"Richard, sayang!" Mommy dan Daddy akan mencari donor mata untukmu, nak!" Nyonya Chaterine menghibur putranya yang sedang murka saat ini.
"Kapan mommy?" Apakah harus menunggu Richard sampai tua dan menjadi laki-laki tidak berguna?" Teriak Richard yang tidak lagi bisa merasakan keindahan dunia.
"Semuanya tergantung dari nasib orang lain yang kurang beruntung." Ucap Tuan Miller.
"Apa yang aku harus lakukan saat ini?" Dengan mata yang buta, mommy. Bagaimana caranya Richard bisa bekerja?" Richard ingin meninggalkan kota ini mommy." Ucap Richard.
"Kamu mau ke mana, nak?"
"Richard ingin tinggal diperkebunan sampai Richard bisa melihat lagi." Ucap Richard ketus.
"Lakukan apapun yang kamu inginkan, sayang, mommy tidak akan mencegah kamu pergi, asalkan kamu merasakan ketenangan di sana." Ucap Nyonya Chaterine sedih.
"Aku tidak akan pernah tenang mommy, sampai aku bisa menemukan sendiri tersangka utama yang telah menabrak aku. Aku akan membuatnya juga buta!" Ucap Richard Miller.
"Daddy akan meminta detektif untuk menyelidiki kasus tabrakan itu." Ucap Tuan Miller.
"Antarkan aku langsung ke perkebunan mommy dan aku harap tidak ada yang boleh tahu bahwa saat ini, aku sudah menjadi lelaki cacat." Ujar Richard sedih.
"Tidak akan ada yang tahu tentang kamu Richard, kecuali asisten pribadimu Teddy." Ucap tuan Miller.
Keluarga Miller mengantar putra mereka Richard ke perkebunan keluarga yang ada di pedesaan.
Biasanya Richard hanya menghabiskan waktunya di perkebunan itu setiap akhir pekan.
"Richard apa yang ingin kamu lakukan di perkebunan selama mengasingkan diri?" Tanya tuan Miller.
"Pastinya aku ingin menyatu dengan alam Daddy, karena aku lebih mengenal setiap detail rumah di perkebunan dari pada rumah di kota.
Biarkan alam yang akan menghibur ku, hingga aku bisa melihat lagi suatu hari nanti." Ucap Tuan Richard.
Kedua orangtuanya tidak ingin bertanya lagi pada Richard karena jiwa Richard yang masih labil pasca kecelakaan tabrakan di desa yang tidak jauh dari perkebunannya.
Disaat tuan Richard yang sedang dilanda kemarahan, justru Sandra sedang menghadapi permasalahan keuangan yang mengharuskan dirinya melakukan registrasi ulang untuk semester berikutnya.
"Ya Tuhan, biayanya besar sekali, bagaimana caranya aku melunaskan uang semesternya dalam waktu dekat ini." Gumam Sandra lirih.
Sandra kembali ke apartemennya. Ia hanya duduk termenung sambil memikirkan solusi yang terbaik untuk mendapatkan pekerjaan lain yang menghasilkan uang yang lebih besar dalam dua Minggu ini.
Ia ingin mengambil pekerjaan lain, seperti menjadi pelayan di Club malam atau seorang DJ diskotik atau menemani para bos mafia yang selalu menghabiskan waktu mereka dengan alkohol dan wanita sexy.
"Hai Sandra!" Sapa Imelda yang tinggal sekamar dengan Sandra.
"Hai!" Ucap Sandra dengan wajah muram.
"Apakah ada masalah?" Tanya Imelda.
"Aku butuh pekerjaan dengan gaji yang bisa dibayar dimuka, apakah ada perusahaan seperti itu?" Tanya Sandra dengan wajah cemberut.
"Tidak ada perusahaan yang melakukan itu pada karyawan baru. Kalau butuh uang cepat hanya satu, kamu harus jadi pelacur dengan begitu akan di bayar kontan." Ucap Imelda.
"Tidak apa aku menjadi wanita biasa tanpa mengenyam pendidikan kalau harus mengorbankan tubuhku hanya karena uang. Lupakan saja Imel!" Mungkin nasibku hanya berakhir menjadi pelayan restoran siap saji." Ucap Sandra ketus.
"Apa maksudmu Sandra?" Apakah jangan-jangan kamu masih perawan sampai saat ini?" Tanya Imelda sambil menutup mulutnya karena tercengang melihat Sandra mengangguk kepalanya menjawab pertanyaannya.
"Gila kamu Sandra dan aku sangat mengagumi dirimu yang bisa menjaga dirimu dengan baik." Puji Imelda pada Sandra.
"Terimakasih!" Sandra menutup wajahnya dengan selimut lalu berusaha memejamkan matanya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Richard menghubungi asistennya Teddy yang saat ini sedang menghandle pekerjaan di perusahaan miliknya.
"Hallo, selamat siang Teddy!" Apakah kamu bisa melakukan sesuatu untukku?"
"Apa bos?" Berikan perintah anda!" Ujar Teddy yang selalu siap melakukan apapun untuk Tuannya itu.
"Carikan aku seorang gadis perawan yang belum pernah mengenal cinta dengan lelaki manapun karena aku tidak ingin satu lelaki pun pernah menyentuh tubuhnya, walaupun itu hanya ciuman." Pinta tuan Richard.
"Bos, apa tidak anda tidak salah dengan permintaan anda?" Di jaman modern seperti ini, mana ada gadis perawan yang bisa kita dapatkan dalam waktu dekat?" Ucap Teddy sedikit protes dengan permintaan gila bosnya itu.
