Chapter 4. Semakin Kacau

Niat hati hanya ingin menolong, tapi berujung dengan petaka. Entah akan berakhir atau pun malah akan bertambah runyam masalah yang dihadapinya.

Awalnya hendak ke tempat pelelangan seperti biasanya. Tetapi, telinganya mendengar suara seseorang yang meminta tolong hingga dia menghentikan kayuhan sepedanya.

Azalina memberikan nafas buatan kepada Pria tersebut yang dilihatnya dalam keadaan yang sangat tidak baik. Hanya saja kondisi pria itu yang tidak memakai pakaian selembar pun membuat Azalina semakin tersudutkan hingga tak bisa berbuat banyak untuk membela dirinya. Apa lagi orang-orang melihat mereka sedang memberikan nafas buatan untuk menolong pria tersebut.

Mereka pun digiring ke Balai Desa setempat. Agar kepala Desa bisa memberikan solusi yang terbaik untuk permasalahan itu.

Masyarakat yang melihat kejadian tersebut sebagai saksi, tidak ingin berita tersebut sampai ke telinga Bibinya Azalina. Mereka takut dan khawatir, jika Ibu Lina akan bertindak kejam seperti biasanya. Disaat Azalina melakukan kesalahan walaupun hanya masalah sepele, pasti akan mendapatkan hukuman yang fatal hingga berujung membuat tubuh Azalina penuh dengan luka lebam dan memar.

Tapi, apa mau dikata Ibu Lina mendengar kabar tersebut sehingga dia tergesa-gesa datang ke Balai Desa.

Dia langsung menjambak rambut panjang Azalina, tanpa bertanya sedikitpun akar muasal permasalahannya terlebih dahulu.

Ibu Lina menarik rambutnya Azalina dengan sekuat tenaga, hingga beberapa helai rambutnya terlepas dari akarnya.

"Bibi lepaskan, sakit!" Keluh Azalina sembari berusaha untuk melepaskan pegangan tangan bibinya.

Orang-orang yang kebetulan masih berada di dalam ruangan Balai Desa tidak bisa mencegah ibu Lina karena hal tersebut begitu cepat terjadi.

Mereka hanya berusaha untuk melerai mereka agar perlakuan kejam dari Ibu Lina bisa diredam.

"Ibu Lina!! tolong lepaskan tangan Ibu dari rambutnya, kasihanilah Azalina, Bu."

Pak Doni sudah berusaha untuk membantu Azalina, tetapi memang dasar ibu Lina yang keras kepala dan egois tidak mendengarkan perkataannya.

"Dasar anak tidak tahu diuntung!! apa Kamu ingin melihat Pamanmu mati berdiri gara-gara kelakuanmu itu!"

Ibu Lina masih menarik rambutnya Azalina, walaupun sudah dicegah oleh beberapa orang.

Azalina sudah menangis tersedu-sedu menahan sakitnya tarikan tersebut. Tetapi, Ibu Lina sama sekali tidak peduli dengan kesakitan yang diderita oleh keponakan suaminya.

"Dimana Kamu simpan pikiranmu haa!! Dari sejak kecil sudah buat masalah hingga sekarang Kamu mengulanginya lagi, Bibi sangat malu punya keluarga seperti Kamu."

Ibu Lina menampar pipi Azalina berulang kali hingga tangannya pun merasa kepanasan.

Darah segar mengucur dari sudut bibirnya. Beberapa lembar helai rambutnya terlepas dari kepalanya yang berguguran ke atas lantai.

Azalina memegang ujung bibirnya yang sudah perih. Dia berusaha menahan sakit yang dirasakannya. Dia tidak melakukan pembelaan karena hal itu akan berujung dengan percuma dan sia-sia saja. Bibinya sedikitpun tidak ingin mendengarkan perkataan dari siapa pun lagi.

Bukannya Azalina bodoh atau tidak mampu untuk membela dirinya sendiri, tetapi selalu berujung dengan penyiksaan. Sedangkan Pamannya sendiri dibuat tidak berdaya. Pamannya hanya bisa berdoa, agar istrinya mendapat hidayah dari Allah agar segera berubah.

"Tega sekali ibu Lina memperlakukan keponakannya dengan begitu kejamnya," ujar Pak Toni.

"Sedari tadi aku sudah berpikiran jika akan berujung seperti ini, makanya jalan yang terbaik bawa mereka kesini, tapi ternyata Bu Lina tahu jika Azalina memiliki kesalahan yang fatal," timpal Pak Doni.

Telinga Ibu Lina tidak mungkin tidak mendengar perkataan dari orang-orang, tetapi sudah kebal dengan perkataannya orang. Dia sama sekali tidak peduli dengan penilaian dari masyarakat, baginya yang penting Azalina menderita hingga mati pun enggan untuk menjemputnya.

Pria yang sudah berbaring di atas kursi itu melihat semua yang dilakukan oleh Ibu Lina terhadap penolongnya. Dia ingin menolong gadis itu, tapi berbicara saja sangat sulit apalagi untuk bangun dari tidurnya. Hanya matanya yang sedari tadi mengamati semua yang dilakukan oleh orang-orang.

Ibu Lina kembali maju ke hadapan Azalina yang terduduk di atas lantai. Orang-orang yang melihatnya segera menghalau tubuh ibu Lina.

"Kamu benar-benar pembawa sial, selalu saja membuat masalah, apa Kamu sudah melupakan semuanya? gara-gara ulahmu dulu, bapak dan ibumu harus meninggal dunia," jelas Ibu Lina yang mengungkit masa lalu beberapa tahun silam itu.

Ibu Lina menunjuk tepat ke keningnya dengan sedikit dorongan, hingga tubuhnya Azalina terdorong ke belakang terbentur dengan tembok.

Sedangkan pak Toni memberikan kode kepada Pak Rudi, agar segera mendatangi rumah Pak Desa dan meminta beliau untuk segera menghentikan perbuatan kasarnya Ibu Lina yang sudah kelewat batas menurut mereka.

Mereka bukannya hanya tinggal diam dan berpangku tangan saja, tetapi mereka sudah berusaha untuk menahan tubuh ibu Lina. Tetapi, ibu Lina masih bisa menghajar dan memukuli Azalina dengan membabi buta.

"Aaahhhh sakit!!" Keluh Azalina yang kembali menerima siksaan dari keluarganya sendiri.

Ibu Lina berjalan ke arah Azalina yang terduduk di atas lantai. Dengan langkah kaki yang perlahan tapi pasti. Dia mendekati Azalina lalu berjongkok di hadapan Azalina yang memundurkan tubuhnya karena untuk jaga-jaga agar dia tidak kembali dipukuli.

Ibu Lina tersenyum licik ke arah Azalina lalu membisikkan kata-kata yang membuat Azalina tidak percaya.

"Aku sangat bahagia melihat Kamu seperti ini, kalau Kamu ingin terbebas dari penyiksaanku makanya tinggalkan Desa ini untuk selamanya dan berikan semua sertifikat tanah dan rumah ke dua orang tuamu," dia memperhatikan sekitarnya sebelum berdiri.

Azalina memandang wajah Ibu Lina dengan penuh amarah. Kilatan kemarahan terpancar dari ke dua matanya, tangannya mengepal kuat hingga urat-uratnya nampak dengan jelas.

Ibu Lina memulai aktingnya setelah melihat Kepala Desanya sudah berjalan ke arahnya.

"Azalina kasihanilah Bibi, apa kesalahan bibi sama Kamu nak, hingga Kamu dengan tega mempermalukan bibi di hadapan orang-orang," jawabnya yang sudah duduk di kursi.

Air matanya benar-benar sangat nyata, dia tidak berhenti menangis tersedu-sedu dan meracau tidak jelas.

"Azalina, Bibi mohon jujurlah pada Kami semua, apa yang Kamu lakukan sebenarnya dengan pria itu?" Tanyanya sembari menunjuk ke arah pria yang terbaring.

Ibu Lina pura-pura menangis tersedu-sedu padahal dalam hatinya sangat bahagia.

Pak Desa yang baru saja datang menyaksikan langsung akting dari Ibu Lina. Pak Desa mengedarkan pandangannya dan tertuju pada Azalina yang sudah nampak sangat kacau dan menyedihkan. Hingga matanya menangkap sosok pria yang terbaring lemah di atas kursi.

"Ibu Lina saya mohon hentikan tangisannya, sebaiknya kita selesaikan semua masalah ini dengan kepala dingin, jangan main hakim sendiri, apa Ibu ingin berurusan dengan polisi?" terang Pak Desa yang sudah mengetahui apa yang terjadi di dalam ruangan itu.

Pak Desa sudah mendengar laporan dari beberapa warga dan juga asistennya tentang perlakuan kasar Ibu Lina terhadap Azalina.

Ibu Lina langsung terdiam saat mendengar perkataan dari Pak Ardi selaku kepala Desa di Desa S.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berusaha

2023-01-13

0

N⃟ʲᵃ࿐𝕸𝐲💞Zeni Rᴅ💞

N⃟ʲᵃ࿐𝕸𝐲💞Zeni Rᴅ💞

sukurin kpla desa tau,, jgn suka cari Rai deh

2022-08-26

0

N⃟ʲᵃ࿐𝕸𝐲💞Zeni Rᴅ💞

N⃟ʲᵃ࿐𝕸𝐲💞Zeni Rᴅ💞

sabar ya za

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Insiden
2 Chapter 2. Pertolongan
3 Chapter 3. Salah Paham
4 Chapter 4. Semakin Kacau
5 Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6 Chapter 6. Sebuah Ingatan
7 Chapter. 7. Sedih
8 Chapter 8. Perlawanan Azalina
9 Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10 Chapter. 10. Keputusan Azalina
11 Chapter. 11. Kedatangan Paman
12 Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13 Chapter. 13. Memilih Gaun
14 Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15 Chapter. 15. Sah
16 Chapter. 16. Terpesona
17 Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18 Chapter. 18. Dokter Anggara
19 Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20 Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21 Chapter 21. Bibit Pelakor
22 Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23 Chapter. 23. Gagal Memulai
24 Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25 Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26 Chapter. 26. Tidak Mungkin
27 Chapter. 27. Berubah
28 Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29 Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30 Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31 Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32 Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33 Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34 Chapter. 34. Sesal Azalina
35 Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36 Chapter 36. Mereka Ditemukan
37 Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38 Chapter 38. Dendam Sultan
39 Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40 Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41 Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42 Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43 Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44 Chapter. 44. Harus Jujur
45 Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46 Chapter. 46. Menyusun Rencana
47 Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48 Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49 Chapter. 49. Anjas Kalap
50 Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51 Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52 Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53 Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54 Chapter 54. Trauma
55 Chapter. 55. Kecemasan
56 Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57 Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58 Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59 Chapter 59. Azalina Menghilang
60 Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61 Chapter. 61. Rencana Sultan
62 Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63 Chapter. 63. Azzahrah
64 Chapter. 64. Martin Kabur
65 Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66 Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67 Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68 Chapter. 68. Kecemasan
69 Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70 Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71 Chapter. 71. Bantuan Raja
72 Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73 Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74 Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75 Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76 Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77 Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78 Chapter. 78. Pertemuan
79 Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80 Chapter. 80. Perang Dingin
81 Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82 Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83 Chapter. 83. Ancaman Arlan
84 Chapter. 84. Rasa Rindu
85 Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86 Chapter. 86. Dokter Bayu
87 Chapter. 87. Bayu Terpesona
88 Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89 Chapter. 89. Cincin
90 Chapter. 90. Kejujuran
91 Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92 Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93 Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94 Chapter. 94. Suami??
95 Chapter. 95. Dengkuran
96 Chapter 95. Dia?
97 Chapter. 96. Menantu?
98 Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99 Chapter. 98. Bahagia dan End
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1. Insiden
2
Chapter 2. Pertolongan
3
Chapter 3. Salah Paham
4
Chapter 4. Semakin Kacau
5
Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6
Chapter 6. Sebuah Ingatan
7
Chapter. 7. Sedih
8
Chapter 8. Perlawanan Azalina
9
Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10
Chapter. 10. Keputusan Azalina
11
Chapter. 11. Kedatangan Paman
12
Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13
Chapter. 13. Memilih Gaun
14
Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15
Chapter. 15. Sah
16
Chapter. 16. Terpesona
17
Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18
Chapter. 18. Dokter Anggara
19
Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20
Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21
Chapter 21. Bibit Pelakor
22
Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23
Chapter. 23. Gagal Memulai
24
Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25
Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26
Chapter. 26. Tidak Mungkin
27
Chapter. 27. Berubah
28
Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29
Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30
Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31
Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32
Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33
Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34
Chapter. 34. Sesal Azalina
35
Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36
Chapter 36. Mereka Ditemukan
37
Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38
Chapter 38. Dendam Sultan
39
Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40
Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41
Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42
Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43
Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44
Chapter. 44. Harus Jujur
45
Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46
Chapter. 46. Menyusun Rencana
47
Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48
Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49
Chapter. 49. Anjas Kalap
50
Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51
Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52
Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53
Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54
Chapter 54. Trauma
55
Chapter. 55. Kecemasan
56
Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57
Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58
Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59
Chapter 59. Azalina Menghilang
60
Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61
Chapter. 61. Rencana Sultan
62
Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63
Chapter. 63. Azzahrah
64
Chapter. 64. Martin Kabur
65
Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66
Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67
Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68
Chapter. 68. Kecemasan
69
Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70
Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71
Chapter. 71. Bantuan Raja
72
Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73
Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74
Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75
Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76
Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77
Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78
Chapter. 78. Pertemuan
79
Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80
Chapter. 80. Perang Dingin
81
Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82
Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83
Chapter. 83. Ancaman Arlan
84
Chapter. 84. Rasa Rindu
85
Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86
Chapter. 86. Dokter Bayu
87
Chapter. 87. Bayu Terpesona
88
Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89
Chapter. 89. Cincin
90
Chapter. 90. Kejujuran
91
Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92
Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93
Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94
Chapter. 94. Suami??
95
Chapter. 95. Dengkuran
96
Chapter 95. Dia?
97
Chapter. 96. Menantu?
98
Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99
Chapter. 98. Bahagia dan End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!