"Saya talak kamu dengan talak tiga."
Bagai disambar petir disiang hari, Nur Hayati tidak pernah menyangka Aryo benar-benar akan menceraikannya dan menjatuhkan talak tiga.
"Mas, mudah sekali kamu mengatakan talak padaku, aku tidak menyangka kalau kamu akan setega ini padaku mas," ucap Nur Hayati seakan masih tidak percaya pada apa yang baru saja diucapkan Aryo padanya.
Mendengar ucapan Nur Hayati padanya Aryo hanya menunduk, ia tidak berani menatap wanita yang beberapa menit yang lalu masih istrinya dan sekarang telah berubah menjadi mantan istri, yang keluar berkali-kali dari mulut Aryo hanyalah kata maaf. Aryo berulang kali meminta maaf pada Nur Hayati.
Sementara disisi lain justru perempuan yang berdiri disamping Aryo malah tersenyum lebar sambil tangan membenarkan rambut hitam panjang miliknya. Mungkin Angel merasa telah menang mengambil hati Aryo dari Nur Hayati.
Setelah beberapa kali meminta maaf pada Nur Hayati yang justru ditanggapi dengan diam tanpa jawaban sama sekali oleh wanita yang baru saja menjadi mantan istrinya itu, akhirnya Aryo memilih pergi. Aryo manarik tangan Angel dan kemudian pergi meninggalkan Nur Hayati sendiri dipinggir sungai.
***
Nur Hayati yang masih duduk sendirian dipinggir sungai terus menangis. Namun tiba-tiba tangan seseorang memegang pundaknya dari belakang. Sontak saja Nur Hayati terkejut. Nur Hayati yang kaget langsung menoleh kebelakang. Namu siapa sangka rupanya Ali yang memegang pundaknya dari belakang. Ternyata Ali tidak langsung pulang setelah ia mengantarkan Nur Hayati bertemu dengan Aryo, ia dari tadi memantau Nur Hayati dari jauh.
"Mbak tidak apa-apa ?" Ali bertanya sambil duduk disebelah Nur Hayati.
Tetapi Nur Hayati tidak menjawab sepatah katapun dan terus saja menangis.
"Sabar mbak ya," ucap Ali sambil kembali menepuk bahu Nur Hayati mencoba untuk menenangkannya.
Melihat Nur Hayati terus menangis akhirnya Ali tidak mengatakan apapun lagi. Ia hanya diam dan duduk disamping wanita tersebut. Mungkin Nur Hayati ingin menumpahkan semua kekesalannya pada Aryo dengan menangis, jadi Ali membiarkan saja Nur Hayati menangis. Nanti kalau sudah puas menangis pasti akan berhenti sendiri, pikir Ali dalam hati. Maka dari itu lebih baik ia jadi pendengar yang budiman saja, meskipun yang ia dengar hanya suara isak tangis Nur Hayati yang duduk disebelahnya.
***
Warna jingga mulai menyelimuti awan langit sebelah barat, matahari mulai meredupkan sinarnya menunjukkan hari sudah mulai senja. Tanpa terasa sudah dua jam rupanya Nur Hayati menangis. Kini Nur Hayati sudah tidak lagi menangis, namun sesekali ia masih terlihat sesunggukan.
"Mbak Hayati, kita pulang yuk mbak, sudah hampir magrib," ucap Ali pada Nur Hayati.
"Memangnya sudah jam berapa?" tanya Nur Hayati sambil mengelap sisa air mata yang masih menempel dipipinya.
"Hampir jam enam mbak," jawab Ali sambil menunjukkan jam tangan yang ia pakai dilengan kirinya.
Nur Hayati melirik jam tangan yang dipakai Ali, dan memang benar jam jarum jam menunjukkan hampir jam enam. Nur Hayati baru sadar kalau ternyata sudah hampir dua jam ia menangis dipinggir sungai. Selama itu pula Ali setia duduk menemaninya menangis. Anak muda itu duduk disampingnya selama dua jam tanpa mengatakan sepatah katapun.
Orang-orang yang tadinya ramai berkumpul didekat mereka sudah tidak ada lagi satu orangpun. Begitu juga dengan orang-orang yang tadinya ramai beraktivitas dipinggir sungai juga sudah mulai pergi meninggalkan tempat tersebut. Hanya tinggal satu dua orang saja yang masih berada disana. Namun mereka juga terlihat seperti sedang bersiap-siap akan pergi.
