4.Lanjutan

1 bulan lebih aku mencari pekerjaan semenjak kejadian itu.Tapi belum juga aku dapatkan.Ternyata susah ya cari pekerjaan, apalagi aku yang tak pernah sekolah ini.

Kian hari pengeluaran semakin besar, sedangkan pemasukan hanya berdagang sayur saja.Uang yang didapatkan tak seberapa.

Apalagi dagaganku tak lagi seperti dulu. Sekarang milik tetangga dan beberapa sayur milik kami.

Kakek benar-benar sudah tak bisa bekerja lagi.Beliau sering sesak nafas jika sudah bekerja, walau sedikit saja.Sedangkan nenek keadaan beliau semakin hari semakin menurun.Sekarang pihak sekolah zabi mendesak pula.

Berjalan menyusuri trotoar dengan pikiran entah kemana. Aku benar-benar bingung harus mencari uang kemana,aku tak tau harus bekerja apalagi untuk memenuhi kebutuhan.

Menarik nafas dalam, rasanya ingin aku menangis sekeras-kerasnya.Aku tak tau harus kemana lagi.Jalan terasa buntu.

Entah beberapa jam aku melamun sampai-sampai aku tak tau sudah magrib.Suara Azam lah yang menyadarkanku.Hatiku tersentuh dengan seruan indah itu, aku berjalan menuju sumber suara yang indah itu.Hanya tempat inilah aku bisa mengadu keluh kesah hati.

Melaksanakan whudu' dan sholat berjamaah.Aku berdoa dan berkeluh kesah kepada Tuhan, rasanya tenang sekali setelah bercerita kepadanya.

Selesai sholat aku pergi lagi mencari ojek karena keberadaanku sekarang jauh dari rumah.

"Mas ngojek gak..?"tanyaku pada mas mas yang sedang bersantai di motornya.

" Iya neng,mau diantar kemana?"jawab mas tersebut.

"Ke kampung C mas,mas tau kan jalannya?" tanyaku balik.

" Tau donk neng...Oh iya ini helmnya."jawab mas tersebut sembari memberikan helm kepadaku.

Motorpun mulai bergerak menyusuri jalan lintas menuju kampung tempat aku tinggal.

Setengah jam diperjalanan yang lumayan sepi, kami melihat sebuah mobil yang pintu depannya terbuka. Dan melihat ada tangan yag bergerak-gerak seakan melambai.

Sedikit mencurigakan.

"Neng lihat tangan gerak-gerak yang dimobil itu ngak?"tanya mas ojek kepadaku.

"Lihat mas,emang kenapa mas?"tanyaku bingung.

"Ngak ada.Cuman penasaran aja."jawab mas ojek.

"Oo kalau begitu kita kesana aja mas."jawabku.

Tanpa takut sedikitpun aku mengajak mas ojek mendekati mobil sedan tersebut.

Tiba disamping mobil aku dan mas ojek terkejut melihat seorang pria tergeletak di kursi pengemudi dengan darah berserakan dikursi yang ditempatinya.

"Neng kita pergi saja atau bagaimana?"tanya mas ojek takut.

"Iya mas.Lebih baik kita pergi saja takutnya nanti kita yang dituduh yang membunuhnya." jawabku kemudian.

Motor mulai dihidupkan,saat aku hendak naik ke motor tersebut,tiba-tiba terdengar suara tolong dari pria tersebut.Entah kenapa aku merasa tidak tega mendengarnya.

"Mas tunggu sebentar ya,orangnya masih hidup lho.Kita bisa menyelamatkannya.Tunggu sebentar ya mas.Aku hubungi Ambulans dulu."

Aku segera mengambil hp tinot-tinotku dan langsung menghubungi pihak Rumah sakit.Saat menunggu Ambulans tiba,sudah banyak orang berlalu lalang berhenti untuk melihat.Banyak yang bertanya apa yang sudah terjadi dan bermacam pertanyaan lainnya.

Lama menunggu akhirnya mobil Ambulans pun tiba,aku diminta untuk ikut dengan mereka ke rumah sakit.

Sebelum itu aku membayar ongkos ojek kepada mas-mas tersebut.

Didalam perjalanan beberapa perawat mulai melaksanakan tugasnya, aku hanya bisa menyaksikan apa yang mereka lakukan untuk keselamatan pasiennya.Saat ini aku tidak bisa melihat jelas wajah orang tersebut karena wajahnya dipenuhi darah.

Sampai dirumah sakit mereka membawanya keruang UGD.Dijalan menuju ruangan Pria itu sempat memegang tanganku.Entah karena rasa Iba, sampai aku membiarkannya untuk memegang tanganku hingga dipintu.

"Maaf mohon untuk menunggu diluar."kata suster kepadaku.

Aku yang tak tahu harus apa memilih duduk dan menunggu kabar dari dokter yang menanganinya.

Entah karena lelah seharian mencari pekerjaan.Aku tertidur dikursi rumah sakit saat menunggu dokter keluar dari ruangan tersebut.

Dalam mimpi aku merasa ada yang membangunkanku,entah sudah berapa kali namun mata ini sulit untuk dibuka. Serasa mimpi saja.

Berlahan membuka mata yang masih lengket.Aku melihat seorang perawat cantik didepan wajahku. Kaget... Itu yang aku rasakan saat itu begitupun siperawat ikut terkejut oleh kelakuanku.

"Maaf saya tidak beramaksud untuk mengagetkan mbak,tapi boleh tahu sekarang saya ada dimana ya?"

Pertanyaan begitu saja keluar dari mulutku ketika menebar mata kekiri dan kekanan.

"Ibu sekarang berada di rumah sakit."jawab suster itu.

"Kenapa saya berada disini sus? tanyaku saat suster tersebut hendak berjalan.

"Bukankah ibu yang mengantar pasien korban pembegalan semalam?"tanyanya.

"Oowh...Iya ya sus."jawabanku sembari berfikir.

Ketika hendak bertanya aku sudah tak melihat suster yang berada didepanku tadi.Aku beranjak dari tempat menunju meja resepsionis untuk mengetahui nomor ruangan yang ditempati pasien.Setelah mendapatkan informasi aku segera menuju ruangan tersebut.

Cekrek......

Bunyi pintu saat aku masuk.Aku melihat pria yang terbaring diranjang rumah sakit itu dipenuhi dengan selang oksigen dan beberapa jarum melekat ditangannya, dan beberapa jahitan dibagia samping perutnya serta luka yang sudah diobati dipelipisnya.

"Kasihan sekali orang ini,begitu banyak luka ditubuhnya. Tapi bagaimana bisa terjadi ya? siapa yang tega melakukanya?"bertanya kediri sendiri.

"Sudahlah.. tidak penting memikirkan itu,yang terpenting saat ini orangnya sudah diselamatkan."sambungku.

Beberapa menit kemudian aku hendak keluar. Di depan pintu aku bertemu dengan suster yang memintaku untuk mengurus administrasi.

Katanya semalam aku ketiduran.

"Tapi suster saya tidak mengenali orang ini. Saya disini hanya mengantar saja, saya bukan keluarganya." jelasku panjang lebar.

"Kalau begitu apa ibu punya nomor yang bisa dihubungi, atau mungkin Hp milik pasien?"tanya suster tersebut.

"Ohh iya,saya punya Hp nya sus.."sambil mangambil Hp korban dari dalam saku-saku.

Semalam aku mengambil hpnya yg baru saja terjatuh dari mobil,aku berfikir pasti ada gunanya nanti.

Tapi,kenapa semalam aku tidak menghubungi nomor yang ada dihp ini ya?Ahhh,mungkin karena lelah dan cemas sehingga membuatku melupakan hal sangat penting ini.

Anggap saja aku lupa.

Aku memberikan hp tersebut kepada suster, kemudian mereka menghubungi nomor yang tersimpan disana.

Suster memberikan hp tersebut kepadaku. Namun aku menolak dan meminta mereka untuk menyimpannya dan kembalikan setelah keluarga korban datang.

Aku pergi meninggalkan rumah sakit setelah sempat bertemu dengan ayah korban.

Tadi...

Saat aku hendak pergi meninggalkan meja resepsionis tiba-tiba ada yang memanggilku.Segera aku milihat kearah dimana suaru itu berada. Aku melihat bapak-bapak mungkin umur nya sekitar 45an.Pakainya rapi seperti orang kantoran.

"Bapak manggil saya?"tanyaku.Setelah memastikan tak ada orang selain aku.

" Ya saya memanggil kamu."jawab bapak tersebut.

"Bapak memanggil saya,ada keperluan apa?"

Aku bertanya kepada pria ini karena merasa tidak pernah bertemu atau berurusan dengan orang sepertinya.

"Apakah kamu yang telah menyelamatkan anak saya?korban begal semalam?'tanya beliau.

"Iya pak,saya yang membawanya ke sini. Tapi saya tidak tau siapa pelakunya pak."

Aku menjelaskan panjang lebar agar ayah dari korban tidak mengintrogasiku.Aku takut mereka menanyai hal yang tidak aku tahu. Mending aku jelaskan sebelum ditanyai.

Orang yang berdiri didepanku tersenyum

"Saya kesini bukan untuk menanyai itu, saya kesini untuk mengucapkan terimakasih karena sudah menyelamatkan anak saya, dan ini mohon diterima sebagai terimakasih saya kepada kamu."jelasnya panjang lebar kemudian mengeluarkan amplop dan memberikan padaku.

"Aduh pak tidak usah pakai ini segala dengan. Dengan terimakasih dari bapak saja sudah buat saya senang."jawab ku menolaknya.

"Tapi..."

"Sudah pak,lebih baik bapak simpan saja uangnya.Oo iya,kalau tidak ada lagi, saya mohon permisi dulu pak..Mari.."jelasku kemudian memutar badan hendak pergi.

"Tunggu..."

Aku berhenti dan melihat kearahnya. Bapak itu mendekatiku.

"Nama kamu siapa? Ini kartu nama saya jika nanti membutuhkan bantuan.Saya akan siap untuk membantu kamu."sambil menyodorkan secarik kartu nama.

"Nama saya Rein pak."jawabku kemudian mengambil kartu nama tersebut dan pergi meninggalkan pria itu.

Aku berjalan menyusuri trotoar sambil memandangi kartu nama itu.Kemudian menyimpannya didalam tas.

****

Berat hati ini melangkah menuju tempat tinggalku.Namun karena ingat dengan orang-orang yang dirumah.Aku memutuskan untuk kembali.

Sebab,semalam aku tak pulang pasti mereka sangat mencemaskan ku.Ya Tuhan bagaimana aku bisa lupa dengan keluarga kecil ku ini.

Aku bergegas pulang, didepan rumah aku melihat Zabi berjalan mendekatiku.

"Kakak kemana saja semalam, nenek dan kakek mencemaskan kakak."tanyanya kesal.

Tanpa menjawab aku masuk kedalam rumah, nenek langsung memelukku.

"Nak kamu kemana saja semalam,kami mencemaskanmu."

"Maafkan aku nek, aku tidak bermaksud untuk seperti itu tapi semalam ada kecelakaan. "

" Kecelakaan? Siapa yang kecelakaan nak? Dan bagaimana keadaannya?"

Bertubi-tubi pertanyaan yang diajukan nenek dan Zabi kepadaku,sepertinya mereka mencemaskan sikorban dari pada aku sendiri

Hahh....Sudahlah.

Aku duduk bersimpuh didekat kakek,

sambil memeriksa kondisi kakek aku menceritakan kejadian semalam kepada mereka.

Nenek memelukkan dan bersyukur tidak terjadi apa-apa pada ku dan sikorban.

******Like-vote-komentar*****

Terpopuler

Comments

Van Official

Van Official

senang bisa membaca.

2022-08-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!