Motor besar yang di kendarai Ilham dan kawan-kawan terus melaju membelah jalanan yang mulai sore dan mulai padat dengan kendaraan lain yang hendak pulang setelah seharian bekerja.
Ilham melajukan motornya dengan santai di belakang yang lainnya. Saat sedang santai berkendara tanpa sengaja Ilham melihat seorang perempuan yang sedang berjalan di trotoar sendirian memeluk sesuatu yang berbungkus hitam di depan tubuhnya.
Merasa tidak asing dengan seseorang yang hanya di lihatnya dari belakang itu membuat Ilham sedikit melaju lebih cepat agar bisa melihat siapa perempuan itu.
Tapi sayang, motor Ilham harus berhenti karena lampu merah. Sedangkan perempuan yang ingin di lihatnya sudah berbelok arah dan terus berjalan. Kepala Ilham celingukan mencoba melihat kemana kiranya perempuan itu akan pergi.
"Kenapa ham?" tanya Diki penasaran yang tidak sengaja melihat Ilham seperti sedang mencari sesuatu.
Sontak saja pertanyaan dari idki itu membuat yang lainnya melihag Ilham penasaran juga. Hal apa yang bisa mencuri perhatian dari si cuek itu.
"Gak ada" sahut Ilham singkat.
Setelah lampu sudah jaid hijau Ilham langsung tancap gas melaju ke arah di mana perempuan yang di lihatnya tadi pergi. Kawan-kawan Ilham yang melihat gelagat aneh dari teman mereka jaid ikut penasaran dan mengikuti dari belakang.
Sedangkan yang di ikuti tidak merasa karena sedang fokus mencari seseorang yang di lihatnya. Mata Ilham terus memburu sekitar yang di lewatinya berharap perempuan tadi terlihat.
"Siapa dia? kayak pernah lihat kalo dari model rambutnya, gak mungkin aku salah orangkan! pasti itu dia" gumam Ilham terus berusaha mencari namun tak kunjung di dapatinya.
"Kamu cari apa sih Ham? daerah sini kan deket lapas" ucap Firman setelah mereka mengimbangi laju Ilham karena sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya.
Ilham menghentikan laju kendaraannya dna menatap kawan-kawannya stau persatu.
"Ngapain kalian ngikut? pulang sana" usir Ilham tanpa rasa bersalah.
"Ya elah dia malah ngusir" ucap Gio.
"Kita itu penasaran sama apa yang kamu lakuin, gak biasanya kamu kaya lagi nyarik seseorang gitu" ucap Bagas.
"Nah bener tuh" tunjuk Doni pada Bagas.
"Memangnya kamu nyari apa sih Ham?" tanya Roy.
"Tahu nih anak, ini kan jalan mau ke lapas" celetuk Diki.
"Masa sih!" kaget Ilham kala mendengar ucapan Diki.
"Ya iya lah Ilham yang Hanum paling Perkasa" sahut Diki lagi sembari mengejek Ilham.
Memang Ilham tidak pernah lewat jalan yang merupakan jalan menuju lapas itu. Apa lagi Ilham yang tidak pernah lihat-lihat kalau lewat jadi ha mana mungkin dia tahu.
Ilham menghembuskan napasnya panjang, untuk apa juga dia harus mengikuti apa lagi mencari perempuan tadi. Tidak ada hubungannya juga dengan dirinya, jadi untuk dia harus repot-repot segala pikirnya.
"Udah lah lupakan aja, ayo pulang" Ilham melajukan lagi kendaraannya arah balik.
Kawan-kawan Ilham melongo melihat tingkah pemuda yang cuek itu.
"La dia pergi! gimana sih tuh anak gak jelas banget" gerutu Gio.
Mereka putar arah melaju kembali arah pulang, meski penasaran akan sikap Ilham tadi, tidak ada yang bisa memaksa pemuda itu untuk buka suara menjelaskan. Yang akan di dapatkan hanya lelah saja kalau memaksa Ilham untuk bicara sesuatu yang sudah di mintanya untuk di lupakan.
Selang beberapa menit setelah kepergian Ilham dan yang lainnya. Seseorang keluar dari persimpangan di jalan itu.
Perempuan yang tadi di cari Ilham baru saja keluar dari area lapas dan sekarang berjalan santai untuk pulang meninggalkan sesuatu yang berharga di dalam sana.
