2. Siapa Sarah

Pria itu mendekat ke arah Ayu dan menatap Ayu dengan tajam.

"Maafkan saya Mbak, saya terburu-buru tadi. Saya benar-benar minta maaf. Ayo kita ke rumah sakit untuk mengobati luka Mbak." Ucap pria itu.

"Sudah Mas, saya nggak apa-apa kok." Balas Ayu.

"Bener Mbak nggak kenapa-kenapa?" Tanya bapak-bapak yang membantu Ayu tadi.

"Iya Pak, saya baik-baik saja." Balas Ayu.

Sementara pria yang menabrak Ayu, sejak tadi dia terus saja memandang Ayu tanpa berkedip.

Orang-orang lalu pergi setelah Ayu mengatakan kepada mereka bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja dan hanya mengalami luka lecet di lengannya.

Kini hanya tinggal Ayu dan pria yang menabraknya itu berdiri di pinggiran jalan.

"Sekali lagi saya minta maaf Mbak. Hmmmmm apa benar Mbak tidak mau saya bawa ke rumah sakit?"

"Iya Mas, ini cuma luka lecet aja kok." Balas Ayu dengan tersenyum.

Pria itu semakin tertegun menatap Ayu yang tersenyum. Senyuman Ayu seolah menyihir pria itu. Ayu yang merasa terus dipandangi merasa sedikit risih.

"Mas.!!!!" Seru Ayu seraya melambaikan tangannya didepan wajah pria itu.

"Eeehh, iya Mbak." Pria itu terlihat gelagapan.

Ayu kembali tersenyum.

"Kalau gitu saya duluan ya Mas." Ucap Ayu seraya menaiki motornya.

"Eh, bentar Mbak." Pria itu memegang stang motor Ayu. "Saya boleh tahu nama dan alamat Mbak nggak? Emmmm. Biar saya bisa lebih dekat, eehhh maksud saya...,"

"Nama saya Ayu Mas." Ucap Ayu memotong ucapan pria itu dan tersenyum. "Rumah saya ada di ujung jalan sini. Tepatnya rumah cat biru muda dan ada warung di depannya." Lanjut Ayu.

"Saya Adi. Apa boleh kapan-kapan saya main ke rumah Mbak?"

"Main?" Ayu mengerutkan dahinya.

Pria bernama Adi itu menganggukkan kepalanya.

“Kalau Mas Adi mau datang berkunjung ke warung saya, silahkan saja Mas. Tapi saya akan jujur sama Mas, kalau Mas berniat untuk berteman dengan saya, silahkan pikir-pikir dulu. Saya ini seorang janda, takutnya Mas nanti mengetahuinya dari orang lain. Apalagi nantinya Mas bisa diejek karena dekat dengan seorang janda." Ujar Ayu.

Ayu selama ini memang tidak ingin menutupi statusnya dari setiap pria yang berusaha untuk mendekati dirinya. Sejak awal berkenalan, Ayu akan langsung mengatakan statusnya.

Pria bernama Adi itu tersenyum dan membuat jantung Ayu berdegup kencang. Selama ini Ayu tidak pernah merasakan hal yang seperti itu. Ada begitu banyak pria yang mendekatinya selama ini, dan hanya Adi lah yang entah kenapa membuatnya tertarik sejak pandangan pertama.

"Saya tidak pernah mempermasalahkan status apapun dalam berteman." Ucap Adi. "Kalau begitu, saya harap kamu mau berteman dengan saya." Lanjut Adi seraya menjulurkan tangannya.

Ayu tersenyum lalu menjabat tangan Adi.

Keduanya lalu berpisah. Ayu kembali pulang ke rumahnya, sementara Adi melanjutkan perjalanannya pergi ke lokasi proyek.

>>> >>> >>> >>>

Benar saja, dua hari berikutnya Adi datang berkunjung ke rumah Ayu. Ayu yang tengah sibuk di warung makannya tampak salah tingkah karena kedatangan Adi yang kali ini tampil kasual. Pertama kali bertemu Adi tampil dengan menggunakan jas lengkap. Kali ini ia mengenakan kemeja lengan pendek dan juga celana pendek sampai lututnya.

Ayu benar-benar tidak bisa menutupi rasa senangnya. Memang sejak pertama kali bertemu, entah kenapa Ayu sudah merasa tertarik. Tapi dia tetap saja memilih untuk berhati-hati dalam menentukan sikap dan perasaannya.

Hari demi hari berlalu, Ayu dan Adi mulai melewati masa pendekatan atau usaha untuk mendekati satu sama lain agar bisa berkenalan lebih jauh lagi. Lamanya proses pendekatan atau pendekatan untuk setiap orang tidak sama, tergantung bagaimana pasangan yang menjalankannya. Ada yang sebulan, dua bulan, atau bahkan ada yang sampai setahun lebih. Dan dalam proses pendekatan antara Ayu dan Adi, mereka hanya membutuhkan waktu satu bulan dan memutuskan untuk menjalin hubungan pacaran.

