Setelah Ali pulang Nur Hayati kembali kedalam kamar. Ia merebahkan kembali badannya keatas kasur, pikirannya masih menerawang seputaran kejadian tadi sore. Nur Hayati mencoba untuk memejamkan matanya, berharap bisa tidur dan melupakan semuanya. Namun kenyataannya malah sebaliknya, matanya sama sekali tidak bisa terpejam.
Akhirnya karena matanya sama sekali tidak bisa dipejam Nur Hayati kembali bangun. Ia membuka lemari dan mulai mengambil barang-barang milik Aryo dan memasukkanya kedalam keranjang mulai dari baju, foto-foto sampai dengan perlengkapan sulap Aryo yang biasa dipakai untuk manggung. Nur Hayati ingin membuang semua hal yang berhubungan dengan Aryo. Begitu semua barang sudah ia masukkan kedalam keranjang. Nur Hayati menggangkat keranjang tersebut kebelakang rumah bermaksud untuk membakar semua barang tersebut.
Nur Hayati meletakkan barang tersebut dihalaman belakang rumah. Suana diluar begitu sepi hingga terasa begitu mencekam. Mungkin karena perkampungan, jadi kalau malam suasananya jadi sunyi. Nur Hayati kembali kedalam rumah untuk mengambil korek api.
"Braaakk," tiba-tiba terdengar suara seperti ada sesuatu yang jatuh saat Nur Hayati masih didalam rumah mengambil korek api.
Suara tersebut terdengar jelas ketelinga Nur Hayati sehingga ia bergegas pergi keluar. Begitu sampai diluar, Nur Hayati langsung terkejut melihat semua barang dalam keranjang berserakan ditanah. Ia mencoba melihat kesekeliling rumah namun tidak ada siapapun diluar.
"Apa mungkin hewan, ahh mana mungkin ada hewan bisa kemari, biarpun dipesaan tapi inikan bukan dihutan," pikir Nur Hayati dalam hati.
Nur Hayati pun mencari bekas kaki hewan tapi tidak ditemukan sama sekali ada tanda-tanda bekas kaki binatang ditanah. Akhirnya Nur Hayati memungut kembali semua barang dan memasukkannya kedalam keranjang.
"Lebih baik bakarnya besok saja," gumam Nur Hayati pada dirinya sendiri seraya masuk kembali kedalam rumah meninggalkan keranjang tersebut dihalaman belakang rumah.
"Braaakkk," suara seperti tadi kembali terdengar saat Nur Hayati akan menutup pintu.
Nur Hayati kembali membuka pintu dan melihat keluar rumah. Betapa ia sangat terkejut saat mendapati barang dalam keranjang tersebut kembali berhamburan ditanah. Nur Hayati pun memungut lagi barang tersebut dan memasukkannya kedalam keranjang.
"Siapa sih yang iseng mengganggu sampai begini," pikir Nur Hayati dalam hati.
Nur Hayati memperhatikan sekeliling rumah, mungkin ada yang sengaja iseng mengganggunya. Namun ia tetap tidak mendapati ada siapapun. ia benar-benar dibuat heran dengan kejadian tersebut.
"Bagaimana bisa barang-barang tersebut berhamburan seperti ini padahal tidak mendapati siapapun, apa sebaiknya aku bawa masuk saja kembali kedalam rumah," Nur Hayati kembali bergumam pada dirinya sendiri.
Akhirnya Nur Hayati membawa kembali keranjang yang berisi penuh dengan barang tersebut kembali kedalam rumah dan meletakkanya didapur dan kembali masuk kedalam kamar.
***
"kriinggg... kriinggg" suara bunyi alarm dari ponsel yang terletak diatas kasur membangunkan Nur Hayati seketika itu juga. Diraihnya benda pipih tersebut sambil menggulingkan badannya kesamping.
"Ahh sudah subuh rupanya," ucap Nur Hayati saat mematikan alarm dari ponsel sambil mengucek mata.
cepat-cepat ia bangun membereskan kamar tidur.
Nur Hayati langsung bangun menuju kamar mandi mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat subuh yang merupakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
***
Hari sudah menjelang siang, matahari juga mulai meninggi menampakkan teriknya. Nur Hayati mulai melakukan aktifitas seperti biasa. Ia benar-benar ingin bisa melupakan semua hal yang berhubungan dengan Aryo. Nur Hayati berharap bisa cepat move on dan tidak terus berlarut-larut dalam kesedihan.
Nur Hayati keluar menghampiri tukang sayur yang biasa mangkal dipinggir jalan tidak jauh dari rumahnya. tampak beberapa ibu-ibu disana sedang memilih belanjaan mereka.
