* Kantin
Tiara, Kezia, Tasya dan Anya sedang menikmati makanan.
Tiba-tiba ada seseorang yang pingsan.
BRUGH
Serentak semuanya menatap kearah orang yang pingsan.
"Dia sakit apa sih? kok pingsan mulu" heran Anya.
"Emang kamu gak tahu ya? Dinda kan punya penyakit parah" ucap Tasya.
"Tahu dari mana?" tanya Anya.
"Ya aku denger dari orang lah" jawab Tasya.
"Dia pacarnya Revan kan?" tanya Tiara.
"Kamu tahu Revan?" tanya Kezia kepadaku.
"Iya, dia yang tadi nyuruh kalian jangan ngobrol kan?"
"Maksudnya luh tahu dia dari lama atau baru kenal?" tanya Kezia.
"Baru kenal, soalnya tadi dikasih tahu namanya sama yang duduk didepan aku"
"Kirain udah kenal dari lama" ucap Kezia.
"Enggak kok, aku baru tahu dia"
"Kenapa ya Revan lebih milih dia daripada Kezia. Padahal kan lebih cantik Kezia" ucap Anya.
"Revan milih Dinda ya mungkin karena dia penyakitan. Revan tuh cuma kasihan sama dia, makanya dia terpaksa pacaran sama Dinda" ucap Tasya.
Tiara hanya terdiam karena ucapan Tasya. Walaupun ucapan tersebut bukan untuk Tiara, tapi Tiara merasa sakit hati mendengarnya.
"Ara" panggil Anya.
"Iya kenapa?"
"Kamu kenapa pindah kesini?" tanya Anya.
"Aku pindah sekolah karena rumah aku pindah ke daerah sini" jawab Tiara.
"Bukan karena kasus kan?" ucap Anya.
"Bukan kok! aku sama sekali gak pernah ada kasus di sekolah yang lama"
"Gak seru banget hidup luh" ucap Anya.
Tiara bingung dengan ucapan Anya. "Maksudnya?"
"Harusnya luh ada kasus lah biar hidup luh gak bosen-bosen banget" ucap Anya.
Tiara mengerutkan keningnya karena heran dengan pola pikir Anya.
"Tapi karena dia bareng kita, kayaknya gak lama lagi dia bakal masuk ruang BK deh" sahut Tasya sambil tertawa kecil.
"Kayaknya aku salah masuk circle deh" batin Tiara.
"Ra, gimana kalau kamu tukeran kursi sama temen yang duduk disamping aku" ucap Anya.
"Jangan...jangan! kita masih perlu dia buat ngerjain seluruh tugas kita" sahut Kezia.
"Iya juga sih" ucap Anya.
"Oh iya, Ra! orang tua kamu kerja apa?" tanya Tasya.
"Ibu aku guru" jawab Tiara.
"Kamu manggilnya ibu?" tanya Kezia.
"Iya" jawab Tiara.
"Kalau papah kamu kerja apa?" tanya Anya.
"Ayah aku udah meninggal"
"Oh sorry ya, aku gak tahu" ucap Anya.
"Iya gak apa-apa" ucap Tiara.
...****...
* Kelas
"Selamat siang anak-anak" ucap bu Ana.
"Selamat siang, bu" ucap murid-murid.
"Hari ini ibu akan membagi kelompok dan nanti masing-masing kelompok harus mengerjakan tugasnya" ucap Bu Ana.
Bu Ana menyebutkan nama siswa beserta kelompoknya.
"Ada yang belum dipanggil?" tanya Bu Ana.
"Saya, bu!" ucap ku sambil mengangkat satu tangan.
"Kamu murid baru ya?" tanya bu Ana.
Tiara mengangguk. "Iya, bu"
"Ya sudah kamu masuk ke kelompoknya Revan ya" ucap bu Ana.
"Baik, bu"
"Ya sudah sekarang kalian berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, lalu kerjakan ya tugasnya" suruh bu Ana.
"Iya, bu" ucap semuanya.
Tiara berjalan kearah Revan dan anggota kelompok lainnya.
Bu Ana segera membagikan kertas soal kepada masing-masing kelompok.
"Hai Ara" sapa seorang cowok.
"Hai juga" ucap Ara.
"Kenalin nama gue Randy" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Tiara" ucap Tiara sambil membalas uluran tangan Randy.
"Oh iya, ini namanya Revan kalau yang ini namanya Risa" ucap Randy sambil menunjuk anggota kelompoknya.
"Hai Ara" sapa Risa.
"Hai juga Risa" ucap ku.
"Guys, gue ke UKS bentar ya. Nanti gue kesini lagi" ucap Revan.
Revan segera keluar dari kelas.