Tak bisa dimungkiri, masa-masa pendekatan merupakan fase paling indah yang pernah dirasakan oleh Ayu dan Adi sebelum mereka resmi ke tahap pacaran. Saat-saat di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya, mencuri-curi pandang, memikirkan satu sama lain sepanjang hari, berbalas pesan dengan mesranya, dan yang indah-indah lainnya.

Keduanya sama-sama seperti baru pertama kali merasakan jatuh cinta kepada seseorang.

Meski saat minggu-minggu pertama, Ayu terus memikirkan semuanya dengan baik-baik dan tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Ayu masih terus terbayang mendiang suaminya.

'Apakah ini memang sudah waktunya bagiku untuk mencoba membuka hati lagi?' pikir Ayu.

Ayu yang tengah duduk di teras rumah saat malam hari dikagetkan oleh adiknya yang menepuk pundaknya.

"Ya Tuhan... Kamu kenapa sih selalu saja usil sama kakak." Protes Ayu.

"Abis kakak ngelamun terus sih. Awas loh kesambet hantu penunggu pohon mangga tetangga." Gelak Arya.

Ayu kemudian memutar mata malas.

"Jangan bilang, kalau kakak sedang memikirkan Kak Adi."

Mendengar nama Adi disebutkan, wajah Ayu langsung merona.

"Menurut kamu, Mas Adi itu bagaimana orangnya?" Tanya Ayu kepada adiknya itu.

"Ganteng sih, ya walaupun lebih gantengan aku kemana-mana."

Ayu langsung menjitak kepala adiknya itu.

"Aduh sakit...." Adik Ayu meringis kesakitan.

"Kalau ditanya tuh, jawabnya yang serius."

"Sepertinya baik Kak Adi orangnya baik, dan juga sopan. Tapi satu hal yang masih aku ragukan darinya Kak."

"Apa itu?" Tanya Ayu.

"Statusnya. Apa benar dia itu pria lajang yang belum menikah? Atau jangan-jangan dia punya istri?"

Ayu terdiam.

"Aku emang belum pernah pacaran sih Kak. Tapi sebagai laki-laki aku bisa melihat dari kacamata kelakian ku, bahwa Kak Adi menyimpan gelagat yang mencurigakan."

"Husss.... Ngomong apa sih kamu Nak. Tidak boleh sembarangan menilai orang seperti itu." Ucap Bu Ida, Ibu Ayu yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.

Bu Ida lalu duduk di samping Ayu.

"Menurut Ibu, Adi itu orangnya baik, ramah, dan penuh sopan santun. Jadi, Ibu hanya bisa mendoakan mu yang terbaik Nak. Kau sudah terlalu lama sendirian jadi sekarang kejarlah kebahagiaanmu dengan mencoba berhubungan dengan Nak Adi." Lanjut Bu Ida.

Ayu hanya tersenyum kemudian memegang tangan Ibu nya.

"Makasih ya Bu." Balas Ayu.

Bu Ida lalu mengelus kepala puteri tertuanya itu.

>>>>>>>>

Keesokan harinya....

Adi sudah begitu pagi datang ke warung milik Ayu. Hal itu membuat Ayu terkejut.

"Mas, kenapa tiba,-tiba datang sepagi ini?" Tanya Ayu.

"Aku lagi gak ada kerjaan di proyek. Lagian juga aku datang untuk sarapan." Jawab Adi.

Ayu tersenyum kemudian dengan cepat menyediakan makanan untuk Adi.

"Ini Mas makanannya. Mau aku buatin kopi, teh, atau susu?"

"Susu putih aja. Oh ya, Mas mau ke kamar kecil sebentar. Tolong tetap disini ya." Ucap Adi.

Ayu mengangguk dengan menatap punggung Adi yang berjalan menjauh.

Tak begitu lama, ponsel Adi berdering. Adi ternyata meninggalkan ponselnya diatas meja.

Awalnya Ayu ragu untuk menjawabnya, terlebih nama yang tertera sebagai penelepon adalah Sarah.

'Siapa Sarah?' pikir Ayu.

Ponsel itu terus saja berdering dan Adi belum juga kembali. Ayu pun dengan terpaksa menjawab panggilan itu karena dia takut bahwa itu adalah panggilan yang sangat penting.

"Halo Mas, jadi pulang hari ini gak?"

Ayu terdiam, tiba-tiba dari arah belakang, Adi muncul dan langsung merebut ponsel itu dari tangannya kemudian berjalan keluar dari warung.

'Siapa Sarah? Apakah dia itu adik, atau kerabat Mas Adi? Atau jangan-jangan istrinya?'

Bersambung....

Terpopuler

Comments

El

El

istrinya 😒😒

2022-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!