Bandar Udara Internasional Pearson Toronto, Kanada.
Saat ini Firanda dan Ayah nya sudah sampai di Kanada, mereka langsung di jemput oleh mobil yang memang sudah di siapkan oleh Ayah nya Firanda sebelum mereka berangkat dari rumah. Mobil itu pun melaju menuju Apartemen Ayah nya yang memang dulu Ayah nya Firanda membeli apartemen itu untuk dia tinggali saat berada di Kanada.
"Kita akan istirahat di apartemen terlebih dulu sebelum ke masion keluarga Mahendra, dan kebetulan kamar di apartemen Ayah ada dua. Jadi kita tidak perlu memesan satu lagi apartemen untuk mu." ucap Ayah nya, sedangkan Firanda hanya mengangguk membenarkan apa yang di katakan oleh Ayah nya. Mereka jadi tidak perlu memesan apartemen untuk sementara waktu.
Tak lama mobil yang di tumpangi oleh Firanda dan Ayah nya sampai di lobby apartemen. Mereka pun turun dan masuk ke dalam apartemen itu, sesampainya di apartemen milik Ayah nya, mereka pun langsung masuk dan mengistirahatkan terlebih dulu tubuh mereka sebelum ke masion milik keluarga Mahendra.
Dua jam kemudian.
Saat ini Firanda sudah rapih dengan pakaian begitu pun dengan Ayah nya yang tak kalah rapih seperti Firanda. Sekarang mereka akan pergi mengunjungi masion milik keluarga Mahendra, dan kini mereka berdua sedang ada di perjalanan menuju ke sana.
"Sekarang kita akan pergi ke rumah Kakek mu." ucap Ayah Firanda, sedangkan Firanda hanya mengangguk saja.
Tak membutuhkan waktu lama mobil yang di kendarai oleh Ayah Firanda pun sampai di sebuah masion yang tak kalah megah dan mewah dengan masion milik Ayah nya yang ada di Indonesia.
"Apa ini rumah masa kecil Ayah?" tanya Firanda saat dia dan Ayah nya keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam masion mewah itu.
"Iya." balas Ayah nya dengan tersenyum kecil.
Bagi Firanda ini adalah pengalaman paling bersejarah dalam hidup nya, dimana dia di ajak oleh Ayah nya mengunjungi masion masa kecil nya. Firanda tidak menyangka kalau diri nya lah yang di pilih Ayah nya untuk mengetahui masion ini, padahal tidak boleh satu pun orang sekitar Ayah nya termasuk istri juga datang ke masion ini. Ini adalah masion yang hanya bisa di masuki oleh orang terpilih saja, dan ternyata keberuntungan itu berpihak pada Firanda.
"Selamat datang di masion keluarga besar Mahendra." suara bariton menyambut kedatangan Firanda dan Ayah nya.
Firanda yang memang belum mengenali Kakek nya langsung terjolak kaget, bahkan dia sampai bersembunyi di punggung kekar milik Ayah nya.
"Dia siapa Ayah?" tanya Firanda dengan ketakutan yang terlihat jelas di wajah nya.
"Dia Kakek mu Firanda." jawab Ayah nya sambil menarik Firanda agar tidak bersembunyi di punggung nya.
Firanda pun menurut dan mulai menatap ke arah Kakek yang yang sedang duduk di sofa mewah. Dia terus menatap lekat ke arah Kakek nya dan satu hal yang dia tangkap bahwa wajah Kakek nya mirip seperti wajah Ayah nya.
"Kemari lah nak." ujar Kakek Firanda membuat Firanda tersentak kaget dan mulai tersadar kembali.
Firanda pun melangkah dengan pelan menghampiri Kakek nya, dan saat dia sampai di hadapan Kakek nya, Kakek nya langsung memeluk nya dan itu membuat Firanda yang masih terkejut bertambah terkejut. Tapi perlahan lahan Firanda pun membalas pelukan Kakek nya.
