03

08.15 waktu Milan

Tok... Tok... Tok....

Tok... Tok... Tok...

Kiara dan Elang saling bertanya saat mendengar pintu kamar mereka diketuk dengan kencang. Elang melirik arlojinya dan tentu saja merasa aneh jika pagi-pagi seperti ini mereka sudah kedatangan tamu. Bahkan sangat aneh karena menurutnya sejak mereka menginap di apartemen ini, ia tidak pernah menerima tamu satupun.

Tok... Tok... Tok...

Bunyi ketukan cepat dan keras menandakan tamu tersebut sudah tidak sabar untuk bertemu si pemilik kamar. Kiara dan Elang yang saat ini hendak sarapan tentu saja memgurungkan niatnya. Suara berisik di luar harus segera diakhiri agar tidak mengganggu telinga tetangga di sekitar.

"Biar Elang yang buka" Elang menawarkan diri ketika melihat Kiara hendak bangkit dari duduknya. Elang melangkah buru-buru karena suara ketukan pintu semakin menjadi-jadi.

Ceklek....

"Kiaraaaaa.............. gue ka... ngennnnn"

Elang langsung mengelak ketika sosok tamu tak diundang itu masuk dan hendak memeluknya. Jujur ia kaget dengan kedatangan kakak iparnya yang langsung saja berteriak histeri ketika ia membuka pintu kamarnya.

"Eh, kok bukan Kiara sih?" Dira memasang tampang juteknya ketika melihat Elang yang muncul di hadapannya.

"Mm... Abang.... A... a... Ara.. di dalam" kata Elang yang tak tau mengapa ia menjadi gagap ketika bertemu dengan Dira.

"Duhhhh kamu selalu saja merusak script! Harusnya yaa... yang muncul itu si sarang burung. Abang teriak kayak tadi terus peluk tuh anak. Si Kiara terharu melihat kedatangan Abang. Dia ngadu kalau dia nggak betah di sini dan ngerengek minta pulang" cerocos Dira yang membuat Elang menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Abang kok bisa sampai di sini?" tanya Elang.

"Ya bisa lah. Kau lupa siapa kakak iparmu ini? Abang punya jet pribadi, heli pribadi, tinggal telpon Kapten Jack langsung deh dianterin. Nggak pake ongkir" jawab Dira menyombongkan diri.

Elang kembali speechless. Ia bingung menghadapi kakak iparnya ini. Istrinya saja sudah ajaib, apalagi kakak iparnya? pasti lebih ajaib dari Kiara.

"KIARA MANA ELANG ????? ABANG MAU KETEMUUUU.... JANGAN DIUMPETIN...!!!!"

Elang langsung mundur teratur ketika Dira tiba-tiba berteriak di hadapannya.

Buggg

Sebuah bantal mendarat sempurna di wajah Dira. Dira yang tadinya hendak melangkah mencari Kiara tentu saja mengurungkan niatnya.

"Kebiasaan deh. Nggak di Jakarta, nggak di Milan, tetep aja bersisik. Lu kesambet apaan sih, Kadir? Selalu aja bikin huru-hara" kata Kiara sebal.

Ia yang tadinya ingin menyantap sarapan roti bakarnya, harus tertunda karena mendengar teriakan Dira. Seketika Kiara langsung berlari dengan kedua tangan yang secara spontan mengambil roti bakar yang tadi sudah ia siapkan untuk sarapan mereka.

Kiara memberi kode kepada Elang untuk duduk di sofa. Ia kemudian memberikan roti bakar milik Elang. Mereka menyantap roti bakar itu tanpa memperdulikan Dira yang meringis kesakitan.

"Kirrrrrr..... sarang burung.... my little pony.... gue kangen sama elu..." Dira bangkit dan langsung berhamburan memeluk Kiara.

Dira memeluk Kiara dengan erat. Namun, tangan kanannya masih saja bisa membelok, mengambil jatah roti bakar milik Elang dan melahapnya.

"Eh... itu sarapan suami gue, Kadirrrrrrr. Kenapa elu embat????" Kiara menghempaskan tubuh Dira dan mencubit bibirnya dengan kesal.

"Sayanggg... sudah. Aduhhh.. mesti perang dunia kalau sudah ketemu!!!" Elang berusaha menahan Kiara agar tidak mengamuk pada Dira.

Elang segera bangkit, mengambil segelas choco milk yang tadi sudah ia siapkan untuk istrinya.

"Resek...!!!" Kiara mendengus kesal melihat tingkah kakaknya itu.

