DKW 3 - Berharap semua akan membaik

Setelah hampir setengah jam Nisa tidak sadarkan diri. Akhirnya dia siuman dan itu membuat Bima bisa bernapas lega.

"Mas aku di mana?" tanya Nisa sambil memegang kepalanya yang masih sakit.

"Kamu di kamarmu sayang. Tadi kamu pingsan. Syukurlah dokter bilang kondisimu dan calon anak kita baik-baik saja," jawab Bima sambil duduk di tepian ranjang. Sejak Nisa pingsan, Bima terus duduk di tepi ranjang tempat tidur sambil menggenggam tangan Nisa.

"Mas, tadi aku bermimpi kalau kamu pulang bersama seorang wanita dan kamu bilang kamu sudah menikah dengan wanita itu."

"Sayang, maafkan aku." Bima menunduk, dia merasa sangat bersalah karena sudah membuat istrinya itu kecewa. Namun, disisi lain hal yang dilakukannya hanya untuk memenuhi janji almarhum sang ayah.

"Apa maksud kamu, Mas?" Nisa kembali mengingat kejadian sebelum dirinya jatuh pingsan. Dia segera melepaskan tangannya dari genggaman sang suami.

"Aku benci sama kamu, Mas. Aku sangat membencimu. Tega kamu mengkhianati aku, Mas. Tega kamu!" Nisa memukul dada suaminya, air mata menganak di kedua pipi wanita cantik yang sudah tiga tahun mendampingi Bima.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengkhianatimu, aku terpaksa menikah dengannya karena…. "

"Cukup, Mas! Aku tidak mau mendengar penjelasan apa pun darimu!" Nisa menutup kedua telinganya dengan tangan. "Keluar kamu dari sini, Mas! Keluar!" teriak Nisa yang sudah tidak bisa lagi mengendalikan emosinya. Dia masih tidak percaya kalau suami yang sangat dicintainya tega menyakitinya.

"Nis tolong dengarkan penjelasanku!" pinta Bima.

"Keluar! Aku minta kamu keluar sekarang juga, Mas! Keluar!" Teriakan Nisa.

Teriakan Nisa terdengar hingga keluar kamar dan itu membuat Vena dan Ayu yang saat itu sedang duduk di ruang langsung masuk ke dalam kamar Nisa.

"Sayang, ada apa?" tanya Vena kepada menantunya.

"Suruh Mas Bima keluar dari sini, Ma! Suruh dia keluar! Aku tidak mau melihatnya." Nisa terus saja menangis. Hatinya teramat sakit mengetahui kenyataan bahwa suaminya sudah menikah lagi.

Vena segera memeluk menantunya untuk membuatnya tenang. "Bima, sebaiknya kamu keluar dulu, Nak! Biarkan istrimu tenang!" seru Vena. Dia bisa mengerti kesedihan yang dialami menantunya tersebut. Wanita mana yang tak terluka hatinya ketika mengetahui suaminya menikah lagi.

"Tapi, Ma…. "

"Bima, kamu mencintai Nisa kan?"

"Tentu saja, Ma. Aku sangat mencintai dia," jawab Bima. Hatinya juga hancur melihat kesedihan yang Nisa rasakan, terlebih karena itu hasil perbuatannya.

"Kalau begitu keluarlah! Biar Mama yang akan menemani Nisa di sini!" suruh Vena lagi.

"Baiklah, Ma. Tolong jaga Nisa ya, Ma!" 

Vena mengangguk. 

"Satu lagi, kamu suruh Ayu tidur di ruang tamu! Aku tidak mengizinkan dia tidur di kamar utama rumah ini." Kali ini Vena mengatakan itu tanpa menoleh ke arah anak dan menantu barunya. Sama halnya dengan Nisa, Vena juga kecewa dengan perbuatan putranya.

"Baik, Ma," jawab Bima. "Ayo Ayu!"

Bima membawa istri barunya itu keluar dari kamar Nisa. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Ayu menuruti perkataan Bima. Dia sadar kalau semua kekacauan di rumah ini terjadi karena kedatangannya. Dia menyesal karena mau menikah dengan Bima. Dia tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau keputusan untuk menerima lamaran Bima akan mendapatkan penolakan yang begitu keras dari istri pertamanya. Sebelumnya Bima hanya berkata kalau istri pertamanya adalah wanita yang lembut dan tidak pernah marah. Dia pasti akan menerima dirinya sebagai madu dengan ikhlas jika tahu alasan Bima menikah dengannya.

Ayu menatap sayu wanita yang berbaring memunggunginya. Dia ingin sekali minta maaf dan pergi dari rumah itu. Tapi, kemana dia harus pergi? Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan ibunya juga sudah meninggal seminggu yang lalu. Dia hanya punya tante dan itu pun di luar kota, dia tidak mungkin pergi ke sana karena dia sendiri tidak tahu alamat pastinya.

