Alhamdulillah setiap hari ada saja permintaan pelanggan untuk stok nugget buat keluarga semakin banyak. Aku jadi teringat dulu masih awal-awal jualan susah banget dapet pembeli, akhirnya aku putuskan untuk berjualan keliling setelah pulang kampus dan hasilnya Masya Allah tak terduga. Banyak bu ibu yang berada dekat dengan indekost saat kuliah di Semarang yang jadi pelanggan tetapku jadi aku tidak terlalu pusing untuk cari pelanggan apalagi promosi dari mulut ke mulut para ibu-ibu di sana sangat luar biasa membantu.
Dan setelah aku kembali ke asal ku tak jarang pula pesan masuk dari ibu-ibu langganan nugget ku yang mengeluh karena merindukan nugget buatan ku. Masya Allah jika dekat di cari dan ketika jauh selalu di rindukan.
Sudah Hampir 2 tahun aku balik ke sini dan selama itu pula aku belum bertemu dengan teman-teman ku. Ya hanya Jihan lah yang tau jika aku sudah menetap kembali di sini, begitu pun aku tetap memintanya untuk tak banyak menceritakan tentang keadaanku sekarang.
Jihan sering sekali meminta ku untuk bergabung kembali ke grup khusus Alumni kelas namun aku menolaknya yang sudah pasti dia tahu alasannya.
Tak jarang dia juga sering keceplosan bercerita mengenai teman-teman yang lain terutama Malik. Tak lupa dia selalu berbagi foto kebersamaan dengan para Alumni. Entah ada tujuan terselubung apa tidak aku pun tidak tahu, yang ku fikir hanya dia ingin aku juga merasakan bahagia yang dia rasakan walaupun lewat foto.
______
"Shofie hari ini ibu ikut belanja ya, sudah lama sekali semenjak kamu balik kesini ibu gak pernah ke pasar lagi, ibu rindu suasana pasar saat pagi, ibu juga ingin masak makanan kesukaan kakak-kakak mu, bukankah hari ini mereka semua akan datang ke rumah kita" titah ibu selesai sholat Subuh.
"Boleh bu, apa sih yang enggak boleh untuk ibuku yang cantik ini" jawabku sambil mencubit pipinya yang terlihat mulai keriput.
"kalo ibu ikut jangan lupa Abah di belikan bubur ayam di perempatan jalan ya sudah lama sekali Abah enggak makan bubur ayam di situ" pinta Abah yang segera di iyakan oleh ibu.
Setelah lelah berkeliling pasar aku dan ibu segera memasukkan belanjaan yang banyak ini ke mobil, ya hari aku memilih naik mobil karena ibu akan belanja banyak untuk masak makanan kesukaan anak menantu serta cucu-cucunya itu karena kalo naik motor pasti aku akan kepayahan bawanya apalagi ibu. Lepas dari membereskan belanjaan aku dan ibu langsung menuju tukang bubur untuk membeli pesanan Abah.
"Mang buburnya tiga ya di bungkus" ujarku pada mang bubur
"siap neng"
Aku yang menunggu pesanan sesekali memperhatikan ibu yang berada tak jauh dariku membeli kue-kue basah kesukaannya. Hari ini ibu terlihat begitu senang berbelanja ke pasar.
Tapi kok ku lihat-lihat ibu lagi ngobrol ya, sama siapa tu ?
"neng ini buburnya" mang bubur lantas memberikan pesanan ku dan aku langsung menghampiri ibu.
"bu sudah selesai" tanyaku saat ibu dan temannya berbincang dengan ibu-ibu seusianya.
"sudah dek, pesanan Abah sudah kan ?" dan ku anggukin
ku lihat-lihat wanita yang bersama ibu seperti tidak ading bagiku.
"ini anakmu itu Dahlia ?" tanya teman ibu
"iya, dia yang seangkatan sama anakmu yang pernah ku ceritakan dulu" jawab ibu
apa?? aku gak salah denger, ibu menceritakan aku pada temannya dan anaknya juga seangkatan sama aku. Ibu memang luar biasa aktif.
"sesekali main nak ke rumah ibu, kayaknya dulu kamu pernah ke rumah ibu zaman sekolah dulu bareng temen-temen kamu"
"ohh iya bu nanti Insya Allah jika ada waktu luang saya akan berkunjung, tapi maaf bu jika boleh tau anak ibu yang seangkatan sama saya siapa ya namanya ? mungkin saja saya lupa" kataku sembari senyum pada ke dua wanita ini.
"nahh ini anak ibu" tunjuknya ke arah belakang ku
Terkejut bukan kepalang saat tau ternyata Malik adalah anaknya temen ibuku, kenapa selama ini aku gak tahu si dan ibu selama ini kenapa tidak cerita (batinku)
"nahh sudah ingat kan nak Shofie siapa anak ibu ini"
Ku tatap wajahnya sesaat dan terpaksa ku tarik bibirku untuk sekedar senyum meskipun berat sekali rasanya.
"ahhh iya saya ingat bu, rupanya Malik ini anak ibu ya" tanya ku basa basi
Sejak pertemuan di coffee shop itu dan beberapa kali bertemu kembali dengannya dia terlihat cuek dan dingin, entahlah aku juga gak paham yang jelas meskipun hanya sekedar basa basi setidaknya aku tak sejahat dugaannya.
____
Sudah jam sepuluh pagi kakak kakak ku satu persatu mulai datang dengan segala kehebohan ramai sekali rumah ini penuh suara anak-anak, senda gurau dan gelak tawa kami sampai waktu jam makan siang pun tiba dan aku beserta kak zahra lah yang bertugas menyiapkan makan siang ini.
Selesai makan kami semua pun berkumpul di halaman belakang sekedar mencari angin segar karena makanan yang ibu masak hampir semua pedas.
Semua anak menantu cucu diperlukan sama oleh Abah dan Ibu tiada membedakan satu dengan yang lainnya, tak ada ke cemburuan antara kami, semua ini berkat didikan mereka sedari kami semua kecil saat ekonomi kami benar-benar jauh di bawah.
Aku yang dari tadi bermain dengan keponakan ku hampir melupakan momen untuk mengabadikannya sekedar foto-foto. Tiba-tiba teringat gawai ku di kamar Dengan sigap langkahku menuju kamar. Tak lupa ku cek aplikasi hijau yang ku lihat berpuluh-puluh pesan dan panggilan dari nomor yang tak ku kenal maupun nomor yang sudah tersimpan.
Belum sempat lagi aku melihat semua notifikasi teriakan bocah-bocah memanggil namaku dengan kuatnya memecah fokusku.
Buu...
Buu Shofie..
Cepat kesini bu...
Begitulah yang terjadi setiap kali kami berkumpul.
____
Tak terasa Adzan Dzuhur mulai terdengar, saat itulah kami bersiap untuk sholat berjamaah.
Selesai ini kami kembali, ada yang kembali ke belakang ada yang nonton TV ada juga yang tidur sejenak.
____
Senja mulai menampakkan jingga nya yang indah, burung-burung juga terbang berbarengan membentuk formasi yang indah, terasa sekali suasana di kampung ini.
Selesai Magrib kakak-kakak ku pada berpamitan untuk pulang tapi tidak dengan kak Zahra, biasanya jika menginap dia akan kembali ke Indekosnya keesokan paginya.
Sebelum ku pejamkan mataku ku periksa kembali aplikasi hijau ini.
Ku buka isi pesannya
Assalamualaikum
Shofie
Apa aku mengganggumu ?
Jika sudah tidak sibuk tolong balas pesanku ini
Malik
Entah ada angin apa tiba-tiba saja aku merasa merinding sampai ku ucap istighfar berkali-kali sampai aku tak sadar kak Zahra memanggil ku beberapa kali.
"kamu kenapa dek"
dan hanya ku jawab dengan gelengan kepala saja.
Aku bingung dari mana dia bisa tau nomor ku ini, sementara yang tahu hanya keluarga dan rekan kerja saja itupun tidak semua rekan kerjaku punya.
Bayang-bayang wajahnya yang tampan bak aktor Korea dengan kulit putih tubuh tinggi dan hidung mancung sekelebat lewat tanpa permisi.
Ya Allah tak henti-hentinya aku beristighfar.
Yang ku tahu, biasanya orang yang mengalami ini adalah yang selalu memikirkan orang tersebut sedangkan aku tidak memikirkan kenapa bisa begini, alam bawah sadar ku mungkin terlalu bekerja keras selama ini karena mungkin terkejut berjumpa dengannya dengan tiba-tiba itu jadi belum terbiasa.
______
Pagi ini, di sekolah akan kedatangan tamu yang akan menyumbangkan dana untuk pengembangan sekolah dan aku di tugaskan untuk menemani pamanku selama tamu itu berada di sini.
Tepat jam sepuluh pagi tamu yang di tunggu pun datang, Ku lihat ada 2 orang laki-laki memasuki pekarangan sekolah.
Mereka disambut oleh pamanku dan membimbing mereka memasuki kantor kepala sekolah. Aku yang masih menyiapkan teh sesekali mendengar obrolan mereka yang membahas keadaan sekolah.
Ku persilahkan kedua tamu untuk menikmati teh serta cemilan yang ada. Aku duduk di sebrang pamanku sembari ku dengarkan maksud kedatangan donatur ini yang sebenarnya mereka utusan dari perusahaan yang ada di kota.
Jadi untuk serah terima dana ini akan langsung di berikan oleh Direktur secara langsung dua hari kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Baihaqi Sabani
duh jgn2 donaturyaaa malik😆😆😆
2022-12-12
1
Husna Damanik
bisa jadi malik yang memikirkanmu shofie, ujian cinta memang begitu
2022-07-08
1