Bab 3. Sah

Ibu dan bapak sibuk menyiapkan semuanya yang serba mendadak. Karena selain lamaran pihak laki-laki juga ingin menikahkan dua mempelai meskipun hanya secara siri.

"Bapak lagi apa? ngapain nungguin si putih," teriak ibu yang melihat bapak bicara pada si putih sapi kesayangannya.

"Bapak lagi ngobrol Bu."

Ibu yang mondar-mandir antara dapur ke sumur geregetan juga lihat bapak cuman jongkok sambil elus-elus sapi kesayangannya.

"Ngobrol! itu bantu adikmu, banyak yang musti disiapin. Janur, pisang, kelapa gading, semuanya belum siap itu lo."

"Lah kok malah ngobrol sama sapi, emang sapinya ngerti apa yang kamu omongin," terus mengomel sambil ngilang muncul berkali-kali.

"Put, itu makmu ngomel, nanti bapak kesini lagi ya. Sekarang kamu istirahat dulu. Bapak mau menyiapkan diri biar kuat," si putih seperti menikmati kepalanya dibelai bapak lalu mengangguk tanda mengerti.

Udara di dapur suhunya naik, semua orang yang ada di dalamnya berkeringat. Tiga pawonan (kompor dari semen yang biasanya ada di desa) yang ada di dapur semua menyala.

Kesibukan begitu terasa. Maklumlah ini adalah pernikahan anak pertama yang membutuhkan banyak printilan.

"Bu, aku mau ngomong," bisik bapak dari punggung ibu.

"Ngomong saja," tangan ibu sibuk mengaduk jenang, salah satu makanan khas dari Jawa yang terbuat dari tepung beras dan ketan dicampur santan lalu diberi gula aren.

"Jangan disini, ndak enak sama orang-orang."

"Pak, lihat ini, aku lagi sibuk. Kalau jenangnya gosong bagaimana? siapa yang disuruh gantikan mengaduk jenang. Semua pada sibuk kamu malah minta ngamar."

Tidak sadar kalau pembicaraan itu di dengarkan ibu-ibu yang lain di dapur, ibu menjawab dengan suara keras.

"Siapa yang ngajak ngamar yu," teriak salah satu tetangga dari gerombolan ibu-ibu yang sedang memotong sayur untuk membuat acar.

"Ya, bapaknya to..." timpal yang lain.

"Walah...walah, napsunya masih membara to bapaknya Isun ini. Hahaha..." disambut tawa yang lain.

"Nanti kalau jadi lagi diberi nama siapa kang," teriak bulek yang juga ada di dapur.

"Diberi nama kaming egain ya mas."

Semuanya tertawa. Termasuk ibu yang tangannya terus sibuk, tidak ada malunya sama sekali. Hanya bapak yang mukanya mulai memerah.

"Waduh kalau saya disuruh seperti si putih. Ya saya minta ampun, tiap habis melahirkan sama bapaknya disuntik lagi biar hamil lagi."

Lagi-lagi obrolan itu menghasilkan tawa.

"Ya itu Bu yang mau tak sampaikan," bisik bapak menimpali obrolan dapur itu.

"Ada hubungannya sama si putih?"

"Heeh," bapak mengangguk.

"Ya sudah ngomong aja."

Aroma jenang yang gurih manis mulai tercium. Adukan tangan ibu semakin kuat karena adonan menjadi semakin liat.

"Bu, biar putih disembelih saja."

"Apa pak?! kamu yakin pak?" teriak ibu.

Makanya dari pagi duduk jongkok di dekat si putih sambil ngobrol.

"Iya, biar si putih menuntaskan kewajibannya untuk Isun anak kita."

"Lagi pula si putih juga sudah tua. Kita juga masih punya sapi yang lain."

"Bener loh ya, jangan menyesal."

"Nggak," menggeleng sih bapak tapi dengan raut sedih, "tapi waktu dia disembelih jangan panggil aku ya..."

"Iya, nggak akan dipanggil. Sekarang kamu panggil adikmu suruh cari tukang jagal."

