LOVE The MAFIA
Disebuah university terkenal di negara A, seorang gadis polos cantik berjalan melewati gerbang kampus dengan sedikit berlari.
Gadis polos itu terlambat datang kekampus hingga dia harus sedikit berlari.
"Ho, hu, hisss...." Dengan napas tersengal sengal, ia membungkuk guna mengatur napasnya. Saat merasa sedikit lebih baik, ia kembali menegakkan barangnya, namun netranya bertemu dengan netra Dosennya. Gadis ini, mengigit bibirnya karena kembali terlambat.
Sang Dosen menatap tajam mahasiswanya yang hobi terlambat ini. "Kamu kesini," ucap Dosen.
Gadis itu tak bergeming masih berdiri diambang pintu lalu melirik ke arah temannya yang ada di kursi tengah.
Karena gadis itu tak bergeming, membuat Dosennya sedikit merasa kesal, karena tak di hiraukan oleh mahasiswinya. "Kenapa kamu hanya mematung di sana?" Apa kamu tidak mendengar ucapan saya?!"
Lebih nas-nya lagi Dosen hari ini adalah salah satu dosen yang tegas, disiplin dan sangat profesional dalam mengajar, karena itu mahasiswa dan mahasiswi kampus memberikan julukan Dosen killer. Tak sampai disitu bahkan para mahasiswa/i akan berangkat sangat pagi saat mata kuliah dosen ini, hanya agar dapat tepat waktu masuk kedalam kelas, sebelum dirinya.
Baru saja gadis mudah itu ingin mengangkat kakinya melangkah masuk. Namun sang Dosen sudah lebih dulu, kembali berucap. "Berhenti. Silahkan berbalik dan tutup pintunya," ucap dosen.
Gadis mudah itu merasa sedikit kesal, dan ingin mengatakan sesuatu untuk protes karena dia tidak ingin di keluar kan dari kelas. Walau sudah biasa di keluarkan karena sering terlambat masuk kelas. Tapi hari ini dia hanya telat beberapa detik saja, dan sudah tidak bisa masuk mengikuti kelas.
Namun gadis polos itu merenungkan niatnya, kemudian memundurkan kakinya keluar, sembari menarik gagang pintu, namun sebelum pintu tertutup, Sang Dosen kembali berucap. "Dan yah, seterusnya kamu tidak perlu lagi mengikuti kelas saya lagi."
Gadis itu hanya memberikan senyum paksaan, tangannya terkepal kuat menggenggam gagang pintu. Ingin protes, percuma, yah sudahlah, fikirnya tak ingin ambil pusing. Mana kepalanya sudah pusing lagi.
Mau ngulang satu tahun lagi, yah dia tidak perduli lagi, terlihat sekarang di otaknya hanya ada satu yang ia fikirkan bagaimana caranya menghilangkan sakit kepalanya.
Dengan perasaan kesal, lemas, Gadis itu melangkah kan kakinya kesebuah ruangan, Di mana ruangan itu dipenuh dengan buku-buku yang tebal. Ia menyeret kakinya masuk keperpustakaan kampus, mencari kursi paling pojok, lalu mendudukkan bok*ngnya disana dengan sedikit kasar, serta menghempas tasnya dengan kasar di atas meja.
Jika biasanya orang masuk ke perpustakaan tujuannya adalah membaca buka, maka gadis ini masuk ke perpustakaan hanya untuk tertidur dan menghilang pusing di kepalanya yang sedari tadi membuatnya kesal. Begitu tangan dan kepalanya menyentuh meja, tak butuh waktu lama untuk ia tertidur pulas.
Setiap mahasiswa/i yang ada didalam perpustakaan menatap kearah meja gadis itu. Mereka bertanyak-tanyak tanyak kenapa setiap gadis itu masuk kedalam perpustakaan dia selalu saja duduk dipojok dan tertidur. Apa dia tidak tidur semalaman?, atau kenapa?. Fikir orang-orang di sana.
Selang beberapa saat, terlihat dosen yang mengajar di kelas Gadis tadi, telah selesai mengajar dengan menutup mata pelajaran yang dia bawakan. Kemudian Dosen itu keluar dari dalam kelas begitu pun mahasiswa lainnya.
Mereka semua keluar kelas, dengan tujuan ke kantin, untuk mengisi amunisi kembali. Akan tetapi satu mahasiswi berjalan kearah keperpustakaan.
Sampai di sana langsung saja ia berjalan menuju pojokan. "Bangun lah sudah cukup kau tertidur," ucap Gadis itu.
Tak ada respon dari temannya, membuatnya memutar bola mata malas. Dengan sedikit keras ia menggoyang-goyang tubuh temannya.
Namum orang yang sedang berusaha ia bangunkan tak bergeming sama sekali. Sehingga membuatnya kesal.
"Ini anak tidur apa mati sih kenapa susah banget di bangunin," celetuknya kesal.
Dengan penuh kekesalan ia kembali menggoyang-goyang tubuh temannya lebih keras, sambil menutup hidung temannya, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga temannya. "FRANC ALBERTA BAGUN." Sarkasnya dengan lantang, membuat si empunya nama kaget bukan kepalang.