Tidak berapa lama kemudian, akhirnya semua orang telah pulang. Hanya tinggal Ali dan Nur Hayati berdua disana.
Nur Hayati bangun sambil menyapu kedua matanya yang terlihat agak sedikit sembab dengan kedua telapak tangannya.
"Ayo Ali kita pulang," ucap Nur Hayati pada Ali.
"Iya ayo mbak," sahut Ali langsung berdiri dari duduknya.
Ali dan Nur Hayati kemudian berjalan bersama beriringan sambil diikuti jingga senja yang mulai meredup karena sebentar akan memasuki malam hari.
***
Setelah selesai shalat magrib Nur Hayati merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Pikirannya hari ini benar-benar terasa lelah. Ia kembali teringat kejadian kejadian yang baru dialaminya tadi sore. Bagaimana Aryo lelaki yang sangat ia cintai ternyata sungguh sangat mudah mengucapakan cerai didepan wajahnya sendiri. Bahkan tega menceraikannya didepan orang ramai, yang lebih menyakitkannya lagi Aryo menceraikan tepat didepan Angel perempuan yang menjadi selingkuhannya. Saat Nur Hayati tengah melamun tiba-tiba ada suara aneh terdengar.
"Sretttt... srettt...," tiba-tiba suara aneh terdengar dari luar rumah.
Suaranya terdengar seperti suara kaki seseorang diseret diatas tanah. Nur Hayati langsung bangun dan mencari sumber suara berasal. Nur Hayati berjalan kearah pintu depan, makin lama suaranya semakin dekat dan terdengar semakin jelas. Tidak salah lagi, memang seperti suara kaki seseorang diseret diatas tanah. Tapi siapa pikir Nur Hayati dalam hati.
"Siapa diluar?" ucap Nur Hayati dibalik pintu.
Tidak ada jawaban apapun dari luar. Namun suara seperti kaki seseorang yang sedang diseret diatas tanah masih terdengar jelas.
"Siapa diluar?" ucap Nur Hayati lagi masih berdiri di balik pintu.
Namun tetap tidak ada jawaban. Karena penasaran akhirnya Nur Hayati membukakan pintu mencari tahu suara apa yang baru saja ia dengar. Namun yang aneh, begitu ia keluar suara tersebut langsung menghilang. Nur Hayati juga tidak melihat ada siapapun diluar. Bahkan tidak ada bekas kaki apapun dihalaman rumahnya, baik itu bekas kaki binatang maupun bekas kaki manusia. Suasana diluar rumah juga sangat sepi, tidak ada tanda-tanda ada orang yang datang. Lalu suara yang baru saja didengar oleh Nur Hayati itu suara apa. Nur Hayati masih sangat penasaran.
Karena tidak menemukan siapapun diluar akhirnya Nur Hayati kembali masuk kedalam rumah. Belum sempat ia masuk kedalam kamar tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Nur Hayati menoleh dan kembali berjalan kearah pintu.
"Tok... tok... tok...," terdengar suara orang mengetuk pintu dari luar.
"Siapa?" tanya Nur Hayati.
Suasana kembali sunyi, tidak ada jawaban apapun dari luar. Karena itu Nur Hayati juga tidak berani langsung membukakan pintu. lama ia menunggu namun masih tidak ada jawaban.
"Siapa diluar?" kembali Nur Hayati bertanya.
Namun dari seberang pintu tetap masih tidak ada yang menjawab. Nur Hayati mencoba mengintip dari balik jendela. Karena diluar gelap jadi tidak keliahatan apa-apa.
"Ahh mungkin memang aku yang salah dengar," pikir Nur Hayati dalam hati sambil berlajan kembali masuk kedalam kamar.
Saat Nur Hayati sampai kedalam kamar, kembali terdengar orang mengetuk pintu. Sekarang Nur Hayati agak sedikit takut, namun karena masih penasaran ia kembali keluar.
"Siapa?" tanya Nur Hayati dari balik pintu.
"Ali mbak," terdengar jawaban dari seberang pintu.
"Ali?" ucap Nur Hayati heran sambil membukakan pintu.
Dan benar saja saat pintu dibuka anak muda tersebut sedang berdiri didepan pintu tepat dihadapan Nur Hayati.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Yulita
ikut merasakan kesedihan nya Thor😭😭😭
2022-08-30
0
Rasmi'Nya Arvill
Aku mampir thorrrr
2021-05-09
1
Elky Black
lnjut
2021-03-25
1