"Wah...gede-gedean ini ceritanya. Sampai si putih disembelih yu..."

"Maunya bapaknya begitu, Bu."

Begitulah dengan waktu yang hanya tiga hari semua siap ketika hari H tiba. Dimanakah Isun?

Selama tiga hari ini Isun tidak boleh keluar kamar. Tidak boleh mandi apalagi keramas. Karena menurut kepercayaan kalau mantennya mandi maka pas hari H akan turun hujan deras.

Hari yang dinanti tiba. Si putih benar-benar dikorbankan dan dijadikan hidangan untuk tamu. Undangan disebarkan dari mulut ke mulut. Sesuai kata pepatah lidah lebih panjang dari pada tali.

Dalam kamar Kamingsun sedang dirias. Karena setelah lamaran langsung akan ada pernikahan meskipun hanya secara agama jadi Isun memakai kebaya putih dan berhijab putih. Cantik sekali.

Sekelompok pemuda pemain Hadrah dari mushola desa siap menyambut tamu. Janur pun telah terpasang mulai dari gapura pembatas desa lalu ada janur lain di depan gang dan di depan pagar rumah.

Pukul sembilan tepat datanglah iring-iringan mobil yang berhenti di depan gang rumah Kamingsun.

Satu persatu orang yang ada di dalam mobil turun dengan membawa buah tangan untuk lamaran. Barang yang dibawa juga bukan main banyaknya.

Keputusan ibu dan bapak menyembelih si putih memang tepat. Sedianya disuguhkan sebagai hidangan undangan keluarga dan tetangga kanan kiri ternyata iringan pengantin juga tidak kalah banyaknya.

Ibu yang tampak pucat karena terkejut bisa sedikit lega.

"Bu, lah kok anak ini bawa orang sekampung," bisik bapak yang berdiri di depan pintu disamping ibu menyambut tamu.

"La iya, katanya hanya keluarga kok bawanya satu kampung begini."

"Untung si putih aku...," memperagakan gerakan dengan meletakkan tangan di depan leher lalu membuat gaya seperti menyembelih hewan.

"Hus, pak...pak," suara ibu mulai dikeraskan dari tadi yang asalnya berbisik, karena pasukan Hadrah mulai memainkan lagunya, "kok tamunya pakai baju hitam semua ya...?"

"Iya, ya Bu. Kita jadi seperti pasukan super hiro yang sedang melawan kejahatan."

Danu juga tidak kalah heboh. Anak SMA itu berlari ke kamar kakaknya, "mbak pacarmu bawa orang sekampung."

"His...bukan pacar," tapi dalam hati seneng juga sih.

"Nanti mau tak tanya mas nya."

"Mau kamu tanyain apa?" ujar Isun penasaran.

"Apa di pasar kota S kain yang dijual cuman warna hitam ya. Masa kalah sama pasar kita yang tempatnya di desa?"

"Lah...emang kenapa?"

"Mereka semua pakai baju hitam mbak."

Tapi kostum keluarga Donworry memang aneh. Semua orang yang ikut memakai pakaian berwarna hitam. Sedangkan Donworry memakai jubah panjang dengan ikat kepala berbentuk sorban yang juga berwarna hitam,...aneh kalau dilihat. Ini kan acara pernikahan.

Sebelum menyambut tamu, ibu sempat berbisik, "siap-siap pak calon mantu kita orang aneh."

"Heeh Bu, piye ini. Kejebur apa anak kita ini nanti."

Tapi mau dibatalkan kan tidak mungkin juga.

Setelah pengantin pria menempati tempat yang disediakan, Kamingsun baru dituntun keluar dari kamar.

Saking gugupnya dia sampai tidak menyadari kalau rumahnya sudah dipenuhi dengan barang bawaan dari penganten pria, yang kebanyakan adalah kue-kue. Juga penuh dengan orang-orang yang berbaju hitam.

Belum juga Isun duduk, Donworry membisikkan sesuatu pada kerabatnya.

