Part 4

        Setelah dia menjawab semua hal yang tak sempat aku tanyakan, dia kembali melahap sisa bubur yang sudah mendingin. Tapi aku merasakan kesedihan yang tak bisa di ucapan kan melalui cerita. Rasa kosong yang sama dengan apa yang ku rasakan tertanam pada dirinya. Aku tak menuntut lebih untuk nya bercerita terlalu dalam tentang kehidupannya. Orang baru seperti ku tak pantas untuk mengorek kehidupan pribadinya. Kuputuskan untuk mengakhiri suasana canggung yang tercipta kini. Aku mengajak nya mengobrol santai dengan sedikit candaan receh ku. Dia menanggapi ku dengan balas-balasan candaan yang tak terlalu lucu. Namun aku menikmati suasana seperti ini, karena sudah lama aku tak merasa kan bahagia seperti ini. Tawa yang dulu sulit aku lakukan, hari ini seakan mudah untuk terus tertawa karena hal receh. Suasana yang tadinya sedikit suram kini kembali bewarna.

                              ~~~

      Tanpa aku sadari kami beradu candaan hingga melupakan waktu. Tak terasa hari pun mulai siang. Matahari kini sedang berada pada puncak-puncak nya. Dan aku pun segera pamit padanya.  Dia mempersilakan ku pergi, aku berjalan ke arah pintu keluar dan tak lupa aku mengucapkan selamat tinggal sambil melambaikan tangan padanya. Ia membalas lambaian tangan ku dan tak lupa mengingatkan ku untuk terus berhati-hati. Aku pergi dari ruang rawat inap nya dengan senyuman yang masih menghiasi wajahku. Aura positifnya sangat terpancar dalam dirinya,dan aku  merasakan dampak positif itu. Aura dan pembawaannya membuat ku merasa nyaman berdekatan dengan dirinya yang termasuk orang asing bagi diri ku. Tapi dalam lubuk hatiku aku mulai menerima kehadiran nya.

                                  ~~~

        Saat aku berjalan di Koridor rumah sakit ada seorang dokter yang menyapa ku. Aku sedikit terkejut mendengar sapaan dari dokter tersebut. Saat aku menoleh ke arah nya aku merasakan ketidaknyamanan, dia adalah dokter yang ku hindari untuk saat ini. Dokter jiwa yang menangani trauma ku. Aku memaksa untuk tersenyum, namun aku hanya menghasilkan senyum kaku. Dokter itu langsung memegang tangan ku dan mengajak ku ke ruangan nya. Aku mulai berkeringat dan muka ku mulai pucat pasi. Dokter itu langsung tau apa yang kurasakan, dan sang dokter tiba-tiba menghentikan langkah nya. Ia menoleh pada ku yang sudah teramat pucat karena ketakutan yang tak bisa ku lawan. Dokter itu mulai mensugestikan ku dengan keadaan yang akan membaik, sedikit demi sedikit rasa takut ku mulai mereda. Aku kini sudah tak sepucat tadi. Sang dokter pun tersenyum padaku.

" Tenang kan dulu emosi mu, aku tak akan menyakiti mu. Jadi sekarang kumohon tenanglah, " Kata sang dokter padaku yang masih gemetaran. Aku hanya bisa menganggukkan kepala saja.

" Aku hanya ingin tahu kondisi mu saat ini, aku tak akan memberi tau kan keberadaan mu kini, " Ujar sang dokter menjelaskan. Dan kini aku pun menjawab nya.

" Aku baik-baik saja, jadi sekarang jangan urusi kehidupan ku lagi. Kumohon jangan ganggu aku, " Jawab ku dengan suara yang amat lirih. Aku tak sanggup untuk bersuara ketika ketakutan ku menguasai ku. Aku segera melepaskan pegangan nya pada tangan ku. Aku segera berlari sekuat tenaga ku, aku masih takut menghadapi nya untuk sekarang ini. Aku masih belum bisa. Ucap ku pada diriku sendiri, tanpa aku sadari air mata telah memenuhi wajah ku.

