eps 3

Siang hari di kantor Randi.

Gubrak!!!

Randi terkejut mendengar pintu ruangannya di buka kasar. Ia sangat marah melihat ke arah pintu.

”Papa?” Seketika Randi berdiri, marahnya juga di redakan setelah melihat orang yang melangkah masuk ke dalam ruangannya adalah papanya sendiri.

”Anak kurang ajar! Apa yang sudah kamu perbuat pada Fitri?!” Andika melemparkan selembar surat ke wajah Randi dengan marah.

Randi mengambil surat itu dan membacanya. Ia terkejut, namun, tetap tenang. ”Papa! Mengapa surat ini ada sama Papa?”

”Mengapa surat ini ada sama Papa?! Randi! Beraninya kamu memberikan surat cerai pada Fitri! Kamu ingin menghancurkan rencana Papa?!” Ia sangat murka pada Randi. Ia tidak ingin usahanya selama ini sia-sia begitu saja.

Randi gugup dan sedikit takut. ”Em...tidak! Bu...bukan begitu! Papa... aku....” Ucapannya terpangkas oleh Andika.

”Tidak ada alasan apapun yang ingin Papa dengar, Randi! Yang Papa mau, sementara kamu belum mendapatkan 60% saham perusahaan dari Fitri, kamu jangan macam-macam pada Fitri! Paham!!” Ia menekan ketidak berdayaan Randi.

”Randi mengerti, Pa!” jawab Randi pelan. Ia mengerti maksud papanya.

”Papa sudah memberimu 40% saham yang di pegang Raihan! Papa juga sudah mengizinkan kamu menikah siri dengan Cindy! Kamu jangan coba-coba untuk menghancurkan harapan Papa!” Andika mengancam Randi.

”Tidak akan, Pa!” Randi menjawab dengan cepat.

”Pergi! Temui Fitri dan minta maaf padanya! Jika tidak, Papa yang akan membuat kamu bercerai dengan Cindy!” Andika keluar dari ruangan Randi setelah mengutarakan ancaman terakhirnya.

Randi duduk dengan menghela nafas kasar. Tatapannya melihat kertas di atas mejanya. ”Argh! Mengapa begini, sih?! Tidak menyangka dia berani juga mengadu pada papa! Hah!” Ia meremas surat cerai itu.

Randi melihat lagi ke arah pintu saat pintu itu terbuka. Ia melihat Cindy berjalan masuk, wajahnya masih terlihat kesal.

”Sayang!” Cindy duduk di pangkuan Randi, mencium pipi pria itu. ”Kenapa? Kok muka kamu kesal begitu?”

Randi menghela nafas, ”Tadi papa datang, memarahi ku!” Keluhnya.

Kening Cindy mengerut. ”Papa? Kenapa? Fitri mengadu lagi pada papa?”

Randi mengangguk pelan, ”Tuh, lihat surat cerai yang ada di atas meja! Fitri mengadukan tentang surat cerai itu pada papa.” Ucapnya malas.

Cindy mengambil surat cerai itu, ia langsung melihat bagian bawah.

Ku kira Fitri sudah menandatangani surat cerai ini. Ternyata belum! benak Cindy.

”Lalu, apa yang papa katakan padamu?” Ia berdiri dari pangkuan Randi. Randi juga berdiri dan berjalan ke arah dinding kaca.

”Papa tidak setuju dengan perceraian ini! Papa ingin aku mendatangi Fitri dan meminta maaf padanya! Papa juga ingin aku mencabut kembali gugatan cerai ku di pengadilan!”

Wajah Cindy berubah masam dan marah. Sial! Lagi-lagi kali ini gagal cerai! Kalau begini terus, kapan aku akan menjadi istri resmi dari Randi? Aku tidak mau, aku hanya jadi istri simpanan Randi! Apa jangan-jangan ini hanya akal-akalan Randi saja, yang sebenarnya dia tidak ingin menceraikan Fitri? Apa dia jatuh cinta pada istri sah nya itu setelah beberapa kali mereka bersentuhan? Tidak! Itu tidak mungkin! Dan tidak akan ku biarkan!!benaknya.

”Jadi... kamu akan membatalkan lagi perceraian itu? Kamu sudah janji padaku untuk segera menceraikan dia dan menikahi ku!” suara Cindy meninggi.

Randi memeluk Cindy dari belakang. ”Sabar, sayang! Aku pasti akan menceraikan Fitri cepat atau lambat! Tapi, sekarang kita tunda dulu. Ok?” Ia membujuk Cindy.

Cindy melepaskan pelukan Randi. ”Tau ah! Kamu sudah tidak sayang aku lagi! Kamu sudah terpesona dengan kecantikan Fitri!” Ia merajuk.

”Sayang! Itu tidak benar! Hanya kamu yang aku sayangi! Dia hanya pilar tempat ku memanjat saja, setelah perusahaan ini 100% menjadi milikku, dia akan ku ceraikan! Dan kamu, satu-satunya yang akan menjadi Nyonya Randi di perusahaan ini.” Ia kembali memeluk Cindy dan memberi kecupan di pipinya.

Seketika Cindy tersenyum senang. Raut wajahnya kembali berubah menjadi cemberut, ia memutar badan, menghadap Randi. ”Apa ucapan mu, benar?”

Randi mencium kening Cindy, ”Tentu saja, sayang! Mana berani aku membohongi mu!” Ia semakin memeluk erat tubuh Cindy.

