Nabila pindah sekolah di karenakan mengikuti ayahnya yang pindah tugas ke kota sebelah. Mau tak mau Nabila juga harus pindah sekolah. Beruntung Nabila cepat berbaur dan pandai menyesuaikan diri sehingga ia cepat mendapat teman.
Di tambah wajah nabila yang cantik membuatnya cepat di kenal di sekolahnya yang baru. Ya nabila memiliki wajah campuran Arab yang berbentuk bujur sirih di tambah lesung pipit menambah kesan manis dan menggemaskan.
Sampai Kepala sekolah sang duda gatal pun sering menggoda Nabila. Ia sering merasa risih kalau setiap bertemu sang kepala sekolah. Bahkan sering bersembunyi di balakang teman temannya setiap kali ada arahan dari kepala sekolah baik di kelas mau di lapangan.
~
Karin kita ke kantin yuk aku laper pengen makan bakso. cuaca gini enaknya makan yang panas - panas.
"Aku traktik mau?" ucap james.
"Wah... kesambet apaan kamu sampai mau traktir kita" Ucap Karin curiga.
Lagi ada rezeki lebih jadi pengen berbagi sanggah james. Padahal sebenarnya James hanya ingin semakin dekat dengan Nabila.
Boleh banget siapa juga yang gak mau makan gratis pula. "Yap bener banget, ayoklah kalau begitu" jawab Karin dan Nabila dengan antusias.
Saat di depan pintu kantin, " kalian duluan yah aku mau ke toilet sebentar" Ucap Nabila.
"Mau aku pesenin sekalian gak?" tanya James.
"Boleh juga, bakso sama jus jeruk yah" jawab Nabila setengah berlari.
'Sip..." James mengacungkan jari jempol.
Kamu cari tempat ya Rin, biar aku langsung pesen. Kamu mau makan apa? atau mau samain aja seperti punya Nabila.
Samain aja biar gak ribet. Karin celingak celinguk mencari meja yang kosong, disini aja deh, cuma dia sendiri aja yang di meja ini, Karin berkata sendiri dalam hati. "Gabung di sini boleh kan?"
"Boleh, kami juga hanya berdua" Jawab Jessi santai sembari mengunyah makanannya.
"Oh sama siapa? karna aku lihat kamu hanya sendirian."
"Aku sama Runa, cuma dia lagi ke toilet."
Karin menganggukkan kepala, melihat James yang tengah mencarinya dan memberi kode dengan setengah berteriak.
Ngapain sih teriak - teriak, toh aku juga ngelihat kamu. "Eh ada Jessi juga sama siapa? kita makan bareng ya boleh kan."
"Iya, gak masalah aku juga hanya berdua dengan Runa cuma dia lagi ke toilet."
Kalian pacaran yah, soalnya aku lihat kalian dekat gitu.
Gak kog, cuma temenan aja. Ya walaupun sebenernya aku berharap. Siapa sih yang gak suka sama Runa, cuma Runa nya anggap aku temen, jadi aku gak mau berharap lebih, Cewe - cewe sekolah banyak yang suka dan mengidolakannya. Jadi males saingan biarin aja Runa maunya gimana. Temenan aja juga udah buat aku seneng.
"Iya juga yah, biar aja mengalir seperti air," ucap James.
"Ia kayak kamu yang berharap sama Nabila kan" ejek karin. "Apaan sih ngikut aja!" sentak James.
Ya iyalah yang pada curhat, Karin mengelos. Dan di saat bersamaan Runa sampai. Ia sempat mendengar curhatan James. Namun ia diam tak mau ikut berkomentar, hanya duduk dan langsung memakan makananya.
Beberapa menit kemudian Nabila sampai dan terhenyak menatap Runa. "Sini duduk udah aku pesenin makanannya", James menepuk kursi yang kosong di sebelahnya namun berhadapan langsung dengan Runa.
Nabila duduk tapi matanya menatap ke arah Runa. Tapi yang di tatap malah asik makan seolah tidak peduli.