Wajah gadis itu menjadi kesal, menatap kesal orang di depannya, namun yang di tatap wajahnya lebih kesal dan memerah.
ANGGI FRANC ALBERTA , si gadis polos cantik dengan gigi ginsul saat tersenyum. Franc juga adalah Salah satu mahasiswi yang sangat pintar, hanya saja sedikit sering terlambat datang ke kampus, hingga seringkali di keluarkan dari kelas bersama dengan sahabatnya. Tapi nahas kali ini dia hanya sendiri karena sahabatnya tak terlambat. Walau dia sering di keluarkan tapi tak membuat dirinya mengulang mata kuliahnya. Mungkin karena kerapkali menjadi perwakilan kampus mengikuti lomba dan menjadi juara.
Franc mengubah mimik wajahnya menjadi wajah ngantuk. "Oh star. Uuhmmmm," ucap Franc khas orang bangun tidur, lalu kembali tertidur.
Melihat Franc kembali ingin menjatuhkan kepalanya, Star dengan sigap menarik lengannya, menyeretnya keluar dari perpustakaan. Franc dengan mata yang belum terbuka lebar di tambah nyawa belum terkumpul, Franc berjalan gontai dengan mata masih tertutup.
STAR DAMIAN adalah satu satunya teman Franc di kampus. Mereka sudah lama berteman bahkan sebelum Franc datang kenegara A untuk melanjutkan pendidikannya. Star juga adalah gadis cantik, pintar, dan juga Star memiliki suara cempreng khas miliknya saat berteriak. Dia juga orang yang centil dan sangat menyukai pria yang tampan. Akan tetapi dia tidak pernah memiliki keinginan menjadikan salah satu pria yang di sukainya sebagai kekasih hatinya. Dirinya hanya benar benar menyukai sesuatu yang indah. Dan menurutnya laki laki dengan wajah tampan sesuatu yang indah apalagi saat dipandang, begitulah pikirnya.
"Aduh Star pelan-pelan jalannya, masih ngantuk nih... Ooouuuhhm," ucap Franc sesekali menguap.
Terlihat jelas dari raut wajahnya yang masih sangat mengantuk tapi sahabatnya ini tak membiarkan dia tertidur lagi. "Apa kamu tidak tidur semalam?" tanya Star masih menyeret Franc keluar dari perpustakaan.
"Hmmm," ucap Franc, Franc masih terus berusaha mengumpulkan nyawanya kembali.
"Memangnya apa yang kamu lakukan?, Jangan bilang kamu ..." ujar Star, dan berbalik cepat, kemudian menatap horor Franc.
Franc melihat tatapan horor temannya, hanya berdehem kecil sembari menganggukkan kepalanya.
Tatapan Star semakin horor saat mendengar jawaban sahabatnya, melihat hal itu Franc memperbaiki sedikit tatanan rambutnya. "Sudah gak usah kesal apalagi drama marah seperti ini, aku tidak mengambil semuanya. Aku juga menyisakannya untukmu," jawab Franc.
Mendengar penuturan sahabatnya, Star memanyungkan bibirnya kesal, namun seperdetik kemudian langsung berubah menjadi senyum sumringah. "Sunggukah?, Waoohh lalu di mana kamu menyimpannya?" tanya Star dengan mata berbinar senang.
"Dia ada di tempat biasa," jawab Franc, kembali melanjutkan makannya ke kantin, begitupun Star dengan cepat langsung menyusul langkah Franc.
Mereka ngobrol sambil berjalan beriringan menuju kearah kantin kampus. "Ohohh jadi ada di tempat biasa. Aku sudah gak sabar melihatnya Franc," ucap Star kegirangan, dan tidak sabar melihatnya.
"Seramu lah. Oiya, bukan kah kamu membangunkan aku tadi untuk mengajakku makan bukan?, jadi hari ini kau harus mentraktir," ucap Franc.
"Tidak masalah karena hari ini aku bahagia, jadi aku akan mentraktir kau sepuasmu" ucap Star dengan semangat yang sudah seperti orang yang baru saja mendapatkan undian lotere.
Mereka berjalan menuju kantin kampus, dengan senyum di bibir Star yang tak urung pudar bahkan wajahnya terlihat seperti membayangkan sesuatu yang sangat menyenangkan, jika melihat wajahnya.
Mereka menyusuri meja meja yang ada di kantin, lalu memilih meja paling ujung dekat tembok.
Sambil menunggu pesanan mereka, Franc mengeluarkan ponselnya dan bermain game.
"Franc kamu gak bohong kan?" tanya Star memastikan sahabatnya tidak sedang membohongi dirinya.
Mendengar apa yang di katakan sahabatnya Franc menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone miliknya.
"Ummmm. Pulang kuliah kau bisa melihatnya sendiri," ucap Franc sambil bermain game di handphone miliknya.
Setelah memastikan kembali ucapan sahabatnya. Dia sudah yakin sahabatnya tidak sedang membohongi dia. "Waoohhh. Aku benar benar tidak sabar Franc," ucap Star masih dengan tersenyum manis.
#continue 👉👉👉...................
...Like 👍👍👍 readers harapan author...
...comments 👇👇👇readers harapan author...
......................
...----------------...
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments