Chapter 3. Salah Paham

"Hey siapa di sana?"

"Woi apa yang kalian lakukan?"

Mereka bertiga berteriak ke arah Azalina. Sedangkan Azalina hanya terdiam dan terpaku melihat kedatangan beberapa orang.

Dia terkejut melihat kedatangan mereka. Bukannya takut karena kedapatan sedang menolong pria itu, tetapi dia takut jika orang menganggap bahwa mereka melakukan hal yang tidak baik.

Salah satu di antara mereka menyalakan senternya. Walaupun sudah subuh, tapi tempat itu masih sangat gelap.

Pak Toni mengarahkan senternya ke arah tepat wajahnya Azalina. Mereka terkejut melihat Azalina sedang memangku pria yang tidak memakai pakaian apa pun di tubuhnya.

Mereka segera berlari menuju tempat Azalina berada.

"Ya Allah apa yang sedang Kamu lakukan Azalina?" Tanya Pak Doni.

"Saya tidak melakukan apa pun Pak, saya hanya berniat untuk menolong pria ini," jawabnya yang sudah nampak pucat pasi.

"Haha!!! Menolong dalam bentuk apa Azalina, apa membantunya dalam hal membuka seluruh pakaiannya, apa itu yang Kamu maksudkan?" Tanyanya dengan suara yang sudah meninggi.

"Serius Pak Doni saya tidak melakukan hal apapun yang seperti Bapak tuduhkan, saya hanya menolongnya karena tadi meminta tolong," jelasnya.

Air matanya sudah berada di ujung kelopak matanya, tapi dia terus berusaha untuk mencegah dan menahan air matanya.

Azalina masih terduduk seperti posisinya semula. Dia tidak tega jika menidurkan kepalanya di atas pasir yang dingin.

"Benar sekali apa yang dikatakan Pak Doni, Kamu sudah berbuat sesuatu yang tidak baik, apa Kamu ingin melihat daerah tercinta kita ini kena kutukan dan karma dari perbuatanmu haaa!!!" Teriak Pak Rusman yang sudah tersulut emosinya.

Azalina semakin terpojok dan tidak mampu untuk berfikir dengan jernih dan menyanggah semua tuduhan mereka. Semuanya terjadi begitu cepatnya, sehingga membuatnya tak berdaya. Hingga dia kebingungan untuk membela dirinya sendiri dengan cara yang tepat.

"Jadi untuk apa lagi Kamu mengelak Azalina, semua sudah sangat jelas, jika Kamu dan pria itu sedang berbuat hal yang tidak senonoh di pinggir pantai," terangnya yang ikut marah juga.

Mereka tidak menyangka jika gadis yang mereka kenal selama ini adalah gadis yang baik hati, jujur dan sholeha ternyata seperti ini kelakuannya.

"Kami tidak menyangka jika Kamu sangat berani berbuat asusila di kampung kita ini," tuturnya dengan menggelengkan kepalanya.

"Apa seperti ini!! mendiang ke dua orang tuamu mendidikmu?" Timpal Pak Toni lagi.

"Paman, aku mohon jangan sekali-kali bawa-bawa nama ke dua orang tuaku, mereka sedikit pun tidak punya salah dan kalianlah yang salah paham dengan apa yang kalian lihat," terangnya.

Azalina marah jika kedua orang tuanya disangkut pautkan dengan apa yang terjadi sekarang.

"Kami sangat ingin tertawa mendengar perkataanmu, kalau emang Kamu tidak melakukan apapun terus apa maksudnya Pria itu bertelanjang dan Kamu memangkunya dan tadi Kami lihat dengan jelas Kamu mencium pemuda itu," jelas Pak Rusman dengan panjang lebar.

"Kalau Kamu terus menyangkal itu sama saja tidak akan menyelesaikan masalah Azalina, jadi mengakulah sebelum bertambah orang yang melihat kalian dalam keadaan seperti ini," timpal Pak Toni.

Mereka hanya ingin Azalina jujur dan segera mengakui perbuatannya. Mereka tahu jika bibinya yang mengetahui masalah ini, pasti akan semakin panjang dan runyam masalahnya.

"Kalau memang Kami tidak mau jujur sebaiknya kita bawa ke Balai Desa saja untuk segera mencari jalan keluar dan solusi dari hal ini," tutur Pak Doni.

"Betul yang Bapak katakan, karena sampai kapan pun dia tidak akan mengakui dan membuka mulutnya untuk berterus terang."

Mereka segera menggiring Azalina dan pria itu yang sudah setengah sadar, walaupun kondisinya masih sangat memprihatikan. Pak Doni segera mencari pakaiannya untuk dipakaikan ke tubuhnya pria itu.

Mereka membantu pria itu berjalan dan mereka beranggapan jika pria itu saking lelahnya hingga sudah tidak sanggup dan mampu untuk berdiri dengan tegak dan baik.

"Mungkin pria ini sedang mabuk Pak Rusman," terang.

"Itu bisa jadi Pak, mungkin pengaruh minuman beralkohol sehingga mereka sudah tidak sadar dan melupakan segalanya," ungkap Pak Doni.

Mereka bahu membahu membantu pria itu untuk berjalan. Azalina tidak ingin menangis dan bendahara terus untuk menahan laju air matanya.

"Ya Allah semoga mereka sama sekali tidak berfikiran yang tidak-tidak dan selamatkan aku ya Allah."

Doa itu yang selalu dipanjatkan olehnya agar terbebas dari kesalah pahaman yang sedang terjadi.

Hanya butuh waktu beberapa menit saja, yaitu sekitar 15 menit berjalan kaki hingga mereka sudah sampai di depan pintu Balai Desa yang kebetulan sudah terbuka pintunya.

Penjaga Balai Desa terkejut melihat Azalina dengan seorang pria digiring ke Kantor Desa.

"Apa yang terjadi dengan Azalina Pak." Tanya cleaning servis Balai Desa tersebut.

"Kami temukan mereka sedang berbuat hal yang tidak baik di sekitar Pantai," jawab Pak Rusman.

Ibu-ibu yang mendengar semua perkataan dari Pak Toni reflek menutup mulutnya karena sangat tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.

"Sepertinya ada yang keliru di sini pak, saya yakin jika ada yang sengaja melakukan dan merencanakan semua ini Pak," terangnya yang sangat tidak percaya dengan apa yang adaedh depan matanya.

"Jadi kita hubungi Pak kepala Desa dengan pamannya, tapi tidak usah dengan bibinya nanti bisa jadi gawat kalau dia ada."

Mereka masih punya perasaan dan tidak ingin Azalina disiksa oleh Bibinya Ibu Lina.

Tetapi baru beberapa detik mereka berseru seperti itu. ibu Lina sudah datang dengan wajah sangarnya yang sudah siap menerkam Azalina mentah-mentah.

Azalina yang duduk di kursi sambil menundukkan kepalanya shock. Dia tidak menyangka jika Bibinya akan datang lalu tanpa permisi menarik dan menjambak rambutnya Azalina dengan kekuatan penuh sehingga beberapa helai anak rambutnya ikut kedalam genggaman tangannya.

"Ampun Bibi, Aza tidak bersalah sedikit pun, aku mohon lepaskan tangan bibi," teriaknya yang berusaha untuk menghiba agar segera dilepaskan

Mereka yang kebetulan masih berada di dalam ruangan tersebut, segera menolong Azalina. Hal seperti ini lah yang mereka takutkan akhirnya terjadi juga.

Bibinya sama sekali tidak mengurungkan niatnya dan melepaskan pegangan tangannya dari rambutnya Aza.

"Bibi aku mohon lepaskan, sakit Bi, aku mohon lepaskan, aku tidak salah apa pun," jelasnya yang berharap agar bibinya segera menghentikan aksinya yang sudah di luar batas.

"Apa katamu haaa!!! lepaskan maksudmu? jangan bermimpi dan aku akan membunuhmu kalau perlu, Kamu sudah membuat Kami malu, apa yang bibi lakukan masih tidak pantas untuk Kamu dapatkan??"

