Bab. 5 Apa Yang Kau Punya?

"Namanya Deya masih sangat muda dan segar. Juga masih murni, semoga Anda mau menerima hadiahku yang akan membuat anda senang  malam ini," kata Arya lagi.

"Deya beri salam pada tamu kita dan layani dia dengan baik," perintah Arya. 

Deya menelan ludahnya sendiri yang tercekat di tenggorokan, dia menatap lagi pada Edward. Matanya menjadi panas karena malu. Namun, dia harus tegar untuk bisa melakukan semuanya.

"Kalau begitu ayo maju," lanjut Arya kurang sabar. "Maaf Tuan Edward, kalau anak baru memang seperti ini.

Kaki Deya seperti tidak menapak ketika melangkahkan kaki ke depan. Kakinya mulai oleng dan hampir jatuh, untung saja ada pria yang yang berdiri memegang tangannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Edward. Deya tersenyum menganggukkan kepalanya. Deya lalu mencoba berdiri tegap walau di rasa itu tidak mungkin karena kakinya seperti jelly tidak bertulang.  Setelah membantu Deya berdiri, Edward kembali lagi duduk di tempatnya.

"Selamat malam, Tuan," sapa Deya. Dia memaksakan diri mengeluarkan senyuman terbaiknya sedangkan jantungnya terasa seperti mau keluar.

"Apa kau suka?" tanya Arya pada Edward.

Edward menoleh menatap Deya lalu menganggukkan kepala.

Arya lalu memberi isyarat pada Deya untuk duduk di sebelah Edward. Deya menarik nafas panjang, sepertinya oksigen dalam ruangan ini hampir habis sehingga dia merasa sesak. Dia duduk di samping Edward dengan canggung dan kaku. Tangannya memegang ujung kain baju dan menariknya.

"Ish, sepertinya ada yang salah dengan otakmu, biasanya kau selalu menolak setiap wanita yang disajikan di hadapanmu,'' celetuk Mario bawahan sekaligus teman Edward.

Edward tak menjawabnya, hanya menatap Mario tajam. Mario lalu menggerakkan tangan seperti sedang menutup resleting di mulutnya.

"Sorry, aku akan menutup mulutku."  Dia lalu melihat ke arah pintu masuk. "Kau tidak membawakan wanita untukku, Arya?" tanya Mario terus terang.

"Khusus untukmu,  kau boleh membawa wanita manapun yang ada di klub malam ini," jawab Arya sembari menepuk pundak Mario. Mario menganggukkan kepala mengerti dan tertawa keras.

"Yang seperti dia ada?" tanya Mario menatap Deya.

"Mungkin setelah Tuan Edward selesai kau boleh memilikinya, dengan catatan setelah Tuan Edward tidak menginginkannya lagi," bisik Arya yang bisa didengar oleh semua orang yang ada di sana.

Mendengar hal itu wajah Deya memerah karena malu. Dia merasa bagaikan sebuah barang yang bisa dipakai siapa saja. Harga dirinya hilang seketika. Membayangkan saja membuat perutnya melilit sakit. Namun dia bertanya lagi pada diri sendiri, apakah setelah statusnya sebagai wanita bayaran akan tetap mempunyai harga diri? Yang benar harga dirinya bisa dibeli dengan segepok uang. Hina sekali tetapi ini untuk kebaikan keluarganya.

Edward sendiri terlihat dingin dan cenderung mengabaikan semua orang. Dia dengan tenang menyesap minuman sodanya. Lalu, menatap ke arah lain. Bukan pada Deya. Sepertinya, dia memang tidak tertarik padanya.

Para pria lalu kembali lagi membicarakan tentang pekerjaan. Arya merasa senang karena akan ditandatangani tiga hari lagi. Rasanya kedatangan Deya membuat keberuntungan. Dia tidak salah memilih Deya sebagai hadiah untuk klien utamanya.

Setelah semua pembicaraan yang membosankan menurut Deya selesai, Edward keluar tanpa mengatakan sepatah katapun. Berjalan meninggalkan Deya yang mengikuti di belakangnya. Langkah kaki Edward yang panjang membuat Deya harus setengah berlari agar bisa mengimbanginya.

"Bisakah, kau lebih pelan sedikit," pinta Deya. Edward mengabaikan ucapan wanita itu.

Beberapa pria melihat Deya seperti binatang kelaparan. Itu bukan tanpa sebab. Penampilan wanita itu yang berani dalam berpakaian membuat lekuk tubuhnya yang montok dan berisi di tempat yang tepat terekspos sempurna,  juga parasnya yang cantik membuat mata yang memandang akan langsung jatuh hati.

"Hai, Cantik kau sendiri?" tanya seorang pria memegang bahu Deya.

