Part 3

         Belum aku sampai di tempat kost ku, aku melihat seorang yang beberapa hari ini memenuhi otak ku. Dia terbaring lemah dengan banyak luka di tubuhnya. Banyak orang yang Mengerumuninya namun tak ada satu orang pun yang menolong nya. Aku segera menghentikan motor ku, terburu-buru berlari ke arahnya. Takut terjadi suatu hal yang tak diinginkan. Aku bergegas membantunya, menyingkirkan para kerumunan. Nasib baiknya, ada seorang bapak yang mau membantuku memapah laki-laki itu menuju motor ku berada. Aku mengucapkan terimakasih pada bapak yang membantu ku. Bapak itu menyuruh ku segera membawa nya kerumah sakit. Aku hanya menganggukan kepala,untuk tanda mengiyakan.

                                ~~~

       Aku menghidupkan motor ku dan segera membawa nya ke rumah sakit. Aku mendengar ia merintih pelan menahan rasa sakit yang mendera tubuh nya. Aku mengemudikan motor ku pelan, agar tak terjadi suatu yang tak ku inginkan. Aku mengemudikan motor ku dengan rasa bimbang, antara melaju cepat atau lambat. Dan untung nya  jarak rumah sakit dan tempat kejadian tak terlalu jauh. Aku takut ia kehilangan banyak darah, secara aku takut melihat darah. Sesampainya di rumah sakit aku langsung memapahnya menuju ruang UGD. Aku mendudukkan nya di kursi tunggu dan segera memanggil suster untuk segera menangani luka nya. Ketika suster datang, dia sudah hampir kehilangan kesadarannya. Aku pun panik, suster yang bersama ku juga ikutan panik. Suster itu langsung membawa nya masuk menggunakan kursi roda. Aku menunggu nya diobati, namun anehnya mengapa aku merasakan cemas. Rasa cemas ini agak sedikit aneh, namun aku mengabaikan nya.

                                 ~~~

       2 jam aku menunggu laki-laki itu ditangani. Rasa cemas ku tak berkurang sedikitpun. Seakan waktu bergerak amat lama. Ku tengok dokter tak kunjung keluar menyampaikan kabar nya. Tak berselang lama dokter pun keluar, dokter menghampiri ku.

" Dengan keluarga pasien?" Tanya dokter itu pada ku.

" Ya saya keluarga pasien pak, " Jawabku pada dokter itu.

" Ikut keruangan saya, ada hal yang ingin saya sampai kan, " Ucap dokter itu. Aku  pun mengangguk kan kepala dan mengikuti dokter keruangan nya.

       

                                 ~~~

         Sesampainya di ruangan dokter tersebut, beliau mempersilahkan aku duduk. Sang dokter menyampaikan kan keadaan laki-laki itu yang kurang mengenakan. Keadaan nya sedikit kurang baik.  Tangan kiri nya mengalami keretakan, kaki kanan nya mengalami luka yang lumayan dalam, dan kepala nya mengalami benturan untung nya tak sampai mengalami geger otak.  Aku mendengar penjelasan dari sang dokter hanya bisa mengangguk kan kepala saja, mulut ku seakan terkunci mendengar keadaannya. Aku bangkit dari duduk ku dan berterimakasih pada sang dokter. Sang dokter hanya tersenyum dan mempersilahkan ku keluar dari ruangan nya.

                             ~~~

        Setelah aku keluar dari ruangan sang dokter, aku buru-buru menuju dimana kamar laki-laki itu dirawat. Sesampainya di ruangan nya, aku melihat nya tertidur pulas akibat pengaruh obat bius. Wajahnya yang tenang membuat ku lama-lama memandangi nya. Ketika aku sadar apa yang telah aku lakukan aku segera mengalihkan pandangan. Aku duduk di kursi tunggu  di sebelah bangkar tempat nya ia tertidur. Aku menunggu nya sampai ia tersadar. Tapi entah mengapa mata ku terasa berat dan aku pun tertidur dengan meletakkan kepala di samping tangan nya.

          Aku terbangun dari tidur akibat pengaruh obat bius. Aku mengamati  ruangan ini. Aku pun terkejut ketika melihat sisi kanan ku, ada seorang perempuan tertidur dengan posisi duduk   berbantal kan tangan kanan ku.  Aku tak tega untuk membangunkan nya. Mengamatinya yang masih menggunakan kan seragam sekolah nya. Dengan rambut sebahu dan poni tipis nya yang menghiasi kepalanya membuat nya tampak manis. Aku masih mengingat  pertama kali aku berjumpa dengan nya. Tak menduga musibah akan menghampiri ku, dan paling tak menduga lagi cewek ini yang akan menolong ku. Aku pun berusaha tak menggerakkan tangan kanan ku agar tak menggangu tidur nya.

                                ~~~

       Tak terasa waktu berlalu langit pun kini sudah petang. Aku terbangun dari tidur ku dan menyadari ada tatapan seseorang yang memperhatikan ku. Aku langsung menyadari apa yang telah terjadi.  Ternyata aku tertidur dengan bantalan tangan kanan laki-laki itu. Laki-laki itu hanya tersenyum ketika melihat ku terbangun. Aku segera merapikan diri ku yang agak berantakan. Aku berdiri dan ingin segera pulang, aku berpamitan pada laki-laki itu.  Laki-laki itu mengangguk kan kepala nya. Dan ketika aku ingin membuka pintu, laki-laki itu tiba-tiba mengucapkan kalimat yang membuat ku  sedikit terkejut.

