Chapter. 5 Keputusan Pak Desa

Ibu Lina saya mohon hentikan tangisannya, sebaiknya kita selesaikan semua masalah ini dengan kepala dingin, jangan main hakim sendiri, apa Ibu ingin berurusan dengan polisi?" terang Pak Desa yang sudah mengetahui apa yang terjadi di dalam ruangan itu.

Pak Desa sudah mendengar laporan dari beberapa warga dan juga asistennya tentang perlakuan kasar Ibu Lina terhadap Azalina.

Ibu Lina langsung terdiam saat mendengar perkataan dari Pak Ardi selaku kepala Desa di Desa S.

"Kenapa Pak Desa juga muncul pada saat yang tidak tepat seperti ini sih."

Tatapannya tajam melihat ke arah Azalina lalu bergantian ke arah Pak Desa dengan berpura-pura sangat sedih karena telah dipermalukan oleh Azalina.

"Jadi menurut Pak Desa jalan yang terbaik untuk mereka bagaimana? aku sangat malu pak Desa gara-gara perbuatan dia keponakannya suamiku," terang Ibu Lina dengan sesekali terisak dalam tangisnya sembari menunjuk ke arah Azalina.

Sedangkan Azalina masih sesegukan dan menahan perih bagian tubuhnya yang dipukuli oleh bibinya sendiri.

Azalina terduduk di atas lantai dengan menekuk kedua lututnya. Seperti itulah yang selalu dilakukan oleh Azalina jika ibu Lina menyiksanya.

Bukan kali ini dia perlakukan kasar seperti itu. Bahkan lebih parah dari itu sudah kerap kali dia rasakan. Bukannya dia tidak mampu untuk membalasnya akan tetapi dia selalu mengingat ajaran dan amanah yang selalu didengungkan oleh ibunya disaat beliau masih hidup.

"Nak apa pun yang diperbuat oleh orang lain terhadap dirimu janganlah sekali-kali untuk berniat balas dendam ataupun benci dan dendam kepada orang itu, tapi berdoalah kepada Allah SWT agar pintu hati mereka terbuka dan segera menyadari kesalahannya apa bila orang itu sudah sama sekali tidak taubat dan merubah tabiatnya maka lawanlah mereka dengan cara yang terpuji dan terhormat."

Perkataan itu yang selalu dia ingat dimanapun dia berada. Azalina sangat menghormati Pamannya karena itu lah dia tidak ingin melawan ataupun membalas bibinya.

Pamannya orang yang telah berjasa membantu ibunya membesarkan dan membantu membiayai segala kebutuhannya jika sewaktu-waktu mereka tidak punya uang walaupun pamannya harus diam-diam mengeluarkan uangnya tanpa sepengetahuan dari istrinya.

Umur tiga tahun bapaknya tidak pulang setelah pergi melaut untuk mencari ikan. Hingga hari ini bapaknya tidak ditemukan keberadaannya apa masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Sedangkan ibunya meninggal dunia saat dia berusia 12 tahun karena sakit. Sejak itu lah kadang Azalina dicap sebagai anak sial sehingga hanya satu orang yang menjadi temannya itu pun anak laki-laki.

Pak Desa lalu melangkahkan kakinya menuju kursi kebesarannya sembari berkata, "Kalau menurut saya kita obati dulu luka pria itu setelah sembuh dari sakitnya kita segera nikahkan mereka saja."

Azalina yang mendengar perkataan tersebut segera menatap ke arah Pak Ardi dan tidak percaya jika hanya karena kesalahpahaman yang terjadi membuatnya harus menikahi pria yang tidak dikenalnya sama sekali dan mengingat usianya yang belum cukup 20 tahun.

Azalina berusaha bangkit dari duduknya lalu berjalan terseok-seok ke arah Pak Ardi.

"Pak tolong dengarkan saya, saya sama sekali tidak mengenalnya Pak dan tadi subuh itu pria itu berteriak meminta tolong saat saya akan ke Pelelangan ikan," jelasnya saat sudah berdiri dengan berpegangan di ujung meja Pak Ardi.

Pak Ardi memandang dengan penuh iba kehadapan Azalina. Pak Ardi tidak punya pilihan lain lagi yang bisa ditempuhnya untuk melindungi putri dari sahabatnya itu.

"Kasihan Azalina, saya sangat tahu bagaimana sifat dan tingkah lakunya karena dia adalah sahabat terbaik putraku dan sebenarnya aku ingin nikahkan dia dengan Anjas jika telah menyelesaikan kuliahnya di Kota besar."

Air matanya semakin tumpah ruah. Dia tidak menyangka jika hanya berniat untuk menolong seseorang harus berakhir dengan seperti ini.

"Ya Allah… bagaimana kalau pria itu adalah buronan penjahat atau dia adalah gembong narkoba atau anggota ******* bagaimana jadinya hidupku nanti?"

Azalina tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti. Jika mereka jadi menikah. Sultan yang berbaring di atas kursi panjang hanya bisa menatap dengan tatapan kosong ke arahnya Azalina.

"Pak Toni tolong bawa pria itu ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan agar lukanya segera ditangani oleh dokter," ujar Pak Ardi.

Pak Toni dan masyarakat lainnya yang ada disana segera bertindak untuk memenuhi perintah dari orang nomor satu di daerah mereka.

Ibu Lina maju ke hadapan pak Ardi. Dan berusaha untuk membujuk agar Pak Ardi merubah keputusannya tersebut.

"Pak Desa!! apa tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah mereka? Menurutku itu bukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan aib yang sudah mereka lakukan," jelasnya yang berusaha untuk menggagalkan rencana dari Pak Ardi.

Pak Ardi menatap ke arah ibu Lina dan tidak mengerti kenapa Ibu Lina ngotot sekali tidak menyetujui keputusan yang diambilnya.

"Kenapa ibu Lina sama sekali tidak menyetujui keputusan ku dan seolah-olah sangat menentangnya?"

Pak Ardi berdiri di tempat duduknya lalu berjalan ke arah Azalina yang berdiri berpegangan di pinggiran meja.

Pak Ardi memegang pundak Azalina sambil berkata, "Nak, Bapak lakukan ini yang terbaik untukmu, bapak tidak ingin melihatmu terus-menerus dihina dan dipojokkan oleh orang lain."

"Tapi Pak, gimana dengan Mas Abang Anjas, kami sudah berjanji akan menikah jika Abang Anjas sudah pulang dari ibu Kota," tuturnya yang mengingat janjinya bersama Anjas cowok yang menjadi sahabat sekaligus kekasihnya itu.

"Kamu tenanglah, Bapak yang akan mengurus semuanya itu, kamu sama sekali tidak perlu merisaukannya, insya Allah Anjas akan menerima dan mau mengerti dengan keputusan dari bapak," jawabnya.

Pak Ardi sangat sedih, tapi berusaha menutupinya dengan senyuman. Azalina memeluk tubuh Pak Ardi yang sudah dianggap sebagai pengganti bapaknya.

"Anjas, maafkan bapak nak, bapak terpaksa melakukan hal ini karena kasihan melihat Azalina terus disiksa oleh bibinya."

Air matanya menetes tapi buru-buru menyekanya agar tidak ada yang melihatnya. Keputusan ini pun beliau sudah rundingkan dengan istrinya sebelum datang ke Balai Desa.

Istrinya pun ikut menentang keputusan itu, karena menurutnya itu sangat mustahil Azalina lakukan mereka sangat tahu bagaimana kesehariannya Azalina.

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

banyak bagian/alinea yg diulang(ditulis banyak2)

2023-02-11

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-01-13

1

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

kalo sultan bisa bicara mungkin akan langsung di nikahkan sama azalina.