*

"Mas, apa tidak sebaiknya kamu ceraikan aku? Aku tidak mau merusak rumah tanggamu dengan Mbak Nisa, Mas!" ucap Ayu dengan tatapan sayu.

"Yu, aku sudah berjanji pada almarhum ibumu untuk menjagamu, aku tidak bisa menelantarkanmu begitu saja. Lagian menikahimu adalah salah satu amanah dari almarhum papaku dan aku tidak bisa mengabaikannya," jawab Bima.

"Tapi bagaimana dengan Mbak Nisa? Dia sedih dengan pernikahan kita ini, Mas."

"Kamu sabar saja. Aku yakin setelah aku menjelaskan kepadanya tentang alasanku menikahimu, dia pasti akan menerimamu."

Meski tidak enak, Ayu hanya bisa mengangguk pasrah. Dia berharap rumah tangga suaminya itu akan kembali membaik dan Nisa juga bisa menerima dia sebagai madu.

Terpopuler

Comments

Ufika

Ufika

Knp baru nikahin ayu sekarang bukan ny dr dulu

2024-03-05

0

Lina Maulina18

Lina Maulina18

hrsnya dirimu nyadar ayu sudah tau Bima punya bini bin nya nolak lamaran sama aja dirimu pelakor

2023-06-08

0

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

cerita yang membosankan. masakan wasiat bapanya baru diketahui selepas 3 tahun menikah. nga logik langsung.

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 DKW 1 - Siapa dia, Mas?
2 DKW 2 - Dia istri keduaku
3 DKW 3 - Berharap semua akan membaik
4 DKW 4 - Surat Wasiat Papa
5 DKW 5 - Makan malam yang tidak menyenangkan
6 DKW 6 - Berharap semua ini hanyalah mimpi
7 DKW 7 - Kenapa rasanya begitu berat mengikhlaskan?
8 DKW 8 - Ceraikan aku
9 DKW 9 - Berusaha menerima takdir ini dengan ikhlas
10 DKW 10 - Hidup Berdampingan
11 DKW 11 - Kartu debit
12 DKW 12 - Sulitnya ikhlas
13 DKW 13 - Istri ke dua
14 DKW 14 - Saran
15 DKW 15 - Mengantar makan siang.
16 DKW 16 - Semena-mena
17 DKW 17 - Posisi Yang Sama
18 DKW 18 - Hasutan Tante Meta
19 DKW 19 - Melegalkan Pernikahan
20 DKW 20 - Ancaman
21 DKW 21 - Bingung
22 DKW 22 - Kamu berubah, Mas.
23 DKW 23-Modus
24 DKW 24 - Paket Makanan
25 DKW 25 - Kekecewaan Bima
26 DKW 26 - Menghancurkan Rekaman Cctv
27 DKW 27 - Tekad
28 DKW 28 - Tes Wawancara
29 DKW 29 - Menjawab
30 DKW 30 - Kabar Baik
31 DKW 31 - Astaghfirullahal adzim
32 DKW 32 - Tamparan
33 DKW 33 - Harus Kuat
34 DKW 34 - Tidak Mencium Tangan
35 DKW 35 - Penasaran
36 DKW 36 - Mengikuti
37 DKW 37 - Pesta Resepsi
38 DKW 38 - Ikut Merasakan
39 DKW 39 - Ikut Merasakan 2
40 DKW 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Nisa!
41 DKW 41 - Sakit sekali
42 DKW 42 - Cemas
43 DKW 43 - Berpisahlah dari Bima!
44 DKW 44 - Masa lalu, Malam panjang, Panik
45 DKW 45 - Menggugat Cerai
46 DKW 46 - Mencari alasan
47 DKW 47 - Tuduhan
48 DKW 48 - Nisa sudah berubah, Ma!
49 DKW 49 - Apa?! Bercerai?
50 DKW 50 - Pikirkan sekali lagi.
51 DKW 51 - Jangan-jangan bosmu menyukaimu, Nis.
52 DKW 52 - Introspeksi dirilah!
53 DKW 53 - Reputasi
54 DKW 54 - Mencari tahu
55 DKW 55 - Masakan Pertama
56 DKW 56 - Membuat Story Whatsapp
57 DKW 57 - Ke Rumah Sakit
58 DKW 58 - Deg-degan
59 DKW 59 - Story whatsapp milik Ayu
60 DKW 60 - Terbongkarnya Ratu Drama
61 DKW 61 - Bimbang
62 DKW 62 - Suami Sempurna
63 DKW 63 - Tolong Cabut Gugatan Ceraimu itu, Nis!
64 DKW 64 - Rencana
65 DKW 65
66 DKW 66
67 DKW 67
68 DKW 68
69 DKW 69
70 DKW 70
71 DKW 71
72 DKW 72
73 DKW 73
74 DKW 74
75 DKW 75
76 DKW 76
77 DKW 77
78 DKW 78
79 DKW 79
80 DKW 80
81 DKW 81
82 DKW 82
83 DKW 83
84 DKW 84
85 DKW 85
86 DKW 86
87 DKW 87
88 DKW 88
89 DKW 89
90 DKW 90
91 DKW 91
92 DKW 92
93 DKW 93
94 DKW 94
95 DKW 95
96 DKW 96
97 DKW 97
98 DKW 98
99 DKW 99
100 DKW 100
101 DKW 101 - TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
DKW 1 - Siapa dia, Mas?
2
DKW 2 - Dia istri keduaku
3
DKW 3 - Berharap semua akan membaik
4
DKW 4 - Surat Wasiat Papa
5
DKW 5 - Makan malam yang tidak menyenangkan
6
DKW 6 - Berharap semua ini hanyalah mimpi
7
DKW 7 - Kenapa rasanya begitu berat mengikhlaskan?
8
DKW 8 - Ceraikan aku
9
DKW 9 - Berusaha menerima takdir ini dengan ikhlas
10
DKW 10 - Hidup Berdampingan
11
DKW 11 - Kartu debit
12
DKW 12 - Sulitnya ikhlas
13
DKW 13 - Istri ke dua
14
DKW 14 - Saran
15
DKW 15 - Mengantar makan siang.
16
DKW 16 - Semena-mena
17
DKW 17 - Posisi Yang Sama
18
DKW 18 - Hasutan Tante Meta
19
DKW 19 - Melegalkan Pernikahan
20
DKW 20 - Ancaman
21
DKW 21 - Bingung
22
DKW 22 - Kamu berubah, Mas.
23
DKW 23-Modus
24
DKW 24 - Paket Makanan
25
DKW 25 - Kekecewaan Bima
26
DKW 26 - Menghancurkan Rekaman Cctv
27
DKW 27 - Tekad
28
DKW 28 - Tes Wawancara
29
DKW 29 - Menjawab
30
DKW 30 - Kabar Baik
31
DKW 31 - Astaghfirullahal adzim
32
DKW 32 - Tamparan
33
DKW 33 - Harus Kuat
34
DKW 34 - Tidak Mencium Tangan
35
DKW 35 - Penasaran
36
DKW 36 - Mengikuti
37
DKW 37 - Pesta Resepsi
38
DKW 38 - Ikut Merasakan
39
DKW 39 - Ikut Merasakan 2
40
DKW 40 - Jangan Ikut Campur Urusan Nisa!
41
DKW 41 - Sakit sekali
42
DKW 42 - Cemas
43
DKW 43 - Berpisahlah dari Bima!
44
DKW 44 - Masa lalu, Malam panjang, Panik
45
DKW 45 - Menggugat Cerai
46
DKW 46 - Mencari alasan
47
DKW 47 - Tuduhan
48
DKW 48 - Nisa sudah berubah, Ma!
49
DKW 49 - Apa?! Bercerai?
50
DKW 50 - Pikirkan sekali lagi.
51
DKW 51 - Jangan-jangan bosmu menyukaimu, Nis.
52
DKW 52 - Introspeksi dirilah!
53
DKW 53 - Reputasi
54
DKW 54 - Mencari tahu
55
DKW 55 - Masakan Pertama
56
DKW 56 - Membuat Story Whatsapp
57
DKW 57 - Ke Rumah Sakit
58
DKW 58 - Deg-degan
59
DKW 59 - Story whatsapp milik Ayu
60
DKW 60 - Terbongkarnya Ratu Drama
61
DKW 61 - Bimbang
62
DKW 62 - Suami Sempurna
63
DKW 63 - Tolong Cabut Gugatan Ceraimu itu, Nis!
64
DKW 64 - Rencana
65
DKW 65
66
DKW 66
67
DKW 67
68
DKW 68
69
DKW 69
70
DKW 70
71
DKW 71
72
DKW 72
73
DKW 73
74
DKW 74
75
DKW 75
76
DKW 76
77
DKW 77
78
DKW 78
79
DKW 79
80
DKW 80
81
DKW 81
82
DKW 82
83
DKW 83
84
DKW 84
85
DKW 85
86
DKW 86
87
DKW 87
88
DKW 88
89
DKW 89
90
DKW 90
91
DKW 91
92
DKW 92
93
DKW 93
94
DKW 94
95
DKW 95
96
DKW 96
97
DKW 97
98
DKW 98
99
DKW 99
100
DKW 100
101
DKW 101 - TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!