CH. 03: Kita Harus Cerai, Bang

[JANGAN LUPA LIKENYA KAKAK]

"Kenapa mau balik kerja lagi? Suami kamu ke mana?" tanya Danu saat Zara datang untuk meminta pekerjaan di kantor Danu kembali.

Zara tersenyum. "Masih ada kok, tapi sekarang udah nikah sama Adek aku, aku cuma pengen latihan hidup tanpa suami aja, soalnya ...,"

"Kenapa?"

"Aku harus mengikhlaskan suamiku untuk adikku," jawab Zara berusaha tersenyum tegar.

Danu yang mendengar itu ikut sedih namun sedikit senang karena peluang untuk memiliki Zara. kembali terbuka untuknya, pasalnya selama enam tahun ini Danu masih menyimpan perasaan yang sama kepada Zara, walaupun pada akhirnya Zara memilih untuk menerima Tirta dulu.

"Maafin aku yah Za, aku gatau," ujar Danu memegang tangan Zara.

"Gapapa," Zara menarik tangannya. "Jadi aku bisa dapat pekerjaan disini lagi kan?"

Danu berpikir sejenak. "Kalau kamu mau, dengan senang hati aku bakal kasih posisi yang bagus buat kamu,"

Zara tersenyum. "Terima kasih,"

Danu mengangguk kemudian berdiri dari duduknya disusul oleh Zara yang ikut berdiri.

"Besok kamu sudah boleh kerja," ujar Danu pada Zara.

"Aku janji gak akan mengecewakan kamu," Zara berjalan meninggalkan Danu yang masih memikirkan bahwa ia memiliki sebuah kesempatan kedepannya.

"Andaikan kamu nikah sama aku dulu, kamu gak akan jadi gini Za, dan aku bakal janji kalau aku akan berusaha merebut cinta kamu lagi," monolog Danu kemudian kembali ke meja kebesarannya melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai tadi

Zara keluar dari kantor Danu sahabatnya sendiri dan berjalan dengan penuh senyuman dan sekarang dia hanya memiliki satu misi, menyatukan suami dan istri keduanya, setidaknya itu usaha terakhirnya, sebelum benar-Benar keluar dari hubungan ini.

Zara mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Tirta, Setelahnya ia menaruh ponselnya kedalam tasnya.

¤¤¤¤¤

Tirta baru saja pulang dari mengajar, badan nya sangat lelah karena hari ini dia banyak kelas yang harus diajar.

Sesampainya di apartemen, sudah ada Dea yang menanti kepulangannya, melihat suaminya sudah pulang Dea segera mengambil tas kerja Tirta dan menuntun suaminya untuk duduk di sofa.

"Abang, mau makan apa?" tanya Dea melepas sepatu yang dikenakan Tirta.

"Apa aja yang ada," jawab Tirta merenggangkan badannya karena pegal.

Biasanya ketika badannya pegal dia akan dipijat oleh Zara tanpa meminta karena Zara paling paham kondisi Tirta.

Melihat suaminya merenggangkan badannya, Dea impulsif memijat pundak Tirta dan menekan tengkuk Tirta yang memberi kesan mengenakkan untuk tubuh Tirta.

Tirta sendiri bingung kenapa Dea tahu titik sensitif disaat dia ingin dipijat bahkan tangannya sehalus tangan Zara, hanya sikap dan pemikiran yang membedakan mereka.

"Nanti aku lanjut pijit Abang yah, aku ambil in makan dulu," ujar Dea berjalan ke arah dapur meninggalkan Tirta yang masih berkutat dengan pikirannya.

Tirta mengangguk dan menyandarkan punggungnya di kepala sofa berusaha menghilangkan semua resah hatinya.

Tak lama kemudian suara notifikasi dari ponsel Tirta membuat Tirta merogoh sakunya dan mengambil ponselnya, tampak sebuah pesan dari Zara yang mengajaknya untuk makan malam berdua nanti.

"Bang, ini makanannya, maaf Dea cuma bisa bikin nasi goreng," Dea menyodorkan piring berisi nasi goreng tersebut kepada Tirta.

