"Alhamdulillah kita sudah sampai terminal nih," ucapku kepada Ani dan Ida.
Hingga akhirnya kami bertiga turun dari taksi.
"Makasih ya Pak," ucap kami serempak pada supir taksi online yang kami tumpangi tadi.
"Iya sama-sama Neng," jawab Bapak tersebut.
Beberapa saat kemudian kami pun berjalan mencari bus yang akan kami tumpangi.
"Da, bus yang lewat rumah Nenek kamu yang mana sih? panas tau," ujar Ani.
"Tuh..kayaknya yang mau berangkat itu deh," tunjuk Ida.
Kami akhirnya naik ke dalam Bus tersebut yang kebetulan hanya menyisakan tiga bangku kosong.
"Rin, kamu duduknya sama aku ya," ajak Ida.
"Enggak..enggak, Arini pokoknya duduknya harus bareng sama aku !" Ani pun gak mau kalah.
"Ya sudah, daripada kalian ngerebutin aku, mendingan kalian aja yang duduk berdua gih, aku duduk disini aja," ucapku pada mereka.
Kebetulan disebelah tempat duduk kedua temanku, ada satu bangku kosong yang sudah diduduki oleh seorang lelaki yang entah seperti apa wajahnya, karena tertutupi oleh topi yang iya pakai, dan dia juga nampaknya sedang melihat pemandangan ke arah luar jendela.
"Mas maaf saya ikut duduk disini ya," ucapku meminta ijin padanya. Namun, dia hanya diam tanpa menoleh sedikit pun ke arahku.
"Eh..Da..Ni, baca do'a naik kendaraan dulu biar kita sampai dengan selamat," ajakku pada mereka.
"Tapi aku lupa Rin, iya aku juga sama," ucap mereka berdua sambil cengengesan.
Kemudian aku pun memberitahu bacaannya :
Bismillahirrohmanirrohim
Subhanaladzi sahhara lana hadza wama kunna lahu mukrinin, wainna ila robbina lamungqalibbun
Artinya :
"Maha suci Alloh yang telah menundukan untuk kami kendaraan ini, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan hanya kepada-Mu lah kami akan kembali."
Aku sangat heran karena pas aku baca do'a, badan lelaki yang ada disebelahku nampak memerah seperti kepanasan, tapi mungkin karena efek cuaca diluar juga kali ya yang lagi terik-teriknya.
Akhirnya, secara perlahan Bus yang kami tumpangi pun berjalan membelah jalanan kota yang ramai oleh pengendara.
Jarak dari Bandung ke Sumedang terasa cukup lama karena kita juga naik Bus umum, belum lagi rumah Neneknya Ida berada di Desa terpencil yang bahkan belum ada penerangan sama sekali, katanya.
"Da masih jauh ga?" rengek Ani.
"Baru juga satu jam Neng, palingan tiga jam lagi kita baru sampai," jawab Ida.
"Yuk ah mending kita bobo aja," ajak Ida.
Nampaknya Ani dan Ida sudah lelap tertidur,
aku pun berusaha memejamkan mata supaya perjalanan ini tidak terasa panjang. Namun, aku takut kalau nanti aku sampai ketiduran kepalaku malah gak sengaja bersandar sama bahu lelaki yang berada di sebelahku.
Aku sudah mencoba menahan rasa kantukku, Namun tak bisa dan akhirnya kini aku terlelap. Dan benar saja dugaan ku, karena tanpa sadar kepalaku pun malah dengan enaknya bersandar kepada bahu lelaki di sebelahku, tapi rasanya Aku susah untuk kembali membuka mata.
Aku merasakan usapan tangan seseorang di kepalaku yang tertutup hijab. mungkin saking lelapnya Aku pun sampai masuk ke alam mimpi.
Di dalam mimpiku aku merasa berada di tengah hamparan bunga yang indah, Aku merasa heran karena disini tidak ada siapa-siapa. Akan tetapi, aku merasakan ada sepasang mata yang mengawasi ku. sampai akhirnya aku kaget karena tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam erat tanganku, kini Aku mencoba untuk melihatnya. Di sampingku kini telah berdiri seorang lelaki yang sangat tampan, sehingga Aku sampai tak bisa berkedip dibuatnya, lalu aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Siapa kamu?" kemudian dia tersenyum dan menjawab pertanyaanku,
"Namaku ARGA..."
Beberapa saat kemudian aku akhirnya terbangun dari mimpi indah yang sedang aku alami, karena Ani dan Ida mencoba untuk membangunkan ku. pikirku Bus yang kami tumpangi sudah sampai tujuan, namun ternyata aku salah, karena Bus nya malah mogok di tengah hutan dikarenakan ban nya kempes.
Semua penumpang kini turun untuk menunggu ban Bus yang akan diganti terlebih dahulu.