”Ok! Aku percaya kamu! Tapi, kalau kamu belum bisa menceraikan Fitri lagi, kamu jangan harap bisa bertemu dengan ku dan anak mu lagi!”

”Kamu mengancam ku?” Randi menggigit pelan telinga Cindy.

”Tentu saja, kenapa tidak!”

”Baiklah! Baiklah! Selain papa, kamu yang berani mengancam ku. Aku terima ancaman mu itu!” ucap Randi mengalah.

Cindy tersenyum, ”Apa kamu masih ada pekerjaan?”

”Tidak ada! Kenapa? Apakah Nyonya Randi ingin healing dan ingin mengajak ku pergi bersama?”

Cindy mencium singkat bibir Randi, ”Apa kamu tidak mau?”

”Tentu saja aku tidak menolak! Tugas ku, harus membuat Nyonya Randi senang dan puas!” Tangannya menoel hidung Cindy.

Cindy tersenyum kecil, ”Ayok kita pergi!” Ia menggandeng tangan Randi dan menariknya keluar dari ruangan.

”Tunggu! Aku atur file-file ini dulu.” Randi merapikan file-file di atas mejanya. File yang sudah ia periksa, ia simpan terpisah dengan file yang belum ia periksa.

Ia melihat surat cerai yang ia layangkan untuk Fitri. Ia menatapnya sekejap, lalu, ia meremas kasar surat itu dan membuangnya di tong sampah.

”Ayo, pergi!” Ajaknya pada Cindy.

”Ayo!” Cindy kembali menggandeng lengan tangan Randi dan keluar dari ruangan. Mereka terus berjalan seperti itu tanpa peduli dengan tatapan mata para karyawan di perusahaan itu.

”Tidak malu sekali si Cindy itu, dia merebut pak Randi dari mba Fitri!”

”Jangan salahi Cindy saja, pak Randi juga bersalah di sini! Kasian mba Fitri, mungkin saja mba Fitri tidak tahu kelakuan suaminya.”

”Eh... tapi, ku dengar-dengar Cindy sudah menikah dengan pak Randi. Benar gak tuh!”

”Menikah siri kali! Yang istri sah itu pemilik sebenarnya perusahaan ini... mba Fitri Raihana!”

Komentar-komentar para karyawan menyudutkan Cindy dan Randi.

”Ssttssstt! Sudah! Jangan pada ngegosip! Kalau sampai ucapan kalian ini di dengar pak Randi, jangan salah kan pak Randi jika kalian tiba-tiba dapat panggilan dari HRD untuk mengambil gaji terakhir kalian di perusahaan ini!” Ucap Ita menasehati.

Semua karyawan yang mencibir Randy terdiam sambil menunduk.

”Sudah! Jangan memasang tampang kalian seperti itu di hadapan ku! Cepat berkemas, waktunya pulang.” ucap Ita lagi.

Semuanya pun berkemas, merapikan mejanya masing-masing.

Di parkiran perusahaan.

Udin dan Budi menggeleng sedih melihat mobil pak Randi yang keluar dari parkiran.

”Kasian sekali dengan mba Fitri.” ucap Udin.

”Iya...” sahut Budi.

*

*

*

Di rumah Fitri.

”Fitri, Papa sudah bicara dengan Randi. Papa sungguh tidak tahu anak itu berselingkuh di belakang mu, bahkan berani menggugat cerai kamu. Papa sangat marah pada Randi! Papa akan membuatnya untuk melupakan selingkuhannya itu.” Andika membujuk Fitri, mencoba mengambil hati Fitri agar tidak marah pada Randi dan menarik saham yang sudah di berikan pada Randi.

”Fitri memang sakit hati mas Randi tega berselingkuh di belakang Fitri. Fitri tidak akan terlalu mempermasalahkan perselingkuhan mas Randi, asal mas Randi tidak menceraikan Fitri saja.”

Fitri sebagai seorang wanita tentunya ia sangat tahu bagaimana rasanya jika di ceraikan. Ia tidak ingin itu berlaku padanya juga pada Cindy. Apalagi Cindy juga telah hamil anaknya Randi. Bayi itu tidak bersalah.

Andika tersenyum senang. Bagus!!!

”Papa mewakili Randi meminta maaf sama kamu. Papa jamin Randi tidak akan menceraikan kamu.”

Sampai saham mu yang 60 % itu menjadi milik anakku, Randi. Baru kamu, kami depak dari rumah kami dan dari perusahaan! benak Andika.

Fitri tersenyum kecil, ”Terima kasih, Papa. Papa selalu mendengarkan keluhan-keluhan Fitri.”

Andika tertawa kecil, ”Kamu ni bicara apa to Fit! Setelah papa mu meninggal, kamu sudah jadi tanggung jawab Papa. Apalagi sekarang kamu adalah anak mantu Papa, hubungan kita semakin erat. Kalau Randi berbuat tidak baik lagi padamu jangan sungkan beritahu Papa.”

”Iya, Pa.” jawab Fitri.

”Baiklah! Ini sudah hampir malam Papa pulang dulu.” Andika berdiri. Fitri juga ikut berdiri.

”Iya, Pa. Hati-hati di jalan.”

”Hum!” Andika berjalan keluar dari rumah Fitri. Fitri kembali duduk di kursi.

Terpopuler

Comments

harie insani putra

harie insani putra

asyik sekali dah

2022-10-14

0

TK

TK

bermuka dua itu papanya 😤

2022-07-07

0

TK

TK

hohoho jahat sekali

2022-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!