Bab 4
Lia menghabiskan malam itu menyusun rencana untuk mengatasi ancaman Alexander. Dia tahu bahwa dia perlu lebih dari sekadar niat baik untuk melindungi dirinya dan masa depan keluarga Filipe. Mengingat sifat licik dan ambisius Alexander, Lia menyadari bahwa langkah yang diambil harus penuh perhitungan dan taktis.
Keesokan paginya, Lia mengundang Eleanor kembali ke kamarnya. Mereka duduk bersama di meja kecil, cahaya matahari pagi yang lembut menyinari wajah mereka melalui jendela besar.
"Eleanor, kita perlu merencanakan sesuatu untuk menghadapi Alexander. Aku tidak bisa melakukannya sendirian. Aku butuh informasi lebih lanjut tentang apa yang dia rencanakan dan siapa saja yang mungkin terlibat," kata Lia dengan serius.
Eleanor mengangguk setuju. "Saya akan mencari tahu lebih banyak, Nona. Ada beberapa pelayan yang mungkin tahu lebih banyak tentang aktivitas Alexander. Saya akan mencoba berbicara dengan mereka."
Lia tersenyum kecil. "Terima kasih, Eleanor. Aku sangat menghargai bantuanmu. Kita harus sangat berhati-hati. Alexander tidak boleh tahu bahwa kita sedang menyelidikinya."
Selama beberapa hari berikutnya, Lia dan Eleanor bekerja sama dalam diam. Eleanor mengumpulkan informasi dari para pelayan dan penjaga, sementara Lia tetap menjalani rutinitasnya seperti biasa, berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan.
Lia juga mulai berlatih dengan lebih intensif, mempersiapkan dirinya secara fisik dan mental untuk menghadapi ancaman yang mungkin datang.
Suatu hari, Eleanor datang ke kamar Lia dengan wajah tegang. "Nona, saya mendengar sesuatu yang penting dari salah satu penjaga. Alexander tampaknya bekerja sama dengan keluarga Morano untuk menjatuhkan Duke Richard. Mereka berencana untuk melakukan kudeta dalam waktu dekat."
Lia merasa darahnya mendidih. "Keluarga Morano! Mereka memang selalu menjadi musuh bebuyutan keluarga kita. Kita harus menghentikan ini sebelum terlambat."
Mereka menghabiskan sore itu merencanakan langkah-langkah untuk menggagalkan rencana Alexander dan keluarga Morano. Lia memutuskan bahwa langkah pertama adalah memberi tahu Duke Richard tentang ancaman ini.
Namun, dia tahu bahwa Duke Richard sangat percaya pada putra tertuanya dan mungkin akan sulit meyakinkannya tanpa bukti konkret.
"Saya akan berbicara dengan ayahku," kata Lia dengan tegas. "Kita perlu bukti untuk meyakinkan beliau. Bisakah kamu mendapatkan lebih banyak informasi dari para pelayan?"
Eleanor mengangguk. "Saya akan mencoba, Nona. Kita harus bergerak cepat."
Malam itu, Lia mempersiapkan dirinya untuk berbicara dengan Duke Richard. Dia merasa gugup, tetapi tekadnya lebih kuat daripada rasa takutnya. Setelah memastikan bahwa Duke Richard berada di ruang kerjanya, Lia menuju ke sana dengan langkah pasti.
"Ayah, bisakah aku berbicara denganmu?" tanya Lia sambil mengetuk pintu ruang kerja Duke Richard.
Duke Richard mengangkat pandangannya dari tumpukan dokumen di mejanya. "Lauren, tentu saja. Masuklah," jawabnya dengan nada lembut.
Lia memasuki ruangan dan menutup pintu di belakangnya. "Ayah, ada sesuatu yang sangat penting yang harus kubicarakan denganmu. Ini tentang Alexander dan keluarga Morano."
Duke Richard mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Lia menarik napas dalam-dalam sebelum memulai. "Aku mendengar dari beberapa pelayan bahwa Alexander bekerja sama dengan keluarga Morano untuk menjatuhkanmu. Mereka berencana melakukan kudeta dalam waktu dekat."
Duke Richard terdiam sejenak, memandang putrinya dengan ekspresi skeptis. "Lauren, itu tuduhan yang sangat serius. Apa bukti yang kamu miliki?"