"Lakukan apapun yang aku minta, atau kau yang akan aku pecat!" Ancam tuan Richard yang tidak ingin mendengarkan alasan apapun dari mulut asistennya itu.
"Baik bos!" Aku akan berusaha mencari tahu keberadaan gadis perawan itu untuk anda, walaupun hasilnya mungkin nihil." Ucap asistennya Teddy yang tidak ingin memberi harapan palsu kepada tuannya."
"Lakukan secepatnya dalam satu Minggu ini, bawa gadis suci itu ke sini, atau pekerjaanmu yang akan menjadi taruhannya." Ancam tuan Richard.
Teddy menjauhkan ponselnya dari kupingnya karena teriakan Tuan Richard membuat telinganya hingga berdenging.
Richard meletakkan ponselnya sambil tersenyum bangga karena ia akan mendapatkan gadis perawan.
"Dasar pria buta gila!" Mencari gadis perawan di kota rimba seperti ini, mana mungkin. Matanya saja buta bagaimana bisa tahu gadis itu perawan atau tidak. Bisa saja semua gadis akan menipumu dengan muda karena keadaan kamu saat ini yang tidak bisa membedakan perawan dan tidaknya."
Gumam Teddy sambil menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.
"Hai Teddy apakah kamu sedang dihukum oleh bosmu lagi?" Tanya Imelda yang merupakan sekertarisnya Teddy.
"Orang gila itu makin menjadi gila karena dia menginginkan seorang gadis perawan dalam satu Minggu ini harus saya temukan.
Bagaimana bisa aku menemukannya di kota yang besar ini. Kita juga tidak bisa membedakan gadis itu yang masih tersegel tanpa sentuhan lelaki manapun atau ...ah sudahlah kamu juga belum tentu bisa membantuku." Ucap Teddy galau.
"Siapa bilang aku tidak bisa membantumu. Aku memiliki teman satu kamar yang kebetulan masih perawan tulen.
"Gadis itu seperti biarawati karena ia tidak memiliki kesempatan untuk bergaul dengan lelaki manapun. Kalau kamu sangat membutuhkan gadis itu, kebetulan sekali dia sedang kesulitan keuangan saat ini untuk membayar uang kuliahnya di semester berikutnya." Ujar Imelda.
"Wah, Imel!" Kau adalah sekertaris hebat dan tercantik yang pernah aku miliki. Terimakasih sudah memberikan solusi terbaik untukku." Ucap Teddy penuh syukur.
"Nanti aku akan memperkenalkan dia kepadamu. Tapi, orangnya cukup tegas dan sangat teliti. Dia masih kuliah dan memiliki seorang nenek yang tinggal di perkebunan anggur sebagai pelayan." Ucap Imelda.
"What..?" Mampus aku!" Si bos saat ini sedang menetap di perkebunan itu. Mengapa semuanya menjadi suatu kebetulan?" Gumam Teddy membatin.
"Ada apa Teddy?" Mengapa kamu tiba-tiba murung?" Tanya Imel heran.
"Oh, tidak apa Imel!" Tolong segera pertemukan kami." Pinta Asisten Teddy kepada sekretarisnya.
"Sekarang saja kamu bisa bertemu dengannya. Untuk apa menunggu lama." Ujar Imelda.
"Apakah dia akan menyanggupinya?" Bukankah orangnya cukup tegas seperti katamu tadi." Ucap Teddy.
"Tapi saat ini dia lebih membutuhkan uang dari pada harga diri, kenapa tidak mencoba menawarkan dia barang bagus untuk bisa membuatnya bisa mendapatkan ilmu yang akan ia tempuh untuk selanjutnya." Balas Amel.
"Baiklah kalau begitu aku akan mengantarmu pulang." Ucap Teddy.
"Wah aku bisa merasakan mobil mewah si bos Richard. Dia mungkin akan tergila-tergila kepadanya." Ucap Amel begitu keduanya sudah berada di dalam mobil.
"Secantik itukah dia?"
"Sangat cantik, mungkin kamu juga akan jatuh cinta kepadanya." Ujar Amel.
*
*
Amel mempersilahkan Teddy duduk di sofa. Ia lalu menemui Sandra yang saat ini sedang duduk termenung di depan jendela kamarnya.
"Hei, apakah kamu sudah mendapatkan pinjaman atau pekerjaan lain yang bisa menyelesaikan permasalahanmu?" Tanya Amel yang duduk disampingnya Sandra.
"Mungkin aku akan merelakan cita-citaku untuk menjadi seorang sarjana pendidikan." Ucap Sandra sambil mengusap air matanya.
"Apakah kamu menginginkan sekali menyelesaikan pendidikan kamu?" Tanya Amel.
"Tentu saja Amel!"
"Kalau begitu apakah kamu mau menjadi wanita simpanan CEO?" Tanya Amel.
"Apa..?" Sentak Sandra tidak percaya kepada teman kamarnya ini.
"Ya... tergantung kamu mau atau tidak." Ucap Amel cuek.
Sandra menggigit bibir bawahnya. sambil berpikir keras untuk menerima saran dari Amel, teman kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Reni Ardiana
mungkin ini sdh garisnya kali y,,jodoh g akn lari kemana"🤗
2022-08-15
1
Isti Qomah
g bisa ngebayangin klw th sandra yg nabrak si babang pasti ih serem
2022-08-13
1