"Lepaskan!" ucap Deya marah menarik tangan pria itu.

Edward menghentikan langkah. Lalu membalikkan tubuh menarik cepat tangan Deya dan memeluk pinggang kecilnya.

"Dia milikku, kau jangan berani menyentuhnya!" peringat Edward. Tatapan matanya tajam seperti elang memburu mangsanya. Rahangnya mengetat dan bergerak-gerak, membuat pria di depannya mundur seketika.

"Ops, santai Boss. Aku kira dia sendiri," ujar pria itu tahu siapa lawannya.

Edward lalu memeluk erat pinggang Deya keluar dari tempat itu dan masuk ke dalam lift.

"Pria ini sangat harum dan tampan," batin Deya melirik ke arah Edward. Pelukannya juga terasa hangat dan pas. Dia beruntung pria yang akan mengambil malam pertamanya bukan pria botak atau pria kasar berwajah seram. Setidaknya, dia berharap pria ini tidak akan membuat trauma yang mendalam padanya.

Edward melepas pelukannya setelah pintu lift tertutup. Membuat Deya terkejut. Dia menatap pria itu lewat pantulan dinding lift dengan takut.

Sekilas Deya mengingat pertemuan mereka pertama. Dia jadi tersenyum geli mengingat momen  dimana dia memberikan uang receh pada Edward. Deya menahan tawanya dengan mengigit bibir bawah, hal itu sempat tertangkap penglihatan Edward. Untuk sesaat pria itu menyatukan kedua alisnya namun detik berikutnya dia kembali bersikap cuek dan angkuh.

Gedung ini terdiri atas tempat hiburan di lantai bawah. Ada restoran, klub malam dan  tempat gym. Di atasnya adalah sebuah hotel dan atasnya lagi menjadi apartemen elit untuk para pengusaha dan crazy rich negeri ini.

Lift mulai terbuka Edward kembali setelah sampai di lantai yang dituju, berjalan hingga mereka berhenti di sebuah pintu apartemen.

Edward lalu masuk ke dalam, dia berjalan santai sembari melepaskan suit dan meletakkan di gantungan besi.

Pria itu melepaskan dua kancing atas bajunya dan juga kancing lengan. Duduk di sebuah sofa dengan tangan yang dibentangkan di atas sandaran sofa. Kakinya ditumpuk di atas kakinya yang lain. Menatap Deya lekat, memandangnya seperti sedang menilai dari atas ke bawah.

Udara dingin menerpanya begitu memasuki ruangan, membuat tubuhnya merinding. Kaki gemetar tetapi Deya berusaha untuk tetap terlihat tenang walau pikiran dan hatinya kacau. Dia tidak ingin  membuat semuanya berantakan. Baju yang dia kenakan rasanya bertambah ketat dan membuat sesak. Sepertinya dia butuh oksigen tambahan kali ini.

"Apa yang akan kau tawarkan padaku. Tubuhmu saja belum berkembang secara sempurna dan kau sepertinya tidak punya keahlian untuk membangkitkan hasratku," ejek Edward dingin, memecah kesunyian.

"Aku masih Virgin," jawab Deya dengan percaya diri.

"Apakah virgin mu bisa menjamin kepuasanku?" tanya Edward dengan menaikkan kedua alisnya ke atas. Nada bicaranya seperti sedang merendahkan membuat ciut nyali Deya. Deya menghela nafasnya lagi kali ini.

"Aku tidak tahu jika kau belum mencobanya!" jawab Deya santai dengan kepala terangkat. Dia sendiri bingung bagaimana bisa memberikan jawaban segila itu.

Edward tertawa kecil mendengarnya. Mencoba mengorek pikiran gadis yang menurutnya sama sekali belum dewasa.

"Kau masih kecil tapi begitu yakin dengan dirimu sendiri. Anak seusiamu itu seharusnya masih di rumah, menunggu uang jajan dari orang tua tetapi kau malah melakukan hal gila ini. Kenapa kau melakukannya? Apakah hanya demi tuntutan gaya hidup?"

"Ini ranah pribadi saya. Tidak ada keharusan pada diri saya untuk menjawabnya." Deya tidak akan menjual simpati pada orang asing.

"Berarti kau tahu apa yang sedang kau perbuat?" tanya Edward. Deya mengangguk.

"Kalau begitu, lakukan yang terbaik dan puaskan aku!"

Terpopuler

Comments

NetizeN MahaBapeR

NetizeN MahaBapeR

waduhhh🏃🏃🏃🏃🏃

2022-09-09

1

Nila Nila

Nila Nila

masih Ori dia Edward.....belum pernah di unboxing...jadi ya kamu yg ngeduluin lah....bisa bjsa ketagihan kamu Ward ..🤣🤣🤣

2022-07-30

2

Puja Kesuma

Puja Kesuma

ducj deya jgn terlalu percaya diri..hrsnya mohon jgn di sentuh...

2022-07-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Selingkuh
2 Bab. 2 Perpisahan
3 Bab. 3 Pria Recehan
4 Bab. 4 Tidak Beruntung
5 Bab. 5 Apa Yang Kau Punya?
6 Bab.6 Instan
7 Bab. 7 Bayar Lunas
8 Bab. 8 Jantungan
9 Bab.9 Masih Adakah Tawarannya?
10 Bab. 10 Membuat Masalah
11 Bab. 11 Murka Deya
12 Bab.12 Hanya Untuk Bersenang-senang
13 Biang Masalah
14 Bab. 14 Bayaran Pelayanan
15 Bab.15 Bila Bosan Melanda
16 Bab. 16 Meminta Ijin
17 Bab.17 Saling Mencintai?
18 Bab.18 Pria Sejati
19 Bab. 19 Belum Dewasa
20 Bab. 20 Pemberitahuan Langsung
21 Bab. 21 Seperti Sekuntum Bunga
22 Bab.22 Kepergok
23 Bab. 23 Marah
24 Bab.24 Milik Siapa?
25 Bab. 25 Lelah dan Capai
26 Bab. 26
27 Bab. 27 Komitmen
28 Bab.28 Maaf
29 Bab. 29
30 Bab. 30 Rival
31 Bab. 30 Kulit Merah
32 Bab. 32 Membujuk Suami
33 Bab. 33 Pilihan Salah
34 Bab. 34
35 Bab. 35 Tragedi Mencekam
36 Bab. 36 Lebih Baik
37 Bab. 37 Langkah Pertama
38 Bab. 38 Orang ketiga
39 Bab. 39
40 Bab.40 Istri Sah
41 Bab. 41 Kembali Lagi
42 Bab. 42 Tidak Nyaman
43 Bab. 43 Penolakan
44 Bab. 44 Bujukan Halus
45 Bab. 45 Taruhan Harga Diri
46 Bab. 46 Galau
47 Bab. 47 Manis
48 Bab. 48
49 Bab. 49 Cemburu
50 Bab. 50 Rindu Menggelora
51 Bab. 51 Rasa Cinta
52 Bab.52
53 Bab. 53 Sebuah Alasan
54 Bab. 54 Menggoda Suami
55 Bab. 55 Luapan Emosi
56 Bab. 56 Statusnya
57 Bergabung
58 Bab 58 Kesehatan Mental
59 Bab. 59.Gangguan Jiwa
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Gundah
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65 Pinta Aya
66 Bab. 66 Hal Terbaik
67 Bab. 67 Belum Mencinta
68 Bab. 68 Belajar Menghadapi Masalah
69 Bab 69. Dukungan istri sah
70 Bab. 70 Makan Malam Menegangkan
71 Bab. 71
72 Bab. 72 Kecewa
73 Bab. 73 Introgasi
74 Bab. 74 Melawan
75 Bab. 75 Nasihat
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78 Mantan
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81 Pilihan Berat
82 Bab. 82 Kabar Baik atau Buruk?
83 Bab. 83 Pinta Yang Sulit
84 Bab. 84 Pamit
85 Bab. 85
86 Bab. 86 Kau Hamil?
87 Bab. 87 Tak Ingin Usai
88 Bab. 88 Status Gantung
89 Bab. 89
90 Bab 90 Rindu
91 Bab. 91 Kecewa
92 Bab. 92 Kenangan Ini.
93 Bab. 93 Pulang ke Rumah
94 Bab.94 Keras Kepala
95 Bab. 95 Kembali
96 Bab. 96 Ingin Cerai
97 Bab. 97 Penyesalan Terdalam
98 Bab. 98 Sakit
99 Bab. 99 Belahan Jiwa
100 Bab. 100 Jujurlah!
101 Bab. 101
102 Bab. 102 Meyakinkannya Hati
103 Bab. 103 Restu
104 Bab. 104 Anak Sendiri
105 Bab. 105 Akur
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108 Rumah Impian
109 Bab. 109 Surprise yang Tidak Surprise
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113 Bidadari Surga
114 Bab. 114 Pembuktian
115 Bab. 115
116 Bab. 116 Sidang Penentuan
117 Bab. 116 Tuduhan Pedas
118 Bab. 118 Mencintai adalah hal terindah bagiku?
119 Bab. 119. Menyesal
120 Bab. 120 Liburan
121 Bab.121 Momen Indah
122 Bab. 122 Mertua Sakit
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132 Takut Kehilangan
133 Bab. 133 Jangan pergi Bunda.
134 Bab. 134
135 Tamat
