Untuk sejenak Deya terpana pada senyuman hangat yang datang dari pria itu. Matanya terlihat terang dengan lautan ketenangan di dalamnya. Wajahnya walau terlihat sudah matang atau berumur namun masih terlihat tampan.
"Ehm … Namun, kau tetap harus bertanggung jawab!" balas Deya tidak mau kalah.
"Bilang saja kau ingin uangku, baiklah anggap saja ini sedekah di pagi hari untukmu," ucap Edward mengambil uang dalam dompetnya. Lalu menyerahkannya pada Deya.
Deya merasa terhina dengan kata 'sedekah'. Dia mengambil uang itu dengan seulas senyum iblis yang nyaris tidak terlihat.
Deya menghitung lembar demi lembar uang dalam genggamannya.
"Mba banyak tuh," ucap orang-orang yang melihat pertengkaran mereka.
Deya lalu memperlihatkan banyak uang itu pada orang-orang.
"Lima ratus ribu untuk lecetnya tubuhku," seru Deya keras.
"Orang miskin sama saja mereka hanya memikirkan keuntungan belaka dengan cara menjebak orang-orang kaya," batin Edward dengan seulas senyum tipis sinis yang nyaris tidak terlihat.
Edward lalu masuk kembali ke dalam mobilnya dan memakai kacamata hitamnya. Kaca mobil mulai di tutup.
Pyak!
Salah satu lampu depan mobilnya pecah setelah ditendang keras oleh Deya dengan sepatu ketsnya.
Edward kembali keluar dengan wajah memerah dan mata yang garang.
"Kau gila! Apa yang kau lakukan!" Edward menyugar rambutnya ke belakang dengan kasar.
Pria itu mengepalkan tangannya ingin memukul Deya namun ditahan. Dia gadis muda yang terlalu berani untuk berbuat macam-macam padanya. Malamnya sudah buruk ditambah dengan kejadian ini suasana hatinya menjadi semakin kacau.
Deya menutup wajahnya ketika tahu akan dipukul namun setelah menunggu hingga hitungan ketiga dia membuka matanya dan memandang wajah pria itu telah berubah.
Kehangatan yang tadi dilihatnya beralih menjadi garang. Dia bagai harimau yang siap menerkam lawannya dan dia hanyalah kelinci kecil yang siap menjadi santapannya.
"Sorry sir, mobilmu jadi lecet eh maaf rusak. Tapi itu hanya kerusakan sedikit. Jika mobilmu rusak bisa kau ganti dengan mudah dan kau tidak merasakan sakitnya. Jika manusia yang terluka akan sakit bahkan lumpuh atau tidak normal bila mendapat kecelakaan, bahkan bisa mati. Beruntung kali ini aku hanya lecet saja. Jika kakiku sampai kenapa-kenapa, apa kau bisa menjamin hidupku akan sempurna setelahnya?" Deya menatap Edward berani. Edward merasa tertampar oleh perkataan Deya dan teringat akan nasib anaknya yang duduk di kursi roda hingga saat ini karena mengalami kecelakaan mobil.
"Mobilmu hanya lecet sedikit, aku tidak terlalu kaya untuk membayar semuanya tapi aku akan menggantinya dengan uang yang ku miliki dan sayangnya aku hanya punya uang ini.'' Deya menyerahkan uang lima ratus ribu itu pada Edward dan mengambil segenggam uang recehan dalam tasnya sebagai tambahan.
Setelah itu, Deya pergi menyeberangi jalan raya dan menyetop angkutan kota yang baru saja lewat. Sorak-sorai orang-orang mengiringi kepergiannya. Mereka menyukai cara Deya membalas perlakuan pria itu.
Edward yang merasa kesal ditinggal sendiri dan dipermalukan membuang uang itu ke jalan raya. Uang itu seketika menjadi rebutan orang-orang di sekitarnya.
''Jika kita bertemu lagi aku akan membalas penghinaan itu gadis kecil," gumam Edward meninggalkan tempat itu.
***
Deya datang ke unit apartemen milik Lia. Dia memencet bel. Tidak lama kemudian Lia keluar dengan memakai pakaian yang sudah rapi.
Lia langsung menarik tangan Deya masuk ke dalam. Mereka kini duduk di sofa mewah yang nyaman berwarna coklat.
"Suamiku memberikan sebuah penawaran padamu," ucap Lia dengan wajah berseri-seri. Deya tertarik dengan nikah kontrak yang akan dia lakukan untuk mendapatkan uang banyak.
"Apa itu?" tanya Deya dengan jantung berdegup kencang.
"Kau sedang butuh uang banyak 'kan?" tanya Lia. Deya menganggukkan kepalanya.
"Kau masih virgin?" Deya menganggukkan lagi dengan wajah yang terlihat gugup.
"Aku akan mencarikan pria yang mapan dan kaya raya. Kau akan menjalani kontrak nikah siri dengannya selama dia menginginkanmu." Xena menggigit bawah bibirnya dengan cemas menunggu jawaban Deya.
"Bagaimana jika dia pria berumur atau pria botak dengan perut yang buncit. Oh, Lia aku takut untuk membayangkannya," ujar Deya jujur. Deya itu anak baik dan dia bahkan tidak pernah berpacaran sama sekali.
"Aku akan menemui kenangan buruk jika pria itu adalah pria yang ... akh… kau tahu maksudku," imbuh Deya.
"Kita akan lihat pria itu dulu, kau bisa menolaknya jika tidak sesuai keinginanmu, tetapi sepertinya suami kontrakku akan memilihkanmu pria mapan dan tampan sepertinya." Lia menaikkan kedua alisnya ke atas. Dia adalah istri simpanan dari pria matang beristri.
"Apakah kau yakin akan melakukan ini?" tanya Lia lagi. Deya menganggukkan kepalanya pelan. Nafasnya mulai tersengal mengingat kejadian tempo hari.
"Ibuku di tagih utang sebesar 115 juta semalam oleh para rentenir sialan itu," ucap Deya dengan mata yang menyiratkan kesedihan, keputusasaan dan kemarahan yang terpendam.
"Poor Deya, kita akan melalui ini bersama-sama." Lia memeluk Deya dan mengusap punggungnya dengan lembut untuk memberi kekuatan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
NetizeN MahaBapeR
Edward suami kontraknya,iyakan???
2022-09-09
1
Nila Nila
semangat Deya ..pasti ada jalan keluar
2022-07-30
2
Azizka Amelia Putri
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒅𝒆𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒖 𝒅𝒊 𝒊𝒏𝒋𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒋𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉
2022-07-08
2