Berat hatinya untuk pergi tapi mau bagaimana lagi. Dirinya yang tidak berdaya hanya bisa pasrah menerima jalan takdir hidupnya. Hidup yang penuh kejutan bertubi-tubi membuatnya hampir tidak sanggup menerima segalanya.
Namun demi seseorang yang sangat di sayanginya dan sudah rela berkorban deminya membuatnya mencoba kuat dan tetap bertahan.
Dialah Arabellla yang baru keluar dari lapas membawakan makanan untuk orang tercintanya. Ia menghela napas panjang sembari melangkah, pekerjaan paruh waktunya masih menanti dan harus segera di selesaikan.
"Kamu kuat Bella, kamu pasti bisa" gumamnya menyemangati diri sendiri.
Di lain tempat...
Ilham memasuki sebuah rumah yang sudah di tinggalinya selama hampir tiga tahu. Sejak mausk sekolah menengah atas dirinya sudah tinggal di kota itu.
Kota kelahiran orang tuanya dan rumah di mana sang ayah di lahirkan. Sekarang rumah mewah ini di tempati oleh kakak laki-laki dari papanya.
"Dari mana Ham?" tanya sang bi Haru kala melihat sang keponakan masuk.
"Habis ketemu temen bi" sahut Ilham mendekati bibinya yang berada di dapur.
"Gimana sekolah tadi?" tanya bi Haru.
Kebiasaan dirinya yang selalu bertanya pada keponakannya dan anak-anaknya. Tentang bagaimana kegiatan mereka selama di luar rumah, baik itu kegiatan di sekolah atau di luar sekolah.
Itu sebabnya Ilham yang bersikap cuek dan acuh bisa merasa nyaman bersama bibinya karena sikapnya yang penuh perhatian dan hangat seperti mamanya yang berada di kota pusat.
"Biasa aja bi" sahut Ilham seraya minum.
"Gak ada yang spesial gitu! misalnya cewek yang kamu suka" ucap Haru sembari membantu pekerja rumah tangganya memasak.
Mendengar kata 'cewek yang kamu suka' dari bibinya membuat Ilham terpikir akan satu hal. Apa lagi kalau bukan perempuan yang mulai membuatnya penasaran.
Bahkan melihat rambutnya saja dirinya seakan sudah mengenal siapa perempuan itu. Sikapnya yang dingin dan aneh benar-benar misterius.
"Arabella" gumam Ilham pelan.
Tapi ternyata gumaman itu masih di dengar oleh Haru yang kebetulan berada di depan kulkas yang ada di belakang Ilham. Wanita paruh baya itu melihat Ilham yang baru saja menyebutkan satu nama.
"Siapa Arabella? apa pacar kamu?" tanya Haru penasaran memegang kedua pundak Ilham dari belakang dan menatap wajah keponakannya.
Ilham kaget akan pertanyaan bibinya, bagaimana mungkin bibinya ini bisa tahu apa yang baru saja di gumamkannya. Apa bibi mendengarnya? batin Ilham sedikit gelagapan, tapi segera ia mencoba tenang lagi.
"Pacar apa? aku gak punya bi" elak Ilham.
"Yang bener! trus tadi kamu nyebut nama Arabella itu apa? bagus loh namanya pasti orangnya juga cantik" goda Haru menatap keponakannya jahil.
Ilham menghela napas mendengar godaan bibinya.
"Siapa yang cantik ma?" tanya seseorang yang baru masuk.
Haru dan Ilham melihat Ardi, putra ke dua paman dan bibinya Ilham yang baru selesia mandi. Terlihat dari rambutnya yang masih basah.
"Pacar Ilham namanya Arabella" kata Haru berranjak ke arah dapur yang berada tidak jauh dari meja makan.
"Arabella! gak asing namanya" ucap Ardi duduk di hadapan Ilham.
"Kakak kenal sama dia?" tanya Ilham penasaran dan berharap mendapatkan jawaban memuaskan.
"Entahlah kayak pernah denger aja" Ardi mengambil ponselnya lalu diam.
"Dimana kakak dengernya?" penasaran Ilham lagi, bahkan tubuhnya sampai di condongkan kedepan untuk melihat kakak sepupunya lebih dekat.
Ardi melihat Ilham dengan satu alis terangkat, tidak biasanya adik sepupunya ini terlihat sangat penasaran. Biasanya selalu acuh dan tidak perduli, tapi kali ini tidak seperti biasanya.
Ardi mengulum senyum jahilnya agar tidak terlihat.
"Kayaknya..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments