[JANGAN LUPA LIKE-NYA KAKAK]
P.S
Maaf buat para pembaca yang harus nunggu lama buat baca kisah rumit Tirta, Zara dan Dea ini soalnya hampir dua minggu ini Author harus nungguin kerangka Novel ini disetujui sama Editor baru bisa diketik naskah dan alhamdulilahnya sudah disetujui jadi bisa update tiap hari!
¤¤¤¤¤
Sudah hampir dua bulan lamanya Tirta tinggal bersama Dea.
Tirta baru saja selesai mengajar di kelasnya, ia merenggangkan tubuhnya di meja kerjanya, kelas sudah kosong dari tadi, dan kelas siang akan dimulai setengah jam lagi.
Akhir-akhir ini pikiran Tirta selalu diselimuti perasaan kalut antara perasaannya ke Zara dan ke Dea, terlebih Zara semakin menjaga jarak padanya yang membuat ia hampir setiap hari bersama Dea.
Terlebih perlakuan Dea padanya yang membuat Tirta semakin nyaman kepada Dea sedangkan Zara? Dia bahkan hanya selalu menanyakan perkembangan perasaan Tirta kepada Dea.
Entah jenis istri macam apa Zara itu, seolah sekarang Tirta sudah tidak mencintai Zara atau cuma perasaannya saja, ia sekarang bingung dia lebih mencintai siapa untuk saat ini.
Karena untuk berbagi cinta itu tidaklah mudah bagi Tirta mengingat dia sendiri masih bingung dengan seluruh perasaan nya.
"Bang?"
Tirta menolehkan kepalanya ke sumber suara yang memanggilnya tadi, matanya tertuju pada sosok gadis berdress putih dengan kotak makanan ditangannya.
"Dea?"
Dea berjalan masuk kedalam kelas tempat Tirta mengajar tadi, dia tersenyum ramah kemudian menaruh kotak berisi makanan ke meja kerja Tirta.
"Dea bawain makan siang buat Abang, soalnya Dea pikir Abang mungkin gak sempat makan soalnya Abang ada kelas siang kan?" ujar Dea menatap makanan dari kotak makan tersebut.
Tirta tersenyum. "Makasih yah Dek, Maaf kalau Abang selama ini gak pernah memperlakukan Adek sebagai istri yang seutuhnya,"
"Abang gak perlu khawatir tentang itu, biarkan Dea yang bertugas menjadi istri yang baik sampai akhirnya kita benar-Benar berpisah," jawab Dea.
"Kamu benar pengen pisah dari Abang?" tanya Tirta menatap dalam Dea.
"Abang itu milik Kak Zara dan Dea gak mungkin membiarkan Kak Zara berbagi suami untuk yang lama," Dea memberikan makanan yang dia bawa yang langsung diterima Tirta.
"Tapi kalau Abang pilih Kamu, gimana?" Tirta menahan tangan Dea yang membuat Dea terdiam sesaat.
"Jangan ngawur Bang, ingat pernikahan ini formalitas dan jangan siksa diri Abang untuk mencintai Dea, karena kadratnya kita ini gak akan pernah bisa bersatu," jawab Dea melepas tangannya. "Setidaknya biarkan Dea yang berusaha dan kalau Dea pada akhirnya mencintai Abang mungkin itu sebatas karena Abang ayah dari anak Dea,"
Tirta kali ini yang terdiam, ucapan Dea sangat menusuk hatinya, dia semakin Dilema, mengingat kedua istrinya sama-sama ingin menyerah disaat dia berusaha untuk adil dalam membagi cinta tapi ucapan Zara dulu ada benarnya bahwa tidak istri yang ingin suaminya dibagi dan pada akhirnya Tirta sendiri yang akan memilih.
Tirta segera mengambil makanan yang diberikan oleh Dea tadi dan memakannya sedangkan Dea seperti biasa memilih memijit bahu suaminya yang membuat Tirta nyaman.
"Kenapa kamu selalu membuat abang bingung dek, kalau kamu memang ingin menyerah kenapa memperlakukan abang dengan baik dan membuat abang sulit meninggalkan kamu akhirnya," ujar Tirta pada Dea.
"Sudah Dea katakan bang, Dea melakukan ini dengan status seorang istri dan Abang harus bisa mengontrol diri Abang, karena Abang hanya untuk Kak Zara, bukan milik Dea," jawab Dea.
"Tapi sekarang kamu milik Abang, dek," Tirta menaruh piring makanannya.
Dea berhenti memijit Tirta dan beralih berdiri didepannya.
"Abang aja masih bingung sama perasaan Abang, Abang bilang gini karena realitanya hanya Dea yang selalu ada di Dekat Abang, andaikan kak Zara melakukan hal yang sama, pasti Abang gak akan ngomong begini, Abang cerna baik-baik abang tidak perlu menyiksa diri cukup Dea yang melakukan tugas sebagai istri dan setelah anak ini lahir, Abang bisa kembali ke kehidupan Abang bersama kak Zara lagi," Zara merapihkan kotak makanan yang sudah habis dimakan Tirta kemudian melangkah meninggalkan Tirta yang berkutat dengan pikirannya sendiri.
"Bang, Adek pulang dulu yah," ujar Dea mencium telapak tangan Tirta.
Tirta mengangguk membiarkan Dea melangkah keluar dan menghilang dari pandangannya.
