Eps4

"Apakah membutuhkan bantuan?" pertanyaan seseorang, membuat Arumi menoleh ke belakang.

Saat Arumi menoleh, orang itu tersenyum dan Arumi pun membalas senyuman orang tersebut. Berbeda dengan orang di sebelah nya, yang menatap tanpa ekspresi.

Di depan Arumi saat ini, ada 2 orang laki-laki, yang menawarkan bantuan adalah ustadz Ainun Najib, dan di sebelah nya gus abyan.

Arumi menatap mereka berdua bergantian, bingung. Kenapa tiba-tiba ada di belakang nya, ia tidak menyadari.

"Arumi perlu saya bantu?" membuyarkan lamunan nya.

"Eh apa ustadz?"

"Kamu ini kenapa Arumi? saya menawarkan bantuan, untuk membawa barang-barang kamu."

"Maaf ustadz, saya hanya terkejut."

"Apa perlu saya bantu?" ustadz Najib kembali mengulang dengan pertanyaan yang sama.

"Karena ustadz sudah menawarkan bantuan, tolong bawakan ini untuk ummi sama abah, dan ini lagi satu untuk dibagikan ke asrama putra." Arumi menyerahkan 2 paper bag, yang ia bawa dari rumah.

"Hanya ini saja yang saya bawa?" menunjukkan paper bag yang Arumi berikan.

"Iya ustadz itu saja, kalau yang saya bawa ini barang saya untuk dibawa ke asrama putri."

"Mungkin kamu bisa saya bawa," ucap ustadz Najib tanpa sadar.

"Hah?" Arumi bingung dengan perkataan ustadz Najib.

Gus Abyan menyenggol lengan temannya itu, suka sekali temannya ini berkata tidak sadar dengan yang di katakan.

"Eh maksud saya, barangnya biar sekalian, supaya kamu gak kesulitan bawanya."

"Oh begitu toh maksud ustadz, terima kasih banyak ustadz, sudah mau membantu, cukup itu saja! nanti setelah dari asrama putri, saya akan menyusul ke ndalem untuk bertemu ummi dan abah," ucap Arumi.

Sembari melirik gus Abyan di samping ustadz Najib, yang sejak tadi hanya memperhatikan Arumi dan ustadz Najib mengobrol.

"Ya Allah ganteng juga" batinnya

"Astaghfirullah apa yang aku pikirkan" ucap Arumi dalam hati.

Sambil menutup mata dan menggelengkan kepalanya.

"Arumi, kamu kenapa?" melihat Arumi yang menggelengkan kepalanya, ia bertukar pandang dengan gus Abyan.

"Sa-saya baik-baik saja ustadz, saya permisi dulu assalamu'alaikum." Arumi cepat memutar badannya meninggalkan 2 orang yang menatapnya bingung, melangkah kan kakinya lebar, agar cepat jauh dari mereka berdua, ia merasa malu dengan tingkahnya tadi.

"Wa'alaikum salam"

"Apa perempuan tadi, yang menggantikan Al di pondok jib?" gus Abyan membuka suara untuk bertanya setelah kepergian Arumi, yang sejak tadi dirinya hanya diam.

"Namanya Arumi, biasa dipanggil umi di pondok pesantren ini," jawab ustadz Najib.

"Eh bentar, Arumi dipanggil umi, lalu Abyan di panggil aby, umi dan aby, apa jangan-jangan kalian berjodoh," sambungnya.

"Kamu ini ngomong apa jib, makanya cepat khitbah sebelum keduluan saya."

"Tapi kalau misalnya benar berjodoh, pasti hatiku hancur melihat kalian menikah nanti." Dengan nada di buat sedih dan dramatis.

"Astaghfirullah jib, saya duluan aja, jangan lupa itu untuk abah dan ummi." Gus Abyan mengingatkan barang yang ada di tangan Najib, lalu berjalan mendahului ustadz Najib yang masih berdiri di tempatnya, dengan pura-pura menangis.

Sambil menyanyikan lagu Rossa.

Ku menangis

Membayangkan

Betapa kejamnya dirimu atas diriku

Kau duakan cinta ini

Kau pergi bersamanya

Ku menangis

Melepaskan

Kepergian dirimu dari sisi hidupku

Harus slalu kau tahu

Akulah hati yang telah kau sakiti.