                               ~~~

" Tanks, ya udah mau bantu saya. Jika bertemu lagi kamu bisa panggil saya, Bian " Ucap laki-laki itu pada ku. Aku membalik kan badan dan mengangguk tanda aku paham. Laki laki itu tersenyum lagi pada ku. Dan segera aku keluar dari ruangan nya.

     

      Ketika aku berjalan dilorong aku masih terngiang-ngiang akan ucapan nya tadi. Seakan aku pernah mendengar ucapan itu sebelum nya. Dan senyuman nya itu seakan sangat familiar. Senyuman yang menyejukkan jiwa dan menentramkan hati..........

        Aku memukul kepala ku dan mengakhiri bayangan tadi. Aku terus mengumpat tak henti-henti. Segala sumpah sarapah aku sebut kan. Merutuki diri sendiri akan kebodohan yang aku perbuat. Sial, laki-laki itu terlalu menarik. Aku pun pada akhirnya menertawakan kebodohan ku ini.

                           ~~~

     Ketika aku tiba di kost ku, tampak sepi tak berpenghuni. Sial nya lagi aku adalah orang yang penakut. Aku terburu-buru masuk ke dalam kamar ku. Aku segera mengunci pintu dan melepas atribut sekolah yang masih menempel di tubuh ku. Mengganti seragam sekolah dengan baju tidur ku. Aku sengaja tidak mandi karena ini sudah terlalu petang untuk mandi. Bodo amat lah biar dikata jorok.

        Aku merebahkan tubuh ku di kasur ku ini. Rasa lelah mendera tubuh ku. Tak berselang lama aku pun kembali terlelap kembali ke alam mimpi.

        Pagi ini aku terbangun dari tidur karena suara ayam berkokok yang sahut-sahutan. Meregangkan otot-otot yang kamu ketika terbangun. Sambil menguap aku berjalan ke kamar mandi, untuk sekedar cuci muka. Sehabis cuci muka, aku segera mengganti baju ku dengan kaos dan training olahraga. Mengambil sepatu olahraga ku di rak sudut kamar dan langsung memakai nya, tak lupa aku juga menggunakan kaos kaki agar kaki ku tak lecet. Aku melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 05.30 WIB. Tentunya jam sekian itu udara masih sangatlah dingin. Tapi aku tetap akan lari keliling komplek di pagi ini.

                                ~~~

        Lari-lari kecil mengelilingi Komplek perumahan dimana tempat ku kost. Menikmati segarnya udara pagi yang masih belum bercampur dengan polusi. Dengan bersenandung kecil aku pun menerus kan lari pagi ku hingga tak terasa matahari pun sudah terasa terik namun tak terlalu menyengat. Kusudahi lari pagi ku  hari ini, nafas ku terasa ngos-ngosan. Aku berselonjor kaki di taman, sambil meminum air mineral yang kubawa dari rumah. Setelah rasa lelah ku sedikit hilang, aku menerus kan untuk kembali ke kost. Tapi di tengah-tengah perjalanan aku merasa lapar. Dan untung nya tak jauh dari situ ada penjual bubur ayam langganan ku. Aku memutuskan untuk mampir ke  kedai bubur ayam. Aku memesan 1 bubur ayam spesial dan teh hangat. Aku memakannya dengan amat lahap. Di sela-sela makan ku aku teringat pria yang kemarin ku tolong. Bian namanya, pria malang korban tabrak lari. Aku bertanya-tanya bagaimana keadaan nya?,  apakah ia sudah makan?,  lalu apakah ia sudah menghubungi keluarga nya?. Pikiran ku berkecamuk akan nya. Aku memutuskan setelah sarapan ini aku akan menjenguk nya kembali. Aku pun buru-buru menghabiskan makanan ku dan tak lupa aku juga membeli kan bubur ayam untuk nya.

                               ~~~

         Ketika aku sampai di kost, aku segera mandi. Berpakaian rapi dan tak lupa kebawa bubur ayam yang telah ku beli tadi. Segera ku menuruni tangga dan berjalan ke garasi mengambil motor ku. Segera kunyalakan dan melaju membelah jalanan di kota ini. Sesampainya di rumah sakit, aku segera memarkirkan motor ku pada tempat nya.   Aku berjalan di lorong rumah sakit sambil menenteng kantong plastik yang berisikan bubur. Aku masih ingat ruangan mana dia dirawat. Saat aku sampai di pintu kamar rawat nya, aku merasa sedikit ragu untuk masuk. Namun pada akhirnya aku memberanikan diri ku untuk masuk. Aku mengetuk dan mengucapkan salam, aku mendengar suara balasan darinya. Dia melihat ku dengan senyum kecil nya. Aku membalas senyuman nya itu dengan sedikit gugup. Dia menyambut kehadiran ku, mempersilahkan aku duduk di kursi sebelah brangkar nya. Aku hampir saja lupa dengan kehadiran bubur yang ku bawa, jika ia tak menanyakan apa yang ku bawa itu.  Aku hanya tertawa sumbang, langsung ku berikan bubur yang ku bawa itu. Ia menerima dengan penuh suka cita. Aku pun senang melihat nya antusias seperti itu. Namun aku merasa ruangan ini amat lah sepi, tak ada  satu sanak saudara pun yang menemani nya. Tapi aku sedikit merasa tak enak jika menanyakan suatu yang agak bersifat privasi. Dia memakan bubur yang ku bawa dengan melihat ku yang penuh dengan rasa penasaran. Dia akhirnya membuka suara tanpa aku bertanya padanya. Dia menjawab semua hal yang bersarang di kepala ku. Dia menjawab tanpa terkecuali. Namun heran nya lagi aku tak mengeluarkan satu pertanyaan pun padanya, tapi ia menjawab semua hal yang ada di benak ku.

                              ~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!