Empat tahun berlalu.Hari ini bertepatan hari senin. Aku sekarang bekerja membantu nenek berjualan.
Mungkin kata sibuk yang pas untukku saat ini.
Lihatlah pagi ini,subuh hari aku sudah bangun dari alam tidurku.Untuk apa?Ya,untuk mencari uang.
Tugasku sekarang menggantika nenek berjualan ke pasar pagi.Sedangkan Zabi tinggal bersama nenek dirumah.Barang dagangan sudah di siapkan oleh kakek semalam seperti sayur bayam, kangkung dan kacang panjang.
Agar sayur tetap segar aku menaruhnya didalam air,ditambah lagi daganganku buah seperti pisang, pepaya, ubi jalar dan singkong.Hasil dari kebun belakang rumah.
Sebelumnya dagangan nenek hanya beberapa saja dan sebagian milik tetangga.Namun,melihat perkarangan belakang rumah lumayan untuk berkebun. Aku berinisiatif untuk membeli bibit sayur dan mengembangkannya. Alhamdulillah, dengan kegigihan kakek merawatnya.Tanaman tersebut bisa aku jual hasil dari kebun sendiri.
Aku berangkat kepasar yang jauhnya sekitar 200 meter dengan menenteng barang dagangan.Kalo menghitung berat sih lumayan,tapi tidak masalah untuk ku. Karena aku sudah terbiasa bekerja seperti ini
Aku lebih baik banting tulang demi bisa memenuhi kebutuhan hidup yang terus meminta untuk dicari.
Setengah jam perjalanan aku sampai dipasar,disana ternyata sudah banyak pedagang berdatangan. Ada yang menyusun barang, mengangkut barang ke dalam pasar dan ada juga yang sudah selesai menyusun dagangannya.
Begitu juga denganku,menyusun barang agar terlihat rapi kemudian bersiap menunggu kedatangan pembeli
Jam 5 subuh pagi, pembeli sudah banyak berdatangan. Tentu saja para pedagang menyorak nyoraikan dagangan mereka agar cepat terjual.Begitu juga denganku, ikut menyorak nyoraikan dagangan agar cepat terjual.
"Sayurnya 3 ikat lima ribu....dipilih.... dipilih...Pak,Buk sayurannya... "
Begitulah kira-kiranya guys aku memanggil dan menawarkan kepada pembeli.
Dua tiga pembeli mulai menawar daganganku,satu demi satu sayur dan barang lainnya terjual habis.Alhamdulillah....
Alhamdulilah dengan hati senang dan rezeki,hari ini dagangan ku cepat laku. Mungkin ini pertama kali daganganku rekor paling cepat habis.Biasanya masih ada yang tersisa.
Aku bersyukur dengan rezeki yang diberikan Tuhan kepadaku.Aku juga berdoa semoga saja dagangan orang lain juga terjual.
Tentu saja hal ini membuat hatiku senang, tak sabar rasanya ingin pulang kerumah bertemu Nenek dan Zabi. Mereka pasti senang melihat aku cepat kembali.
Aku berjalan menyusuri pasar yang lumayan ramai oleh pengunjung yang hendak berbelanja.
Setibanya dipersimpangan jalan,aku baru ingat nenek minta dibelikan minyak urut merk G*U. Biasanya beliau memakai minyak tersebut untuk memijit lutut yang belakangan ini sering terasa sakit dan ngilu.
Karena tempatnya terletak di dekat pasar, otomatis aku kembali kesana.
Jangan sampai nenek kecewa.
Sampai disana aku membeli pesanan nenek kemudian kembali pulang dengan hati senang.
Dirumah aku melihat Zabi bermain dengan nenek dikebun, nenek membantu membersihkan semak yang ada di ladang sayuran.Sedangkan kakek belum kembali dari menjual kerupuk.
Aku masuk ke rumah dan meletakkan tempat barang yang berguna untuk mengangkut dagangan ke pasar.Tak lupa pula, aku mengambil martabak yang tadi sempat aku beli saat pulang dari pasar.
Aku berjalan kebelakaang rumah sambil menenteng martabak dan air minum.
"Nenek mari kita makan martabak dulu, nanti keburu dingin"
Aku menuju kebun dimana Nenek dan Zabi duduk.Didalam kebun dekat pohon pisang, kami makan martabak yang tadi aku beli. Rasanya enak dan suasana dikebun membuat siapa saja akan merasa nyaman untuk di nikmati.
Yaa,segar dan sejuk.
Aku merasa senang sudah bertemu dengan orang baik seperti nenek dan kakek,aku bersyukur bisa kabur dari rumah yang dipanggil Panti Asuhan.
Beginilah kehidupanku setelah kabur dari panti asuhan yang sudah membesarkan kami.
Waktu itu di Panti Asuhan.
Terjadi masalah yang entah apa itu, aku tidak tahu.Tapi yang aku tahu, setelah kejadian itu kami sering mendapat kekerasan fisik dan batin dari pengasuh disana.
Makanan pun kami pernah diberi makanan yang rasanya tak pantas untuk dimakan. Kejadian ini sering terjadi beberapa tahun belakangan.
Mungkin orang bertanya. Masak sih ada panti asuhan yang memperlakukan anak-anak seperti itu? Ya, memang ini benar adanya.Orang diluar sana berfikir panti asuhan itu orang-orang yang baik namun berbalik dengan panti yang pernah kami tinggali.
Dulu sebelum kabur,
Aku dan beberapa orang lainnya sudah merasa tak nyaman dan tak sanggup lagi menahan diri untuk tetap tinggal disana. Apalagi melihat adikku yang masih belita ikut dalam tindakan kekerasan mereka.
Itu membuatku sangat marah dan sedih, ingin melawan tapi apalah dayaku.Diri yang masih anak-anak ini tak bisa berbuat apa-apa.Kami menerima kekerasan fisik selama ini.
Ingin mengadu....Tapi kepada siapa? bahkan kami saja tak memiliki orang tua.
Suatu hari,
Aku dan beberapa orang lainnya mebuat rencana dan berusaha mencari celah agar bisa kabur dari tempat yang tak layak itu.Dengan berbagai rencana dan usaha kami lolos dari tempat yang tak ingin siapapun kembali.
Setelah lolos dari sana kami pun berpisah. Aku mangendong Zabi ditengah malam menjelajahi jalan yang kami temui.Tanpa alas kaki apalagi selimut.Hanya kain yang lekat dibadan yang ada padaku,sedangkan Zabi aku masukkan kedalam bajuku yang ukurannya 2 kali lipat dari badanku.
Aku kurus dan tinggi seperti kekurangan gizi. Rambut pendek seperti laki-laki, kulit dekil dengan baju yang sudah lusuh.
Aku berjalan dan terus berjalan hingga kaki ini lelah untuk berjalan.Haus dan lapar itu yang terasa.
Tapi apa dayalah diri, entah kepada siapa mengadu?aku tak tau.Hanya bisa menahan hingga pagi hari tiba.
Saat aku terbangun dari tidur, aku melihat hari begitu cerah,orang-orang yang berlalu lalang memberi kami uang,kami seperti pengemis saat itu.
Walau begitu aku bersukur masih ada orang yang ingin memberi sedikit uangnya.Walau sebenarnya, aku tak mau seperti ini.Tapi, demi perut terisi,terpaksa aku menerimanya.
Aku berjanji untuk mencari pekerjaan lainnya untuk mendapatkan uang.Itulah niatku saat itu.
Dua hari terluntang lantung ditengah kota tanpa uang, mebuatku untuk berpikir keras bagaimana caranya agar bisa makan. Kemudian aku mencoba untuk memulung dan bertahan setahun.
Kini aku bertemu dengan orang yang begitu baik.Mau menerima kami dalam keadaan seperti ini.
Terimakasih Nek dan Kakek sudah menerima kami.
Aku berharap bisa membalas kebaikan mereka dan akan membuat mereka bahagia. Berjanji tidak akan ada lagi kata kesepian diusia mereka yang sudah tua ini.
Aku berharap bisa bertemu dengan anak kakek yang ada di bandung,kak Rendra.
Aku berencana untuk mempertemukan mereka. Ini sudah lama aku rencanakan, namun karena kondisi yang masih seperti ini tidak juga pernah berubah sehingga membuat jalanku terhalang.
Entahlah mungkin belum waktunya untuk mempertemukan antara orang tua dan anaknya.
...***jika suka kakak boleh vote-like-komentar.Serta masukannya agar authornya bisa lebih kreatif lagi.Terimakasih***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Van Official
lanjut !! 🤘🤘
2022-08-04
1