"Dia mau ngapain ke UKS?" tanya Risa.
"Ya mau samperin pacarnya lah, kan tadi pacarnya pingsan" ucap Randy.
"Dinda pingsan lagi?" tanya Risa.
"Iya" ucap Randy.
"Guys, ayo kerjain tugasnya" ucapku.
Akhirnya gue, Risa dan Randy mengerjakan tugas tersebut.
Beberapa menit kemudian, Revan kembali masuk kedalam kelas dan ia berjalan menghampiriku, Risa dan Randy.
"Sorry ya" ucap Revan sambil duduk disebelah ku.
"Iya gak apa-apa" ucap Tiara.
"Dinda gimana, Van?" tanya Risa.
"Dia tadi pulang" ucap Revan.
"Pulang sama siapa?" tanya Risa.
"Diantar supirnya" ucap Revan.
"Terus tas nya gimana?" tanya Risa karena tas Dinda masih ada dikelas.
"Nanti tas nya biar gue yang kasihin ke dia" ucap Revan.
"Oh iya! sini biar gue aja yang kerjain, kan pasti tadi kalian bertiga udah ngerjain" ucap Revan sambil mengambil bolpoin yang Tiara pegang.
"Ra, gue minta nomer telepon luh dong! Soalnya mau dimasukin ke grup kelas" ucap Randy.
"Minta nomernya sekalian mau chatting ya?" tuduh Risa.
"Enggak kok" ucap Randy.
"Ya udah nih" ucapku sambil memperlihatkan nomer telepon.
Randy segera memasukan nomer telepon Tiara ke kontaknya dan tidak lupa ia juga menambahkan Tiara kedalam grup kelas.
Tiara melihat ke layar ponselnya karena ia mendapatkan pesan masuk dari seseorang.
"Itu nomer telepon gue, nanti save ya" suruh Randy.
"Oke" ucap Tiara.
"Save nomer telepon gue juga dong" ucap Risa.
"Nomernya yang mana?" tanya Tiara sambil memperlihatkan grup chat kelas kepada Risa.
Risa mencari nomer teleponnya di grup kelas. "Nomer gue yang ini"
Tiara segera menyimpan nomer telepon Risa dikontak ku.
"Ara, nanti luh jangan bergaul sama tiga cewek itu ya" tunjuk Risa kepada Kezia, Tasya dan Anya.
"Emang kenapa gak boleh bergaul sama mereka?" tanyaku.
"Soalnya mereka tuh bandel banget" ucap Risa.
"Bandelnya emang kayak gimana?" tanyaku.
"Dia tuh kadang suka ngebully orang, terus dia juga suka malak adik kelas" bisik Risa.
"Emang gak ada yang ngelaporin mereka bertiga gitu?"
"Waktu itu ada sih, cuma ya guru-guru paling menghukum mereka. Gak sampai ngeluarin mereka, soalnya Kezia tuh anaknya kepala sekolah" bisik Risa.
"Oh...pantes aja"
"Jadi lebih baik luh jangan berurusan sama mereka ya" ucap Risa.
Tiara hanya mengangguk. "Gue gak akan berurusan sama mereka bertiga kok"
...****...
Tiara sedang menunggu kendaraan umum didepan sekolah.
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekatiku. "Ara!"
Tiara menoleh kearahnya. "Iya, kenapa?"
"Dijemput?" tanyanya.
"Enggak. Gue lagi nunggu kendaraan umum" ucap Tiara.
"Ya udah ayo bareng gue aja" ucap Revan.
"Gak usah, lagian sebentar lagi pasti ada kok angkutan umum nya"
"Ya udah kalau gitu gue pulang duluan ya" ucap Revan.
"Iya"
Revan pergi dengan mengendarai motornya.
"Dia kenapa baik banget sama gue ya?" batin Tiara.
Tin...tin
Angkutan umum berhenti tepat didepan ku. Lalu aku masuk kedalam angkutan umum tersebut.
Skip
Setelah sampai, aku mencari kunci rumah dibawah pot bunga. "Kuncinya disimpan dimana ya?"
Karena tidak ketemu, akhirnya Tiara memutuskan untuk menelpon ibunya.
"Hallo, bu" ucap Tiara.
"Iya, ada apa?" tanyanya.
"Bu, kunci rumah dimana?" tanya Tiara.
"Dibawah keset"
"Ya udah kalau gitu Ara matiin lagi ya teleponnya"
"Iya"
Tiara segera mematikan panggilan teleponnya dan ia mengambil kunci rumah yang berada dibawah keset. Setelah itu, ia segera masuk kedalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Piconaple
bisa jadi revan nanti suka ma tiara :v yoi kan Thor? 😀
2022-07-10
1