Tirta menerima piring tersebut dan mulai menyuap makanannya, setelah suapan pertama Tirta terdiam sejenak merasakan rasa dari makanan tersebut, sebuah rasa yang selalu ia dapatkan dari makanan buatan Zara, sekilas Dea seperti copyan dari Zara.

"Gak enak yah Bang? Kalau gak enak aku buat yang lain aja," ujar Dea menunduk.

Tirta tersenyum dan menyuap kembali nasi gorengnya. "Enak kok, dek,"

Dea menghela napas lega kemudian kembali memijat pundak Tirta, mendapatkan perlakuan seperti ini Tirta seperti merasakan sebuah getaran yang berbeda didalam hatinya.

"Dek? Abang malam ini ada Dinner sama Zara kamu gapapa kan sendirian?" tanya Tirta pada Dea.

"Kenapa Abang nanya gitu? Apa pantas aku melarang? Kak Zara itu istri Abang juga," jawab Zara.

"Abang senang karena kamu memiliki pemikiran yang dewasa dalam hal ini, dan Abang rasa Abang akan benar-benar berusaha mencintai kamu," Tirta berdiri dan menghadap ke arah Dea.

"Ingat Bang, tanpa abang berusaha pun aku gak masalah, toh kita tahu bagaimana nantinya? Cukup sekali aku menjadi benalu dalam hubungan kalian berdua," Dea tertunduk meremas bajunya gugup.

"Maafin Abang, Abang yang salah, Abang yang sudah menyeret kamu dalam kondisi rumit ini, dan bagaimanapun akhirnya, itu akan menjadi takdir tuhan," jawab Tirta berjalan masuk kedalam kamar.

Dea terduduk di sofa sepeninggal Tirta, ia mengelus perutnya dan memejamkan matanya merasakan atmosfer sekitar yang telah berubah.

"Apakah salah jika aku menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka disaat aku terjebak dalam situasi ini sendiri, Kak Zara berhak mendapatkan kembali suaminya seutuhnya dan aku, aku hanya akan menjadi sebuah debu yang akan hilang seiring berjalannya waktu, Maafin Bunda sayang, sepertinya kamu benar-benar akan hidup tanpa ayahmu nanti," ujar Dea dalam hati.

¤¤¤¤¤

Terpopuler

Comments

Heysi💔

Heysi💔

Nyeseg🥺🥺🥺🥺

2022-02-09

0

Anita Lubis

Anita Lubis

d

2022-01-17

0

Endang Oke

Endang Oke

tirta seorang pendidik tdk layak dan tidak psntas banget kelakuannya bejaf

2022-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 CH. 01: Aku Yang Akan Menikahkan Kalian!
2 CH. 02: Kurang Adil Apa, Abang?
3 CH. 03: Kita Harus Cerai, Bang
4 CH. 04: Kalau Abang Pilih Kamu, Gimana?
5 CH. 05: Anak Yang Abang Mau
6 CH. 06: Tegaskan Perasaan Abang
7 CH. 07: Bukan Salah Maduku
8 CH. 08: Bantu Abang, Dek
9 CH. 09: Talak Aku, Sebagai Hadiahnya
10 CH POV: Keteguhan Hati Tirta
11 CH. 10: Kenapa Tidak Jujur Pada Suamimu?
12 CH. 11: Masih Punya Harga Diri
13 CH. 12: Mengembalikan Suamimu
14 CH POV: Suara Hati Dea
15 CH. 13: Jelaskan Keadaannya
16 CH. 14: Jangan Plin-Plan Zara
17 CH. 15: Sudah Sangat Hancur
18 CH. 16: Kata "Talak" Itu
19 CH. 17: Menata Hati
20 CH. 18: Belum Cukup Hancur
21 CH. 19: Kepetahan Hati
22 CH. 20: Mengapa Tak Mencoba?
23 CH. 21: Abang, Talak Kamu
24 CH. 22: Bagaimana Dengan Kak Zara?
25 CH. 23: Jadikan Aku Sandaranmu
26 CH. 24: Ada Danu Disini
27 CH. 25: Jadilah. istri Seorang Danu
28 CH. 26: Aku...
29 CH. 27: Istri Lebih Baik Daripada Penggoda
30 CH. 28: Jangan Katakan Apapun
31 CH. 29: Karena Kamu Istriku
32 CH. 30: Belum Puas Menjadi Penggoda?
33 CH. 31: Memberikan Hak Seorang Suami
34 CH. 32: Kenapa Mas Danu Pilih Aku?
35 CH. 33: Positif
36 CH. 34: Bayi Atau Nyawamu?
37 CH. 35: Perlu Penjelasan
38 CH. 36: Jangan Terlalu Setia, Danu
39 CH. 37: Perhatikan Langkahmu, Nona
40 CH. 38: Misi Para Suami
41 CH. 39: Selamat Tinggal Istri Sah
42 CH. 40: Selamat Menikmati Waktumu
43 CH. 41: Dia?
44 CH. 42: Mama Egois!
45 CH. 43: Tatap Aku, Mas
46 CH. 44: Anda Wanita Bukan?
47 CH. 45: Benarkah?
48 CH. 46: Tidak Mungkin!
49 CH. 47: Tidak Hanya Satu, Tapi Dua Putri
50 CH. 48: Dua Garis Itu
51 CH. 49: Danu dan Tirta Junior | END
52 CH. 50: Author's | Sapa-Sapa
53 DUDA SALAH KAMAR
Episodes

