Pasukan lari pagi

Bara termenung seorang diri, berbaring di atas tanah menghadap langit malam yang berhiaskan jutaan bintang, apel malam baru saja selesai dan semua pasukan sudah beristirahat.

Pikiran Bara kembali menerawang ke masa silam, kenangan puluhan tahun lalu yang begitu menyakitkan, di masa kecilnya usai pemakaman Emak.

***

Masa kecil Bara part 3.

"Terus bagaimana, ini Lek? Aku yo tambah gak punya apa-apa untuk menghidupi Bara, anakku yo wes 4 Iki akehe, mengurus satu anak lagi yo aku nggak sanggup," tutur mbak Tuti sepupu Emak. Ia tengah berbicara dengan beberapa kerabat lain dari emak maupun kerabat dari Bapak, membicarakan siapa yang akan merawat Bara setelah ini.

Bara tak mengatakan sepatah katapun, tapi Bara bisa mengerti apa yang mereka bicarakan. Air mata terus berlinang mengiringi diamnya mulut Bara yang terkunci rapat, hingga keputusan final mereka dapatkan.

"Yowes, dilebokno panti wae, di kabupaten ada," pendapat Lek Samin yang langsung disetujui mereka bersama.

Panti, itu artinya Bara akan hidup bersama puluhan atau bahkan mungkin ratusan anak-anak lain yang bernasib sama malangnya seperti Bara, anak-anak yang tak memiliki orang tua, anak-anak yang ditinggalkan orang tua mereka, atau anak-anak yang dibuang oleh orang tua mereka, anak-anak yang tak memiliki tempat tinggal yang disebut sebagai rumah, kamar yang harus berbagi dengan yang lain, dan juga banyak hal yang menyedihkan di balik kata panti asuhan.

Bara masuk ke dalam kamar, andai kamar itu memiliki pintu, Bara pasti sudah menguncinya dari dalam dan tak akan membiarkan siapapun untuk masuk, namun yang disebut pintu itu hanya bertutupkan kain tirai kelambu yang terbuat dari kain wol berwarna merah, tentu sama kusamnya dengan benda lain dalam rumah reot itu.

Bara masuk ke dalam kolong ranjang, duduk menekuk kaki, tangannya membungkam mulutnya sendiri, menahan Isak tangisnya agar tak terdengar, ia berusaha bersembunyi. Bara tidak mau tinggal di tempat lain, dia hanya ingin tetap di rumahnya ini meski sangat tidak layak, berharap suatu hari Bapaknya akan datang dan mereka kembali hidup bersama, namun usahanya sia-sia.

Lek Samin menemukan Bara, dan dengan sedikit pemaksaan, Bara yang masih berusia 8 tahun akhirnya dibawa ke kabupaten, untuk dimasukkan ke panti asuhan.

Apa lagi yang bisa diceritakan selama Bara hidup di Panti asuhan itu, tak ada lagi keceriaan, tak ada lagi kebahagiaan, meski dulu saat tinggal di rumah reot bersama kedua orang tuanya, Bara selalu kekurangan dan sering kelaparan, tapi Bara masih bisa tertawa kala Bapak mengangkatnya di atas pundak, membentangkan tangannya lalu membawanya lari seolah mereka tengah terbang.

Atau ibu yang akan memandikannya, menyisir rambutnya, menyuapinya, dan kini, semua lenyap seketika, ia tak memiliki apa-apa, atau siapa-siapa yang menyayanginya.

Bahkan keramahan para ibu panti itu hanya terlihat ketika mereka menerima para tamu, lalu berubah menakutkan saat mendisiplinkan anak-anak usai para tamu pergi, yang mereka sebut dengan sikap tegas.

Bara melakukan kesalahan pagi itu, ia sengaja membanting piring berisi nasi sebagai protes karena buku-buku sekolahnya yang dibawa dari rumah dirampas oleh pihak panti, anak-anak di sana tidak bersekolah secara formal, hanya mendapat pendidikan seadanya dari para pembimbing, dan Bara tidak terima, ia ingin sekolah, setidaknya mempelajari buku-buku lamanya, karena Bara selama ini selalu menjadi juara kelas.

"Bilang maaf, Bara, Tak,,, tak,,," Bara hanya diam saat rotan itu dipukul keras bertubi ke betisnya, meninggalkan luka memar berderet, ia hanya berdiri mematung sambil menangis tanpa suara, hati kecilnya tak mengijinkan Bara untuk meminta maaf atas tindakannya yang memang salah, tapi Bara merasa benar.

Anak-anak yang lain berekerumun melingkar melihat Bara yang dihukum.

"Ini sebagai peringatan untuk kalian semua, jika ada yang berani membuang makanan, maka kalian akan mendapat hukuman yang sama, dan tidak ada jatah makan selama sehari semalam." teriak ibu panti yang lain.

"Cepat, katakan maaf, Bara, Tak,,,, tak,,,,!" pengurus panti itu masih terus memukuli Bara, berusaha membuka suara Bara yang terkunci, hanya linangan air mata mengiringi betapa sakitnya betis kecil itu mendapat pukulan rotan yang bertubi.

Akhirnya rasa lelah pada tangan pengurus panti yang memukuli Bara itu membuatnya berhenti, nafasnya terengah.

Tiba-tiba, anak-anak yang berkerumun melingkar menyebar memberi jalan pada dua orang yang datang bersama ketua panti mendekat ke arah mereka, seorang wanita berwajah sendu yang menatap Bara dengan kasihan dan pria bertubuh tinggi tegap, dengan raut muka tegas berwibawa, yang terlihat sedikit seram.

Mereka adalah Tuan Hardhana dan Nyonya Ayumi yang akhirnya memilih Bara sebagai anak angkat mereka, menjadikan Bara anak di tengah keluarga kecilnya yang sepi, menjadi orang tua serta wali hakim bagi Bara.

Flash back off.

***

Bara memimpin pasukannya melakukan lari pagi, aktifitas rutin mereka setiap hari.

Para TNI AD yang tergabung dalam unit khusus pasukan Alpha itu berlari mengelilingi jalanan desa dengan bertelanjang dada, membiarkan bias hangat sinar sang surya pagi menyinari tubuh kekar mereka, yang membuat keringat mereka nampak berkilauan.

Sambil menyanyikan lagu yel-yel penyemangat yang dinyanyikan cukup keras dengan suara tegas.

[Kita berjuang demi negara dan bangsa, kita bertugas sepenuh jiwa dan raga, jangan tergoda bila bertemu janda, ingatlah anak istri menanti di rumah,,,, ho ho ho hah hah hah,,,, jayalah tentara Indonesia!]

Begitulah sepenggal lirik yang terdengar saat para pasukan itu berlari melewati sebuah mobil kesehatan yang sepertinya datang dari kota.

"Waaahh,,,, hampir satu bulan di sini kenapa aku baru tahu ada pemandangan seindah ini? Ini adalah vitamin mata terbaik yang pernah kuterima," celoteh Salsa saat keluar dari mobil kesehatan, melihat para TNI berlari pagi tanpa baju memperlihatkan dada bidang, bahu kekar, dan perut sixpack mereka, sangat indah.

"Jaga matamu, Salsa, dengan begitu kau juga bisa menjaga hatimu, ingat, mereka para tentara tak pernah bisa hidup bersama satu wanita, mereka akan selalu pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, dan mungkin memiliki banyak kekasih di setiap tempat yang berbeda." tegur Kanaya sambil menenteng tas peralatan medis yang cukup berat.

"Begitukah?" suara seorang pria mengejutkan mereka berdua.

Sontak Kanaya dan Salsa menoleh bersamaan ke sumber suara yang rupanya sudah berdiri di dekat Kanaya. Bara.

Pria gagah itu tersenyum manis menatap Kanaya dan Salsa bergantian, mengabaikan pandangan mata Salsa yang seolah ingin melahapnya, bagaimana tidak, dengan percaya diri Bara menghampiri mereka tanpa mengenakan baju, membiarkan bagian tubuh atasnya terekspose sempurna.

