Mertua

Menjelang malam, Heni baru sampai dirumah. Lampu juga sudah dinyalakan, dia membuka pintu. Suara teguran membuatnya terkejut.

" Kau baru pulang? Syukurlah aku sudah memasakkan makanan untuk anakku. Kalau menunggumu, dia bisa mati kelaparan, " ujar wanita paruh baya yang duduk di kursi tamu.

Heni tak menyahut, baginya diam adalah emas untuk saat ini. Dibantah juga percuma, memang benar kenyataannya. Juga meladeni omongan wanita itu akan membuatnya tambah runyam. Dia terus melangkah menuju ke kamar mandi yang berada dibelakang untuk membersihkan diri.

Usai mandi dan berganti pakaian, dia menghampiri suaminya yang duduk di depan televisi. Dia bermaksud untuk meminta maaf karena tidak bisa menepati janjinya pulang awal dan memasakkannya. Dia lupa karena masih diajak berputar-putar oleh Tama. Dia terpaksa harus menuruti kekasih gelapnya itu karena terus mengancam akan melaporkan perbuatannya kepada sang suami.

" Maafkan aku, mas. Aku janji jika berjanji lagi akan menepatinya, " ujarnya.

Bimo hanya memandangnya sekilas. Dia sudah hafal dengan sang istri, berjanji lalu melanggarnya. Namun dia maklum karena sudah terbiasa.

" Kau sudah makan? Makanlah. Ibu sudah memasak makanan untuk kita, " ujarnya.

Masakan ibu mertua? Malas. Pasti nanti saat makan, beliau menceramahi ku. Suruh cari asisten rumah tanggalah, beli makanan online lah untuk mas Bimo. Ujung-ujungnya juga pakai uangku lagi? Harusnya dia bersyukur, aku sudah membantu keuangan keluarga dengan mencari nafkah sendiri. Ogah ah, mending beli makanan diluar.

" Kau mau kemana? Kau tidak suka masakanku? Kurang apa aku? Sudah jauh-jauh datang kesini untuk mengurus suamimu. Kau tidak menghargaiku? Setidaknya cicipi dulu masakanku, dasar menantu mandul, " hardiknya.

Heni hanya diam. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Dia malas jika menanggapi omongan wanita yang disebutnya mertua itu. Selalu mengajak ribut, seperti tidak ada hal lain saja? Suka sekali mengatai mandul, padahal kalimat itu pantas ditujukan kepada anaknya bukan dirinya.

" Aku ada urusan yang lebih penting, bu, " ujarHeni.

" Kemana? Kerumah orang tuamu? Mau minta uang dari ayahmu yang kaya raya itu? Silahkan pergi kalau begitu. Besok kau harus bawakan sesuatu untukku, " ujarnya ketus.

Heni mendongkol dalam hati. Mertuanya selalu berusaha memerasnya, bukan sekali tapi berulang kali hingga dia selalu menghindar saat sang mertua datang berkunjung. Karena pasti beliau menginap hampir seminggu dan selalu memantau dirinya. Yang terakhir memintanya untuk pulang kerumah sekedar meminta uang atau barang dari mamanya guna diberikan untuknya.Hal yang benci dilakukannya.

Dulu dia sering melakukannya karena takut dengan sang mertua, tapi lama-kelamaan dia muak dengan semua itu. Mamanya tetap memberikan permintaannya tapi mertuanya bukan berterima kasih dengan memperlakukannya secara baik, tetap saja menyakitinya. Rumah yang ditempatinya dengan sang suami juga berkat bantuan dari mamanya. Sang mama memberikan uang guna membayar kontrakannya. Sementara sang ayah tidak peduli dengannya selama masih bersama Bimo. Beliau tetap ingin mereka berpisah, karena tidak merestuinya. Mertuanya hanya tahu semuanya berkat sang anak yang sudah bekerja keras selama ini. Tidak pernah sekalipun memuji menantunya karena tidak bisa memberikan keturunan.

" Kau mau kemana, Hen? " tanya Bimo.

" Dia mau pulang kerumah orangtuanya. Biarkan saja, " ujar sang mertua.

" Jangan lupa pesananku ya, " tambahnya. Heni hanya diam, dia benar-benar marah saat ini.

" Aku menginap dirumah Siska, mas. Besok aku berangkat kerja dari sana saja, " ujar Heni saat mertuanya meninggalkan mereka.

" Ya, sudah. Kuantar ya? " tanya Bimo. Tapi Heni menggeleng.

" Mana motormu? " tanyanya lagi. Bimo heran karena saat istrinya pulang tidak mendengar deru motor maticnya.

Ups, Heni lupa. Kendaraannya masih diparkiran rumah sakit. Tadi dia pulang bersama dengan Tama. Bagaimana menjawabnya? pikirnya. Lama dia berpikir mencari jawaban yang pas.

" Tadi dibawa sita, mas. Besok juga dikembalikan kok, " ujar Heni berbohong. Sita saja selalu naik mobil, mana mungkin pakai motor?

" Oh, gitu ya? Mari kuantar ke rumah Siska, " ujar Bimo.

Tapi Heni tetap menolaknya. Selama mertuanya ada dirumah, dia tidak mau merepotkan Bimo. Meski mengantar saja? Ibunya pasti mengejeknya lagi, mau kuantar sekalian juga? Dasar manja. Pasti begitu, seperti tidak bosannya mengejeknya terus?

" Sudahlah, sayang. Heni kan tidak mau, tidurlah sana. Biar besok badanmu segar dan bisa kerja lagi, " ujarnya. Heni benar-benar mendongkol. Yang manja siapa? batinnya.

" Besok jangan lupa oleh-oleh untukku ya, menantuku, " ingat mertuanya lagi.

" Sudahlah, bu. Heni tidak pulang ke rumah orangtuanya, dia mau menginap dirumah teman, " ujar Bimo.

" Besok kan juga bisa. Dia harus berterima kasih dong denganku, sudah mengurusmu. Dia tahunya hanya kerja saja. Dasar menantu tidak becus, " umpatnya saat Heni sudah keluar dari rumah. Dia sangat membenci menantunya itu, berulang kali mengejeknya agar segera berpisah dengan anaknya.

Heni melangkah menuju ke rumah Siska karena memang dekat. Siska adalah tetangganya yang dekat dengannya. Dia berasal dari Jawa, dia mengikuti suaminya bekerja dikota dan mengontrak sekompleks dengannya meski beda gang. Heni sangat akrab dengannya. Dia mempunyai anak satu, seorang anak lali-laki dan masih batita. Kadang anaknya dia pinjam dibawa pulang untuk dimong saat libur bekerja.

Tak lama kemudian, sampailah dia didepan rumah Siska. Diketuknya pintu rumahnya, keluarlah siempunya dengan menggendong sang putra.

" Ada apa, Hen? " tanyanya.

" Boleh aku menginap disini? " tanya Heni. Dia celingukan mencari sosok suami Siska.

" Boleh, masuklah. Lusa baru pulang mas Diwan, " ujarnya dengan bahasa medoknya yang khas. Dia tahu jika Heni akan sungkan bila suaminya ada dirumah.

Mas Diwan adalah nama suaminya. Dia bekerja sebagai kernet truk bahan bakar, pulangnya seminggu sekali. Dan Siska hanya sendiri dirumahnya, jadi Heni terbiasa menginap menemaninya saat mertuanya datang berkunjung. Dia malas lama-lama seatap dengan wanita itu. Kupingnya panas dan kepalanya seperti mau meledak saja.

" Masuklah, " ujarnya riang. Dia senang karena malam itu ada yang menemaninya.

" Ibu mertuamu datang ya? " tebaknya, dia hafal.

" Iya, biar 'dikeloni anaknya sendiri. Aku sama kamu saja. Kenapa anakmu sudah tidur sih, aku bawakan makanan untuknya, " ujar Heni.

" Badannya panas, setelah minum obat langsung tidur, ''jelas Siska. Heni meletakkan bungkusan makanan yang dibelinya tadi ditoko. Ada biscuit, permen, wafer dan minuman. Dia membawakan untuk anaknya Siska.

" Kalau ini untukmu, "ujar Heni dengan memberikan dia sebuah bungkusan makanan, ketoprak. Siska tersenyum menerimanya, karena memang itu makanan favoritnya.

" Terima kasih ya, Hen, "ujarnya.Langsung diletakkannya di piring, lalu dimakannya dengan lahap.

Heni pun memakan makanan satunya yang juga dia beli di jalan tadi. Dia malas kalau harus memakan masakan dari mertuanya. Semua perkataan wanita itu sudah membuatnya kenyang seketika. Tapi saat dirumah Siska laparnya datang lagi. Dia merasa seperti tidak makan berhari-hari.

" Sis, bagaimana dengan mertuamu? Apa dia memperlakukanmu dengan baik? ''tanya Heni.

" Baik. Saat aku datang berkunjung, dia selalu sibuk. Ada saja yang dilakukannya, " ujar Siska.

" Memasak makanan untukku, mengajak Raihan, banyaklah, " tambahnya.

" Oohhh..... " ujar Heni.

" Sebenarnya aku tidak boleh tinggal di sini. Tapi mas Diwan bersikeras mengajakku, " ujar Siska.

" Kenapa? " tanya Heni.

" Beliau ingin agar aku tinggal dengannya dikampung, " ujarnya.

" Menemaninya karena johan, adik iparku sudah tinggal dirumahnya sendiri. Jadi jarang menemuinya, " terang Siska.

" Lalu,? "tanya Heni.

" Tetap baik sih, "

Terpopuler

Comments

Na Gi Rah

Na Gi Rah

Pemimpin penerus ANDRILOS mampir. Lanjut reading.

2022-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!