"Assalamualaikum, tante apa kabar?" Sapa Rakes sembari menghampiri Elsaliani.
Dengan senyuman manisnya, Rakes terus mendekat lalu mencium punggung tangan Elsaliani dengan begitu sopan. Elsaliani pun langsung mengusap lembut kepala Rakes yang tertunduk karena menyalami dirinya.
"Alhamdulillah sehat, kamu gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah baik tante, oh ya mama sama papa titip salam buat tante dan om."
"Waalaikumsalam, ayo duduk!"
"Terima kasih." Jawab Rakes yang langsung duduk di samping Elsaliani.
"Zea, tolong buatkan minum untuk abang mu!" Pinta Elsaliani.
"Mau minum apa?" Tanya Zea yang masih berdiri mematung jauh dari keduanya.
"Nggak usah tante, tadi sebelum ke sini, aku sempat mampir ke tempat teman, jadi udah ngisi perut di sana tadi." Jelas Rakes.
"Zea, Zea, Zea..." Panggil seseorang yang mana suaranya semakin terdengar mendekat.
"Lah jadi? bukannya tadi pas pulang sekolah kalian udah sepakat untuk batalin?" Tanya Zea ketika sahabatnya muncul tepat dihadapannya.
"Siapa yang batalin, orang udah pada gerak semua." Jelas Rayyan.
"Ya udah ayo!" Ajak Zea.
"Uma kami pamit ya!" Jelas Rayyan.
"Oke, ingat pulangnya jangan sampai magrib!" Jelas Elsaliani.
"Siap uma!" Jawab Rayyan dengan senyuman lebarnya lalu segera menyusul Zea yang telah lebih dulu ke luar.
"Siapa?" Tanya Rakes yang memang sedari tadi terus memperhatikan kedekatan antara Elsaliani dengan Rayyan.
"Oh, dia Rayyan teman dekatnya Zea, tuh rumahnya pas di depan rumah ini." Jelas Elsaliani.
"Oooo, hm...terus emangnya mereka mu ke mana?"Tanya Rakes.
"Belajar, buat persiapan ujian akhir nanti. Oh ya, ayo tante tunjukkan kamar untuk kamu."
"Baik tante, terima kasih."
Rakes segera mengikuti langkah Elsaliani menuju kamar yang akan ia tempati selama ia tinggal di rumah Iqbal.
--------------------
"Bosan ah belajar terus!" Gumam Zea sambil melempar buku tugasnya.
"Ye kamu mah enak, nggak belajar pun masih tetap bisa jawab semua soal dengan mudah. Lah aku, belajar mati-matian sekali pun tetap aja nggak akan ada soal yang bisa aku jawab." Cetus Bian.
"Iya tuh, terkadang aku agak kesal juga sih, kok bisa otak lo yang koslet selalu saja bisa mengatasi semua soal dengan sempurna, atau jangan-jangan kamu main jampi-jampi ya!" Tuduh Rayyan.
"Ciiih! Resek banget sih, aku kan emang udah jenius dari sononya!" Cetus Zea dengan tawa khasnya.
"Yang tadi siapa?" Tanya Rayyan tiba-tiba dengan wajah datarnya.
"Siapa? yang mana?" Tanya Rafeal yang ikut kepo.
"Siapa?" Zea balik bertanya dengan wajah kebingungan.
"Nggak usah sok amnesia deh, cowok yang tadi di rumah kamu." Jelas Rayyan.
"Siapa sih? jangan bilang jodoh elo? nggak lucu kan kalau sampai BigBos dijodohin!" Cetus Taufan dengan gelak tawanya.
"Apaan sih? jangan ngaco deh!" Cetus Zea kesal.
"Terus siapa yang tadi?" Tanya Rayyan lagi.
"Abang Rakes, dia anak om Hadi teman dekatnya ayah." Jelas Zea.
"Cieeee yang di jenguk sama calon suami nih!!" Goda Bian.
"Apaan sih? please, dia itu cuman abang nggak lebih, lagian aku sama sekali nggak tertarik sama dia, nggak asik!" Tegas Zea.
"Hati-hati ya, ntar benci jadi cinta loh!" Seru Rafeal.
"Nggak bakal! dari pada dia mending sama kamu!" Cetus Zea.
"Beneran nih???" Tanya Rafeal.
"Ini mau?" Tanya Zea sambil memamerkan tinjunya.
"Tuh kan keluar lagi deh tuh tinju!" Cetus Rafeal yang langsung kembali fokus pada buku pelajarannya.
"Gimana lusa? jadi?" Tanya Zea yang kembali serius.
"Jadi dong." Tegas Bian.
"Masih berani mereka nantang kita? udah kalah tiga kali masih aja kekeh, bikin enek aja!" Cetus Zea.
"Kali ini mereka benar-benar nyewa orang profesional loh, aku dengar mereka pakek si Alif, si raja balap liar di lapak sebelah!" Jelas Taufan.
"Dapat info dari mana?" Tanya Rayyan.
"Dari anggota club nya si Dion lah." Jawab Taufan.
"Udah santai aja, kalian lupa aku nih siapa? kalian masih meragukan kemampuan aku yang udah jadi juara selama bertahun-tahun ini." Jelas Zea.
"Tapi tetap aja, aku nggak mau kalau kamu kenapa-napa, kamu tau sendiri kan kalau Dion itu suka main curang?" Jelas Rayyan yang memang selalu saja mengkhawatirkan keselamatan Zea.
"Udah tenang aja, tugas kalian cuman mastiin uma sama ayah nggak bakal tau, selebihnya serahin aja sama aku, tenang kita akan tetap menang." Jelas Zea.
"Urusan uma sama ayah, itu udah bagian aku, kalian tenang aja!" Jelas Bian.
"Tuh kan beres, udah lah Rayyan, jangan cemas berlebihan, macam baru kenal sama Zea Saka aja, si ratu balap yang nggak pernah ada tandingannya." Jelas Rafeal.
"Sellow bro sahabat elo ini, masih tangguh kok!" Cetus Zea sambil menepuk bahunya Rayyan.
"Oke fine! aku ikut sama kalian." Ujar Rayyan.
"Nah gitu kan enak!" Seru Zea.
Sejak kelas satu SMP Rayyan sudah menjadi tetangganya Zea, bermula dari tetangga, sekolah di sekolah yang sama, membuat mereka berteman dekat, bahkan kedekatan keduanya tidak lagi membuat batasan apapun lagi diantara mereka, tidak ada satu hal tentang Zea yang tidak Rayyan ketahui begitu juga sebaliknya. Selain Rayyan, ada Bian, Rafeal dan Taufan yang juga merupakan sahabat dekat Zea. Kelimanya berteman sejak kelas satu SMP. Persahabatan yang terjalin begitu erat, membuat semua penghuni sekolah kenal dengan club yang digawangi oleh Zea sebagai Bigbos si jago ilmu bela diri, mahir dalam semua pelajaran dan juga juara balap motor. Beranggotakan Bian, si ahli bohong sama molor, terus Rafeal yang jago boxing, Taufan putra miliader yang punya segalanya dan juga Rayyan yang selalu saja mengatasi semua masalah yang si buat oleh ke empat sahabatnya, satu-satunya anggota club yang lebih suka menggunakan otak dari pada otot.
Zea yang hobi berkelahi, kebiasaan seperti lelaki membuat dirinya tidak memiliki teman dekat satu pun dari kalangan para cewek. Ia bahkan lebih nyaman bergaul bersama teman-teman cowoknya yang menurutnya begitu izzygoing dan lebih membuat dirinya bebas dengan segala kebiasaan anehnya.
---------------------
"Bey, aku masuk duluan. Udah mau azan magrib nih, ntar kena siraman rohani yang bakal panjang lebar dari uma kalau sampai azan aku masih belum di rumah. Thanks atas tumpangannya!" Jelas Zea.
Zea bergegas turun dari motor Rayyan dan lekas berlari masuk ke dalam rumah tanpa lagi peduli dengan Rayyan.