"Rin kamu enak yah tadi kepala kamu tuh bersandar di bahu lelaki yang duduk di sebelahmu," ujar Ida dengan sewot.
"Masa sih? kayaknya enggak deh," aku pun menyangkalnya karena malu.
"Eh bentar deh, kayaknya aku pernah lihat cowok itu dimana gitu, wajahnya kaya gak asing," Ani pun berpikir sejenak.
Dengan antusias Ani kemudian berkata,
"Oh iya, dia mirip sama opa-opa korea yang tempo hari kita temui waktu belanja, inget gak?" tanya Ani.
"Ah itumah kamu aja yang mengingat dia terus, jadi semua cowok yang kamu lihat pasti mirip dia," sindir Ida.
"Udah ah gak usah ribut," aku pun mencoba melerai perdebatan mereka.
"Eh Da, berapa lama lagi sih sampai ke rumah Nenekmu? ini sudah masuk waktu ashar lho," tanyaku.
"Kayaknya satu jam lagi deh, duuuuuh... padahal aku udah gak kuat nih pengen pipis," ucap Ida.
"Udah pipis aja tuh di semak-semak, lagian sekarang kita berada di tengah hutan, jadi mana ada toilet umum, daripada nanti jadi penyakit," ujar Ani.
"Nih kamu bawa botol air mineral ini aja buat cebok, terus jangan lupa minta ijin dulu, Permisi... saya mau numpang buang air kecil gitu," ucapku dengan tersenyum.
Ida pun akhirnya menggusur Ani supaya memperhatikan sekeliling, karena katanya takut ada yang ngintip.
aku sempat melirik ke arah lelaki yang tadi duduk sebelahku, kalau dilihat-lihat emang bener sih kata Ani, dia mirip banget sama lelaki yang mirip opa-opa korea yang pernah kita temui.
Namun, tiba-tiba, Degg... aku teringat sebuah nama yang tadi ada dalam mimpiku, yaitu ARGA.
Lho kenapa dia mirip banget dengan wajah Arga yah? tanyaku dalam hati.
Jantungku pun kini berdegup kencang. Namun, tiba-tiba
"Dorrr.....lagi ngelamunin apa hayo?"
aku pun kaget karena keisengan kedua temanku yang sengaja mengagetkanku dari belakang.
"Ya ampun, Ani, Ida, ngapain sih kalian ngagetin aku, jantungku hampir aja copot tau," omelku pada mereka.
Beberapa saat kemudian, Bus yang kami tumpangi pun telah selesai diperbaiki, dan para penumpang dipersilahkan untuk segera naik kembali, dan secara perlahan Bus pun kembali melaju.
......................
Satu jam kemudian...
"Lho Da, itu bukannya Air Terjun yang mau kita datangi yah?" tanya Ani.
"Iya, makanya nanti kita berhenti di depan, tuh yang ada gapura, dari sana kita jalan kaki, paling jaraknya cuma 500 meteran ke rumah Nenek mah.
Akhirnya Ida meminta Pak sopir untuk menurunkan kami di depan gapura yang bertuliskan Wisata Curug Cilengkrang.
Kami bertiga pun turun dengan menggendong tas ransel yang kami bawa.
"Perjalanannya lumayan jauh juga ya Da, aku cape banget nih, apalagi bawaan kita berat begini lagi," rengek Ani.
"Bentar lagi juga sampai kok, tuh rumah Nenek sudah kelihatan dari sini," tunjuk Ida.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhkan oleh pemandangan yang menyejukkan mata, Air Terjun yang terlihat masih sangat jernih, serta udara yang sejuk karena daerah sini masih sangat asri, dan gak banyak polusi seperti di Kota. Namun, tiba-tiba pandanganku terhenti, karena dari bawah air terjun sepertinya aku melihat seorang lelaki yang melambaikan tangannya padaku, dia terlihat sangat tampan dan gagah dengan mengenakan baju seperti pada jaman kerajaan.
"Eh Ida, Ani, kalian coba lihat deh kayaknya tadi aku melihat seseorang disebelah sana !!" aku pun menunjukan tempatnya pada mereka.
"Mana sih Rin? kamu salah lihat kali, gak ada siapa-siapa juga disana, noh yang ada monyet tuh lagi pada gelantungan di atas pohon," ucap Ida sambil cengengesan.
Dengan diiringi canda tawa kami pun terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah Neneknya Ida.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
@Kristin
koq ada orng di tengah2 hutan sedang apa dia???
2022-09-09
2
Elisabeth Ratna Susanti
bacanya nyicil ya 🙏
2022-08-30
1
𝓓𝓮𝓪
"Subhanalladzi sakhara lana hadza wama kunna lahu muqrinin wainna ila robbina lamunqalibun,
Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya."
krisan ya maaf itu beda lafad beda arti kak segera perbaiki kalau salah dosa loh 😌
2022-08-20
2