Kembali jantung Nabila berlomba lari ria, membuat nafas nya tersengal dan merasakan sesak. Nabila menarik nafas panjang dan menghembuskannya berusaha makan setenang mungkin meski agak sulit.
Sampai hembusan nafas Nabila bisa di dengar jelas oleh Runa serta dapat mencuim bau parfum miliknya. "Aroma wanginya masih sama seperti dulu, fresh dan lembut di penciuman."
Flashback on
"Selamat ulang tahun, Runa meletakan bingkisan kado di atas meja, kog cemberut sih gak suka kadonya?" tanya Runa.
"Kamu telat dia puluh menit," jawab Nabila ketus.
Maaf tadi jalanan macet, belom lagi keluar mall aku jatuh jadi harus di klinik sebentar.
Wajah Nabila menjadi pias saat mendengar Runa terjatuh "Apa yang luka?" tanya Nabila.
"Ini, Runa menunjuk tangan dan kaki nya."
Kamu ceroboh banget sih, coba lihat tangannya. "Nabila menarik tangan Runa," kan sampai kayak gini pasti sakit. Nabila meniup - niup tangan Runa, kamu jalan gak pakai mata yah.
Gak, kan aku jalannya pakai kaki bukan pakai mata. Kalau mata mah buat melihat. Runa mengacak gemas rambut Nabila .
Nabila mengerucutkan bibirnya. Maksud aku kenapa bisa sampai kamu jatuh, memangnya kamu gak lihat- lihat jalan.
Lihat, tapi aku buru - buru takut telat jadinya aku jatuh pas mau naik motor. Tapi gak parah kok, jadinya aku beneran telat ke sini. Maaf ya kamu nungguin lama sampai bosan.
Dasar ceroboh, santai aja gak mesti buru - buru. Kamu mau cepat hasilnya juga kayak gini.
Iya bawel, buka dong kadonya tapi tanggu dulu. Runa mengambil tangan Nabila dan menggenggamnya serta memanjatkan doa. "Ya Allah di usia Nabila yang sekarang ini jadikan ia pribadi yang kuat, sabar dan tercapai keinginan nya serta selalu dalam lindunganmu." Runa mencium tangan Nabila. "Selamat ulang tahun Nabilaku."
"Terima kasih Runaku" Membuka kotak hadiah dari Runa dan mengeluarkan isinya. Sebuah farfum berlebelkan MFK. Membuka tutup dan menyemprot kan ke punggung tangannya.
"Semoga kamu suka wangi nya" Dan mendapat anggukan dari Nabila. "Iya aku suka wanginya, terimakasih."
Runa menatap Nabila, rasanya ia ingin mencium namun di urungkan mengingat janjinya akan menyentuh wanitanya jika sudah halal.
Nabila tersenyum manis, membuat Runa terpana dan tanpa sadar memajukan wajahnya mendekati wajah Nabila.
Nabila deg - degan, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Wajah Runa juga semakin mendekat , bingung seakan pasrah Nabila memejamkan mata.
Runa semakin mendekat, terdengar jelas nafas Nabila yang memburu. Runa tersenyum dan mencium kening Nabila. dan membisikkan sesuatu di telinga Nabila " fikiran kamu mesum, pasti kamu kira aku akan cium Kamu lagi kan."
Nabila langsung membuka mata dan tersenyum malu, Kamu suka banget sih ngerjain aku.
Aku akan lakukan lebih dari yang kamu fikirkan. Tapi tunggu kalau kita udah halal. Runa menyentuh hidung Nabila menggunakan jari telunjuknya.
Nabila tersenyum bahagia, perasaan yang ia pendam sedari kecil tidak bertepuk sebelah tangan.
"Aku sayang kamu Nabila Hasyim Abdullah. Tiba saatnya nanti aku dan kamu akan bersama menua bersama sampai ajal memisahkan." Nabila merasa terharu hingga matanya berkaca - kaca.
Runa mengusap lembut punggung tangan Nabila dan berkata "Tungguin aku" setelah tiba saatnya aku akan datang ke orang tuamu memintamu untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments