"Rahasia apa yang sampai tidak boleh diketahui oleh orang lain?" tanya Embun yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu ruangan Hansel. Matanya menatap tajam pada Hansel yang sedang memegang tangan Valerie.
Spontan, Hansel langsung melepaskan genggaman tangan mereka. Dia langsung menyusul Embun yang masih menatapnya tajam.
"Mam, sejak kapan berada di sini?" tanya Hansel sambil cengengesan.
"Kenapa? Kamu sedang mengintrogasi Mama, mendengar perbincangan kalian tadi atau tidak, iya?" ketus Embun.
"Vale, kalau dia macam-macam sama kamu, katakan saja pada Tante. Biar Tante smackDown!" tukas Embun, raut wajahnya langsung berubah ketika berbicara dengan Embun.
"Ti-dak, Tante, Kak Hans tidak menyakiti aku kok. Dia hanya ... hanya memintaku untuk menjaga rahasia tentang pacarnya!" Entah ide darimana, tiba-tiba Valerie mengucapkan kalimat itu dengan begitu lancar.
Valerie kau benar-benar pintar mengolah kalimat!
batin Hansel tersenyum, Hansel yang berdiri di belakang Embun langsung mengedipkan sebelah matanya sambil menunjukkan kedua jempolnya. Sangat suka dengan alasan Valeri yang cukup masuk akal.
"Dan kamu mau menjaga rahasia tentang pacarnya?" tanya Embun, terkejut dengan ekspresi Valerie yang terkesan biasa saja. Padahal, sudah menjadi rahasia umum keluarga mereka kalau Valerie sangat menyukai Hansel.
"Mau ... memangnya, ada yang salah, Tan?" tanya Valerie keheranan.
"Tidak ada kok," tangkas Embun sambil menunjukkan senyumannya.
"Kalau begitu, Vale pamit dulu, ya, Tante. Hari ini, Vale masih ada jam kuliah," pamit Valerie yang terlihat menentang tas ransel.
"Oh, ya, baiklah." Valerie mencium punggung tangan Embun dan juga Hansel. Baru kali ini Valerie dengan berani menciumi tangan Hansel dan Hansel pun mau mengulurkan tangannya.
Setelah Valerie sudah menghilang dari pandangan mata, Embun langsung menyindir Hansel secara terang-terangan.
"Tumben!" ledek Embun sembari melirik Hansel yang berdiri kikuk di sampingnya.
"Tumben? Apa maksud Mama?" tanya Hansel pura-pura tak mengerti, dengan postur tubuh salah tingkah.
"Tumben kamu bisa sedekat Itu dengan Vale. Biasanya, jangankan menguburkan tanganmu untuk disalami olehnya, baru disenyumi saja kamu sudah buang muka seolah-olah dia itu sangat menjijikan!" ketus Embun, jika mengingat ekspresi Hansel pada saat itu, ingin sekali dia meninju dan mencincang-cincang Hansel dengan bentuk segitiga.
"Kau tahu, Hans, jika kau mengeluarkan ekspresi itu, Aku sangat takut Rey dan Rena akan tersinggung," ucap Embun.
"Kenapa? Lagipula, Vale juga hanya anak angkat mereka, Ma!" sahut Hansel dengan gampangnya.
"Valerie memang hanya anak angkat mereka. Tapi, rasa sayang Rey dan Rena untuk Valerie, setara dengan rasa sayang mereka ke Arga!" tangkas Embun.
"Sudahlah, Ma, untuk apa dibahas lagi. Mama sendiri tahu aku tidak suka dengan Valerie. Jadi, kupikir hanya dengan cara itu dia bisa menjauhiku," cetus Hansel. "Sudahlah, Ma, mama datang ke sini hanya mau membahas tentang ketidak sukaanku pada Valerie?"
"Tidak. Mama hanya mau melihatmu saja. Sekalian melihat Papa, tiba-tiba Mama teringat denganmu," ucap Embun.
"Tumben!" Hansel seolah sedang membalas sindiran Embun tadi.
"Apa?"
"Tumben mengingatku!" ketus Hansel.
"Kalau kamu tidak mau diingat oleh Mama. Ya sudah, Mama akan mengingat Papa dan Hilsa saja!" Embun merajuk, dia berbalik seolah hendak pergi. Dia bertingkah seperti itu karena tahu apa yang akan dilakukan oleh Hansel selanjutnya.
"Ma, aku hanya bergurau saja...." Hansel buru-buru menarik tangan Embun agar Mamanya itu tidak merajuk.
"Mama juga hanya bercanda saja!" tukas Embun.
*****
Di dalam taksi, Valerie tidak henti-hentinya menyunggingkan senyum. Dia benar-benar bahagia sekali karena Hansel, pria pujaannya mengajak dirinya menikah.
"Aku tidak menduga. Akhirnya, hari yang aku impikan selam ini datang juga. Walaupun pernikahan rahasia, pasti suatu saat nanti kami akan saling terbuka pada keluarga kalau sebenarnya kami sudah menikah. Dan lagi, Aku sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki Kak Hansel sepenuhnya," ucap Valerie.