Lia menyerahkan catatan yang ditemukan Eleanor di kamar Alexander. "Ini adalah salah satu bukti yang kami temukan. Alexander sangat hati-hati, tetapi kami berhasil mendapatkan ini."
Duke Richard membaca catatan itu dengan teliti, wajahnya berubah serius. "Ini memang mencurigakan, tapi tidak cukup kuat untuk menuduh Alexander dan keluarga Morano secara langsung. Kita butuh lebih banyak bukti."
Lia merasa putus asa, tetapi dia tahu bahwa dia tidak boleh menyerah. "Aku mengerti, Ayah. Aku akan mencari lebih banyak bukti. Tolong percayalah padaku dan tetap waspada."
Duke Richard mengangguk perlahan. "Baiklah, Lauren. Aku akan lebih berhati-hati. Terima kasih telah memberitahuku."
Lia meninggalkan ruang kerja Duke Richard dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa waktu semakin menipis, dan dia harus bertindak cepat untuk mengumpulkan bukti yang lebih kuat.
Eleanor kembali dengan informasi baru. "Nona, saya mendengar bahwa Alexander berencana bertemu dengan perwakilan keluarga Morano di luar kota malam ini. Ini mungkin kesempatan kita untuk mendapatkan bukti lebih banyak."
Lia memutuskan untuk mengikuti Alexander malam itu. Dengan bantuan Eleanor, dia menyamar sebagai salah satu pelayan dan mengikuti Alexander dengan diam-diam. Mereka melihat Alexander meninggalkan rumah dengan menaiki kuda, menuju hutan di pinggiran kota.
Lia dan Eleanor mengikuti dari kejauhan, memastikan mereka tidak terlihat. Setelah beberapa waktu, mereka melihat Alexander bertemu dengan seorang pria yang tampaknya adalah perwakilan dari keluarga Morano. Lia bersembunyi di balik semak-semak, mendengarkan percakapan mereka.
"Kita harus memastikan rencana ini berjalan lancar," kata pria dari keluarga Morano. "Keluarga Filipe tidak boleh mengetahui apapun sebelum terlambat."
Alexander mengangguk. "Tenang saja, mereka tidak akan curiga. Aku sudah mengatur semuanya dengan sempurna."
Lia merasa marah dan cemas sekaligus. Dia tahu bahwa ini adalah bukti yang dia butuhkan. Setelah percakapan selesai, Alexander dan pria itu berpisah. Lia dan Eleanor segera kembali ke rumah, membawa informasi berharga ini.
Keesokan paginya, Lia kembali menemui Duke Richard, kali ini dengan lebih percaya diri. "Ayah, aku mengikuti Alexander tadi malam dan mendengar percakapannya dengan perwakilan keluarga Morano. Mereka merencanakan sesuatu yang besar. Kita harus bertindak sekarang."
Duke Richard memandang putrinya dengan serius. "Baiklah, Lauren. Aku akan mempercayaimu kali ini. Kita harus segera bertindak sebelum mereka melakukan apapun."
Dengan bantuan Eleanor dan beberapa penjaga yang setia, mereka menyusun rencana untuk menggagalkan kudeta tersebut. Duke Richard memerintahkan penjaga untuk menangkap Alexander dan pria dari keluarga Morano yang bersekongkol dengannya.
Malam itu, ketika Alexander kembali ke rumah, dia disambut oleh penjaga yang bersenjata. "Alexander, kamu ditahan atas tuduhan berkhianat terhadap keluargamu," kata salah satu penjaga dengan tegas.
Alexander terlihat terkejut dan marah. "Ini pasti ulah Lauren! Dia yang menjebakku!"
Lia melangkah maju. "Ini bukan jebakan, Alexander. Ini adalah kenyataan. Kamu bersekongkol dengan musuh keluarga kita untuk menjatuhkan Ayah. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu."
Alexander berusaha melawan, tetapi para penjaga dengan cepat menangkapnya. Duke Richard memandang putranya dengan wajah penuh kekecewaan. "Aku tidak pernah menyangka kamu akan berkhianat, Alexander. Kamu akan diadili sesuai dengan hukum keluarga kita."
Dengan Alexander ditahan, keluarga Filipe mulai memulihkan diri dari ancaman kudeta. Lia merasa lega, tetapi dia tahu bahwa ini baru awal dari perjuangannya. Dia harus terus waspada dan siap menghadapi tantangan berikutnya demi melindungi keluarganya dan mempertahankan keadilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments