Setelah merapikan penampilannya dengan bantuan Mila, Lia memutuskan untuk mulai mencari tahu lebih dalam tentang dunia baru tempatnya berada.
Dia memahami bahwa dia tidak hanya harus beradaptasi dengan lingkungan barunya tetapi juga mencari tahu siapa musuh-musuh Lauren dan bagaimana cara menghadapinya.
Lia keluar dari kamar dengan langkah mantap. Setiap sudut rumah ini memberikan nuansa klasik dan mewah, jauh berbeda dari dunia modern yang ditinggalkannya.
Dinding-dinding berlapis kayu mahoni, lukisan-lukisan klasik, dan lampu gantung kristal menciptakan suasana megah dan misterius. Sambil berjalan menyusuri lorong panjang, Lia mencoba mengingat informasi yang didapatnya dari ingatan Lauren.
Dia menuju ruang perpustakaan, tempat yang diyakini menyimpan banyak rahasia keluarga Filipe. Setibanya di sana, dia terkejut melihat betapa besar dan lengkapnya perpustakaan ini. Rak-rak buku berisi ribuan buku yang berjajar rapi hingga ke langit-langit.
Lia mulai membaca beberapa buku sejarah keluarga Filipe untuk memahami lebih dalam tentang posisi Lauren di keluarga ini dan siapa saja anggota keluarganya.
"Duke Richard Filipe, kepala keluarga Filipe yang memiliki kekuasaan besar di wilayah ini. Ibu, Duchess Maria Filipe, dikenal dingin dan jarang menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Lauren memiliki dua saudara laki-laki, Alexander dan Sebastian, yang selalu mendapat perhatian lebih dari kedua orang tua mereka."
Lia menarik napas panjang. "Tidak heran Lauren merasa diabaikan," gumamnya. Ketika dia sedang asyik membaca, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Lia berusaha tetap tenang, mencoba tidak terlihat mencurigakan.
"Lauren, apa yang kamu lakukan di sini?" Sebuah suara tegas dan dalam terdengar dari arah pintu. Lia menoleh dan melihat Alexander, saudara laki-laki tertua Lauren, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi curiga.
"Aku hanya ingin membaca sedikit tentang sejarah keluarga kita," jawab Lia dengan tenang.
Alexander memandangnya dengan tajam. "Sejak kapan kamu tertarik dengan sejarah keluarga? Bukankah biasanya kamu lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah?" tanyanya sinis.
Lia mencoba tersenyum, menutupi kegugupannya. "Terkadang, kita perlu melihat kembali sejarah untuk memahami masa depan, bukan?"
Alexander hanya mengangguk kecil sebelum berbalik dan pergi. Lia menghela napas lega. "Aku harus lebih berhati-hati," pikirnya.
Setelah merasa cukup mendapatkan informasi, Lia meninggalkan perpustakaan dan kembali ke kamarnya. Dia perlu merencanakan langkah selanjutnya dengan hati-hati. Menurut ingatan Lauren, ada seseorang yang selalu bisa diandalkan—Eleanor, sahabat terdekat Lauren yang juga seorang pelayan di keluarga Filipe.
Lia memanggil Mila. "Mila, bisakah kamu memanggil Eleanor untukku? Aku ingin berbicara dengannya."
Mila mengangguk dan segera pergi mencari Eleanor. Tak lama kemudian, seorang wanita muda dengan wajah ramah masuk ke kamar Lia. "Nona, Anda memanggil saya?" tanya Eleanor dengan sopan.
"Eleanor, aku butuh bantuanmu," kata Lia dengan nada serius. "Aku perlu mengetahui lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi di sini. Bisakah kamu membantuku?"
Eleanor memandang Lia dengan ragu-ragu sebelum akhirnya mengangguk. "Tentu, Nona. Saya akan membantu sebisa mungkin."
Lia merasa lega. "Terima kasih, Eleanor. Pertama-tama, aku ingin tahu lebih banyak tentang musuh-musuh keluarga ini. Siapa yang mungkin ingin mencelakaiku?"
Eleanor menarik napas dalam sebelum mulai berbicara. "Keluarga Filipe memiliki banyak musuh, baik dari dalam maupun luar. Salah satu yang paling berbahaya adalah keluarga Morano. Mereka selalu bersaing dengan keluarga Filipe dalam hal kekuasaan dan bisnis. Selain itu, ada juga rumor tentang perseteruan internal di keluarga ini, terutama di antara para saudara."
Lia mengangguk, menyerap setiap informasi yang diberikan Eleanor. "Baiklah, kita harus berhati-hati. Aku tidak ingin apa yang terjadi pada Lauren terulang kembali."
Eleanor tersenyum lemah. "Saya mengerti, Nona. Saya akan selalu berada di sini untuk membantu Anda."
Hari-hari berikutnya, Lia mulai menyusun rencana untuk mengungkap siapa yang telah meracuni Lauren. Dia juga berusaha memperkuat posisinya di keluarga Filipe dengan menunjukkan bahwa dia tidak lagi menjadi sosok yang lemah dan mudah diabaikan.
Sementara itu, hubungan Lia dengan Alexander dan Sebastian tetap tegang. Kedua saudara itu tampaknya tidak senang dengan perubahan sikap Lauren yang tiba-tiba.
Mereka sering mengawasi gerak-geriknya, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Suatu malam, Lia duduk di balkon kamarnya, memandang langit malam yang bertabur bintang. Dia merasa kesepian, tetapi tekadnya semakin kuat. "Aku harus kuat, untuk diriku dan untuk Lauren," batinnya.
Di tengah malam yang tenang, terdengar suara ketukan pelan di pintu kamar Lia. Dia segera membuka pintu dan melihat Eleanor berdiri di sana dengan ekspresi khawatir.
"Nona, ada sesuatu yang harus Anda ketahui. Saya menemukan sesuatu yang mencurigakan di kamar Alexander," bisik Eleanor.
Lia segera mengajak Eleanor masuk dan menutup pintu rapat-rapat. "Apa yang kamu temukan?"
Eleanor mengeluarkan selembar kertas dari saku roknya. "Ini adalah catatan yang saya temukan di meja Alexander. Sepertinya dia berencana untuk mengambil alih posisi Duke dengan cara apapun, bahkan jika itu berarti mencelakai Anda."
Lia membaca catatan itu dengan teliti. "Jadi ini alasannya dia selalu mengawasiku. Dia takut aku akan menghalangi rencananya."
Eleanor mengangguk. "Kita harus sangat berhati-hati, Nona. Alexander adalah orang yang berbahaya."
Lia meremas kertas itu dengan marah. "Aku tidak akan membiarkan dia berhasil. Aku akan melindungi keluarga ini dan membalaskan dendam Lauren."
Dengan tekad yang semakin kuat, Lia memulai rencana barunya. Dia tahu bahwa pertempuran ini tidak akan mudah, tetapi dia siap menghadapi apapun demi masa depan keluarga Filipe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments