7 tahun kemudian diusiaku ke 18 tahun ,Zabi adiku masuk sekola SMP.
Aku menyekolahkannya dari uang tabungan hasil kerjaku selama ini. Aku juga bekerja paruh waktu di Cafe Cahaya tak jauh dari pasar tempat aku berjualan.
Bagaimana aku bisa masuk kesana tanpa ijazah?pasti itu pertanyaan yang terlintas dibenak sahabat semua.
Biar aku jelaskan,
Aku mempunyai teman yang sebenarnya tetangga sebelah rumahku.Namanya Riska, dia bekerja waktu itu di Cafe Cahaya.
Naah,berhubungan aku membutuhkan kerja sampingan.Mbak Riska memasukkanku kesana untuk menggantikannya karena akan menikah.
Awalnya Si Bos milik cafe tersebut ragu, tapi aku berusaha meyakinkan.Dan aku diberi waktu seminggu untuk melihat kinerja ku.
Jelas saja aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Alhamdulillah. Mungkin karena cekatan bekerja,aku diterima di Cafe tersebut.
Ok lanjut sekarang,
Aku bekerja seperti ini karena kakek sudah lama tidak bekerja. Beliau tidak kuat untuk berjualan kerupuk.Beliau sudah tak kuat untuk berjalan jauh sedangkan nenek sering sakik-sakitan.
Tentu saja saat ini akulah tulang punggung keluarga ini. Di usia yang sangat muda ini aku harus bekerja keras sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Apakah aku tidak sekolah?
Ya, aku memang tidak pernah sekolah tapi aku masih menyempatkan diri untuk belajar dirumah.Kadang saat dipasar aku diajari oleh kak Ani yang juga pedagang. Dia sudah tamat sekolah SMA.
Berkat dia aku bisa tau dan sedikit mengerti tentang apa yang dipelajari ditempat yang dinamakan Sekolah.
Kak Ani begitu pandai tapi sayang dia tak ingin kuliah karena biaya yang tak memadai.
"Aku biar berdagang saja yang langsung menghasilkan uang,daripada kuliah buang-buang uang saja." Itulah katanya sambil tertawa.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala tak mengerti dengan pemikirannya.
Hari ini hujan begitu deras.Aku tak bisa berbuat apapun, daganganku subuh ini hanya beberapa yang laku. Jelas saja aku sedih tapi harus bagaimana lagi.Pengunjungpun pada sepi.Disini bukan aku saja yang sepi tapi banyak pedagang lainnya yang dagangan mereka masih setia bersama tuannya.
Melihat hujan yang tak kunjung reda.Aku membereskan daganganku karena sebentar lagi jatah kerja paruh waktu.
Beberapa menit kemudian semua barangku beres dan hujan pun reda.Benar saja bukan rezeki ku hari ini.Tapi tidak apa, aku masih memiliki pekerjaan lainnya.
Aku bergegas kembali kerumah setelah hujan benar-benar reda. Sesampainya dirumah aku melihat nenek tertidur.
Aku sengaja tidak membangunkan nenek agar tidurnya tidak terganggu. Dengan pelan-pelan aku berjalan kesana kemari mengambil tas dan bajuku.Aku bersiap-siap untuk pergi bekerja.Namun, diujung pintu nenek memanggilku
"Kamu sudah kembali, Nak?"
Aku menoleh kearah nenek.
" Eh nenek sudah bangun, iya nek aku sudah pulang tapi dagangan kita masih banyak sisanya tapi ngak papa, besok aku jual lagi ya Nek."jawabku kemudian
"Oh iyaa nek. Aku pergi kerja dulu takut telat soalnya. Nenek jaga kesehatan ngak usah bekerja, nanti kalau sudah kembali biar aku atau Zabi saja yang mengerjakan pekerjaan rumah."sambungku bersalaman dengan nenek
"Nak jaga kesehatan kamu juga, jangan sampai kelelahan.Maaf kan kami sudah merepotkan kamu nak."jawab nenek merasa sedih.
"Shuuuuut,Nenek jangan ngomong seperti itu .Aku jadi malas kerjanya kalau nenek ngomong seperti itu.Nenek kasih semangat dong akunya." jawabku sedikit manja.
"Iya nak,kamu harus semangat ya.Semoga saja usaha kamu ini membuat jalan keberhasilan nantinya."sambung nenek mengusap kepalaku.
"Aamiin yarabbal'alamin, Terimakasih ya nek doanya, aku berangkat dulu.Assalamualaikum."
"waalaikumsalam."
Aku pergi meninggalkan rumah itu berjalan menyusuri gang-gang menuju jalan raya.
Mencari tukang ojek karena tidak mungkin aku harus berjalan takutnya bisa-bisa aku terlambat sampai di cafe
Beberapa menit kemudian,aku sampai di tempat aku bekerja.Seperti biasanya,aku melaksanakan pekerjaanku dengan semangat 45.
Cafe ini selalu ramai baik disiang hari ataupun malam harinya.Selain letaknya yang strategis,cafe ini juga dekat dengan perkantoran.Dan menu masakan serta minuman disini sangat enak dan bervariatif.Jadi tidak ragu untuk orang singgah di cafe ini.
Cafe ini cukup banyak penggemarnya termasuk adikku,Zabi.
Karyawan disini ada beberapa orang, tapi aku disini sebagai pengantar makanan kepada pelanggan.Atau bisa dikatakan pelayan.
Aku harus berada dilokasi sebelum dibuka, selain itu aku juga ikut serta dalam membantu pekerjaan lainnya.
Pekerjaan ini sebenarnya tidak berat.Tapi orang-orang melihatku merasa iba karna aku yang terlihat masih seumuran anak SMP.
Yang benarnya,aku seumuran anak SMA. Ada untung dan ruginya memiliki wajah yang seperti ini. Ruginya susah cari kerjaan karena merasa aku masih ingusan,susah cari pacar karena wajahku pas-pasan.
Cantik tidak jelekpun tidak.
Hedeeehhh,mana ada yang mau sama orang seperti aku ini,udah ngak sekolah miskin lagi.
Hadeehhh...
Tapi ngak papalah yang penting tidak menyusahkan orang lain. Enjoi aja biar hati tetap tenang biar pikiran saja yang bergelantungan memikirkan nasib kedepannya.
Sebenarnya dulu nenek memintaku untuk sekolah.Namun aku menolaknya, saat itu aku berpikir siapa yang akan membiayai sekolah dan kebutuhan nanti jika aku sekolah ?Aku tak ingin menyusahka nenek, apalagi kakek yang sudah tak patut lagi untuk bekerja.
Tak masalah aku tak sekolah yang penting Adik dan nenek kakek terpenuhi kebutuhannya.
ltupun sudah membuatku lebih dari apapun.
Setiap hari bekerja seperti ini tentu saja hal yang tak mudah. Pergi subuh pulang malam.Ini berjalan sejak nenek sakit-sakitan mungkin saat umurku 13 tahun sampai sekarang usiaku sudah 18 tahun.
Berarti sudah 5 tahun aku bekerja seperti ini.
Sebagai contoh hari ini,pengunjung begitu ramai. Aku sedikit kewalahan karena semalam aku tak bisa tidur akibat diare.
Tapi aku harus jalani pekerjaan ini jangan sampai ada kesalahan.Agar posisiku tetap aman.
"Rain antar ini kemeja no 4 yang diruang VIP ya." kata kak ayu kepadaku.
"Siap kak."jawabku.
Aku mengambil makanan dan beberapa minuman pesanan pelanggan.Aku menuju ruang VIP yang dikhususkan untuk orang yang terpilih.
"Sebenarnya aku sudah biasa keruangan itu. Tapi,kenapa sekarang ngeri-ngeri sedap ya?rasanya tak seperti biasa."monolok diri sendiri
Sampai didepan ruang X. Aku melangkahkan kaki hedak masuk.Sialnya ada yang mendorong pintu itu.Otomatis makanan dan minuman yang ada di taganku berserakan kelantai.
Kaget tentu saja.Melihat bajuku kotor tersiram saus tambah kagetnya lagi, baju orang yang berdiri didepanku ikut kotor karna jus buah.
Astaga....!!
Bajunya putih lagi.
Kaget..... Shok.... Itu yang aku rasakan.
Aku tak bisa berkata-kata, rasanya takut sekali melihat wajah orang yang ada didepanku ini.Wajahnya merah padam saat aku melihatnya.
Ya Tuhan bagaimana ini, aku kehilangan akal saat kejadian.Sampai-sampai baru sadar saat mendengar suara bentakan dari orang yang berdiri di depanku.
"Kau....!apa yang sudah kau lakukan kepadaku hah?! Apa kau sudan bosan hidup..!Berani-beraninya kau mengotori bajuku! "bentak pria itu kepadaku.
"Ma....maa...Maafkan saya pak, saya tidak sengaja melakukan ini kepada bapak."jawabku menundukkan kepala.
Aku meminta maaf kepada pria yang berdiri didepanku.
Semoga saja orang ini tidak memperpanjangnya,bisik hatiku.Aku mengangkat sedikit kepala melirik pria tersebut.