2022-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Insiden
2 Chapter 2. Pertolongan
3 Chapter 3. Salah Paham
4 Chapter 4. Semakin Kacau
5 Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6 Chapter 6. Sebuah Ingatan
7 Chapter. 7. Sedih
8 Chapter 8. Perlawanan Azalina
9 Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10 Chapter. 10. Keputusan Azalina
11 Chapter. 11. Kedatangan Paman
12 Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13 Chapter. 13. Memilih Gaun
14 Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15 Chapter. 15. Sah
16 Chapter. 16. Terpesona
17 Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18 Chapter. 18. Dokter Anggara
19 Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20 Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21 Chapter 21. Bibit Pelakor
22 Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23 Chapter. 23. Gagal Memulai
24 Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25 Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26 Chapter. 26. Tidak Mungkin
27 Chapter. 27. Berubah
28 Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29 Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30 Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31 Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32 Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33 Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34 Chapter. 34. Sesal Azalina
35 Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36 Chapter 36. Mereka Ditemukan
37 Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38 Chapter 38. Dendam Sultan
39 Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40 Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41 Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42 Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43 Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44 Chapter. 44. Harus Jujur
45 Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46 Chapter. 46. Menyusun Rencana
47 Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48 Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49 Chapter. 49. Anjas Kalap
50 Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51 Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52 Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53 Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54 Chapter 54. Trauma
55 Chapter. 55. Kecemasan
56 Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57 Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58 Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59 Chapter 59. Azalina Menghilang
60 Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61 Chapter. 61. Rencana Sultan
62 Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63 Chapter. 63. Azzahrah
64 Chapter. 64. Martin Kabur
65 Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66 Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67 Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68 Chapter. 68. Kecemasan
69 Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70 Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71 Chapter. 71. Bantuan Raja
72 Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73 Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74 Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75 Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76 Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77 Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78 Chapter. 78. Pertemuan
79 Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80 Chapter. 80. Perang Dingin
81 Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82 Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83 Chapter. 83. Ancaman Arlan
84 Chapter. 84. Rasa Rindu
85 Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86 Chapter. 86. Dokter Bayu
87 Chapter. 87. Bayu Terpesona
88 Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89 Chapter. 89. Cincin
90 Chapter. 90. Kejujuran
91 Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92 Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93 Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94 Chapter. 94. Suami??
95 Chapter. 95. Dengkuran
96 Chapter 95. Dia?
97 Chapter. 96. Menantu?
98 Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99 Chapter. 98. Bahagia dan End
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1. Insiden
2
Chapter 2. Pertolongan
3
Chapter 3. Salah Paham
4
Chapter 4. Semakin Kacau
5
Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6
Chapter 6. Sebuah Ingatan
7
Chapter. 7. Sedih
8
Chapter 8. Perlawanan Azalina
9
Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10
Chapter. 10. Keputusan Azalina
11
Chapter. 11. Kedatangan Paman
12
Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13
Chapter. 13. Memilih Gaun
14
Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15
Chapter. 15. Sah
16
Chapter. 16. Terpesona
17
Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18
Chapter. 18. Dokter Anggara
19
Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20
Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21
Chapter 21. Bibit Pelakor
22
Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23
Chapter. 23. Gagal Memulai
24
Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25
Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26
Chapter. 26. Tidak Mungkin
27
Chapter. 27. Berubah
28
Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29
Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30
Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31
Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32
Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33
Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34
Chapter. 34. Sesal Azalina
35
Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36
Chapter 36. Mereka Ditemukan
37
Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38
Chapter 38. Dendam Sultan
39
Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40
Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41
Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42
Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43
Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44
Chapter. 44. Harus Jujur
45
Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46
Chapter. 46. Menyusun Rencana
47
Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48
Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49
Chapter. 49. Anjas Kalap
50
Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51
Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52
Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53
Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54
Chapter 54. Trauma
55
Chapter. 55. Kecemasan
56
Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57
Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58
Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59
Chapter 59. Azalina Menghilang
60
Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61
Chapter. 61. Rencana Sultan
62
Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63
Chapter. 63. Azzahrah
64
Chapter. 64. Martin Kabur
65
Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66
Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67
Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68
Chapter. 68. Kecemasan
69
Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70
Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71
Chapter. 71. Bantuan Raja
72
Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73
Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74
Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75
Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76
Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77
Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78
Chapter. 78. Pertemuan
79
Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80
Chapter. 80. Perang Dingin
81
Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82
Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83
Chapter. 83. Ancaman Arlan
84
Chapter. 84. Rasa Rindu
85
Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86
Chapter. 86. Dokter Bayu
87
Chapter. 87. Bayu Terpesona
88
Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89
Chapter. 89. Cincin
90
Chapter. 90. Kejujuran
91
Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92
Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93
Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94
Chapter. 94. Suami??
95
Chapter. 95. Dengkuran
96
Chapter 95. Dia?
97
Chapter. 96. Menantu?
98
Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99
Chapter. 98. Bahagia dan End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!