                                ~~~

       Rasa takut ku tak kunjung mereda, tangisan ku pun juga tak kunjung berhenti. Kaki ku tak kuat lagi untuk menyangga tubuh ku ini. Aku bersandar dan terjatuh di ujung koridor rumah sakit ini. Rasa sesak memenuhi hati ku. Perasaan tak aman kini mulai muncul di permukaan. Semua rasa kini tak bisa aku jelaskan. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan nanti nya. Otak ku tak dapat berpikir jernih lagi. Aku tak tau berapa lama aku menangis disini. Beberapa kali orang melewati ku dengan tatapan yang aneh. Aku tak menghiraukan tatapan-tatapan mereka. Aku segera bangkit dan menghapus air mata yang memenuhi muka ku. Ku terus kan berjalan menuju tempat parkir.

                             ~~~

     Ketika aku sampai di kost pun, aku sudah merasa tidak aman. Bayang-bayang itu kini mulai hadir kembali. Untuk setelah sekian lama aku mencoba melupakan, namun kini aku gagal lagi. Mencoba memejamkan mata namun saat mata ku terpejam bayangan kejadian itu muncul lagi. Lagi-lagi air mata ku keluar lagi, mataku yang masih memerah kini makin merah. Suara ku pun kini menjadi serak. Tak tau kapan air mata ini akan berhenti. Sungguh aku tak sanggup menahan beban berat ini. Hingga tak terasa malam pun datang. Bulan dan bintang kini menjadi saksi bisu akan semuanya. Sampai tanpa sadar aku pun tertidur di tengah-tengah tangisan.

                               ~~~

         Di tengah malam aku terbangun. Mimpi buruk kembali menghantui ku. Keringat membasahi seluruh tubuh ku. Nafas ku pun juga ngos-ngosan. Jantung ku berdetak jauh lebih kencang. Aku mencoba meredakan ketakutan ku. Melafalkan kalimat-kalimat yang membantu ku. Mulut ku tak henti mengucapkan nya. Aku mencoba memejamkan mata ku kembali. Tapi itu sangat lah sulit untuk ku lakukan. Dan pada akhirnya aku beranjak dari ranjang ku, menuju ke laci di sudut  kamar dekat meja belajar. Aku mengambil obat yang telah lama sudah tak aku konsumsi, kini obat itu aku konsumsi lagi. Aku mengambil nya dan langsung meminum obat itu. Aku menuju ranjang dan membaringkan tubuh ku. Tak berselang lama aku pun tertidur. Inilah akhir yang selalu tak ingin aku harapkan.

                                ~~~

         Dalam pengaruh obat penenang pun, aku masih merasakan kegelisahan. Obat itu seakan tak berfungsi lagi di tubuh ku. Aku lagi-lagi menangis, kini aku menangis di alam bawah sadar ku. Setelah tangis itu berhenti, aku pun kini sudah benar-benar dalam pengaruh obat penenang.

           Pagi pun datang, matahari kini sudah menunjukkan sinar nya. Sinar nya masuk di celah-celah korden ku. Aku yang merasa terusik pun, akhirnya bangun dari tidur. Aku meregangkan otot-otot tubuh ku yang kaku. Membangkitkan tubuh ku dari ranjang yang ku tempati. Berjalan ke arah jendela kamar, membuka korden dan langsung melihat pemandangan pagi hari ini. Pagi ini pemandangan terasa lebih indah, banyak burung yang berkicauan. Bunga-bunga mulai bermekaran. Suasana hati ku kini sudah mulai membaik. Hari ini kuputuskan untuk pergi ke perpustakaan kota untuk menghilangkan penat di hari ini. Aku langsung mandi dan bersiap untuk pergi. Setelah semuanya beres aku pun segera pergi ke perpustakaan kota.

                                ~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!