Bagian 01 : Melisa

Tok... tok... tok..

"Kak, buka pintunya, ini Arkan." Remaja 15 tahun itu masih berdiri di depan pintu rumah, berharap sang Kakak segera membukakan pintu sebelum Ayah melihatnya.

"Arkan?"

Melisa yang baru selesai mandi pun bergegas membuka pintu depan untuk sang adik. "Ada apa, Arkan?"

"Kak, Arkan punya ini untuk Kakak!" Arkan menyerahkan paper bag yang ia bawa pada Melisa. "Boleh temani Arkan duduk di taman, Kak?"

Melisa mengangguk, sebelumya ia meletakkan paper bag yang Arkan berikan di atas sofa.

Kini Kakak beradik itu sedang duduk di kursi taman samping. Tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama.

"Gimana liburannya, Kak? Seru, ya?" tanya Arkan. Jujur saja Arkan tidak pernah pergi sejauh itu dengan teman-temanya, apalagi sendiri. Jangan harap akan mendapat izin dari Ayah.

"Seru." Melisa meraih tangan sang adik yang hanya terpaut usia 2 tahun darinya.

"Erlan mana? Apa masih belum selesai mengerjakan tugas sekolah?" tanya Melisa.

"He'em. Ayah melarangku membantu Erlan lagi."

"Emm, gitu, ya."

"Kak?"

"Iya, Arkan. Ada yang mau Arkan ceritain ke Kakak?"

"Arkan boleh nggak jadi Kakak, sehari aja? Arkan juga mau bebas, Arkan juga mau jalan-jalan sama temen Arkan!"

Melisa menggeleng. "Arkan, apa yang Arkan liat sekarang, nggak semudah itu jika Arkan menjalaninya nanti. Ayah seperti itu karena Ayah sayang Arkan. Ayah nggak mau Arkan kenapa-kenapa. Apapun yang Ayah lakukan, itu demi kebaikan kita semua."

Arkan menyandarkan kepalanya di pundak Melisa. Menatap ke arah jam tangan. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum persiapan tidur.

"Kemarin pas Kakak berangkat, Mama khawatir banget sama Kakak. Sampai-sampai Mama terus mantauin Instragram dan WhatsApp Kakak. Mastiin kalo Kakak sampai dengan selamat."

"Kenapa Mama nggak pernah tanyain kabar Kakak? Ayah ngelarang, ya?"

"Emm-" Arkan melirik Melisa sejenak. Ia tak sanggup jika menceritakan apa yang Ayahnya katakan. Ini terlalu menyakitkan bagi Arkan.

"Nggak apa-apa, Kakak ngerti kok." Melisa membelai rambut sang adik. Yang bahkan potongan dan gaya rambutnya pun ada dibawah kontrolan Ayah.

"Udah waktunya, Kak. Arkan masuk dulu ya. Kakak juga istirahat yang cukup, Kakak pasti capek, kan?" Arkan berdiri, ia mengulurkan tangannya pada Melisa. Berjabat tangan seperti biasa.

"Selamat malam, Kak. Semoga mimpi indah."

"Selamat malam, Arkan. Terimakasih untuk hadiahnya."

"Sama-sama, Kak."

"Emm, Arkan!"

"Iya?" Arkan menoleh.

"Pulang sekolah, ambil di depan pintu, Kakak punya sesuatu buat Kalian berdua!"

"Oke, Kak!"

Melisa kembali duduk, menatap langit malam yang begitu sepi. Tidak ada bintang-bintang yang berkelap-kelip, ataupun bahkan cahaya rembulan. Sepertinya tertutupi oleh awan mendung yang begitu tebal.

"Terimakasih, Arkan, karena udah peduli sama Kakak."

Di rumah utama, Arkan dan Erlan tak sebebas Melisa. Di sana, mereka juga harus mengikuti aturan yang Ayah buat. Mulai dari jam belajar, makan dan tidur. Semuanya sudah diatur oleh Ayah. Bahkan kedua bocah laki-laki tidak boleh keluar rumah, kecuali pergi ke sekolah dan pergi dengan izin Ayah.

