Bab 2

Jangan takut akan perubahan, mungkin dari perubahan kita dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.

~Ay Alvi~

Danu menggebrak meja yang ada di hadapannya membuat Erik berjengkit karena terkejut.

"Apa yang di lakukan anak itu? Dia sudah menikah, tapi masih tidak bertanggung jawab!" umpat Danu kesal.

"Cepat antar aku kesana!"ucap Danu pada Erik.

Erik akhirnya hanya bisa menuruti keinginan Danu, walau sebenarnya dia tidak berniat mengkhianati Ziga.

Setibanya di Black X bar tempat biasa Ziga berkunjung, Erik dan Danu pun langsung mencari cari keberadaan Ziga. Tetapi setelah beberapa lama mencari dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Tuan mudanya tersebut.

"Apa kau melihat Tuan Muda Ziga?" tanya Erik kepada salah seorang pelayan di sana.

Ziga dan Erik memang sering mengunjungi bar tersebut semenjak kepergian Via, jadi tidak heran jika para pelayan di sana sudah sangat mengenal mereka.

"Tadi saya melihat Tuan Muda bersama seorang wanita masuk ke dalam sebuah ruangan pribadi," jawab pelayan tersebut jujur.

Seketika Danu meradang mendengar jawaban pelayan tersebut.

"Cepat tunjukan dimana ruangan tersebut!" bentak Danu, pria itu sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi.

"Ba-baik Tuan," jawab pelayan tersebut ketakutan, dia pun dengan segera mengantar Erik dan Danu menuju ruangan tempat Ziga berada.

Ternyata ruangan tempat Ziga berada di jaga oleh dua orang bodyguard suruhan wanita yang membawa Ziga tadi.

"Cepat buka pintunya!" perintah Danu kepada kedua orang tersebut.

Namun ternyata kedua orang tersebut malah menyerang Danu dan Erik, beruntung Erik memiliki ilmu beladiri yang cukup tinggi, jadi dia dapat dengan mudah mengalahkan kedua orang tersebut.

Danu pun segera menendang pintu ruangan tersebut. Betapa terkejutnya Danu ketika melihat Ziga berada di dalam sana dengan seorang wanita yang tengah duduk di pangkuannya.

Ziga dalam keadaan mabuk dan bertelanjang dada, sedangkan wanita itu sendiri dalam keadaan setengah telanjang.

"Dasar anak kurang ajar!"umpat Danu dengan segera menarik tangan Ziga sehingga membuat Sarah yang tengah duduk di pangkuannya terjatuh.

"Dan kau wanita kurang ajar! Masih saja kau mengganggu anakku yang sudah menikah!" bentak Danu pada Sarah.

"Erik cepat hubungi pihak kepolisian wanita ini harus mempertanggung jawabkan perbuatannya!" perintah Danu kepada Erik yang sedang membantu Ziga untuk berdiri.

"Apa Anda tidak salah Tuan, harusnya aku yang minta pertanggung jawaban anak Anda karna telah melecehkan ku!" Sarah membalas ucapan Danu dengan sombong.

"Tanggung jawab? Dalam mimpimu!" bentak Danu lagi.

"Kau pikir aku tidak tahu perbuatanmu menyabotase pesta ulang tahun perusahaanku!" ucap Danu berapi-api.

Sarah pun seketika menjadi ketakutan, dia berusaha untuk melarikan diri dari tempat itu. Akan tetapi ada Erik yang dengan sigap menghalangi jalannya.

"Anda mau kemana Nona?" tanya Erik sambil mencekal pergelangan tangan Sarah.

"Ahh ...." Sarah meringis kesakitan.

"Apa yang Papah lakukan? Papah menyakiti istriku!" ucap Ziga tanpa sadar karena pengaruh alkohol yang telah di konsumsinya.

Danu semakin meradang mendengar ucapan putranya, kemudian dia menampar Ziga dengan kuat sehingga membuat Ziga terjungkal.

"Istri katamu? Kau lihat baik-baik siapa wanita murahan itu!" ucap Danu penuh dengan emosi.

Ziga pun menatap wajah Sarah dengan bodohnya.

"Kau ... kau ... bukan istriku, kau bukan Via," tolak Ziga yang kesadarannya masih belum pulih.

Ziga pun terduduk di lantai dalam keadaan lemas.

"Via mengapa kau pergi meninggalkanku sayang?" lirih Ziga yang masih dapat di dengar oleh Danu.

"Pergi meninggalkanmu?" tanya Danu tak yakin.

"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi Erik?" tanya Danu pada Erik, karena dia pikir tidak akan ada gunanya bertanya pada Ziga yang tengah mabuk.

"Ah, itu Tuan ...," jawab Erik gugup, dia tidak tahu harus menjawab apa. Danu dan Ayu sangat menyayangi Via dan selama ini mereka belum tahu kalau wanita itu telah pergi meninggalkan Ziga.

"Via pergi meninggalkanku, karena aku menyakitinya," jawab Ziga meracau karena masih terpengaruh alkohol.

"Aku sangat mencintainya, walau pernikahan kami awalnya hanya pernikahan kontrak tapi kini aku benar benar mencintainya." Ziga terus berucap tanpa sadar.

"Pernikahan kontrak?" ucap Danu sambil memegang dadanya. Dia tidak menyangka pernikahan putranya tersebut adalah sebuah pernikahan kontrak. Danu pun langsung tak sadarkan diri karna tak kuat lagi menahan sakit di dadanya.

"Tuan ... Tuan!" panggil Erik sembari mengguncang tubuh Danu, namun tak ada pergerakan di sana.

Erik segera menghubungi ambulance untuk membawa tuan besar keluarga Pratama tersebut ke rumah sakit. Pria itu juga dengan segera menghubungi Ayu yang kini masih berada di USA.

Ziga menatap sang ayah yang kini terbaring lemah dengan tatapan bodoh. Alkohol telah membuat pria itu kehilangan setengah kesadarannya. Namun, begitu melihat Danu yang tak bergerak, Ziga berteriak histeris mengguncang tubuh Danu bermaksud membangunkannya.

"Pah! panggil Ziga.

"Papah ....!" Ziga memanggil dengan histeris dan mengguncang tubuh sang ayah yang kini telah terbujur kaku.

Pria itu memeluk jasad Danu yang masih terasa hangat. Tanpa ia sadari bulir air mata pun menetes dari pelupuk matanya. Ziga meraung menangisi kebodohannya. Dia menyesali perbuatannya ketika melihat tubuh sang ayah yang terbujur kaku di hadapannya.

Erik merangkul Ziga, memberikan laki-laki itu kekuatan untuk menghadapi takdir yang telah di tentukan oleh Tuhan.

Jenazah Danu segera di bawa ke USA malam itu juga atas permintaan Ayu. Wanita itu menginginkan suaminya di makamkan di tanah kelahirannya di kota New York.

Ayu menatap tanah basah tempat suaminya berada kini di Marble Cemetery, New York city.

Ibu satu anak itu tidak menyangka bahwa kepergian Danu ke negara S untuk menyusul putranya berakhir dengan kepulangan suaminya itu tanpa nyawa.

Ayu memandang Ziga yang kini juga berada di sana menatap tanah pemakaman dengan tatapan kosong.

"Puas Kau?!" Ayu bertanya dengan geram, kemudian wanita paruh baya itu pergi beranjak dari kompleks pemakaman meninggalkan Ziga yang hingga kini masih merasakan penyesalan yang begitu mendalam.

Ziga berjongkok, kemudian mencium batu nisan bertuliskan nama sang ayah di sana.

"Maafkan Aku Pah," sesal Ziga, pria itu menyadari sepenuhnya bahwa kematian sang ayah adalah akibat dari perbuatan bodohnya.

Ziga menangis, meratap, memeluk batu nisan tersebut. Pria itu sungguh-sungguh amat menyesal, namun semua telah terjadi. Tak ada yang dapat merubahnya kembali.

Ayu pulang ke Meadow Lane dengan hati yang hancur. Suami tercintanya telah meninggalkan dunia ini untuk selama-lama. Tak ada lagi kini yang dapat ia jadikan sandaran dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu merasa sangat tersiksa kehilangan suami yang selama ini selalu menjadi sandaran hidupnya.

Ayu menghela nafas, sepertinya ia sudah tidak sanggup lagi menjalani kehidupan ini, dia menyerah dan tak ingin lagi berada di dunia.

*******

Hai, terimakasih sudah membaca AKU MENCINTAIMU 2, jangan lupa untuk like, coment dan juga votenya ya.

Biar ay lebih semangat dalam berkarya.

Mampir juga di novel karya Ay yang lainnya.

•TAKDIR CINTA

•TERJERAT CINTA si CUPU

Salam sayang dari Ay si Author recehan 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Stefani Pandita

Stefani Pandita

Aduuuh via balim lg dong kasian mertuanya tuuu

2021-07-01

0

Baiti Sinaga

Baiti Sinaga

critanya bener2 bisa menghipnotis aq seolah2 ikut merasakan prnderitaan via

2021-04-24

0

Catharina GaniRosa

Catharina GaniRosa

Kegoblokan Ziga yg membuat orng tuanya meregang nyawa...sebel deh

2021-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!