Tersadar

Hari yang dinanti oleh kedua orang tua Azzam, ibu Jaenab, dan juga para kerabat akhirnya pun tiba.

Sayangnya hari ini juga menjadi hari menyeramkan untuk Fatim dan juga Azzam sendiri. Meskipun semalam sang ayah telah berhasil membuatnya tenang, namun tetap saja keresahan itu masih bergelut manja sampai saat ini. Azzam, masih gamang untuk melangkah maju. Ia masih belum mampu memantapkan hatinya untuk tetap menikah dengan gadis pilihan orang tuanya. Terbukti Azzam masih belum memakai baju pengantin yang telah disiapkan untuknya.

"Loh, kok belum siap?" tanya Pak Karso ketika masuk ke dalam kamar sang putra.

"Entahlah, Yah! Azzam merasa ini salah, Yah." Azzam masih duduk di tempat semula. Meremas jari-jarinya. Menandakan ia memang ragu dengan pernikahan ini.

"Apakah Azzam masih mengharapkan dia kembali?" tanya Pak Karso.

Azzam tidak menjawab, pemuda tampan ini diam. Namun, Pak Karso tahu jika kediaman sang putra masih memendam rasa pada gadis yang seharusnya memang menikah dengannya hari ini.

"Ayah tahu, Zam. Cinta yang pernah ada itu memang tidak semudah itu untuk dilupakan. Tetapi, kita adalah laki-laki. Laki-laki yng dipegang adalah omongannya. Semalam bukankah kamu sudah menyetujui ini. Kalo kamu mundur bukankah kamu tak ada bedanya dengan keluarga gadis itu. Pecundang ... tidak bertanggung jawab. Karena jika kamu tidak maju, bagaimana dengan calon istrimu yang sekarang? Apa kamu tega membiarkannya duduk sendiri di palaminan, Zam?" tanya Pak Karso.

"Bagaimana jika nantinya Azzam tidak bisa mencintainya, Yah?" tanya Azzam takut.

"Apa kamu pernah dengar pepatah yang mengatakan 'Wit ing tresno jalaran soko kulino' Zam atau tak kenal maka tak sayang?" tanya Pak Karso lagi.

"Apakah pepatah itu menjamin seseorang untuk jatuh cinta, Yah? Azzam hanya takut tak bisa menerima istri Azzam, sedangkan di hati Azzam masih ada wanita lain, Yah?"

"Ayah tahu ini tidak mudah untukmu, Zam. Begitupun untuk Fatim. Gadis itu juga tidak di posisi yang sama denganmu. Dia juga berusaha keras menerimamu. Tapi, melihat bagaimana keikhlasan Fatim dengan pilihan ibunya, Ayah yakin, dia pasti bisa memposisikanmu imamnya. Maka berusahalah menerimanya, Zam. Agar rumah tangga kalian dapat ridho dari Allah. Niatkan pernikahan ini hanya untuk Allah, Zam. Percayalah, dengan niat ibadah yang kuat, kamu dan Fatim pasti bisa melewati ini, Zam." Pak Karso menepuk pundak sang anak. Berharap Azzam mau memantapkan hatinya untuk menjatuhkan pilihan yang terbaik.

"Ayah kasih waktu sepuluh menit untukmu berpikir, Zam. Kalau kamu tetap ingin mundur, ayah sama ibu bisa apa. Ayah hanya mencoba memberikan yang yang terbaik untukmu. Namun jika kamu tak bisa menerima, Ayah tak akan memaksa. Ayah akan pergi ke rumah Fatim dan membatalkan pernikahan ini untukmu. Kamu nggak usah takut lagi. Ayah pun tak ingin memberikan beban untukmu di kemudian hari," tambah Pak Karso seraya beranjak dari tempat duduknya. Sedangkan Azzam masih diam. Sepertinya pemuda tampan ini masih berusaha memantapkan hatinya.

***

Di pihak Fatim sendiri, sama seperti Azzam yang ragu melangkah, Fatim pun demikian. Beberapa kali gadis ini meneteskan air matanya sebelum wanita yang menjadi bos di tempat ia bekerja mulai merias wajahnya.

"Fatim, oke?" tanya wanita paruh baya itu.

"Entahlah, Bu. Kalo Fatim mundur, kasihan emak. Tapi klo nggak, Fatim masuk ke kandang singa, Bu," ucap Hana takut.

"Huussttt ... nggak boleh bilang begitu. Sekalipun kamu pacaran sepuluh tahun, kalo suamimu kasar ya kasar aja, Fat. Tapi ada juga yang nggak kenal sama sekali, hanya dijodohkan, bisa langgeng juga ada," jawab wanita paruh baya itu.

"Benarkah, Bu?" tanya Fatim.

"Insya Allah, bismillah ikhlas ya, Fat. pokoknya satu yang harus kamu ingat bahwa menikah itu ibadah, modalnya hanya ikhlas. Percaya sama ibu, posisikan dirimu menjadi istri yang baik, Insya Allah semua kan berjalan baik," ucap wanita itu lagi.

Meskipun masih gamang, Fatim tidak protes sedikitpun. Gadis ini mencoba ikhlas, mencoba pasrah. Semoga ini memang yang terbaik untuknya. Untuk keluarganya.

"Jadi gimana, sudah siap Ibu rias" tanya wanita itu lagi.

"Insya Allah, Bu," jawab Fatim sembari menghapus sisa-sisa air mata yang ada di sudut mata cantiknya.

Beberapa jam berlalu, Fatim telah dirias. Gadis ayu ini terlihat begitu cantik. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya saat ini merasa pangling.

"Fatim, kamu cantik sekali,"ucap wanita yang telah Fatim anggap sebagai ibunya di tempat kerjanya itu.

"Makasih, Bu. Tapi Fatim takut, Bu," ucap Fatim, gugup tapi jujur.

"Sudah, jangan pikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Anggaplah suamimu adalah hadiah terindah dari Allah. Percayalah anakku, semua pasti akan baik-baik saja. Ayo, kita keluar. Mobil yang menjemputmu sudah datang," ucap wanita itu.

Fatim mengangguk.

Lalu setelah Fatim selesai dirias, seluruh teman-teman yang awalnya hanya sebagai petugas perias pengantin, kini ikutan dandan merangkap sebagai bridesmaid untuk Fatim dan mereka sangat bahagia. Atas pernikahan dadakan ini. Mereka berharap, ini adalah pernikahan pertama dan terakhir untuk sahabat mereka ini.

***

Di tempat yang telah disepakati, Azzam sudah siap memulai ijab qobul nya. Pemuda tampan ini duduk tegang di depan seorang pria yang tak lain adalah Paklek dari Faim, adik dari mendiang bapak kandung gadis ayu itu.

Pria itu telah siap menikahkam Azzam dengan keponakan semata wayangnya.

Tak dipungkiri bahwa saat ini, jantung Azzam berdetak sangat kencang. Bukan karena ia takut salah saat pengucapan janji sucinya nanti. Tetapi lebih ketika mata tampannya melihat sesosok gadis yang begi cantik, berjalan melangkah mendekatinya.

Gadis itu memang menundukkan wajahnya. Masih menjaga padangannya. Tetapi dari sudut hati Azzam yang terdalam ia sangat memuji kecantikan calon istrinya tersebut.

Sungguh, Azzam tidak menyangka, bahwa gadis barbar itu ternyata sangat cantik. Bahkan sangat cantik. Azzam sangat tidak menyangka dengan hadiah yang ia terima hari ini.

"Assalamu'alaikum," sapa Fatim lirih.

"Wa-waalaikum salam," balas Azzam, masih dengan kegugupan yang mengandung debaran jantung yang sukar ia ungkapkan dengan kata-kata.

Meskipun gugup, Azzam tetap berusaha melakukan tugasnya sebagai seorang lelaki. Azzam menarik kursi, menyiapkan tempat duduk untuk calon istrinya tersebut.

"Hati-hati," ucap Azzam, sembari membantu Fatim duduk.

"Terima kasih," balas Fatim lirih.

Sedetik kemudian, Fatim dan Azzam saling melempar senyum sekilas. Entah apa arti dari senyum itu, yang jelas saat ini mereka berada di tempat yang sama. Terjebak dalam sebuah pernikahan yang sama-sama tidak mereka inginkan. Tetapi harus mereka jalani. Sebab mereka telah menerimanya. Menerima keputusan kedua orang tuanya. Saling ingin berbakti. Tidak ingin menghianati sebuah komitmen yang telah mereka tanda tangani. Di hadapan Allah. Di hadapan para malaikat. Di hadapan orang tua. Di hadapan para Saksi.

Azzam mengucapkan ijab qobul nya dengan sangat lancar. Seolah ia sudah terbiasa melangitkan nama itu di dalam doanya.

Tepuk tangan riuh diiringi kata sah pun menggema di antara para saksi dan tamu yang datang.

Kini Siti Nurhana Fatimah telah sah menjadi makmum dari seorang Ahmad Azzam Al-fikri. Seorang pria yang ia kenal dari sebuah pertengkaran sengit karena sebuah kesalahpahaman.

Fatim diwajibkan mencium tangan sangat suami untuk pertama kali. Sedangkan Azzam diwajibkan mencium kening sangat istri dan membacakan doa untuk kelanggenagan hubungan rumah tangga mereka.

Sayangnya, selepas Azzam membacakan doa itu, pria tampan ini membisikkan sesuatu di telinga sang istri. Membuat Fatim sadar, bahwa dia memang benar-benar masuk ke dalam kandang singa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

naaaahh ... Azzam udah tersepoy sepoy ya ? 😅😅

2023-04-25

0

Neulis Saja

Neulis Saja

i believe you can it

2022-08-14

0

Eva Karmita

Eva Karmita

ya tuhan ....
benar" masuk kandang singa ini mah ..🙄🤭

2022-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!