Mr. Adira

Mr. Adira

01

"Sesuai isi surat warisan Papa Arman, kau harus menikah setelah satu bulan adikmu menikah"

Glek

Dira menelan ludah ketika kedua telinganya mendengar ultimatum dari Widya. Mamanya yang selalu cerewet menanyakan kapan dirinya akan melepas masa lajangnya? menanyakan kapan dirinya akan membawakan calon mantu untuknya? dan tentu saja Dira akan selalu kabur ketika Widya sudah menodongnya dengan pertanyaan seperti itu.

Kiara, adik Dira sudah menikah satu bulan yang lalu. Ia menikah dengan Elang, lelaki yang dulu pernah menjadi pacarnya lalu putus akibat Kiara ternyata menyimpan perasaan pada Alex, Om dari Elang. Beruntunglah Dira berhasil mempersatukan Kiara dan Elang dalam ikatan janji suci pernikahan. Meskipun diwarnai dengan beberapa drama kolosal buatan Dira yang membuat Dira jadi bulan-bulanan adiknya.

Memang sesuai isi surat wasiat Papanya yang tanpa sengaja Dira ucapkan di hadapan keluarganya, ia harus menikah satu bulan setelah Kiara menikah. Tapi bukan Dira namanya jika ia akan menurut saja. Karena jauh di dalam hatinya ia masih ingin sendiri, menikmati rutinitasnya sebagai CEO terbaik yang tampan dan rupawan versi dirinya sendiri.

"Mamae..... oh... mamae...."

Dira sengaja memanggil Widya dengan candaan agar pembicaraan ini tidak terlalu serius.

"Apaaa???!!! Mau alasan apa lagi kamu???"

"Mamae harus ingat. Dira sudah memperkenalkan calon istri Dira bahkan sebelum Kiara menikah" kata Dira sembari melangkah ke kanan dan kiri layaknya seorang detektif yang sedang mengintrogasi targetnya.

"Calon? Mana? Mana calon istri kamu? Kamu jangan ngawur!!!" Widya menyepak kaki Dira karena jengah melihatnya berjalan mondar-mandir.

"Mamaeee.... masih bertanya??? Apa salah dan.. "

"Cukup...!!! Cukup...!!! Nggak usah diselipin lagu!!! Tiap diajak bicara selalu saja larinya ke lagu itu. Mama heran kamu yang biasanya susah menghafal sesuatu kenapa malah selalu ingat dengan lagu itu"

Dira menghela nafas dan memilih menjatuhkan bobot tubuhnya ke sofa. Capek juga rupanya ia berjalan mondar-mandir tidak jelas seperti itu.

"Mamae... Dira kan sudah bilang jika akan menikahi si Cantik....."

"Si Cantik??? Maksudmu Olive, asisten Kiara?" potong Widya cepat dan Dira langsung menjawabnya dengan anggukan kepala.

"No...!!! No...!!! and No...!!!" teriak Widya keras.

"Why? Why? and Why, Mamae? Mama sendiri yang meminta calon istri sama Dira....."

"Tapi bukan dia orangnya, Dira...!!!" lagi-lagi Widya memotong ucapan Dira, meluapkan emosinya yang selalu meluber ketika berhadapan dengan anak sulungnya.

"Apa salah dan dosa....."

"Dira....!!!"

Widya memukul mulut Dira dengan bantal sofa. Anak sulungnya itu selalu membuatnya naik darah. Tak jarang Widya harus minum jus mentimun untuk menurunkan tekanan darahnya setelah berbicara dengan Dira.

"Mamae, Apa kurangnya Olive? apa salahnya Olive? Apa yang membuatnya tidak cocok di hati Mama?" suara Dira mulai melunak. Kalau sudah mendapat tabokan dari Widya, maka Dira akan menanggalkan sikap tengilnya dan berubah menjadi sosok yang serius.

"Dia cantik, baik, dekat dengan keluarga kita. Anaknya juga penurut"

"Tapi dia bule....!!!!"

"Lalu???" tanya Dira heran.

"Mama nggak bisa bahasa Inggris. Kamu mau Mama kerepotan kalau ngomong sama dia? Kalau Mama mau minta tolong sama dia gimana? Kalau Mama mau bergosip sama dia gimana? Kamu mikir nggak sih?" kata Widya sebal.

Ucapan Widya itu membuat Dira melongo tidak percaya. Pasalnya alasan Widya untuk menolak Olive sebagai calon istrinya itu adalah tidak masuk akal.

Jika hanya masalah perbedaan bahasa, Dira bisa meminta Olive untuk mengikuti les bahasa Indonesia dan lagipula nantinya Olive tidak akan tinggal bersama Widya di Indonesia. Dira tentu akan membawanya ke New York.

"Mama bisa les bahasa Inggris sama Om Edo. Malu dong sama tetangga. Tinggal di kampung inggris, suaminya CEO kursusan bahasa inggris terbesar di Pare. Masak istrinya nggak bisa bahasa inggris. Lagian kalau Olive jadi mantu Mama kan mendukung banget tuh. Nanti bakalan jd trending topic sekampung kalau Nyonyah Widya, istri pemilik kursusan Mahesa, mempunyai mantu bule dari Amerika " cerocos Dira, merayu Widya yang tak kunjung berhenti merajuk.

"Trending topic katamu???"

"Tentu saja, Mamae..."

"Nggak... Nggak... Nggak...!!! Mama tetap tidak setuju. Nanti kalau Mama minta dibuatin sayur bening sama sambal teri, memangnya dia bisa buatin? Kalau Mama minta dibuatin Ayam goreng sambal pencit, dia bisa bikinin?" sentak Widya yang membuat Dira kembali menggeleng- gelengkan kepala.

"Mamae mau cari mantu apa pembantu? Alasan Mamae menolak Olive itu tidak logic, Mama. Nggak Logic" kata Dira menekankan pada dua kata terakhirnya.

"Kalau hanya masalah makanan, Mama bisa suruh pembantu di rumah Kiara. Mamae butuh berapa? Mau yang jago apa? Bilang sama Dira. Olive mau Dira jadikan istri bukan koki" lanjut Dira membuat kadar emosi Widya semakin naik.

"Mama tidak mau tahu, pokoknya Mama tidak mau Olive menjadi mantu Mama"

"Lalu Mama maunya siapaaaaa.......????" Dira mulai frustasi menghadapi Widya.

"Dokter Athalia, tidak ada yang lain" kata Widya memberi ultimatum pada Dira.

Widya kemudian bangkit dan berlalu meninggalkan Dira yang masih duduk terpaku di sofa. Ia memilih menghampiri Edo yang sedang asyik membaca koran di ruang tengah.

"Athalia? Dokter itu yang Mama inginkan sebagai calon istriku? Apa tidak salah?" batin Dira.

Dira memijit-mijit pelipisnya. Pikirannya langsung berjalan entah kemana. Dira tak habis pikir dengan ucapan Widya. Menolak Olive dan memilih Athalia sebagai calon istrinya dengan alasan yang menurut Dira terlalu mengada-ngada.

Dira memang belum ada rasa pada Olive. Tapi ia lebih memilih asisten adiknya itu sebagai calon istrinya karena gadis itu sangat pemalu dan penurut. Dira sangat senang menggoda Olive, membuatnya gugup hingga berkeringat dingin.

Pernah suatu ketika Kiara mengamuk kepada Dira karena Olive menangis sesegukan akibat mainan tikus yang dilempar oleh Dira. Olive yang sangat penakut tentu saja berteriak histeris. Dira bukannya menenangkan, ia malah semakin menjadi-jadi dengan melempari Olive beberapa hewan karet mainan.

"Halo....." Dira menelpon Kiara yang saat ini sedang bulan madu di Milan.

"......."

"Lu lagi bikin anak ya? suara lu men de sah manja begini?" umpat Dira.

"........"

"Kir, bantu gue. Mamae nolak Olive jadi calon istri gue. Mamae lebih memilih dokter tidak terkenal itu sebagai calon mantunya" curhat Dira.

"........"

"Kir.... Lu jangan bikin anak terus dong!!! Bantuin gue nih!!! Gue lagi buntu" gerutu Dira, wajahnya mulai merengut.

"Tuan..."

Dira menoleh ketika mendengar Edward memanggil namanya.

"Tuan sedang apa?" tanya Edward yang di balas tatapan tajam oleh Dira.

"Apa kau tidak bisa melihat kalau aku sedang menelpon?" bentak Dira kesal.

Edward menggaruk-garuk kepalanya.

"Tu... tu... an..."

"APA??!!! Mau apa kau??" bentak Dira lagi membuat nyali Edward menciut.

"Ma... ma.. af, Tuan, kalau saya lancang. Ta... ta... tapi" kata Edward terbata-bata.

"Tapi apa???"

"Tapi itu yang Anda megang bukan ponsel, Tuan, melainkan remote AC" jawab Edward yang langsung saja membuat Dira melotot dan melempar benda padat yang sejak tadi ia tempelkan di telinganya.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ

ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ

mama kenapa menolak olive buat JD calon mantunya sih

2023-01-02

5

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

bang Dira yang badmood
Edward yang jadi sasaran korban nya🤣🤭

2023-01-02

2

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

jangan marah marah nty darah tinggi

2023-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!