Seorang wanita berpakaian rapi menghampiri seorang pria yang sedang berdiri menghadap jendela yang terbuat dari kaca transparan yang bisa menampilkan lanskap kota Jakarta pada siang hari.
Pria tampan yang menampilkan senyum miring yang menakutkan, segelas minuman berada di tangannya.
"Tuan Harun," sapa sang wanita.
Pria itu tidak langsung menoleh, ia masih memandangi sebuah sebuah objek yang ia amati sejak tadi, sebuah gedung tinggi lainnya yang bernama Mahardika Residence terletak masih di kawasan yang sama dengan kantornya saat ini.
Gedung tinggi yang terkenal di pusat kota sebagai hunian mewah para kelas atas dari kalangan pengusaha dan selebriti.
Wanita itu mendekat, ia menunduk hormat.
"Kau mendapatkan informasi yang menarik tentang mereka?" tanya pria itu tanpa menoleh.
Matanya seakan menampilkan ambisi yang begitu kentara pada arah pandangannya yang menatap puncak teratas gedung Mahardika Residence yang terdapat satu unit hunian paling mewah tempat tinggal seorang pria yang sangat erat hubungan dengannya namun dialah target untuk ia singkirkan.
"Semua berjalan sesuai rencana Tuan, Kalila benar-benar mempertaruhkan semuanya demi keberhasilan niatmu," ucap perempuan yang setia menjadi sekretarisnya sejak beberapa tahun terakhir.
Senyum miring itu kembali menakutkan, bahkan ia menjadi terkekeh sekarang.
"Sudah ku duga, gadis itu bisa digunakan. Banyak gadis yang kita bayar, namun Kalila yang berhasil atas rencana ini, berikan dia bonus atas kerja kerasnya semalam!" perintah Tuan Harun.
Harun Adiwijaya, lelaki berumur 48 tahun yang memiliki segudang fitur kemewahan dalam hidupnya, namun tidak pernah merasa puas jika belum mendapatkan satu tujuannya yaitu menguasai kerajaan bisnis peninggalan dari kakak kandungnya Henry Mahardika yang telah meninggal dunia dua bulan lalu.
Bisnis dan perusahaan yang mampu membeli apapun, tidak bisa ia serahkan begitu saja pada sang generasi penerus kakaknya, anak sulung lelaki yang akan mengambil posisi yang ia incar selama ini.
Bertaruh segala hal agar sang keponakan tidak menduduki posisi CEO yang ditinggalkan almarhum kakaknya, dialah yang pantas, dialah yang pantas menduduki tempat itu pikir Tuan Harun.
Anggara Mahardika, keponakan yang menjadi penghalang terbesar ambisinya karena kakaknya meninggalkan wasiat jika posisi penting itu akan diteruskan oleh putranya yang harus menikah tahun ini. Jika Anggara tidak menikah Harun boleh menduduki posisi CEO.
Segala cara agar Anggara tidak menikah, termasuk menyewa seorang pelakor cantik yang rela ia bayar mahal senilai 1 Milyar Rupiah demi menggagalkan rencana pernikahan Anggara dengan tunangannya Diana.
Bak gayung bersambut, baru dua kali godaan sang pelakor Anggara benar-benar putus dari Diana. Semua bahkan lebih mudah pikir Harun saat ini.
"Gadis itu benar-benar menarik, ini belum berakhir, terus pantau dan jangan lepaskan Kalila begitu saja. Dia masih berguna untuk kedepannya, dia harus tetap terhubung dengan Anggara agar Diana tidak punya kesempatan untuk kembali berbaikan."
Mengingat video pendek yang dikirim Kalila semalam seusai menaklukkan Anggara, Harun bahkan tidak berpikir Kalila akan melakukan hal sejauh itu hingga nekad menyerahkan tubuhnya pada Anggara agar cepat putus dari Diana.
Video berciuman dengan liar dalam sebuah kamar hotel, meski video adegan ranjang dipotong oleh gadis itu namun dipastikan mereka memang telah tidur bersama hingga Diana datang memergoki mereka di pagi hari.
Harun tersenyum puas, ia memang tidak suka pada Diana, putri dari musuhnya yang berani ingin masuk ke keluarga kakaknya demi menyatukan perusahaan agar bertambah besar. Harun tidak suka itu.
"Baik Tuan," sahut Dina yang merupakan sekretaris serba guna bagi pria beristri dan beranak satu itu.
Ia melirik gadis yang setia mendampinginya dalam ambisi apapun, mereka saling menoleh lalu tersenyum.