"Aduh... Dia masih saja menatapku."pikirku dalam hati
"Ada apa pak..?"kata orang yang baru saja nongol dari ruang X.
Sedangkan orang yang sekarang berdiri ditengah pintu menatap tajam menahan amarah.
Baru aku menyadari itu, apa yang sudah terjadi ini adalah masalah besar.
Ya Tuhaaaan... cobaan apalagi ini?
"Maaf pak saya tidak sengaja,saya akan membersihkan baju bapak. Kapan perlu saya akan menggantinya."jawabku asal cerocos saking takutnya melihat wajah pria ini.
Lagi-lagi tatapan tajam nya membuat nyaliku ciut, aku segera menundukkan kepala.
Takut...
"Apa kau tidak memiliki mata?! kau sudah merusak bajuku. Apa kau sudah bosan bekerja!" bentak pria itu ke padaku.
"Maaf pak saya sunggu tidak sengaja, saya minta ma......"
"Kau.....!"
Dia menunjuk wajahku dengan jarinya, mata elang itu sangat tajam.
Aku gemetaran.
"Kau bicara ingin mengganti bajuku? Kau ingin tahu berapa harga baju ini hah..!"bentaknya lagi seakan aku ingin menghilang saja dari hadapannya.
Aku sungguh mati kutu.Diam dan takut itu yang ku alami.
"Kenapa diam! Kau tak ingin mendengar harganya? katanya lagi seolah-olah belum puas berbicara.
Diam seribu bahasa.
"Ada apa ini.... Apa yang terjadi..? Tanya pemilik Cafe ini dari kejauhan.
Sedangkan pria itu berdiri berkacak pinggang menoleh ke arah kak tiara pemilik cafe tersebut.
"Apakah anda pemiliknya..?"
" Iya benar saya pemiliknya."jawab kak Tiara meliriku.
"Lihatlah apa yang dilakukan pegawai anda ini benar-benar membuat saya marah."lanjutnya lagi sebelum kak Tiara bicara
Kak Tiara meliriku kemudian."Maafkan pegawai saya pak,saya...."
" Saya minta segera anda selesaikan...atau saya yang akan menyelesaikannya!"
Pria itu pergi dengan kemarahaanya, mungkin kesal dengan apa yang sudah aku lakukan.
Laki-laki yang tadi masih berdiri dibelakang menyaksikan apa yang terjadi padaku.Begitu pula dengan pengunjung lainnya.Mereka menyaksikan dan merekam seolah-olah itu sebuah pertunjukan yang sangat menarik.
Biarlah,aku tak peduli.
Kak Tiara melihat ke arah ku dengan tatapan yang menakutkan.
"Kak maafkan aku, tapi aku tidak sengaja men... "
" Stop Rein!Hari ini kamu membuat kesalahan besar,kamu sudah mbuat pelanggan saya pergi!"
"Maaf Rei,mulai sekarang kamu saya pecat!"
"Kak maafin aku kak.Aku tidak sengaja menumpahkannya. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi.Aku mohon jangan pecat aku."
Aku memohon dan berusaha menjelaskan.Namum kak Tiara tak menghiraukan ku,bahkan dia mengusirku di depan orang banyak.
Aku malu,tapi aku berusaha untuk tidak peduli. Tidak peduli dengan tatapan orang yang melihatku.
Sekuat apapun menahan,akhirnya air mata ini berjatuhan membasahi pipi.Aku masih berusaha memohon agar tidak dipecat,tapi semuanya sia-sia saja.Kak Tiara tetap mengusirku bahkan teganya dia mendorongku keluar dari tempatnya,dan itu dilihat langsung oleh si pria brengsek yang tak punya hati itu dari dalam mobilnya.
Belum lagi orang-orang yang melihatku disana.
Rasanya...Entahlah.
Jujur saja aku benar-benar sakit hati diperlakukan seperti ini. Tapi,aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat ini aku sangat sedih karena sudah tidak bekerja lagi.Bersusah payah menjaganya akhirnya berakhir seperti ini.
Sungguh memilukan.
Aku menghapus air mata ini dengan kasar. Berusaha menerima apa yang terjadi, menarik tas didepanku sambil berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu dengan air mata yang masih saja mengalir.
Malu,tapi aku sangat sedih saat ini.
Berjalan menunju taman kota,melihat suasana yang lumayan sepi. Aku duduk dikursi taman sambil menangisi apa yang sudah terjadi.
Kenapa cobaan ini datang tiba-tiba?
...****Vote-like-komen****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Van Official
best . lanjut teroossss
2022-08-04
2