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab.1 Selingkuh
2
Bab. 2 Perpisahan
3
Bab. 3 Pria Recehan
4
Bab. 4 Tidak Beruntung
5
Bab. 5 Apa Yang Kau Punya?
6
Bab.6 Instan
7
Bab. 7 Bayar Lunas
8
Bab. 8 Jantungan
9
Bab.9 Masih Adakah Tawarannya?
10
Bab. 10 Membuat Masalah
11
Bab. 11 Murka Deya
12
Bab.12 Hanya Untuk Bersenang-senang
13
Biang Masalah
14
Bab. 14 Bayaran Pelayanan
15
Bab.15 Bila Bosan Melanda
16
Bab. 16 Meminta Ijin
17
Bab.17 Saling Mencintai?
18
Bab.18 Pria Sejati
19
Bab. 19 Belum Dewasa
20
Bab. 20 Pemberitahuan Langsung
21
Bab. 21 Seperti Sekuntum Bunga
22
Bab.22 Kepergok
23
Bab. 23 Marah
24
Bab.24 Milik Siapa?
25
Bab. 25 Lelah dan Capai
26
Bab. 26
27
Bab. 27 Komitmen
28
Bab.28 Maaf
29
Bab. 29
30
Bab. 30 Rival
31
Bab. 30 Kulit Merah
32
Bab. 32 Membujuk Suami
33
Bab. 33 Pilihan Salah
34
Bab. 34
35
Bab. 35 Tragedi Mencekam
36
Bab. 36 Lebih Baik
37
Bab. 37 Langkah Pertama
38
Bab. 38 Orang ketiga
39
Bab. 39
40
Bab.40 Istri Sah
41
Bab. 41 Kembali Lagi
42
Bab. 42 Tidak Nyaman
43
Bab. 43 Penolakan
44
Bab. 44 Bujukan Halus
45
Bab. 45 Taruhan Harga Diri
46
Bab. 46 Galau
47
Bab. 47 Manis
48
Bab. 48
49
Bab. 49 Cemburu
50
Bab. 50 Rindu Menggelora
51
Bab. 51 Rasa Cinta
52
Bab.52
53
Bab. 53 Sebuah Alasan
54
Bab. 54 Menggoda Suami
55
Bab. 55 Luapan Emosi
56
Bab. 56 Statusnya
57
Bergabung
58
Bab 58 Kesehatan Mental
59
Bab. 59.Gangguan Jiwa
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Gundah
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65 Pinta Aya
66
Bab. 66 Hal Terbaik
67
Bab. 67 Belum Mencinta
68
Bab. 68 Belajar Menghadapi Masalah
69
Bab 69. Dukungan istri sah
70
Bab. 70 Makan Malam Menegangkan
71
Bab. 71
72
Bab. 72 Kecewa
73
Bab. 73 Introgasi
74
Bab. 74 Melawan
75
Bab. 75 Nasihat
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78 Mantan
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81 Pilihan Berat
82
Bab. 82 Kabar Baik atau Buruk?
83
Bab. 83 Pinta Yang Sulit
84
Bab. 84 Pamit
85
Bab. 85
86
Bab. 86 Kau Hamil?
87
Bab. 87 Tak Ingin Usai
88
Bab. 88 Status Gantung
89
Bab. 89
90
Bab 90 Rindu
91
Bab. 91 Kecewa
92
Bab. 92 Kenangan Ini.
93
Bab. 93 Pulang ke Rumah
94
Bab.94 Keras Kepala
95
Bab. 95 Kembali
96
Bab. 96 Ingin Cerai
97
Bab. 97 Penyesalan Terdalam
98
Bab. 98 Sakit
99
Bab. 99 Belahan Jiwa
100
Bab. 100 Jujurlah!
101
Bab. 101
102
Bab. 102 Meyakinkannya Hati
103
Bab. 103 Restu
104
Bab. 104 Anak Sendiri
105
Bab. 105 Akur
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108 Rumah Impian
109
Bab. 109 Surprise yang Tidak Surprise
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113 Bidadari Surga
114
Bab. 114 Pembuktian
115
Bab. 115
116
Bab. 116 Sidang Penentuan
117
Bab. 116 Tuduhan Pedas
118
Bab. 118 Mencintai adalah hal terindah bagiku?
119
Bab. 119. Menyesal
120
Bab. 120 Liburan
121
Bab.121 Momen Indah
122
Bab. 122 Mertua Sakit
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132 Takut Kehilangan
133
Bab. 133 Jangan pergi Bunda.
134
Bab. 134
135
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!