"Mohon maaf, bapak ibu. Saya minta musiknya dihentikan dulu," setelah suasana sunyi orang itu baru melanjutkan.

"Saya sebagai kerabat dari pengantin pria meminta agar pengantin wanita yang sekarang sudah berdiri di ruangan ini agar dibawa lagi dalam kamar."

"Lo...lo," ibu terkejut begitu juga bapak. Bagaimana ini. Para tamu mulai kasak-kusuk, kecuali keluarga Ori yang tetap tenang.

"Begini, karena mereka belum resmi menjadi suami istri, manten pria nya belum mengucap kalimat ijab, jadi silahkan pengantin wanitanya dibawa masuk lagi dalam kamar."

"Pak mantumu banyak aturan."

Bapak kehilangan kata-kata. Di kepalanya mulai berkecamuk banyak hal. Sedangkan Isun segera berbalik dan dituntun cepat-cepat untuk kembali dalam kamar.

"Mbak, suamimu beneran aneh," Danu pun mulai ikut geregetan.

"Dia memang gitu, memegang teguh ajaran agamanya."

"Tck, kalau ini ya ngagetin mbak."

Sementara Isun kembali dalam kamar. Acara akad dilanjutkan. Pemangku agama yang akan menikahkan dua mempelai berbincang sebentar dengan pihak penganten pria.

Setelah benar-benar siap barulah terdengar suara Donworry mengucap akad, ...dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar sepuluh ribu rupiah dibayar tunai...

"Sah...sah?"

"Sah..."

Ketika terdengar kata sah kaki bapak lemas.

Kok mas kawinnya cuman sepuluh ribu rupiah...jaman gini?

"Bu kakiku lemes," bisik bapak.

"Jangan semaput pak."

"Mas kawinnya Bu..."

"Iya aku dengar."

Acara pagi itu dilanjutkan dengan ramah tamah dengan para tamu. Ori dan Isun sudah di dalam kamar berdua.

"Kamarmu estetik ya," ujar Donworry, "kuno tapi lumayan bersih."

"Iya, mas," menjawab malu-malu menundukkan kepala.

"Aku mau lihat kamar mandinya," ucap Ori lagi.

"Hah, kamar mandi?"

"Iya, jadi kalau nanti habis begitu," menyentuhkan lengan dengan lengan, "bisa langsung mandi."

Wajah Kamingsun semburat merah, "iya, mas. Ayo."

Keduanya berjalan ke belakang melewati dapur.

Donworry mulai membatin.

Jangan-jangan kamar mandinya diluar...Ini juga dapurnya kenapa bau sapi?!

"Itu mas, kamar mandinya," tunjuk Isun pada bangunan kecil yang berjarak beberapa meter dari rumah utama.

"Ooo..., ada lampunya kan?!" bertanya masih dengan nada santai.

"Ada mas, tapi dihidupkan kalau kita sudah sampai disana. Jadi ya gelap kalau malam."

"Apa!! bagaimana mas bisa langsung mandi kalau kamar mandinya menakutkan begini Sun..." teriak Ori keras. Untung tidak ada orang disekitarnya.

...***...

Terpopuler

Comments

Ish_2021

Ish_2021

Baru lahir

2022-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Mau Kawin
2 Bab 2. Lamaran Mendadak
3 Bab 3. Sah
4 Bab 4. Cicak-Cicak di Dinding.
5 Bab 5. Pulang
6 Bab 6. Kemesraan Dalam Rumah Tangga
7 Episode 7. Adaptasi Itu Seumur Hidup
8 Episode 8. Sebenarnya Mandiri
9 Episode 9. Nikahi Saja Si Putih
10 Episode 10. Memang Benar Istri Wajib Ikut Apa Kata Suami Tapi...
11 Episode 11. Untuk Ibu
12 Episode 12.
13 Episode 13. Kulot, Rok Yang Memiliki Batas Wilayah
14 Episode 14. Rezeki Istri Solehah
15 Episode 15. Show Must Go On
16 Episode 16. Konser Out Door
17 Episode 18. Sekolah lagi?
18 Episode 19. Apel Sobek
19 19. Hari Roller Coaster
20 Episode 20. Istri Memalukan atau Suami tak Pengertian?
21 Episode 21. Potong Menara Pizza
22 Episode 22. Ikhlas Nggak Sih?
23 Episode 23. Bintitan
24 Episode 24. Tak Semudah Itu...
25 Episode 25. Pulang? No way...
26 Episode 26. Batas Wilayah Yang Tak Boleh Dilanggar
27 Episode 27. Day One With Bapak Mertua
28 Episode 28. Day Two With Bapak Mertua
29 Episode 29. Hari Pembalasan
30 Episode 30.
31 Episode 31. Pernikahan Adik Ipar
32 Episode 32. Tenang Sebelum Badai
33 Episode 33. Batas Kesabaran
34 Episode 34. Royal Jelly
35 Episode 35. Kompromi Bukan Mengerti
36 Episode 36. Adik Ipar, Adikku Sayang...
37 Episode 37. Drs
38 Episode 38. Lingkaran Pertemanan Yang Salah
39 Episode 39. Pancingan
40 Episode 40. Tarik Ulur
41 Episode 41. Mamam Nenen
42 Episode 42. Mungkin Kita Bisa Mencobanya
43 Episode 43. Kekasih Dunia Maya.
44 Episode 44. Bertahan untuk siapa?
45 Episode 45. Win Win Solution
46 Eeisode 46. Kepergok
47 Episode 47. Rencana Berpisah.
48 Episode 48. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1. Aku Mau Kawin
2
Bab 2. Lamaran Mendadak
3
Bab 3. Sah
4
Bab 4. Cicak-Cicak di Dinding.
5
Bab 5. Pulang
6
Bab 6. Kemesraan Dalam Rumah Tangga
7
Episode 7. Adaptasi Itu Seumur Hidup
8
Episode 8. Sebenarnya Mandiri
9
Episode 9. Nikahi Saja Si Putih
10
Episode 10. Memang Benar Istri Wajib Ikut Apa Kata Suami Tapi...
11
Episode 11. Untuk Ibu
12
Episode 12.
13
Episode 13. Kulot, Rok Yang Memiliki Batas Wilayah
14
Episode 14. Rezeki Istri Solehah
15
Episode 15. Show Must Go On
16
Episode 16. Konser Out Door
17
Episode 18. Sekolah lagi?
18
Episode 19. Apel Sobek
19
19. Hari Roller Coaster
20
Episode 20. Istri Memalukan atau Suami tak Pengertian?
21
Episode 21. Potong Menara Pizza
22
Episode 22. Ikhlas Nggak Sih?
23
Episode 23. Bintitan
24
Episode 24. Tak Semudah Itu...
25
Episode 25. Pulang? No way...
26
Episode 26. Batas Wilayah Yang Tak Boleh Dilanggar
27
Episode 27. Day One With Bapak Mertua
28
Episode 28. Day Two With Bapak Mertua
29
Episode 29. Hari Pembalasan
30
Episode 30.
31
Episode 31. Pernikahan Adik Ipar
32
Episode 32. Tenang Sebelum Badai
33
Episode 33. Batas Kesabaran
34
Episode 34. Royal Jelly
35
Episode 35. Kompromi Bukan Mengerti
36
Episode 36. Adik Ipar, Adikku Sayang...
37
Episode 37. Drs
38
Episode 38. Lingkaran Pertemanan Yang Salah
39
Episode 39. Pancingan
40
Episode 40. Tarik Ulur
41
Episode 41. Mamam Nenen
42
Episode 42. Mungkin Kita Bisa Mencobanya
43
Episode 43. Kekasih Dunia Maya.
44
Episode 44. Bertahan untuk siapa?
45
Episode 45. Win Win Solution
46
Eeisode 46. Kepergok
47
Episode 47. Rencana Berpisah.
48
Episode 48. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!