"Assalamu'alaikum ustadz," ucap salah satu santri.

Menepuk lengan ustadz, yang masih belum menyadari dirinya sudah di tinggal sahabatnya itu.

"Ustadz Najib." Santri itu kembali menepuk lengan ustadz dan lebih mengeraskan suaranya.

"Eh apaan sih by." Sambil menoleh ke samping.

"Loh kenapa jadi kamu, apa Abyan punya ilmu berubah?"

"Gus Abyan tidak ada disini ustadz, yang saya lihat dari tadi disini hanya ustadz Najib, nyanyi-nyanyi sambil merem."

"Itu hanya menghayati lagu, kamu cepat kembali ke asrama, saya masih ada urusan."

Ustadz Najib berlalu pergi, meninggalkan santri itu.

"Menghayati lagu sebegitu nya, iya kalau suaranya bagus, ini kan kebalikannya."

"Kamu cepat kembali, saya dengar kamu ngomongin saya," teriak ustadz Najib.

Santri itu buru-buru pergi menuju asrama.

...*********...

"Assalamu'alaikum," ucap Arumi di aula asrama putri.

"Wa'alaikum salam," mereka serentak menoleh.

"Kak umi."

Arumi tersenyum, lalu memasuki asrama yang sudah berapa bulan tidak ia datangi.

"Kak umi, kenapa kalau mau datang gak bilang?"

"Mau bilang dengan cara gimana?"

"Iya juga sih ya."

"Kakak ada bawakan sedikit jajanan untuk kalian disini." Arumi menyerahkan plastik berisi makanan, yang di beli tadi sebelum ke pondok pesantren.

"Makasih kak umi."

"Kakak boleh numpang berwudhu dan ganti baju disini?"

"Kakak gak perlu izin juga boleh kak."

"Permisi sebentar ya semuanya." Menarik bibirnya menampilkan senyuman manisnya,

lalu beranjak memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaian nya.

Setelah selesai Arumi kembali dan menitipkan barang bawaan nya di asrama putri, ke ndalem tak sendiri melainkan meminta salah satu santri putri menemani nya, bertemu abah dan ummi di ndalem.

"Kak umi cantik banget sih, tanpa riasan juga wajahnya tetap cantik."

"Jangan lupa tetap bersyukur teman-teman, kak umi pasti selalu ingat sholat 5 waktu dan melaksanakan nya dengan tepat, tidak putus berwudhu."

"Astaghfirullah."

"Astaghfirullah."

"Astaghfirullah."

...********...

"Assalamu'alaikum." Arumi mengucap salam sebelum masuk ndalem.

"Waalaikum salam," sahut nya dari dalam.

"Arumi masuk nak," ucap ummi Dalilah mengajak Arumi untuk masuk.

Di dalam ada abah dan Gus Abyan, lalu Gus Affan beserta istri nya.

Arumi mencium punggung tangan ummi, lalu menuju abah juga mencium tangan nya.

"Arumi apa kabar? kenapa jarang kemari menemui ummi dan abah?"

"Arumi kan sibuk mi, sekarang kuliah fakultas kedokteran pula."

"Maafin Arumi bah, mi, Arumi lebih sering di rumah sekarang dari pada kaluar kalau tidak ada kegiatan."

"Lebih bagus seperti itu, tapi sering-sering lah ke sini, ummi gak ada teman semenjak Al berangkat, laila juga jarang disini."

"Insya Allah, Arumi akan sering mi."

"Tinggal disini saja ya, Arumi biar selalu temani ummi." ucap ummi

"Arumi kan punya keluarga mi." Tidak enak dengan istrinya, yang menginginkan Arumi tinggal di ndalem.

"Kalau gitu nikah aja sama Aby biar kita jadi keluarga, lagian bunda nya Arumi kan teman nya ummi juga dia pasti setuju, Arumi kan cantik bah juga pintar pasti Aby mau, iya kan by?" Abyan yang sejak tadi diam mendongak, menatap ummi nya tanpa menjawab.

"Laila juga senang, jika Arumi yang jadi adik ipar Laila mi," ucap Laila istri Gus Affan.

Arumi juga sama ia hanya menunduk, dirinya tidak tau harus berkata apa saat ini.

Setelah lama mengobrol di ndalem, tak terasa sudah memasuki ba'da maghrib, semua orang ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah.

Kali ini berbeda dari biasanya, seseorang yang menjadi imam masjid bukanlah abah, entah siapa Arumi penasaran, suaranya sangat merdu di pendengarannya.

"Suara Gus Abyan merdu sekali yah," ucap santri pada temannya setelah sholat.

"Gus Abyan ternyata yang jadi imam, Masya Allah" batinnya dalam hati

...*******...

Waktu sudah menunjukkan pukul 10:00pm, Arumi baru selesai mengajari santri belajar.

"Ya ampun malam banget ini, coba hubungi Widya aja dulu supaya kesini." Karena jarak rumah Widya dekat dengan pondok pesantren.

Namun, Widya tak kunjung mengangkat panggilan telepon dari Arumi.

"Ya Allah, apa Widya udah tidur ya?" ucap Arumi bertanya pada diri nya tanpa ada yang menjawab.

"Assalamu'alaikum" ucap seseorang.

"Wa'alaikum salam."

"Eh" Arumi baru menyadari, ada orang lain di dekat nya.

"Kenapa belum pulang?"

"Saya sedang menunggu teman saya gus," jawabnya meletakkan handphone nya ke dalam tas.

"Apa sudah bisa di hubungi?" Gus Abyan sebenarnya sejak tadi mendengar ucapan Arumi, yang mengatakan bahwa Widya tidak dapat di hubungi.

"Tidak gus,"lirihnya.

"Kalau gitu biar saya antar, nanti terlalu malam kamu sampai di rumah."

"Tidak perlu gus, saya bisa sendiri."

"Kamu yakin bisa sendiri? kamu tetap dengan motor kamu, saya di belakang dengan motor saya, kalau tidak juga tidak masalah kalau mau pulang sendiri juga silahkan, tapi hati-hati, malam hari begini biasanya-

"Iya, saya mau gus." Abyan tersenyum membalikkan tubuhnya mengambil motor untuk mengantar Arumi pulang.

"Aduh kok main mau aja sih, tapi gak apa lah, yang penting bisa pulang."

Arumi melajukan motornya, di depan motor yang di kendarai Abyan.

Abyan mengantarkan sampai gerbang depan rumah.

"Terima kasih gus, maaf sudah merepotkan." Arumi tidak tau harus mengatakan apa, tidak mungkin ia menyuruh Abyan untuk singgah.

"Saya pulang dulu, salam untuk bunda dan ayah kamu."

"Baik gus, sekali lagi terima kasih."

"Hmmm," ucapnya berdehem.

"Cepat tutup pagarnya, lalu masuk."

"Eh iya gus." Arumi menutup pagarnya, lalu masuk ke dalam rumah.

Melihat Arumi sudah masuk ke dalam rumah, Aby melajukan motornya untuk kembali ke pesantren.

Arumi melihat dari kaca jendela rumah nya.

"Alhamdulillah sudah sampai rumah, ternyata dia baik juga mau nganterin aku pulang."

Sudah sangat malam, Arumi langsung menuju kamar untuk membersihkan badannya dan sholat sebelum tidur.