Kali ini tidak formal, Dina berani mendekat tanpa penolakan. Harun menggamit pinggang ramping sekretaris cantiknya itu, lalu mereka berciuman tanpa malu. Seperti sudah biasa.
Dengan mata nakal dan liar Harun berkata sambil tangannya naik ke dada sang sekretaris, "Apa sudah selesai periode menstruasi mu? Aku menginginkan mu sekarang!" bisik Harun di daun telinga Dina hingga gadis itu terkekeh mendengarnya.
"Sudah berakhir satu hari lalu, yakin ingin bercinta di siang bolong?" goda Dina lagi tanpa malu mengecup leher pria matang yang masih tampan itu.
Harun menyeringai, "Aku tidak suka berbasa basi."
Saling meraih dalam nafsu liar antara bos dan sekretaris itu, entah dimana mereka akan bercinta, namun satu hal perselingkuhan ini telah terjalin cukup lama tanpa ada yang tahu.
Di luar Dina sungguh profesional sebagai seorang sekretaris, namun pada kesempatan lain Dina juga pandai memanjakan bosnya dengan godaan-godaan mematikan di atas ranjang hingga hidup gadis itu dan keluarganya bisa terjamin atas uang dari Harun.
Kembali pada Kalila, sang pelakor 1 Milyar. Gadis itu pulang ke rumah, wajahnya yang terdapat luka dan lebam ia katakan sebagai akibat dari berkelahi dengan teman sesama penyanyi nya karena iri karena ia lebih disukai oleh bosnya. Beruntung ia menutup sebagian luka dengan make up tebal hingga tersamarkan dari pandangan ibunya.
Kehidupannya kembali, berniat tidur di siang hari dan akan bekerja lagi malam hari nanti, meski kepalanya berat karena efek dari jambakan Diana yang serasa ingin membunuhnya pagi tadi.
Diana benar-benar liar ketika sedang marah, Kalila merasa remuk badannya. Tapi setidaknya itu adalah kenang-kenangan dari uang 1 Milyar yang telah habis oleh hutang. Ia lega, Kalila pikir mungkin saja hutangnya pada Tuan Harun telah lunas dengan bayaran putusnya Anggara dan Diana pagi ini.
Ia membaringkan tubuh lelahnya di ranjang berukuran single milik gadis itu, matanya terpejam, mengingat pula apa yang telah ia lalui semalam dengan seorang Anggara.
Dadanya berdebar, potongan-potongan adegan ranjang itu melintas lagi di kepala, setiap detik sentuhan lelaki yang ternyata adalah seorang Tuan Muda. Bagaimana liarnya Anggara menjamah tubuh polosnya dalam pengaruh obat perangsang.
Adegan ranjang pertama kali bagi Kalila, ia tidak menyangka akan menyerahkan kehormatannya pada sosok lelaki asing hanya demi uang 1 Milyar, kehormatan yang mungkin tidak bisa ia berikan pada suaminya kelak.
Airmatanya mengalir, menyesal tidak berguna. Keperawanannya telah hilang, kehormatannya sebagai seorang gadis usai sudah karena lembaran uang merah yang menyelamatkan ibunya. Itu pantas ia berikan sebagai pengakhir kesepakatan.
Entah seperti apa masa depannya nanti, Kalila tidak memikirkan itu sekarang. Ia merasa lelah tubuhnya, meladeni pria tampan di ranjang lalu paginya meladeni keganasan wanita yang berhasil putus dari sang pria.
Pangkal pahanya lemas oleh hentakan demi hentakan kejantanan Anggara, kepalanya berat oleh jambakan tunangan pria itu. Dua orang yang ingin sekali ia hapus dari ingatannya saat ini.
Ia bangkit dari ranjang, ia buka baju lalu ia bercermin ada banyak bekas merah di area dada sekaligus buahnya, membuat Kalila menghembus napas kasar.
"Huh, dia benar-benar gila. Kenapa bisa dibuat merah semua, aku seperti dianiaya," gumam Kalila memperhatikan seluruh tubuhnya, bukan di dada saja tapi juga ada bekas merah di leher dekat telinga.
Lalu gadis itu berdecak kesal sendiri, "Iya, dianiaya kenikmatan. Nikmat malam pertama tanpa menikah, nikmatnya dampak dari uang 1 Milyar itu hingga aku dianiaya atas bawah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Dwisya12Aurizra
dianiaya atas bawah sakit dan nikmatnya merata 🤭
2022-07-19
1
Mawar
dianiaya atas bwah....😂😂😂😂
2022-07-17
1
Mommy Dalsyi
ayo Thor up yg banyaaakkkkk
2022-07-16
1