"Wah sudah pada rame ya, ibu-ibu lagi belanja juga rupanya ya", ucap Nur Hayati saat ia sampai didepan gerobak sayur.
"Iya Nur mau beli kangkung ini sama tempe, soalnya anak saya yang bungsu minta dimasakin oseng tempe?" jawab salah seorang ibu-ibu yang sedang sibuk memilih sayur kangkung.
Ia adalah ibu Hasnah tetangga Nur Hayati juga, rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Nur Hayati, hanya selang beberapa rumah saja. Bu Hasnah memang sudah berumur, anak-anaknya saja bahkan ada yang sudah menikah. Bu Hasnah termasuk salah satu tetangga Nur Hayati yang cukup baik dibandingkan tetangganya yang lain. sikapnya juga selalu ramah pada Nur Hayati kapanpun mereka bertemu.
"kamu mau beli sayur juga Nur?" tanya ibu satunya lagi yang sedang memilih cabe ditangannya dan memasukkannya kedalam plastik.
"Saya rencana mau beli jagung sama bayam," jawab Nur Hayati sembari tangannya mengambil dua buah jagung beserta satu ikat bayam lalu memasukkannya kedalam plastik.
"Sesuai tema ni kayaknya," tiba seorang ibu diantara mereka nyelutuk saat tengah memilih sayuran.
Dia adalah ibunya Ali namanya Bu Aisyah tetangga Nur Hayati yang rumahnya bersebelahan dengannya. Berbeda dengan anaknya Ali yang sikapnya selalu baik dan ramah saat bertemu dengan Nur Hayati. Bu Aisyah justru selalu sinis dan judes saat bertemu dengan Nur Hayati. Mukanya juga selalu masam saat mereka berpapasan. Entah apa masalahnya Nur Hayati sendiri tidak pernah tahu. selama ini ia juga tidak pernah bertanya ataupun mencari tahu, ia lebih memilih diam dan jarang sekali ia menyapa Bu Aisyah meskipun kadang mereka sedang berpapasan. Nur Hayati lebih memilih tidak mau tahu tidak mau peduli. Baginya yang penting ia tidak pernah mengganggu orang lain.
"Tema apa bu Aisyah, memangnya beli sayur juga ada temanya ya, saya tidak pernah dengar," ucap Bu Hasnah yang masih memilih sayuran.
"Ya ada donk bu, diakan baru saja jadi janda jadi cocokkan kalau masaknya sayur bening, biar agak berasa seperti air mata gitu," jawab Bu Aisyah dengan pandangan mengejek pada Nur Hayati.
"Jangan bicara begitu Bu Aisyah didepan mbak Hayati, kasiankan mbaknya juga masih disini sama kita, mbak Hayati sama suaminya juga pasti punya alasan sendiri mengapa mereka berpisah," ucap mas tukang sayur tiba-tiba sambil tangannya terus menimbang belanjaan milik ibu-ibu yang sedang belanja.
Mendengar Bu Aisyah mengatainya didepan banyak orang Nur Hayati merasa sakit hati. Terlebih ia tidak ingin meningat lagi masalah tersebut dan berharap bisa cepat melupakan Aryo mantan suaminya itu. Namun Bu Aisyah malah mengatakan hal yang justru membuat nya kembali mengingat Aryo.
"Ini berapa Mas," tanya Nur Hayati menyodorkan bungkusan kresek berisi jagung dan bayam.
"Sepulu ribu Mbak," jawab tukang sayur sambil kembali menyodorkan plastik tersebut pada Nur Hayati.
"Ini Mas uangnya," ucap Nur Hayati menyodorkan uang sepuluh ribu rupiah kepada mas tukang sayur.
"Terima kasih ya mbak," ucap mas tukang sayur saat mengambil uang dari tangan Nur Hayati.
"Sama-sama mas, saya pamit duluan ya ibu-ibu," ucap Nur Hayati berjalan meninggalkan kerumunan ibu-ibu yang sedang belanja.
Baru beberapa langkah Nur Hayati berjalan tiba-tiba ia mendengar seseorang berkata dengan suara yang lumayan keras.
"Dasar perempuan sombong, mandul aja belagu."
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Yulita
sejauh ini sangat memprihatinkan nasip Nurhayati😔😔
2022-08-30
0
Antara Ada Dan Tiada
kl q yg d gituin udh pasti mulutny tk pukul sm syur bayam yg tk beli
2021-06-24
1
Elky Black
di novel pun ibu2 rempong masih aktiv ya😂😂😂
2021-03-25
2