🌻 Jangan lupa selalu bersyukur

Bersambung 💃💃💃

Episodes
1 Eps1
2 Eps2
3 Eps3
4 Eps4
5 Eps5
6 Eps6
7 Eps7
8 Eps8
9 Gara-gara terserah
10 Najib dan Widya
11 Bingung mau kemana
12 Gugup melanda
13 Calon Abyan
14 Kentang
15 Makan malam keluarga
16 Menentukan hari
17 Di jemput
18 Pernikahan Y&Z
19 Pernikahan A&A
20 Gagal mp
21 Masak
22 Pengetahuan
23 LEPASKAN TANGAN ISTRI SAYA
24 Cemburu?
25 Junior?
26 Miawww
27 ceramah apa amarah?
28 Malu
29 insecure
30 Mahasiswa
31 Pelakor?
32 Teman Abyan
33 Abyan dan Najib
34 Tidak jelas
35 Widya dan Najib
36 Mengantar Widya
37 Transferan
38 Sakit hati
39 Menghindar
40 Belum percaya
41 Mogok bicara
42 Terobsesi
43 Paham salah
44 Abyan demam
45 Ya zaujatii
46 Semangkuk berdua
47 Wanita simpanan?
48 Malam yang tertunda
49 Lamaran untuk widya
50 Cemburu nya Abyan
51 Najib terkenal
52 Kesal Arumi
53 Om om teman bonyok
54 Tingkah ibu dan anak
55 Mengizinkan Akbar
56 Meminta maaf
57 Masakan bunda
58 Aneh dan malas
59 Abyan ke luar kota
60 Rencana untuk memberi kejutan
61 Kecelakaan pesawat
62 Tidak ingin bangun
63 Masih hidup
64 Calon suami Widya
65 Hilal terbuka
66 Terbongkar
67 Posesif
68 Pernikahan Najib dan Widya
69 Ketulusan seseorang
70 Ngidam masakan Najib
71 Pisah kamar
72 Pasangan somplak
73 Aroma khas pelakor
74 Menuruti bumil
75 Abyan yang tidak peka
76 Serba salah
77 Sama-sama beruntung
78 Introgasi
79 Prasangka seorang istri
80 Peluang tidak akan datang dua kali
81 Poligami tidak dilarang, namun banyak tidak menyetujui berpoligami
82 Bertemu Anisa
83 Anak kedua
84 Penyesalan Zahra
85 Cita-cita Anisa
86 Meminta izin
87 Mengisi acara
88 Harapan orang tua
89 istri penurut
90 Setia seorang sahabat
91 Zahra meminta maaf
92 Memaafkan
93 Perasaan takut
94 Lamaran di tolak
95 Mencari cara mencelakai Arumi
96 Keluarga harmonis ayah dan bunda
97 Bahagia asal bersama istri
98 Saling meledek
99 Tanda ikatan
100 Tertular virus Najib
101 Pernikahan F & A
102 Sepupu Farid
103 Ingin mengenal Akbar
104 Terlalu Masyaa Allah
105 Melamar khayra
106 Sering makan
107 Bingung cari baju
108 Tidak selera makan
109 Pelakor ada dimana-mana
110 meminta maaf
111 pernikahan A&Kh
112 Cita-cita tinggi
113 Suami arab
114 Do'a calon appa
115 Sebuah video
116 Arumi melahirkan
117 Calon mantan suami
118 Hukuman Abyan
119 Kondisi Abyan
120 Pulang tanpa izin
121 Kerumah mertua
122 Baby Feer
123 Kebenaran terungkap
124 Saudara tiri
125 Baik-baik sayang N&W
126 Zahra melahirkan
127 Pamit pulang
128 Ke pesantren
129 Najib yang manja
130 Laki-laki dan perempuan setara
131 Fila yang cerdas
132 Dokter koas
133 Operasi pasien
134 Dokter Kevin
135 Dokter Kevin dan suster Mira
136 Perasaan bingung Mira
137 Meminta solusi
138 Menghindari Kevin
139 Zahra siuman
140 Mira yang pesimis
141 Keluarga dokter Kevin
142 Menerima lamaran Kevin
143 Mira belum siap menikah
144 Ke rumah dokter Kevin
145 Abyan tidak menyukai yusuf
146 Farid dan Najib
147 Kerja sama keluarga
148 Sama-sama iseng
149 Malam sebelum pernikahan
150 Pernikahan Mira dan Kevin
151 Pasutri baru digoda
152 Malu-malu pasutri baru
153 Pulang ke pesantren
154 Tukang bedah rumah
155 Dokter Kevin, duda?
156 Mira mengetahui
157 Mira istri kedua
158 Cuakkksss
159 Mira hamil?
160 TAMAT
161 Promo novel baru
