Masih pagi sudah terjadi keributan di penginapan yang Melisa dan kawan-kawannya tempati.
"Ini curang, kan semalam Hp aku dipakek setel musik! Jadi wajar dong paling cepet habis batereinya! Mana bisa kayak gitu!" ucap Melisa, membela diri, dan tidak terima kalo dia yang harus kalah challenge.
"Udahlah, Mel. Terima aja, kan cuman foto, habis foto udah, selesai perkaranya!" ucap Via santai. Perkara kecil, kenapa harus diperbesar, kan?
"Mau foto sama siapa?"
"Ya random, siapa-siapa yang kita nggak kenal!"
"Hemmm. Iyain aja!" Melisa mengeluarkan changer dari tasnya. Malas berdebat, ikuti aja kemauan mereka. Lagi pula ini kan cuman seru-seruan aja. Nggak boleh dibawa baper! Apalagi sampai kesel.
"Ya udah, sekarang kita sarapan dulu, abis sarapan Melisa harus jalani sanksinya!"
"Iya-iya!"
Setelah sarapan dan mengirim laporan pada orang tua mereka (sesuai dengan peraturan jalan-jalan di luar kota) Melisa dan kawan-kawannya pun bergerak menuju tempat wisata pertama di hari kedua.
Bukit Cinta, konon katanya bukit ini disebut sebagai Bukit Cinta karena setiap pasangan yang bertemu dan berkenalan di Bukit ini akan menjadi pasangan yang langgeng, bahkan katanya akan sampai pada jenjang pernikahan. Untuk itu, Via mengajak kedua temannya ke sana. Untuk mencari gebetan, katanya.
"Kamu percaya nggak sama mitos Bukit Cinta ini?" tanya Rere pada Melisa yang tengah mengambil gambar pemandangan di sekitarnya.
"Namanya aja mitos, percaya nggak percaya sih. Cuman kan kalo urusan pasangan, itu udah ada yang ngatur. Ya mungkin aja, kisah cinta atau perjalanan cinta mereka memang dimulai dari Bukit ini. Iya, kan?"
"Ya juga sih, bahkan ada yang kenal dari game atau medsos juga, kan?" sahut Rere.
"He'em."
"Mel, Re! Cepet, ih!" Teriak Via sudah tak sabar untuk sampai di atas Bukit.
Akses jalan untuk naik ke Bukit Cinta itu hanya sebuah jalan setapak yang cukup aman dilalui, terlihat dari bawah Bukit sudah banyak orang yang sedang berpose di atas sana. Cuaca hari ini cukup mendukung. Terik matahari tidak begitu menyengat di kulit.
Melisa memotret hamparan laut yang terlihat begitu indah dari atas Bukit. Masih mengabaikan Via dan Rere yang merengek minta di foto.
"Mel?"
"Hmmm."
"Sanksinya!"
Melisa menoleh ke kanan dan kiri, mencari siapa yang akan ia ajak untuk berfoto bersama.
"Harus cowok! Nggak boleh cewek!" Tegas Via.
"Lah, kemarin peraturannya nggak gitu?!"
"Udah, udah, itu tuh ada om-om nganggur! Sikat aja!" Via menarik tangan Melisa, menyeret gadis itu ke arah pria yang sedang berdiri menghadap pantai. Rere sudah siap sedia dengan kamera Handphone-nya.
"Permisi, Om. Boleh minta foto?"
"Hah?" Gibran menurun kaca mata hitamnya. Menatap ke arah tiga gadis yang entah datang dari mana dan tiba-tiba minta foto bareng.
"Temen saya mau fotbar, Om. Boleh?"
Tanpa menunggu jawaban, Via langsung mendorong tubuh Melisa, sampai gadis itu berdiri sejajar dengan Gibran, pria yang dia tak kenal sama sekali.
"Oke, senyum. Satu, dua, tiga, cissss!"
"Sekali lagi, lebih deket dong!!"
Melisa melotot, saat tangan pria yang tak ia kenal itu tiba-tiba merangkul bahunya. Saking dekatnya jarak mereka, sampai Melisa bisa mencium aroma parfum pria itu.
"Boleh lihat hasilnya?!" Gibran menurunkan tangannya, tak perduli dengan gadis kecil yang masih mematung, tak habis pikir dengan kelakuan kedua teman laknatnya itu.
"Om punya Instagram?"
"Aku?" Gibran masih kebingungan, ini yang dipanggil Om dia atau siapa? Apakah Gibran terlihat setua itu di mata gadis-gadis ini?
"Oke, follback ya, Om!" Via tersenyum setelah mendapat apa yang ia inginkan.
"Udahkan? Ayo turun!" Melisa melewati Rere dan Via begitu saja. Bukannya marah, tapi ia malu saja dengan tingkah berlebihan Via. Katanya cuma foto, kok sampai minta akun Instagram segala?! Memalukan sekali!
"Eh, terimakasih ya, Om!" Rere menarik tangan Via. Namun gadis itu malah menahan Rere, sambil berkata, "Btw temen saya-" Via menunjuk ke arah Melisa yang sudah berjalan cukup jauh. "Dia jomlo, sikat aja, Om!"
Rere langsung menarik tangan Via lebih kencang lagi, menyeret gadis itu agar segera menjauh dari Gibran.
"Dasar, bocah!" Gibran menggeleng sembari tersenyum, mengingat ekspresi wajah gadis yang terlihat begitu terpaksa berfoto dengannya tadi. "Tapi dia terlihat manis."
...****************...
Melisa memperbesar foto yang Rere kirim, jika diperhatikan, wajah pria di sampingnya lumayan juga. Tapi jika dilihat sekilas, mereka terlihat seperti adek-kakak. Dengan tinggi Melisa yang hanya sedada Gibran. Dan tubuh Melisa terlihat begitu kecil jika disejajarkan dengan tubuh kekar Gibran.
"Cie... cie... diliatin mulu fotonya!" Via menoel pipi Melisa, membuat gadis itu langsung mematikan Hpnya.
"Apaan sih. Aku nggak suka ya, kalo kamu kayak gitu, Vi! Nanti dia mikir kita ini cewek apa? Cewek murahan?"
"Ish, sante aja, Mel. Dia pasti tau kok, kalo ini itu cuman candaan. Eh lagi pula, ya. Dia kayaknya orang baik! Coba liat ini!"
Via menunjukan akun Instagram Gibran, terlihat hanya ada 9 postingan. Salah satunya foto Gibran dengan Ibu dan adik perempuannya. Dan di slide berikutnya ada foto dengan sang Ayah dan Ibu juga.
"Lihatlah, dari tampangnya, dia sepertinya cowok pekerja keras, sayang keluarga dan yang terpenting, dia masih jomlo juga!"
"Tau dari mana dia jomlo?" Melisa menaikan sebelah alisnya.
"Ya buktinya dia nggak pernah posting ceweknya?!"
"Nggak posting, bukan berarti nggak punya, Viaaa!"
"Tapi kalo dia jomlo, kamu mau nggak, Mel?"
"Kok aku?"
"Ya kalian kelihatan cocok aja!"
"Cocok? Aku? Melisa? Sama om-om?"
"Iya, cocok, Mel!"
"Nggak! Buat kamu aja!"
Via menatap foto Gibran sekali lagi. "Lebih cocok buat kamu loh, Mel!"
"Bodoamet!!" Melisa beranjak keluar dari penginapan, berjalan menuju kolam. Ada Rere yang sedang berenang di sana.
"Re?!"
"Kenapa lagi?" Rere menepi untuk mengobral dengan Melisa.
"Masak iya Via bilang aku cocok sama Om-om tadi!"
"Hahahaha, cocok sih, cocok banget malah!"
"Re!"
"Lah, lagian ya, Melisa cantik. Kamu tau kan Bestie kamu yang satu itu emang suka jodoh-jodohin orang? Ya udah bawa sante aja, kaya biasa!"
"Tapi--"
"Udah sini, temenin aku berenang!" Rere menarik tangan Melisa, sampai Melisa tercebur dan basah kuyup.
"Kalo kata aku sih, Om-om tadi itu lebih cocok sama kamu, daripada si Fais!"
"Jangan sebut nama cowok itu, merinding aku!"
"Hahahaha, hallo Melisaku, sayangku, cintaku...."
"Rere!!!!"
Melisa menekan tubuh Rere ke dalam air, tak membiarkan gadis itu muncul ke permukaan.
"Gila ya kamu, Mel! Untung aku mermaid, jadi bisa tahan lama di dalam air!"
"Nyenyenyenye!"
...****************...
"Khemmm, dia siapa? Diliatin terus dari tadi!" Rozi duduk di samping Gibran, membuat pria itu langsung menyembunyikan Handphone-nya.
"Bukan siapa-siapa!"
"Bukan siapa-siapa? Tapi kok diliatin terus? Kok ngeliatin sambil senyum-senyum?"
"Karena dia cantik, dia manis!"
"Siapa?" Rozi berpikir sejenak, apakah ada cerita yang ia lewatkan hari ini?
"Emm, bukit tadi namanya bukit apa? Gue lupa!" tanya Gibran, mengalihkan pembicaraan.
"Bukit Cinta? Kenapa? Apakah seorang Gibran Yuandara ini menemukan kekasih hatinya di sana?"
"Bisa jadi!" Gibran memasukkan Handphone-nya ke dalam saku celana. Rencananya ingin bermain air pantai lagi sebelum mereka pulang.
"Oy, mau kemana? Ceritain dulu!"
Gibran hanya melambaikan tangan, sama sekali tidak ingin berbagi cerita tentang gadisnya pada Rozi.
Akhirnya, setelah sekian lama, Gibran merasakan lagi perasaan ini, perasaan gembira ketika mengingat seseorang, perasaan bahagia ketika melihat wajah seseorang. Apakah Gibran sedang jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Melisa, nama yang cantik, secantik wajahnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
💞Nia Kurnaen💞
hmmm...nambah satu lagi om bucinnya...lengkaplah...ntar bikin group trio om bucin...😄
2023-04-23
1
Mia Pratiwi🍇
woww om gibran udah senyam senyum sendiri ajah😂😂
2022-07-03
2
Tini Laesabtini
Bukit cinta dimana tuh thor?
Mau bawa anak gadisku siapa tau dapat jodoh disana
2022-07-01
1