Untuk bermain, mereka hanya diizinkan di hari libur saja. Itupun hanya sampai jam 5 sore. Sebelum malam sudah harus kembali ke rumah utama.

Melisa membuka paper bag yang Arkan berikan, ada sebuah baju kaos, yang Melisa ingin beli bulan lalu.

"Dia masih inget?"

Melisa sangat menyukai baju kaos itu. Jadi sebulan yang lalu, Melisa dan Arkan membuat janji di luar rumah. Arkan menggunakan waktu bermainnya untuk menemani Melisa nonton bioskop dan berbelanja. Tanpa sepengetahuan Ayah tentunya.

^^^Melisa :^^^

^^^Terimakasih banyak, Arkan.^^^

...****************...

Melisa menaiki tangga menuju lantai tiga. Lantai di mana kelas barunya berada. Hari ini adalah hari pertama Melisa masuk sekolah, tahun ini juga adalah tahun terakhirnya di bangku SMA.

"Melisaku?" Seorang siswa berjalan ke arah Melisa, ada sebuah kotak makan di tangannya. Siswa itu adalah Fais. Teman seangkatan Melisa yang sudah lama menyatakan perasaan pada Melisa. Tapi Melisa menolak untuk menjadi kekasih pria itu. Melisa hanya ingin mereka berteman seperti biasa.

"Ini?" Melisa kebingungan saat Fais malah menyerahkan kotak makannya pada Melisa.

"Buat Melisaku!"

"Tapi Fais, aku-"

"Suust, jangan nolak. Aku tau kamu belum sarapan, kan? Jadi udah, terima aja, ya, Cantikku!"

Fais menoel pipi Melisa, lalu melangkah melewati Melisa menuju kelasnya.

"Makasih," lirih Melisa. Bukanya Melisa tak menghargai perasaan Fais padanya, tapi untuk memiliki hubungan dengan pria seperti Fais, rasanya Melisa benar-benar tidak bisa.

Fais memang terkenal dengan kekayaan, ketampanan dan juga kepintaran. Banyak gadis yang mengantri untuk jadi kekasihnya. Tapi Fais sendiri malah memilih Melisa sebagai tambatan hati.

Satu tahun yang lalu, Fais tiba-tiba saja mengajak Melisa untuk bertemu di kantin sekolah. Fais menawarkan sebuah permohonan pada Melisa, ia meminta izin agar Melisa memperbolehkannya melakukan PDKT. Agar tidak banyak lagi cewek yang berharap pada Fais, itu tujuan awalnya.

Jujur, Fais risih jika harus mendapatkan coklat dan surat cinta setiap hari di atas meja, tas, dan bahkan di motornya.

Awalnya Fais hanya sekadar becanda tentang dirinya dan Melisa, tapi dengan seiring berjalannya waktu, remaja itu benar-benar ingin dekat dengan Melisa, oleh sebab itu, Fais masih terus mendekati Melisa sampai sekarang. Walaupun Fais tau, Melisa tidak akan pernah mau menjadi kekasihnya.

"Jangan denganku, jika kamu tidak siap kecewa."

......................

Via menatap kotak makan di atas meja Melisa. Lalu beralih menatap wajah gadis di sampingnya. "Dari Fais lagi?"

"Hmmm."

"Kenapa? Kamu risih? Kalo iya, nanti biar aku yang ngomong ke Fais!" ucap Via.

"Jangan, Vi. Biarin aja. Kita liat aja, sejauh mana dia berjuang."

Via memicingkan matanya.

"Jadi, kamu mulai goyah nih sama Fais?"

"Nggak sama sekali!"

"Terus? Kalo nggak suka, bilang nggak. Jangan marah berharap dia bakal terus berjuang buat dapatin kamu!"

"Bukan gitu, Vi!"

"Terus gimana?"

Melisa diam. Dia sendiri bingung harus menjelaskan seperti apa pada Via. Melisa memang tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan Fais. Tapi Melisa ingin melihat sejauh mana Fais berusaha untuk mendapatkannya! Hanya sebatas itu saja.

"Terserah kamu deh, Mel!"

"Eh, nanti pulang sekolah kita ke rumah Rere ya?" lanjut Via.

"Nah, iya. Aku juga mau ngajakin kamu ke sana tadi!"

"Ya udah, nanti kita berangkat samaan aja! Kasian Rere, dia pasti khawatir banget sama keadaan Mamanya, sampai-sampai dia nggak mau pergi sekolah sebelum keadaan Mamanya membaik!"

"Iya, kita doain aja semoga Tante cepet pulih dan Rere juga cepet masuk sekolah lagi."

"Semoga."

Via mengambil kotak makan milik Fais. Membukanya. Ada tiga keping roti dengan selai coklat di sana. "Makan, Mel. Buat ganjel perut. Mau aku suapin?"

Via mengarahkan potongan roti di tangannya pada Melisa.

"Apaan sih, Vi. Aku bukan anak kecil lagi, ya!"

"Hahahaha, ya udah, di makan makanya!"

Via menatap Melisa, gadis itu tau bagaimana selama ini Melisa menjalani kehidupannya. Kadang Via sendiri tidak habis pikir dengan kelakuan Ayah Melisa. Bisa-bisanya ia memperlakukan Melisa seperti bukan anak kandungnya sendiri. Hanya karena Melisa seorang anak perempuan!

"Ini yang buat aku terus bersyukur setiap hari, Tuhan memberiku keluarga yang begitu sayang padaku, orang tua yang tidak pernah membeda-bedakan kami, aku juga beruntung memiliki seorang Kakak yang begitu perhatian dan sayang padaku, dan juga seorang adik, ya walaupun kami sering bertengkar. Tapi apapun itu, aku tetap bersyukur. Karena aku nggak ngalamin seperti apa yang Rere dan Melisa alami di kehidupan mereka." Batin Via.

"Eh, Mel. Nanti abis upacara, kita pergi liat-liat siswa baru, yok!"

"Nggak, kamu aja!"

"Ih, temenin aku, Mel!"

"Via!" Melisa melotot. "Jangan buat ulah lagi, ya?!"

"Hiks, padahal aku pengen loh punya gebetan berondong!" lirih Via.

"Bodoamet!"

"Sekali aja, Mel!"

"Nggak, tetep nggak!" tegas Melisa.

...****************...