"ibu Lina, Kami mohon jangan main hakim sendiri, tunggu pak Kepala Desa biarkan beliau saja yang mencari akan solusi dan jalan keluar yang terbaik untuk mereka," terang Pak Rusman yang sudah sedih dan kasihan melihat Aza diperlakukan sangat kasar oleh istri dari Pamannya.

Mereka sudah bergerak dan melerai mereka, tapi bibinya sama sekali tidak peduli sedikit pun rintihan dan tangisan dari Azalina.

Pria yang ditolongnya ikut sedih melihat Aza yang dikasari oleh Bibinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Dirmayanti Maryam

Dirmayanti Maryam

pantesan azalina tdk mau bergantung pd bibi.y ternyata bibi.y kejam

2023-03-19

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

mulut/nafasnya kan bau slkohol lhoh

2023-02-11

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Insiden
2 Chapter 2. Pertolongan
3 Chapter 3. Salah Paham
4 Chapter 4. Semakin Kacau
5 Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6 Chapter 6. Sebuah Ingatan
7 Chapter. 7. Sedih
8 Chapter 8. Perlawanan Azalina
9 Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10 Chapter. 10. Keputusan Azalina
11 Chapter. 11. Kedatangan Paman
12 Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13 Chapter. 13. Memilih Gaun
14 Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15 Chapter. 15. Sah
16 Chapter. 16. Terpesona
17 Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18 Chapter. 18. Dokter Anggara
19 Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20 Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21 Chapter 21. Bibit Pelakor
22 Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23 Chapter. 23. Gagal Memulai
24 Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25 Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26 Chapter. 26. Tidak Mungkin
27 Chapter. 27. Berubah
28 Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29 Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30 Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31 Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32 Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33 Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34 Chapter. 34. Sesal Azalina
35 Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36 Chapter 36. Mereka Ditemukan
37 Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38 Chapter 38. Dendam Sultan
39 Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40 Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41 Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42 Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43 Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44 Chapter. 44. Harus Jujur
45 Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46 Chapter. 46. Menyusun Rencana
47 Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48 Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49 Chapter. 49. Anjas Kalap
50 Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51 Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52 Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53 Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54 Chapter 54. Trauma
55 Chapter. 55. Kecemasan
56 Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57 Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58 Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59 Chapter 59. Azalina Menghilang
60 Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61 Chapter. 61. Rencana Sultan
62 Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63 Chapter. 63. Azzahrah
64 Chapter. 64. Martin Kabur
65 Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66 Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67 Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68 Chapter. 68. Kecemasan
69 Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70 Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71 Chapter. 71. Bantuan Raja
72 Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73 Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74 Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75 Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76 Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77 Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78 Chapter. 78. Pertemuan
79 Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80 Chapter. 80. Perang Dingin
81 Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82 Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83 Chapter. 83. Ancaman Arlan
84 Chapter. 84. Rasa Rindu
85 Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86 Chapter. 86. Dokter Bayu
87 Chapter. 87. Bayu Terpesona
88 Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89 Chapter. 89. Cincin
90 Chapter. 90. Kejujuran
91 Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92 Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93 Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94 Chapter. 94. Suami??
95 Chapter. 95. Dengkuran
96 Chapter 95. Dia?
97 Chapter. 96. Menantu?
98 Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99 Chapter. 98. Bahagia dan End
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1. Insiden
2
Chapter 2. Pertolongan
3
Chapter 3. Salah Paham
4
Chapter 4. Semakin Kacau
5
Chapter. 5 Keputusan Pak Desa
6
Chapter 6. Sebuah Ingatan
7
Chapter. 7. Sedih
8
Chapter 8. Perlawanan Azalina
9
Chapter. 9. Kedatangan Azalina ke RS
10
Chapter. 10. Keputusan Azalina
11
Chapter. 11. Kedatangan Paman
12
Chapter 12. Persiapan Pernikahan
13
Chapter. 13. Memilih Gaun
14
Chapter. 14. Cincin Peninggalan
15
Chapter. 15. Sah
16
Chapter. 16. Terpesona
17
Chapter. 17. Sedikit Cemburu
18
Chapter. 18. Dokter Anggara
19
Chapter. 19. Kesedihan Azalina
20
Chapter. 20. Kegundahan Azalina
21
Chapter 21. Bibit Pelakor
22
Chapter. 22. Angan-angan Pelakor
23
Chapter. 23. Gagal Memulai
24
Chapter. 24. Bibit Pelakor Hempas
25
Chapter. 25. Gelisah dan Keraguan
26
Chapter. 26. Tidak Mungkin
27
Chapter. 27. Berubah
28
Chapter. 28. Selamat Jalan Suamiku
29
Chapter. 29. Rencana Penjebakan Musuh
30
Chapter. 30. Kerinduan Yang Terpendam
31
Chapter. 31. Mengingat Kejadian Itu
32
Chapter. 32. Tamu Tidak Diundang
33
Chapter. 33. Godaan Sang Mantan
34
Chapter. 34. Sesal Azalina
35
Chapter. 35. Musuh Diantara Musuh
36
Chapter 36. Mereka Ditemukan
37
Chapter 37. Kerinduan Dua Kekasih
38
Chapter 38. Dendam Sultan
39
Chapter. 39. Kepulangan Bunda Sultan
40
Chapter. 40. Kondisi Kesehatan Bu Hamidah
41
Chapter. 41. Kegundahan Hati Sherly
42
Chapter. 42. Kejujuran Dokter Anggara
43
Chapter. 43. Dilema Melanda Anggara
44
Chapter. 44. Harus Jujur
45
Chapter. 45. Lampu Hijau Restu Orang Tua
46
Chapter. 46. Menyusun Rencana
47
Chapter 47. Kemajuan Usaha Azalina
48
Chapter 48. Tamu Tak Diundang
49
Chapter. 49. Anjas Kalap
50
Chapter. 50. Keadaan Yang Berbahaya
51
Chapter. 51. Kegagalan Rencana
52
Chapter. 52. Kemarahan Pak Ardi
53
Chapter. 53. Kesedihan dan Kecewa Ibu Melati
54
Chapter 54. Trauma
55
Chapter. 55. Kecemasan
56
Chapter. 56. Kesehatan Psikis Azalina
57
Chapter 57. Keberangkatan ke Jakarta
58
Chapter 58. Sampai Juga di Ibu Kota Indonesia
59
Chapter 59. Azalina Menghilang
60
Chapter. 60. Pencarian Yang Sia-Sia
61
Chapter. 61. Rencana Sultan
62
Chapter. 62. Kemiripan Yang Sama
63
Chapter. 63. Azzahrah
64
Chapter. 64. Martin Kabur
65
Chapter. 65. Keinginan Ibu Hamidah
66
Chapter. 66. Harapan Bu Hamidah
67
Chapter. 67. Kedatangan Sultan
68
Chapter. 68. Kecemasan
69
Chapter. 69. Aksi Dua Benalu
70
Chapter. 70. Hasutan Dari Ulat Bulu
71
Chapter. 71. Bantuan Raja
72
Chapter 72. Ketahuan Pelaku Utama
73
Chapter. 73. Kebijaksanaan Sultan
74
Chapter. 74. Apa Yang Terjadi Dengan Zahrah
75
Chapter. 75. Kondisi Kesehatan Aza
76
Chapter 76. Amnesia Disosiatif
77
Chapter. 77. Kebahagiaan Bu Fauziah
78
Chapter. 78. Pertemuan
79
Chapter. 79. Azahrah, Siapa??
80
Chapter. 80. Perang Dingin
81
Chapter. 81. Kisah Mie Instan
82
Chapter. 82. Menikmati Dua Mangkok Mie
83
Chapter. 83. Ancaman Arlan
84
Chapter. 84. Rasa Rindu
85
Chapter. 85. Undangan Makan Siang
86
Chapter. 86. Dokter Bayu
87
Chapter. 87. Bayu Terpesona
88
Chapter. 88. Suara Itu Milik Siapa?
89
Chapter. 89. Cincin
90
Chapter. 90. Kejujuran
91
Chapter. 91. Tulisan di Dalam Cincin
92
Chapter. 92. Rencana Bu Fauziah
93
Chapter. 93. Bayangan Masa Lalu
94
Chapter. 94. Suami??
95
Chapter. 95. Dengkuran
96
Chapter 95. Dia?
97
Chapter. 96. Menantu?
98
Chapter 97. Situasi Yang Gawat
99
Chapter. 98. Bahagia dan End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!