Updated 53 Episodes

1
CH. 01: Aku Yang Akan Menikahkan Kalian!
2
CH. 02: Kurang Adil Apa, Abang?
3
CH. 03: Kita Harus Cerai, Bang
4
CH. 04: Kalau Abang Pilih Kamu, Gimana?
5
CH. 05: Anak Yang Abang Mau
6
CH. 06: Tegaskan Perasaan Abang
7
CH. 07: Bukan Salah Maduku
8
CH. 08: Bantu Abang, Dek
9
CH. 09: Talak Aku, Sebagai Hadiahnya
10
CH POV: Keteguhan Hati Tirta
11
CH. 10: Kenapa Tidak Jujur Pada Suamimu?
12
CH. 11: Masih Punya Harga Diri
13
CH. 12: Mengembalikan Suamimu
14
CH POV: Suara Hati Dea
15
CH. 13: Jelaskan Keadaannya
16
CH. 14: Jangan Plin-Plan Zara
17
CH. 15: Sudah Sangat Hancur
18
CH. 16: Kata "Talak" Itu
19
CH. 17: Menata Hati
20
CH. 18: Belum Cukup Hancur
21
CH. 19: Kepetahan Hati
22
CH. 20: Mengapa Tak Mencoba?
23
CH. 21: Abang, Talak Kamu
24
CH. 22: Bagaimana Dengan Kak Zara?
25
CH. 23: Jadikan Aku Sandaranmu
26
CH. 24: Ada Danu Disini
27
CH. 25: Jadilah. istri Seorang Danu
28
CH. 26: Aku...
29
CH. 27: Istri Lebih Baik Daripada Penggoda
30
CH. 28: Jangan Katakan Apapun
31
CH. 29: Karena Kamu Istriku
32
CH. 30: Belum Puas Menjadi Penggoda?
33
CH. 31: Memberikan Hak Seorang Suami
34
CH. 32: Kenapa Mas Danu Pilih Aku?
35
CH. 33: Positif
36
CH. 34: Bayi Atau Nyawamu?
37
CH. 35: Perlu Penjelasan
38
CH. 36: Jangan Terlalu Setia, Danu
39
CH. 37: Perhatikan Langkahmu, Nona
40
CH. 38: Misi Para Suami
41
CH. 39: Selamat Tinggal Istri Sah
42
CH. 40: Selamat Menikmati Waktumu
43
CH. 41: Dia?
44
CH. 42: Mama Egois!
45
CH. 43: Tatap Aku, Mas
46
CH. 44: Anda Wanita Bukan?
47
CH. 45: Benarkah?
48
CH. 46: Tidak Mungkin!
49
CH. 47: Tidak Hanya Satu, Tapi Dua Putri
50
CH. 48: Dua Garis Itu
51
CH. 49: Danu dan Tirta Junior | END
52
CH. 50: Author's | Sapa-Sapa
53
DUDA SALAH KAMAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!