"Kakek sangat merindukan mu." ucap Kakek nya setelah melepaskan pelukan nya.
Firanda hanya tersenyum kaku saat mendengar ungkapan Kakek nya yang ternyata merindukan nya.
"Ayo sini duduk." ajak Kakek nya mempersilahkan Firanda agar duduk.
Firanda, Kakek nya dan juga Ayah nya mendudukan diri mereka di sofa panjang itu.
"Berapa umur mu nak?" tanya kakek nya.
"20 tahun Opah." balas Firanda dengan canggung.
Sebelum mereka berangkat Ayah Firanda sudah mengatakan kalau jika di sana Firanda harus memanggil Ayah nya dengan sebutan Opah dan jangan menyebut nya dengan sebutan Kakek.
"Ayah seperti nya Firanda masih mengalami jetlang, bagaimana kalau dia istirahat terlebih dulu di kamar nya?" ucap Ayah Firanda pada Ayah nya.
"Ya kau benar, antarkan dia ke kamar nya." balas kakek Firanda.
Ayah Firanda pun hanya mengangguk saja dan membawa Firanda ke kamar nya yang memang sudah di siapkan dari dulu. Setelah mengantarkan Firanda ke dalam kamar nya Ayah Firanda pun kembali menghampiri Ayah yang yang memang sedang menunggu nya untuk membahas sesuatu yang penting. Dia sengaja membuat alasan itu agar Firanda tidak mendengar percakapan nya dengan Ayah nya.
"Apa yang ingin Ayah tanyakan?" tanya Ayah Firanda saat sudah duduk kembali di depan Ayah nya.
"Banyak, banyak sekali yang ingin ku tanyakan. Tentang Mama nya Firanda, istri kedua mu, dan bagaimana bisa hadir Firanda di kehidupan dan masih banyak lagi yang ingin ku tanyakan pada mu." ucap kakek nya Firanda.
Ayah Firanda pun hanya bisa mengusap kasar wajah nya, dia sudah menduga kalau Ayah nya pasti akan bertanya tentang itu semua. Dan kini sia harus siap tidak siap menjelaskan semua nya pada Ayah nya agar Ayah nya tidak salah paham lagi pada nya.
"Aku memiliki anak dengan Rossa saja Ayah, dan jika masalah istri kedua aku tidak mempunyai anak bersama nya karena Diana ternyata wanita mandul dan tidak bisa memiliki anak." ucap Ayah Firanda berterus terang pada Ayah nya tanpa ada yang di tutup tutupi seperti dulu.
Kakek Firanda hanya tersenyum sinis mendengar apa yang di katakan oleh anak nya, dia sudah menduga dari dulu kalau Diana adalah wanita mandul. Dan oleh sebab itu dia dan istri nya menjodohkan anak nya pada Rossa kakak Diana.
"Aku dan Mama mu tidak pernah salah menjodohkan mu dengan Rossa, dari dulu Diana hanya wanita mandul. Dan oleh sebab itu kami menjodohkan mu pada Rossa, dan satu lagi yang membuat kami menjodohkan mu dengan Rossa, karena Rossa adalah wanita yang baik dan dia pantas menjadi pendamping kamu." ucap Kakek nya Firanda panjang lebar.
Kali ini Ayah Firanda lah yang tersenyum sinis mendengar ucapan Ayah nya yang tak langsung memuja muja Rossa.
"Diana dan Rossa sama saja, sama-sama pembunuh." ucap Ayah Firanda dengan di akhiri kekehan di akhir kalimat nya.
"Apa maksudmu?" tanya Kakek Firanda tak mengerti apa yang di ucapkan oleh anak nya.
"Diana dan Rossa adalah pembunuh Ayah, mereka membunuh Mama dan adik ku." ucap Ayah Firanda membuat Kakek Firanda terkejut dengan ungkapan anak nya, tapi keterkejutan nya hanya sementara saja saat mengingat kembali sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Cahyaning Fitri
Ayo lebih semangat lagi....💪💪💪💪
2022-07-03
1