2023-06-20
1
Ririe Handay
karena ditinggalkan jd menyamakan yesha ma mbak mantan ya bang
2022-08-26
0