Membuka pintu secara pelan-pelan, lalu berjalan secara mengendap-ngendap menuju tangga.
"Semoga uma nggak lihat, huuuuf! oke, sedikit lagi kamu akan sampai di gerbang kemerdekaan Zea, come on! pelan-pelan, yes akhirnya sampai juga di depan syurga ku!" Gumam Zea dengan suara pelan mulai dari pertama menaiki tangga hingga ia sampai di depan pintu kamarnya.
Tangan Zea langsung meraih gagang pintu namun sebelum ia berhasil membukanya, pintu telah lebih dulu dibuka dari dalam, membuat Zea ketakutan setengah mati.
Ketika menyadari siapa yang ada di depan matanya dengan cepat Zea segera masuk lalu menutup kembali pintunya secara cepat.
"Zea, Zea..." Panggil Elsaliani yang suaranya berasal dari lantai satu.
"Iya uma, bentar lagi Zea turun!" Teriak Zea.
"Cepat sayang, udah mau azan nih, sekalian ajak Abang Rakes, ya!"
"Siap uma, perintah dilaksanakan!" Jawab Zea dengan teriakan khasnya.
"Huuuuf! selamat deh." Ujar Zea sambil mengusap dadanya.
"Dari mana?" Tanya Rakes yang kembali membuat Zea tersadar bahwa sedari tadi ia tidak sedang seorang diri.
"Hmmmm, ya dari rumah teman. Ngapain abang di kamar Zea?"
"Kamar kamu? yakin?"
"Ya iyalah!"
"Berarti tante El yang salah nunjukin kamar buat abang."
"Ya udah tinggal keluar, bereskan!"
"Oke!" Jawab Rakes yang hendak keluar.
"Sorry, Zea yang salah!" Ujar Zea setelah melihat ke sekelilingnya.
"Yakin?" Tanya Rakes sambil menatap wajah Zea yang cengengesan.
"Ya maaf, orang lagi buru-buru wajar dong salah. Tensi amat sih!" Cetus Zea.
"Lagian ini juga kamar aku kali, secara kan ini emang rumahnya ayah aku!" Gerutu Zea pelan karena kesal.
"Abang juga tau kok, kalau abang cuma numpang disini." Jelas Rakes.
(Lah dia dengar rupanya, perasaan nih suara udah aku pelanin deh) bisik hati Zea.
"Zea, maksud Zea nggak gitu! it's oke, sorry! Forgive me please!"
"Cepatlah bersiap, tante sama om udah nungguin Zea tuh!" Jelas Rakes lalu keluar dari kamar tersebut.
"Salah lagi deh! sepertinya mulai sekarang aku harus biasakan diri dengan manusia es yang satu ini, kenapa coba harus dia yang tinggal di sini, kenapa nggak abang Roger atau yang lain aja, kan masih ada abang Zafran, abang Mikeal, Kania, Adam, Arka atau bisa juga si imut Revalia. Kamu emang kurang beruntung Zea, dari sekian banyak anak teman ayah kenapa coba harus abang Rakes yang di sini, hadeuuuuh!! punyeng nih pala mikirnya. Au ah, mending cepat siap-siap sebelum uma ngeluarin senjata ampuhnya." Gundah Zea yang curhat pada dirinya sendiri.
Zea segera kembali ke kamarnya lslu bersiap-siap untuk solat magrib berjamaah yang sudah menjadi rutinitas keluarganya setiap magrib.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Jangan lupa LIKE KOMEN n VOTE@ ya manteman semua😊😊
Semoga manteman menyukainya😉😉
Ikuti terus ya kisahnya😘😘😘
KaMsaHamida ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
re
Temannya banyak laki yah
2021-07-04
0
Nita_
kYaknya makin rumit deh. ada zafran mikael dll.
jangan di buat banyak hati yg terluka ya thor.
apa2 jangan semuanya cinta zia.
mentng2 tokoh utama jangan di jadikan bahan akit hati buat tokoh lainnya
2020-06-03
3
A - 𝐙⃝🦜
ayo thor, zea kasih adek lah
2020-05-23
0