"Sudah, jangan marah terus! ini diminum dulu mumpung masih hangat" kata Elang menyodorkan minuman yang tadi ia bawa.

"Eh... Elang, minuman Abang mana??? Abang tamu lho di sini. Masak nggak diberi minum? Adik ipar macam apa kau" umpat Dira sebal.

Elang hanya terkekeh. Ia kemudian kembali ke dapur untuk membuatkan minuman untuk kakak iparnya yang absurd itu.

"Diminum dulu, Abang" kata Elang sopan.

"Ini nggak ada racunnya kan?"

"Cerewet deh lu!!! Udah minta dibikinin minum, protes lagi!!" Kiara kembali naik darah melihat tingkah kakaknya itu. Andai saja tidak ada Elang, Kiara pasti sudah menyumpal mulut Dira dengan sandal yang dipakainya.

"Lu galak banget sih, Kir? Gue kan datang jauh-jauh ke sini..."

"Gue nggak nyuruh!!!" potong Kiara cepat.

"Gue kan kangen ama elu Kir... my little pony. Hatiku sepi tanpamu. Hanya suara jangkrik yang menemani malam-malamku" kata Dira mulai mendramatisir.

Elang tersenyum geli melihat tingkah kakak iparnya itu. Ia memilih kembali ke dapur, melanjutkan sarapannya disana. Tak lupa Elang memakai headset untuk menutup telinganya agar tidak mendengar perdebatan antara kakak beradik itu.

"Kir... lu ikut gue pulang ke Jakarta yak. Gue kesepian. Hiks... hikss... hiks..." kata Dira pura-pura menangis.

"Eh... enak aja lu ngomong. Lu sendiri kan yang nyuruh gue ama Elang buat bulan madu selama sebulan. Ini masih seminggu lho, daftar belanjaan gue juga belum tamat" tolak Kiara sebal.

"Aduuhhh... gue ralat deh. Lu udahan aja bulan madunya. Lagian kalau mau belanja nanti gue bikinin mall di belakang rumah. Lu bisa belanja sepuasnya" bujuk Dira lagi.

"No, Kadir!!! Enak aja lu ngubah-ngubah jadwal orang. Gue tuh udah ada rencana sama Elang buat balik ke Spanyol. Gue belum kenalan sama semua keluarga Elang di sana..."

"Aduuhhhh, Kir. Kalau cuma kenalan kan bisa sekalian nanti lebaran. Lu pulang aja yak sama gue. Nggak usah ke Spanyol lagi" rengek Dira persis seperti anak-anak yang sedang merajuk kepada ibunya.

"Nggak mau. Gue masih mau honeymoon. Sesuai jadwal jatah liburan gue masih ada tiga minggu lagi"

"Aduuhhhh, Kiara sarang burung my little pony!!! Seminggu nggak ada lu tuh dunia gue hampa. Gue kangen ribut sama elu. Gue kangen getokan heels lu. Gue kangen melihat tawamu, mendengar senandungmu..."

"Tetttt..... Sheila on 7, anugrah terindah yang pernah ku miliki" sahut Elang dari dapur. Ia yang tak sengaja melepas headsetnya, mendengar celotehan Dira yang berisi lirik lagu band favoritnya.

Buggg

Buggg

Kiara melempar bantal sofa ke arah Elang dan Dira. Suami dan kakaknya ini menambah kekesalannya di pagi hari. Saat sedang berdebat seperti ini masih saja sempat bercanda main tebak lagu. Bagaimana Kiara tidak gusar?

"Lu sekarang balik ke Jakarta. Belum satu jam lu di sini, lu udah bikin gue naik darah. Lu bikin mood gue jelek pagi-pagi begini. Lu bikin kamar gue berisik...."

"Alah... biasanya juga berisik, Kir" sahut Dira memotong ucapan Kiara. Alhasil Kiara semakin sebal dan mencubit paha Dira dengan keras.

"Pulang nggak sekarang!!! Lu bikin bulan madu gue bernoda aja" usir Kiara dengan sengit.

"Aduh, Kir. Nggak mungkin lho gue pulang sekarang. Malah gue berencana nginep di sini. Itung- itung melepas kerinduan sama adik gue"

"No, Kadir!!! No!!! Disini cuma ada satu kamar. Lu mau tidur di mana? Sana pulang!!! Atau nggak sewa kamar di hotel"

"Yahh.. nggak seru dong. Kita bisa tidur bertiga. Lu di tengah jadi kan gue ama Elang nggak berebutan" kata Dira memberi ide yang langsung dihadiahi gebukan dari Kiara.

Elang segera berlari memisahkan Kiara dari Dira. Sebagai orang luar yang baru resmi menjadi keluarga Sanjaya, Elang merasa tidak berhak ikut ribut dengan kakak beradik ini. Elang pikir membiarkan mereka berdua akan aman-aman saja. Tapi ternyata dugaannya salah.

"Sudahlah, sayang. Biarkan saja kalau Abang mau menginap disini. Nanti Elang akan minta kasur tambahan buat Abang. Sudah jangan marah-marah lagi" kata Elang menengahi.

"Tapi si Kadir tuh..."

"Udah nggak apa-apa. Abang lagi kangen sama kamu. Jadi biarin aja ya"

"Kadir dibiarin tambah ngelunjak, sayang" gerutu Kiara sebal.

"Udah... udah... kenapa kalian malah berantem sih? Gue laper nih. Kir buatin gue nasi goreng telur mata sapi dong" perintah Dira tanpa dosa.

"Enak aja lu nyuruh-nyuruh. Lu pikir gue Mama Widya yang bisa masak apa aja? Ini aja gue baru belajar bikin roti bakar, Kadir"

"Yaudah sana! roti bakar juga nggak apa-apa. Tapi enam lapis ya, pakai isian cokelat, keju, ama mentega" perintah Dira semakin menjadi.

Elang kembali menarik tangan Kiara yang hendak menjambak rambut Dira. Dengan segera, Elang menggiring Kiara ke dapur untuk membuat pesanan milik Dira.

Kiara memonyongkan bibirnya. Dengan berat hati, Ia membuatkan roti bakar seperti pesanan Dira. Butuh waktu lima belas menit bagi Kiara untuk menyelesaikan tugasnya. Tak lupa Kiara mendoakan roti bakar itu dengan harapan setelah Dira memakannya, Dira akan pergi dari kamar mereka.

"Sudah???" tanya Elang yang dibalas anggukan kepala oleh Kiara.

"Ayo, kita temui Abang sekarang!" ajak Elang lalu mereka berjalan beriringan hendak memberikan roti bakar pesanan Dira.

Namun, Kiara kembali dibuat kesal ketika melihat Dira tertidur di atas sofa. Sudah nungging, ngorok lagi tidurnya. Bagaimana Kiara tidak kesal?

Kiara mencengkram roti bakar buatannya dengan geram. Ia sudah bersiap-siap akan menyumpalkan roti bakar itu pada mulut Dira yang berisik. Tapi untung saja Elang segera mencegah Kiara.

"Sudah... sudah... Abang pasti lelah" kata Elang cepat. Ia harus segera meredakan emosi Kiara agar tidak mengamuk.

"Kadir keterlaluan, Sayang"

"Maafin Abang, ya. Kita sebagai adik harus banyak bersabar menghadapi Abang yang unik seperti ini" bujuk Elang.

"Terus rotinya?"

"Sudah letakkan saja di meja! Nanti kalau Abang bangun, bisa dihangatkan lagi. Jangan marah lagi ya, sayang" kata Elang mencoba memberikan solusi kepada istrinya yang masih merengut melihat tingkah kakaknya.

"Yasudah kalau Kadir lagi tidur, kita berangkat sekarang aja"

"Lho? Berangkat?" tanya Elang.

"Yaiyalah, sayang. Kita kan mau jalan-jalan. Kamu nggak liat apa daftar belanjaanku masih banyak?"

"Kalau kita pergi lalu Abang?" tanya Elang karena ia sebenarnya ragu untuk pergi meninggalkan Dira sendiri.

"Udah biarin aja! Kadir sudah besar. Kalau dia bangun bisa jalan sendiri. Pokoknya cepat ganti baju. Kiara mau jalan-jalan!!!"

Elang tersenyum. Istrinya ini kalau sudah menginginkan sesuatu memang harus dituruti. Elang langsung bergegas berganti pakaian karena jika tidak, istri kesayangannya itu akan mengamuk dan menolak memberinya jatah

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Andika Pratama ternyata laku...

2023-01-14

1

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

si Dira mengganggu suasana aja pdhl kan Merka lagi honeymoon.

2023-01-02

1

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

nggak gitu juga kali bang🤣hedeh jangan gagap gitu bang
kan Abang kandungnya juga
santuy aja bang🤣🙈

2023-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!