¤¤¤¤¤
Zara sedang duduk memandangi laptopnya dia akhir-akhir disibukkan dengan pekerjaan bukan tanpa sebab dia hanya mencoba mencari alasan karena rentetan spam telepon dari Tirta yang menanyakan kabarnya memenuhi ponselnya ditambah lagi sudah dua minggu Zara dan Tirta tidak bertemu.
Entah apa yang dirasakan Tirta saat ini namun Zara hanya berusaha menjaga jarak dan memastikan misi menyatukan suami dan adiknya itu berhasil.
"Za? Makan siang dulu yuk, kamu dari tadi fokus depan laptop terus," Danu datang dan duduk disamping Zara.
Zara yang fokus dilaptopnya hanya tersenyum dan kembali memfokuskan wajahnya didepan monitor.
"Nanti aja deh, tanggung banget ini," jawab Zara memainkan jarinya di keyboard laptop.
Danu yang melihat itu segera membalikkan kursi Zara sehingga kini Zara bisa menatap ke arahnya.
"Hey dengerin aku, kamu gak perlu terlalu porsir kerja, lagian aku gak nuntut kamu selesai in kerjaan kamu sekarang, mending kamu ikut aku makan sekarang," ujar Danu pada Zara.
"Tapi ..."
"Ini Perintah,"
Danu menarik tangan Zara sehingga mau tidak mau kini Zara harus berjalan di belakang Danu menuju kantin kantor yang terletak tidak jauh dari ruangan Zara tadi.
Sesampainya di kantin Danu dan Zara segera mengambil tempat di ujung yang tidak menjadi halangan bagi karyawan lain melirik mereka, kenapa tidak seorang Staff baru duduk semeja dengan Pemilik Perusahaan, dan mereka tidak tahu kalau kedua orang ini adalah sahabat sejak dulu.
"Kamu mau pesan apa, Za?" tanya Danu yang membuat Zara menggelengkan kepalanya.
Zara yang memang tidak lapar hanya menatap Danu sekilas sebelum memalingkan wajahnya.
"Ayolah," pinta Danu yang membuat Zara luluh.
"Aku pesan, apa yang kamu pesan aja deh," jawab Zara yang membuat Danu menghela napas lega.
Danu kemudian memanggil waiters atau pelayan yang ada berdiri di meja bartender untuk mencatat pesanannya setelah selesai dengan pesanannya Danu dan Zara kini hanya tinggal menunggu saja.
Sembari menunggu Danu menyempatkan diri berbicara tentang bagaimana kelancaran pekerjaan Zara yang berujung pada pembahasan tentang hubungannya dengan Tirta.
"Maksud kamu nanya gitu apa Dan?" tanya Zara menatap Danu sekilas.
Zara dibuat sengsi atas pertanyaan Danu yang menurut nya mulai ngalur ngidul dan membuat Zara keki sendiri, bagaimana tidak, jika semua yang ditanyakan Danu mengenai 'Apakah Zara akan berpisah dengan Tirta' dan jelas itu pertanyaan yang serius dan sedikit sensitif.
Bukannya meminta maaf atas kesalahannya Danu sendiri lebih memilih menarik tangan Zara ke genggamannya yang membuat Zara terdiam sejenak sebelum menarik tangannya dari genggaman Danu.
"Bukannya kamu sendiri yang bilang bakal ngikhlasin Tirta buat adik kamu," ujar Danu menekan kata 'NGIKHLASIN'
Zara hanya terdiam yang membuat Danu kembali menarik tangan Zara ke genggamannya.
"Za? Aku udah lama nyimpan perasaan ini, aku siap kok jadi pengganti Tirta, aku janji bakal setia sama kamu, gak kayak pria sialan yang kamu sebut suami itu," Danu bersimpuh dihadapan Zara.
Zara berdiri dari duduknya dan menarik tangannya berusaha menepis tangan Danu yang kembali ingin menarik tangannya.
"Maaf Dan, aku mau kita temenan aja gak lebih, aku juga masih istri sah Bang Tirta, aku gak mau terlalu cepat mengambil keputusan, dan yang kamu bilang ...," Zara memberi jeda. "Aku masih berusaha buat ngikhlasin Bang Tirta dan itu harus, tapi untuk menerima orang baru, setidaknya aku perlu waktu untuk sendiri,"
Zara mengambil tasnya kemudian meninggalkan Danu yang terdiam nista di restoran tersebut menatap punggung wanita yang dia cintai meninggalkannya dengan harapan yang sedikit digantung, walaupun Zara sendiri tidak pernah memberikan harapan apapun kepada sahabatnya itu.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Endang Priya
Zara berusaha menekan perasaannya dgn menjaga jarak. dan menciptakan persepsi pada Tirta bahwa dia sdh tak baik lagi..
mungkin Zara menyadari kekurangannya yg tak bisa memberikan keturunan..
2022-03-02
0
Navizaa
Zara, lebih baik kamu memang menjaga jarak dari Tirta, mungkin awalnya sakit, tapi pasti lama-lama akan terbiasa. Ada Danu yang sudah lama mencintai mu..
2021-11-09
0
Mamie Sekar (AsK)
wihh ceper bgt ya adek sudah episode 12
gue bingung tadi pas buka kok udah banyak semangat 💪💪
2021-11-07
0