"Nona, kita sudah sampai!" ucap sang supir.
Setelah membayar biaya tagihan taksi, Valerie turun. Di depan gerbang kampus, sudah ada Lula yang menunggunya.
"Vale, kenapa wajahmu secerah itu?" tanya Lula bermaksud menggoda.
"Hari ini, aku sedang senang, La," jawaban Valerie membuat Lula mengernyitkan dahinya.
"Ada apa? Apakah Kak Hansel, pria idamanmu menerima penyataan cintamu?" tanya Lula disertai dengan kekehan kecil.
"Lebih dari itu!" tangkas Valerie.
"Lebih dari itu? Memangnya, apa yang dia lakukan sampai bisa membuatmu sesenang ini?" tanya Lula, Dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Valerie, sahabat dekatnya.
"Tebaklah!" Valerie tertawa melihat raut wajah Lula yang keberatan untuk menebak.
"Vale, kalau kamu mau Kak Hansel mencintaimu, kamu harus merubah penampilanmu. Bukalah kacamata ini. Ganti cara berpakaianmu, Vale. Dan lagi, banyak gaya rambut yang bisa kamu coba, Jangan hanya mengucirnya seperti ini!" celetuk Lula sambil melihat wajah Valerie, dia takut sahabatnya itu akan tersinggung dengan ucapannya.
"La, semua itu sudah tidak perlu. Karena, Kak Hansel bukan hanya mau berpacaran denganku," tangkas Valerie.
"Jadi, apa lagi?"
Valerie mengibas-ngibaskan tangannya, meminta Lula untuk mendekat kepadanya. Dengan perasaan penasaran yang menggebu-gebu, Lula mendekatkan wajahnya pada Valerie.
"Katakanlah!" desak Lula.
"Kak Hansel mengajakku menikah, La!" bisik Valerie, terlihat sekali dia sangat senang dengan hal itu.
Lula langsung menjauhkan wajahnya. Dia menatap Valerie dengan tatapan datar. Lula memegang dahi Valerie, tapi tidak merasakan panas yang memberikan pertanda demam seperti yang dipikirkan oleh Lula.
"Kau sehat. Tapi, kenapa bisa berhalusinasi sejauh itu?" Lula menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan pernyataan Valerie yang dianggap aneh.
"Aku tidak sakit, La. Aku sehat. Yang aku katakan ini juga nyata, aku tidak sedang mengigau ataupun bermimpi. Kenapa kamu malah tidak percaya dengan apa yang aku katakan, sih?" cecar Valerie kesal.
"Kau masih tanya kenapa? Ya, karena selama ini Kak Hansel, pria idamanmu itu begitu sulit kau dekati. Jangankan untuk meraih hatinya, untuk menarik sedikit perhatiannya saja, kau mengakui kesulitannya, kan? Lalu, ketika tiba-tiba dia mengajakmu menikah, apa aku tidak patut untuk curiga?!" tukas Lula.
"Curiga kenapa? Dia orang baik-baik, tidak mungkin memiliki maksud mau menyakiti aku. Dia kaya, calon Presdir, tidak mungkin mau memerasku. Dia sangat tampan, tidak mungkin mau memanfaatkan aku. Jadi, sisi mana yang kau curigai? Aku mengenalnya sejak kecil, dia bukan orang jahat, La!"
"Tapi, atas dasar apa dia mengajakmu menikah?" Lula masih tidak terima. Dia merasa janggal sebab ini terlalu tiba-tiba. Valerie sendiri yang sering mencurahkan hatinya, mengatakan Hansel adalah pria idamannya tapi sangat sulit untuk didekati ataupun digapai. Itulah mengapa dia tahu perihal ini.
"Lula, apa aku terlalu jelek? Sampai tidak pantas berada di samping Kak Hansel?" tanya Valerie mulai berkecil hati.
"Bukan masalah kau cantik atau tidak. Meskipun mungkin begitu. Tapi, kenapa sekarang pria itu tiba-tiba mengajak kau menikah? Apakah hal itu tidak patut untuk aku curigai?" sentak Lula. "Kapan dia mengajakmu menikah? Apa kalian sudah mengatakannya pada orang tua kalian? Kalau kalian sudah sampai ke tahap itu, mungkin aku bisa percaya kalau dia tiba-tiba menyukaimu, meskipun tidak percaya sepenuhnya," tukas Lula.
Valerie menggelengkan kepalanya. "Belum!" jawabnya kemudian.
"Belum? Jadi, kapan dia akan mengatakannya pada orang tua kalian?" tanya Lula mendesak.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Karena, dia memintaku untuk menjalani pernikahan rahasia dengannya!" ucap Valerie dengan kepala tertunduk.
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Barat laut menuju chang'an
hadir kak, jangan lupa mampir lagi ke karya ku kak 😊
2023-01-08
0
Asyatun 1
lanjut
2022-08-04
1