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Eps1
2
Eps2
3
Eps3
4
Eps4
5
Eps5
6
Eps6
7
Eps7
8
Eps8
9
Gara-gara terserah
10
Najib dan Widya
11
Bingung mau kemana
12
Gugup melanda
13
Calon Abyan
14
Kentang
15
Makan malam keluarga
16
Menentukan hari
17
Di jemput
18
Pernikahan Y&Z
19
Pernikahan A&A
20
Gagal mp
21
Masak
22
Pengetahuan
23
LEPASKAN TANGAN ISTRI SAYA
24
Cemburu?
25
Junior?
26
Miawww
27
ceramah apa amarah?
28
Malu
29
insecure
30
Mahasiswa
31
Pelakor?
32
Teman Abyan
33
Abyan dan Najib
34
Tidak jelas
35
Widya dan Najib
36
Mengantar Widya
37
Transferan
38
Sakit hati
39
Menghindar
40
Belum percaya
41
Mogok bicara
42
Terobsesi
43
Paham salah
44
Abyan demam
45
Ya zaujatii
46
Semangkuk berdua
47
Wanita simpanan?
48
Malam yang tertunda
49
Lamaran untuk widya
50
Cemburu nya Abyan
51
Najib terkenal
52
Kesal Arumi
53
Om om teman bonyok
54
Tingkah ibu dan anak
55
Mengizinkan Akbar
56
Meminta maaf
57
Masakan bunda
58
Aneh dan malas
59
Abyan ke luar kota
60
Rencana untuk memberi kejutan
61
Kecelakaan pesawat
62
Tidak ingin bangun
63
Masih hidup
64
Calon suami Widya
65
Hilal terbuka
66
Terbongkar
67
Posesif
68
Pernikahan Najib dan Widya
69
Ketulusan seseorang
70
Ngidam masakan Najib
71
Pisah kamar
72
Pasangan somplak
73
Aroma khas pelakor
74
Menuruti bumil
75
Abyan yang tidak peka
76
Serba salah
77
Sama-sama beruntung
78
Introgasi
79
Prasangka seorang istri
80
Peluang tidak akan datang dua kali
81
Poligami tidak dilarang, namun banyak tidak menyetujui berpoligami
82
Bertemu Anisa
83
Anak kedua
84
Penyesalan Zahra
85
Cita-cita Anisa
86
Meminta izin
87
Mengisi acara
88
Harapan orang tua
89
istri penurut
90
Setia seorang sahabat
91
Zahra meminta maaf
92
Memaafkan
93
Perasaan takut
94
Lamaran di tolak
95
Mencari cara mencelakai Arumi
96
Keluarga harmonis ayah dan bunda
97
Bahagia asal bersama istri
98
Saling meledek
99
Tanda ikatan
100
Tertular virus Najib
101
Pernikahan F & A
102
Sepupu Farid
103
Ingin mengenal Akbar
104
Terlalu Masyaa Allah
105
Melamar khayra
106
Sering makan
107
Bingung cari baju
108
Tidak selera makan
109
Pelakor ada dimana-mana
110
meminta maaf
111
pernikahan A&Kh
112
Cita-cita tinggi
113
Suami arab
114
Do'a calon appa
115
Sebuah video
116
Arumi melahirkan
117
Calon mantan suami
118
Hukuman Abyan
119
Kondisi Abyan
120
Pulang tanpa izin
121
Kerumah mertua
122
Baby Feer
123
Kebenaran terungkap
124
Saudara tiri
125
Baik-baik sayang N&W
126
Zahra melahirkan
127
Pamit pulang
128
Ke pesantren
129
Najib yang manja
130
Laki-laki dan perempuan setara
131
Fila yang cerdas
132
Dokter koas
133
Operasi pasien
134
Dokter Kevin
135
Dokter Kevin dan suster Mira
136
Perasaan bingung Mira
137
Meminta solusi
138
Menghindari Kevin
139
Zahra siuman
140
Mira yang pesimis
141
Keluarga dokter Kevin
142
Menerima lamaran Kevin
143
Mira belum siap menikah
144
Ke rumah dokter Kevin
145
Abyan tidak menyukai yusuf
146
Farid dan Najib
147
Kerja sama keluarga
148
Sama-sama iseng
149
Malam sebelum pernikahan
150
Pernikahan Mira dan Kevin
151
Pasutri baru digoda
152
Malu-malu pasutri baru
153
Pulang ke pesantren
154
Tukang bedah rumah
155
Dokter Kevin, duda?
156
Mira mengetahui
157
Mira istri kedua
158
Cuakkksss
159
Mira hamil?
160
TAMAT
161
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!