"Hai, kita belum berkenalan kemarin, aku Bara, Kapten Bara Ady Pratama, ketua Tim Alpha unit pasukan khusus TNI angkatan darat," Bara mengulurkan tangan di hadapan Kanaya, namun Salsa yang justru terlebih dulu menyambar uluran tangan kekar itu.

"Salsa, Salsabila Juwita, S.Kep., NS, perawat Health medic," ucap Salsa genit, Bara memberikan senyuman terbaiknya.

Bara ingin melepas tangannya yang digenggam Salsa, namun gadis ini memeganginya sangat erat, senyum Bara mulai nampak kecut, ingin melepasnya dengan kasar tentu tidak mungkin.

"Kanaya!" Kanaya menyentak tangan Salsa yang menggenggam tangan Bara erat, menjabat tangan Bara singkat, lalu melepasnya cepat.

Bolehkah Bara tertawa? Kanaya terlalu menggemaskan saat ini, dingin, angkuh, dan jutek, tapi seperti menyimpan rasa cemburu saat Salsa terus menggenggam tangan Bara tadi.

"Aku sudah mengingat nama itu sejak kita pertama kali bertemu," bisik Bara sambil mengedipkan sebelah matanya pada Kanaya membuat Salsa melongo menutup mulutnya dengan kedua tangan, Kanaya yang dikedip, jantung Salsa yang pindah ke lambung.

"Ayo, Sa. Pasien sudah menunggu." ketus Kanaya melangkah.

"Aah,,,, iya iya. Sampai jumpa, Kapten Bara! Daahh,,,,!" Salsa melambaikan tangan sambil berlari kecil mengejar Kanaya yang sudah berjalan cepat menuju lokasi.

Senyum Bara semakin lebar menatap punggung yang bergerak menjauh itu, namun sesekali kembali menoleh ke belakang melihat dirinya yang masih berdiri di sana.

"Ck,,,, Kanaya,,,, cantik seperti orangnya!" Bara menggeleng-geleng tak percaya dirinya bisa jatuh cinta seperti ini, pada seorang gadis cantik yang super jutek dan bahkan terkesan tak menyukai profesi seorang Tentara.

"Haaahh,,,, indahnya dunia,,,,"

Bara kembali berlari, mengejar pasukannya yang ia pikir sudah jauh berada di depan, namun nyatanya mereka semua berjongkok di balik mobil kesehatan menguping pembicaraan pimpinan mereka.

"Hah!" teriak Bara terkejut, tangannya menyentuh dada dengan kaki yang mundur sigap, namun para pasukannya yang menguping lebih terkejut lagi, mereka seperti mau kabur namun justru saling bertabrakan dan menghindar pun percuma, akhirnya mereka langsung berbaris berdiri tegap memberikan hormat.

"Hormat, Garuda."

"Apa yang kalian lakukan? Lari!" bentak Bara emosi.

"Siap, laksanakan!" Mereka pun kembali melanjutkan lari pagi setelah menguping apel pribadi sang Kapten.

[Kita berjuang demi negara dan bangsa, kita bertugas sepenuh jiwa dan raga, jangan tergoda bila bertemu janda, ingatlah anak istri menanti di rumah,,,, ho ho ho hah hah hah,,,, jayalah tentara Indonesia!]

"Ck,,,,, iiiissshhhh!"

***

Terpopuler

Comments

loeya

loeya

keinget scene di dots😁

2022-08-09

0

White Rose

White Rose

aku yang bikin novel cinta buat Kanaya versi bayinya eh Kanaya besarnya ketemu disini, dokter pula. hehe. becanda Thor. melipir ke novel recehankuku Cinta buat Kanaya Thor.

2022-08-08

0

Vita Zhao

Vita Zhao

ternyata benar bara cuma anak angkat ayumi, tapi meskipun anak angkat mereka sangat menyayangi bara sampai bara sukses menjadi tentara.

cie bara benar2 jatuh cinta nih sama kanaya.

anak buah menguping sang kapten😅

2022-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!