Terpopuler

Comments

Mia Pratiwi🍇

Mia Pratiwi🍇

via si berisik yg selalu bikin suasana ga pernah sepi🥰

2022-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bagian 01 : Liburan
2 Bagian 01 : Bukit Cinta
3 Bagian 01 : Gyuandr_
4 Bagian 01 : Melisa
5 Bagian 01 : Restu Bumi
6 Bagian 01 : Memulai PDKT
7 Bagian 01 : Beri kesempatan?
8 Bagian 01 : Keputusan
9 Bagian 01 : Minta Bantuan
10 Bagian 01 : Kencan Pertama?
11 Bagian 01 : Melisaku?
12 Bagian 01 : Arkan dan Erlan
13 Bagian 01 : Es Krim
14 Bagian 01 : Bioskop
15 Bagian 01 : Kesalahan Rozi
16 Bagian 01 : Kangen?
17 Bagian 01 : Sleep Call
18 Bagian 01 : Melisa (2)
19 Bagian 01 : Mulai Goyah
20 Bagian 01 : Donat!
21 Bagian 01 : Hari Peringatan!
22 Bagian 01: Pilihan!
23 Bagian 01 : Jarak
24 Bagian 01 : Demi Melisa
25 Bagian 01 : Menjalani Takdir
26 Bagian 02 : Memulai Lagi
27 Bagian 02 : Liburan (2)
28 Bagian 02 : Liburan (3)
29 Bagian 02 : Liburan (4)
30 Bagian 02 : Liburan (5)
31 Bagian 02 : Liburan (6)
32 Bagian 02 : Liburan (7)
33 Bagian 02 : Mengulang Kenangan
34 Bagian 02 : Misi PDKT part 2
35 Bagian 02 : Bertemu Kamu
36 Bagian 02 : Kita
37 Bagian 02 : Maafkan Melisa
38 Bagian 02 : Mari Kita Akhiri
39 Bagian 02 : Kenapa?
40 Bagian 02 : Sayang
41 Bagian 02 : Tanpa Ayah?
42 Bagian 02 : "Urusan Penting."
43 Bagian 02 : Terimakasih
44 Bagian 02 : Happy Birthday, Kak Melisa
45 Bagian 02 : Suprise (1)
46 Bagian 03 : Suprise (02)
47 Bagian 03 : Makan Malam
48 Bagian 03 : Aturan
49 Bagian 03 : Beban
50 Bagian 03 : Camping (1)
51 Bagian 03 : Camping (2)
52 Bagian 03 : Camping (3)
53 Bagian 03 : Camping (4)
54 Bagian 03 : Siapa?
55 Bagian 03 : Mama
56 Bagian 03 : Orang Baik
57 Bagian 03 : Firasat
58 Bagian 03 : Peringatan!
59 Bagian 03 : Erlan
60 Bagian 03 : Berdebar
61 Season 1 - Tamat.
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bagian 01 : Liburan
2
Bagian 01 : Bukit Cinta
3
Bagian 01 : Gyuandr_
4
Bagian 01 : Melisa
5
Bagian 01 : Restu Bumi
6
Bagian 01 : Memulai PDKT
7
Bagian 01 : Beri kesempatan?
8
Bagian 01 : Keputusan
9
Bagian 01 : Minta Bantuan
10
Bagian 01 : Kencan Pertama?
11
Bagian 01 : Melisaku?
12
Bagian 01 : Arkan dan Erlan
13
Bagian 01 : Es Krim
14
Bagian 01 : Bioskop
15
Bagian 01 : Kesalahan Rozi
16
Bagian 01 : Kangen?
17
Bagian 01 : Sleep Call
18
Bagian 01 : Melisa (2)
19
Bagian 01 : Mulai Goyah
20
Bagian 01 : Donat!
21
Bagian 01 : Hari Peringatan!
22
Bagian 01: Pilihan!
23
Bagian 01 : Jarak
24
Bagian 01 : Demi Melisa
25
Bagian 01 : Menjalani Takdir
26
Bagian 02 : Memulai Lagi
27
Bagian 02 : Liburan (2)
28
Bagian 02 : Liburan (3)
29
Bagian 02 : Liburan (4)
30
Bagian 02 : Liburan (5)
31
Bagian 02 : Liburan (6)
32
Bagian 02 : Liburan (7)
33
Bagian 02 : Mengulang Kenangan
34
Bagian 02 : Misi PDKT part 2
35
Bagian 02 : Bertemu Kamu
36
Bagian 02 : Kita
37
Bagian 02 : Maafkan Melisa
38
Bagian 02 : Mari Kita Akhiri
39
Bagian 02 : Kenapa?
40
Bagian 02 : Sayang
41
Bagian 02 : Tanpa Ayah?
42
Bagian 02 : "Urusan Penting."
43
Bagian 02 : Terimakasih
44
Bagian 02 : Happy Birthday, Kak Melisa
45
Bagian 02 : Suprise (1)
46
Bagian 03 : Suprise (02)
47
Bagian 03 : Makan Malam
48
Bagian 03 : Aturan
49
Bagian 03 : Beban
50
Bagian 03 : Camping (1)
51
Bagian 03 : Camping (2)
52
Bagian 03 : Camping (3)
53
Bagian 03 : Camping (4)
54
Bagian 03 : Siapa?
55
Bagian 03 : Mama
56
Bagian 03 : Orang Baik
57
Bagian 03 : Firasat
58
Bagian 03 : Peringatan!
59
Bagian 03 : Erlan
60
Bagian 03 : Berdebar
61
Season 1 - Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!